6 Tips Finansial Untuk Hadapi Quarter Life Crisis

Keuangan279 Dilihat

Pernah mendengar istilah quarter life crisis?

Singkatnya, quarter life crisis adalah suatu kondisi dimana menjelang atau saat berusia 25 tahun bahkan setelahnya, kita merasa ragu dengan berbagai hal. Terutama tentang pencapaian karir, keuangan, konsep diri, bahkan belief system lain yang dimiliki selama ini.

Bukan hanya ragu, kondisi ini biasanya di perparah dengan perasaan stuck (terjebak) atas pilihan-pilihan hidup yang sudah di ambil dan juga perasaan kesepian.

“Umur 25+ belum punya apa-apa?”

Bagi sebagian orang, kalimat seperti ini biasanya bisa membuat orang auto panik.

Jika Anda merasa sedang mengalami hal yang sama, sebaiknya jangan langsung panik. Percayalah bahwa kondisi ini bisa kita lalui dengan lebih baik dengan berpikir rasional. Kita bisa mulai dengan menata kembali keuangan pribadi.

Kenapa keuangan?

Karena kebutuhan dasar manusia sangat bergantung pada keuangan. Mulai dari mengakomodir kebutuhan sehari-hari, keinginan membantu orang tua, pengembangan diri dan lain sebagainya. Keuangan yang berantakan akan membuat kita tambah insecure dan semakin overthinking.

Jadi bisa di bilang, finansial adalah basis kita untuk menata banyak hal dalam hidup satu persatu. Dengan begitu, quarter life crisis bisa kita lalui dengan lebih bijak.

Kira-kira, nasihat finansial apa yang dibutuhkan oleh para milenial yang sedang mengalami quarter life crisis?

1. Insecure Boleh, Panik Jangan!

Insecure Boleh, Panik Jangan!
gambar : unsplash.com/ nate neelson

Perasaan insecure adalah suatu hal yang wajar, karena nyatanya manusia memang tidak sempurna. Namun, ada juga perasaan insecure yang bisa jadi pertanda bahwa memang ada hal yang perlu kita perbaiki agar kita bisa hidup dengan lebih baik.

Sehingga kita perlu memilih mana perasaan insecure yang layak untuk di berikan perhatian ekstra. Tentunya dengan langkah-langkah yang logis dan rasional ya.

Misalnya soal finansial.

Boleh jadi saat ini kita merasa insecure soal keuangan karena merasa “belum punya apa-apa”.

Tapi yang perlu kita garis bawahi adalah pertama, cari sebabnya dan apa yang perlu di lakukan. Kedua, perjelas motivasi kita dan pastikan itu berasal dari diri kita sendiri, bukan orang lain. Apa yang dimaksud “belum punya apa-apa”?.

Coba cek, apakah kita masih suka sembarangan membeli barang sehingga tidak bisa menabung? Atau mungkin karena menjadi generasi sandwich, keuangan menjadi sangat terbatas dan kita belum mencari solusi yang lebih baik?

Atau malah justru kita memang belum tahu prioritas hidup kita? Jangan-jangan kita juga belum membuat budgeting yang pas sesuai kondisi kita.

Cobalah cek financial insecurity kita dari sudut pandang proses, bukan hanya hasil saja. Karena hasil yang ada saat ini tergantung dari proses dibaliknya. Ubahlah apa yang masih memungkinkan kita ubah.

Dengan berpikir seperti ini, sebenarnya kita sedang memindahkan mode panik menjadi insecurity yang dapat membuat diri kita berkembang.

Baca juga :

2. Jangan Terlalu Memikirkan Kata Orang

Krisis terjadi akibat adanya ekspektasi yang tidak sesuai dengan realita. Kalau tidak ada ekspektasi, maka tidak akan ada krisis. Jadi, apakah kita tidak boleh berekspektasi?

Tentu saja tidak demikian, karena selama kita hidup kita akan terus berekspektasi untuk memenuhi kebutuhan dan menjalani kehidupan.

Namun biasanya, jebakan justru terletak pada ekspektasi. Orang-orang yang mengalami quarter life crisis terjebak dalam ekspektasi orang lain. Mulai dari ekpektasi masyarakat umum sampai yang berasal dari orang-orang terdekat.

Padahal kunci pertama yang perlu di tanamkan dalam diri, dalam hal ini adalah soal keuangan yaitu jangan menjadikan ekspektasi dari orang lain sebagai motivasi utama. Karena ekspektasi dari orang lain sifatnya tidak terbatas dan pasti tidak bisa kita penuhi semuanya.

Saat kondisi kita sedang kesulitan stop comparing our life with others. Prinsip ini akan sangat membantu kita.

Dari pada fokus dengan ekspektasi orang lain, lebih baik buat batasan dengan membuat financial planning yang berasal dari rencana hidup kita sendiri dan keluarga. Penjelasan lebih lengkapnya, bisa Anda baca di poin ke 3 berikut ini!

3. Mulai Buat Financial Planning Agar Tidak Stres

tips hadapi quarter life crisis Mulai Buat Financial Planning Agar Tidak Stres
gambar : unsplash.com/ Alexa Williams

Financial planning memang tidak akan membuat kita auto kaya. Tapi, dengan perencanaan yang tepat kita mampu menyadari prioritas kita sendiri. Dengan begitu, kita tidak mudah terombang- ambing apa kata orang dan fokus pada tujuan.

Set priority adalah kunci utama. Apalagi jika kita sudah berkeluarga dan memiliki anak, maka kita tidak bisa lagi hanya memikirkan kehidupan berdua dengan pasangan.

Checklist yang kita buat ini tujuannya agar kita tetap on the track. Bukan malah menjadikan kita stres dengan target.

Saat ini, kebanyakan orang malah terbalik mendudukan checklist. Hidup dengan berbagai checklist yang akhirnya membuat sangat tertekan. Rasanya selalu cemas dan merasa ada yang kurang jika belum memenuhi semua checklist dengan sempurna sampai tidak bisa menikmati hidup.

Dengan kata lain, checklist dibuat untuk berevaluasi, bukan sebagai target. Jadi ketika kita sudah berusaha maksimal dan ternyata belum sesuai dengan ekspektasi, kita bisa lebih berlapang dada dan bisa melihat hal berharga lain yang mungkin kita dapatkan padahal tidak ada dalam list.

Misalnya, kita sudah berkeluarga dan memiliki anak. Maka salah satu prioritas utamanya adalah bagaimana bisa memberikan pendidikan terbaik semampu yang kita bisa.

Dalam perjalanan hidup pasti akan banyak sekali godaan yang membuat kita gagal melaksanakan prioritas tersebut. Diskon akhir tahun, keinginan berbelanja tiap bulan, belum lagi bocor halus lainnya.

Sudah ada pos-pos keuangan dan bugdeting saja kita tetap perlu belajar karena kendala itu selalu ada baik dari faktor internal atau eksternal. Apalagi jika tidak ada langkah detailnya, sudah pasti mudah ambyar!

Karena kita menempatkan prioritas pendidikan anak sebagai checklist yang berfungsi bukan sebagai target melainkan kompas untuk berevaluasi, kita akan fokus membangun dan beradaptasi. Bukan malah hidup tertekan dan membuat kita tidak bisa berkembang saat checklist tidak sesuai harapan karena suatu hal.

Baca juga, Ternyata Ini, Skill yang Di miliki Banyak Orang Kaya!

4. Fokus Mengontrol dan Meningkatkan Penghasilan

Biasanya, ada dua alasan kenapa orang merasa insecure dengan keuangannya dan menghasilkan krisis di usia 25-an.

Pertama, karena terus menerus membandingkan diri dengan hidup orang lain. Kedua, karena memang kondisi finansialnya belum cukup memenuhi kebutuhan hidup yang layak.

Untuk alasan pertama, jawabannya sudah di bahas pada poin kedua ya. Sekarang kita akan membahas alasan kedua, dimana solusinya juga hanya ada dua yakni mengontrol dan meningkatkan penghasilan.

Jika kita sudah tahu prioritas apa yang akan kita tuju, langkah selanjutnya untuk bisa mengontrol keuangan adalah dengan membagi beberapa pos keuangan, budgeting serta melakukan evaluasi secara rutin.

Sementara itu, untuk meningkatkan penghasilan salah satu caranya adalah kita harus berinvestasi.

Namun, sebelum membayangkan investasi dalam bentuk saham, properti atau hal besar lainnya, berinvestasilah pada hal-hal yang paling penting dan mampu Anda lakukan saat ini. Contohnya ilmu yang praktikal, memilih barang-barang yang menunjang produktifitas, dan lain sebagainya.

Berinvestasi semacam ini, mungkin membutuhkan waktu untuk bisa menghasilkan. Sehingga untuk mendapatkan penghasilan jangka pendek Anda juga bisa melakukan pekerjaan sampingan yang tentunya tidak sampai mengganggu pekerjaan utama Anda.

Jadi, siapkah Anda mengontrol dan meningkatkan penghasilan sebagai salah satu tindakan untuk menghadapi quarter life crisis lebih baik?

Baca juga, 4 Cara Atur Keuangan Keluarga Ala Prita Ghozie

5. Menabung dan Berinvestasilah Pelan-Pelan

Menabung dan Berinvestasilah Pelan-Pelan
gambar : unsplash.com/ Towfiqu barbhuiya

Setelah mempraktikan poin-poin yang sudah kita bahas sebelumnya, barulah kita bisa memikirkan poin ke 5 ini ya. Jadi jangan pernah skip-skip proses keuangan sebelumnya.

Inilah saat yang paling di tunggu, karena yang banyak orang lihat saat krisis adalah hasil berupa aset atau kondisi keuangan yang sejahtera.

Namun kembali lagi, hasil itu tergantung prosesnya.

Jika Anda merupakan seorang newbie, maka jangan langsung tancap gas setelah berhasil menyisihkan uang untuk pos menabung & investasi. Mulailah pelan-pelan dengan memahami cara kerja berbagai instrumen keuangan.

Hal ini sangat penting, karena kita perlu mencocokan instrumen keuangan dengan tujuan keuangan serta profil investor yang kita miliki.

Misalnya saat ini prioritas keuangan Anda adalah dana darurat yang cukup. Maka instrumen keuangan yang tepat untuk menyimpan uang Anda adalah di temapt-tempat yang rendah resiko dan mudah di cairkan seperti deposito, reksadana pasar uang dan emas.

Berbeda lagi jika prioritasnya adalah dana pendidikan yang rencananya akan di cairkan 10 tahunan lagi.

Dengan mempelajari berbagai instrumen keuangan, kita bisa menghindari resiko kerugian ataupun investasi bodong yang terlihat menggiurkan.

6. Bangun Relasi yang Berkualitas

Salah satu masalah yang di alami oleh milenial dalam quarter life crisis adalah kesepian. “Ah cengeng, cuma kesepian saja dibesar-besarkan!”

Ets, jangan sepelekan masalah ini.

Jika perasaan kesepian ini dibiarkan berlarut-larut, hal ini akan bisa menurunkan kualitas hidup seseorang loh!

Setelah dewasa, kita perlu menerima kenyataan bahwa manusia juga merupakan makhluk sosial. Selain membutuhkan support system, kita juga butuh orang-orang yang bisa di ajak berdiskusi untuk memecahkan berbagai persoalan. Termasuk keuangan.

Semua ini bisa kita dapatkan dengan membangun kualitas hubungan yang baik.

Inilah salah satu resep mengurangi rasa kesepian. Sebab umumnya, kesepian terjadi bukan karena kita tidak punya relasi, melainkan kita merasa tidak ada yang bisa mengerti dan membantu saat kita membutuhkannya.

Selain itu, dengan menjalin relasi yang berkualitas kita bisa meningkatkan opportunity dalam hal karir dan keuangan.

Jadi, mulai sekarang hubungi teman-teman lama yang sekiranya se-frekuensi dengan Anda!

Mungkin Anda berpikir, saat ini mereka sudah sibuk dengan tanggung jawab dan urusan masing-masing. Hal itu ada benarnya, karena ada hal-hal yang selalu dan perlu berubah. Tapi bukan berarti mereka tidak punya waktu untuk Anda, siapa tahu mereka juga sedang merasakan hal yang sama.

Buatlah sebuah janji bertemu atau sekedar ngobrol-ngobrol lewat telepon/ videocall. Atau, jika Anda siap, mulai membuka pertemanan dengan orang baru bisa juga jadi alternatif.

Penutup

Sebenarnya, krisis itu akan selalu ada pada setiap tahapan perkembangan manusia dimana salah satunya saat kita berusia 25-an.

Hal ini dikarenakan kita memang perlu beradaptasi untuk melangkah pada tahap perkembangan selanjutnya. Pada usia 25-an, salah satu krisis terbesar yang banyak di rasakan orang adalah soal keuangan. Oleh karena itu, butuh langkah bijak agar bisa melaluinya dengan baik.

Semoga beberapa tips finansial di atas bisa menginspirasi Anda menghadapi quarter life crisis khususnya dalam hal keuangan ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *