9 Tips Budgeting Cerdas Untuk Generasi Sandwich

Keuangan338 Dilihat

Istilah generasi sandwich mungkin sudah akrab di telinga kita. Atau malah kita adalah salah satunya?

Konflik batin antara membiayai kebutuhan anak istri dan keluarga sendiri rasanya tidak pernah selesai. Jangan untuk happy-happy, ketika gajian awal bulan uang habis di bagi sana- sini. Wajar jika kadang Anda merasa lelah dengan keadaan ini.

Meski demikian, kita tetap harus yakin kalau kita bisa menghadapinya dan juga memutus rantainya. Oleh karena itu selain bekerja keras, sebagai generasi sandwich kita juga perlu cerdas dalam mengatur keuangan. Ingat ya, cerdas!

Era digital bisa lebih memudahkan semuanya jika kita memanfaatkannya dengan baik. Apalagi usia kita yang masih muda menjadi suatu keuntungan tersendiri. Karena kondisi fisik, mental serta kesempatan yang masih terbuka lebar.

Salah satu hal yang paling penting agar kita bisa memiliki keuangan yang sehat adalah budgeting. Banyak orang yang melewatkannya karena dianggap sepele.

Padahal selain sebagai kunci awal untuk cash flow yang baik dan menghindari kebocoran halus dalam keuangan. Dengan begitu, kita tidak terlalu pusing memilih anak istri atau sanak saudara lagi setiap gajian nanti.

Kira-kira bagaimana cara cerdas budgeting untuk generasi sandwich? Yuk kita simak tipsnya!

1. Luangkan Waktu untuk Berdiskusi dengan Pasangan

Luangkan Waktu untuk Berdiskusi dengan Pasangan
gambar : unsplash.com/ Sabri Tuzcu

Sebelum membuat budgeting keluarga, pertama-tama ajaklah pasangan untuk meluangkan waktu bersama agar diskuis keuangan lebih kondusif.

Budgeting bisa menjadi hal yang sensitif apalagi jika salah sorang pasangan ataupun keduanya merupakan generasi sandwich. Banyak pasangan yang akhirnya cekcok setelah membicarakan tentang budgeting.

Hal ini terjadi mungkin karena ada pandangan tentang uang yang belum satu frekuensi, asumsi-asumsi yang belum terkomunikasikan dengan baik dan juga kondisi yang tidak mendukung lain. Misalnya sedang capek, fokus bekerja dan lain-lain.

Sebaiknya kita menghindari hal ini agar budgeting berjalan dengan efektif, kita perlu sepakat untuk meluangkan waktu untuk berdiskusi mengenai hal ini bersama pasangan.

Minimal, dengan menyengaja seperti ini, kita bisa menciptakan suasana yang tenang dalam membicarakan budgeting nanti.

2. Terbuka Soal Sumber Pemasukan

Langkah selanjutnya yang harus di lakukan para generasi sandwich sebelum mengatur budget adalah mengetahui pemasukan keluarga. Bagi Anda yang sudah terbuka soal pemasukan, ini adalah langkah yang bagus. Namun bagi yang belum, sebaiknya mulai sekarang belajarlah lebih terbuka.

Tidak terbuka soal pemasukan adalah salah satu pantangan dalam mengatur keuangan rumah tangga karena bisa membuat masalah bertambah rumit. Jadi sebisa mungkin belajarlah lebih terbuka, dimulai dengan pemasukan keluarga.

Bicarakan dari mana saja sumber income keluarga Anda jika ada lebih dari satu sumber. Jumlahkan semua total income keluarga, baik dari suami dan istri (jika keduanya bekerja).

Jangan lupa pisahkan mana yang bersifat rutin (tetap) dan non rutin. Sehingga di ketahui total income minimum tiap bulannya. Ini bisa menjadi asumsi dalam mengatur budget khususnya bagi generasi sandwich.

Misalnya saja Anda dan pasangan memiliki gaji tetap dengan total Rp 8.000.000. Selain itu, Anda dan pasangan juga memiliki usaha sampingan dengan keuntungan bersih sekitar Rp 1.500.000/ bulan. Namun income dari usaha sampingan ini sifatnya tidak pasti, bisa ada dan tidak ada tiap bulannya.

3. Tulis Semua Pengeluaran Bulanan

Tidak terbuka soal pemasukan bisa jadi sumber pertengkaran dalam rumah tangga, begitu juga dengan pengeluaran.

Coba tuliskan semua pengeluaran bulanan yang dibutuhkan. Pasang saja nominal idealnya, jangan dulu di otak-atik. Dengan begitu, kita bisa mengevaluasi serta menyesuaikannya bersama saat berdiskusi dengan pasangan soal budgeting.

Pengeluaran bulanan yang di maksud meliputi anggaran untuk keluarga kecil Anda, serta orangtua atau saudara lain yang ada dalam tanggungan. Anda bisa membaginya kedalam beberapa kategori terlebih dulu. Berikut adalah ilustrasinya!

Anggaran Bulanan Keluarga

Rumah :

  • Kontrakan : Rp 1.000.000
  • Perawatan rumah : Rp 150.000
  • PDAM : Rp. 35.000
  • Listrik : Rp 105.000

Konsumsi :

  • Belanja mingguan : Rp 1.000.000 (5 minggu)
  • Belanja bulanan : Rp 200.000 (saos, tepung, frozen food, dll)

Sekolah anak :

  • SPP : Rp 100.000
  • Uang kegiatan : Rp 100.000

Self care :

  • Skin care : Rp 400.000
  • Body care : Rp 200.000
  • BPJS : Rp 150.000

Have fun :

  • Jajan anak : Rp 300.000
  • Refreshing : Rp 450.000

Sosial :

  • Infaq : Rp 200.000
  • Gift : Rp 150.000

Orangtua dan saudara :

  • Bantu ortu : Rp 500.000
  • Bantu SPP Adik : Rp 100.000

TOTAL PENGELUARAN BULANAN : Rp. 5.140.000

4. Menentukan Prioritas Keuangan

Setelah tahu berapa jumlah pemasukan keluarga dan juga pengeluarannya sekarang saatnya kita menentukan prioritas keuangan.

Part ini biasanya tidak terlalu di sukai, karena bagi sebagian orang rasanya berat sekali. Namun kita wajib membuat tujuan dan prioritas agar keuangan tetap terkendali. Apalagi posisinya kita harus membagi income bukan hanya untuk kebutuhan keluarga kecil tapi juga orangtua atau sanak saudara yang lain.

Walaupun Anda ingin sekali membantu orangtua dan sanak saudara, keluarga kecil yang sudah Anda bina tetap harus di utamakan terutama dalam beberapa ha mendasar. Misalnya soal pendidikan anak, tentu saja sebagai orangtua Anda wajib menyekolahkan anak dan memenuhi kebutuhannya dengan layak semampu Anda.

Jadi intinya, coba diskusikan bersama pasangan tentang apa saja hal mendasar yang perlu di prioritaskan. Lakukan hal yang sama pada kebutuhan keluarga besar yang sedang kita tanggung. Hal ini akan mempermudah Anda dalam menentukan besaran anggaran keluarga.

5. Sisihkan Gaji Untuk Pos Kesehatan

generasi sandwich Sisihkan Gaji Untuk Pos Kesehatan
gambar : unsplash.com/ jp valery

Salah satu aspek hidup yang seringkali menguras kantong adalah urusan kesehatan. Apalagi bagi kita yang hidup sebagia enerasi sandwich, ancaman keuangan karena masalah kesehatan sangat nyata.

Jika tidak diri sendiri, anak atau pasangan yang sakit, orangtua atau saudara yang ada dalam tanggungan bisa juga terkena suatu penyakit. Sehingga asuransi kesehatan atau minimal BPJS kesehatan wajib masuk dalam anggaran. Selain itu, pastikan orangtua atau saudara yang kita tanggung juga tercover asuransi/ BPJS.

Disarankan untuk menambah budget untuk kesehatan selain untuk asuransi/ BPJS. Minimal untuk keluarga kecil, seperti misalnya multivitamin atau madu, dan juga akses/ alat olahraga. Syukur-syukur bila ada rezeki, Anda bisa memberikan fasilitas yang sama untuk orangtua atau saudara yang Anda tanggung.

6. Atur Pos Investasi

Seperti yang disarankan oleh para financila planner, pos keuangan sebaiknya di bagi menjadi 3 yakni pos livin maksimal 50%, saving minimal 30% dan playing 20%. Atau jika tidak bisa, minimal kita berkomitmen untuk membagi 75% untuk living dan 25% income untuk saving.

Nah, pos living sebenarnya sudah kita bicarakan pada poin 3 sampai 5. Sekarang saatnya membicarakan pos saving. Pos ini akan kita isi dengan minimal 25% pemasukan kita. Masalahnya, untuk menabung dan investasi, kita harus menentukan tujuan terlebih dahulu.

Bagi generasi sandwich, disarankan untuk terlebih dahulu memiliki dana darurat dan dana pendidikan anak. Sehingga pos investasi ini akan di bagi sebagian untuk dana darurat dan sebagiannya lagi untuk dana pendidikan anak. Mengenai besarannya, Anda perlu merencanakannya secara khusus terlebih dahulu.

Bagaimana jika sudah punya dana darurat? Apa bisa langsung skip?

Pertama, pastikan dana darurat yang dimiliki sudah cukup ideal untuk move on ke tujuan keuangan yang lainnya ya!

Baca juga,

Bagaimana jika income tidak cukup?

Kita bisa melirik lagi anggaran yang sudah di tetapkan dan memisahkan mana pengeluaran tetap (fix jumlahnya) dan mana yang bisa di atur-atur kembali. pengeluaran yang tetap misalnya kontrakan, PDAM dll. Sedangkan yang lebih flexible seperti makan, refreshing dll.

Setelah berdiskusi dengan pasangan, bukan tidak mungkin daftar pengeluaran yang sudah di buat akan banyak kita revisi. Dan ini adalah hal yang wajar.

7. Gunakan Aplikasi Keuangan Digital

Untuk mempermudah Anda dalam menjalankan budgeting, gunakan aplikasi keuangan digital. Ingat, bahwa proses budgeting tidak akan berhasil tanpa disiplin saat menjalankannya. Oleh karena itu kita butuh membuat catatan pengeluaran.

Saat ini sudah banyak aplikasi keuangan versi gratis yang bisa di unduh baik untuk pengguna android maupun iphone.

Saya pribadi menggunakan salah satu aplikasi tersebut dan merasa sangat terbantu. Sebab aplikasi tersebut memiliki fitur untuk mengatur budget pada setiap pos.

Setelah kita melakukan pencatatan, jumlahnya akan berkurang dan muncul sisa budget. Sehingga saya bisa memantaunya dengan mudah. Oh ya selain itu, catatan keuangan ini juga sangat berguna bagi kita saat melakukan evaluasi.

Gratis, mudah digunakan dan fiturnya cukup lengkap! Jadi nampaknya tidak ada alasan untuk menunda membuat catatan keuangan rutin.

Sekarang, anggap saja Anda dan pasangan sudah mendiskusikan anggaran, menetapkan prioritas dan mengatur pos saving serta menyiapkan aplikasi keuangannya. Lalu selanjutnya apa yang harus di lakukan?

8. Simpan Budget Bulanan Di tempat Terpisah

Ya, betul. Simpan budget bulanan di tempat terpisah. Dilarang mencampur adukan setiap pos yang ada. Apalagi dengan pos investasi.

Selain rekening bank, saat ini juga sudah ada kok e-wallet dan juga aplikasi keuangan lain yang bisa di pakai untuk menyimpan budget bulanan.

Budget bulanan juga bisa Anda pisahkan agar lebih efektif. Misalnya, masukan anggaran makan ke e-wallet yang sering digunakan untuk beli order makan online dan sisanya di taruh di rekening bank.

9. Rencanakan Pos Dana Pensiun

Rencanakan Pos Dana Pensiun
gambar : unsplash.com/ wj

Terakhir, jangan lupa untuk mulai rencanakan pos saving untuk dana pensiun. Karena ini adalah salah satu kunci untuk memutus rantai generasi sandwich.

Seperti yang kita tahu, banyaknya fenomena generasi sandwich terjadi salah satunya karena banyak orangtua yang kurang mempersiapkan masa depannya. Oleh karena itu meski belum ideal, tapi tidak ada salahnya untuk memulainya sedini mungkin.

Anda bisa menggunakan DPLK atau mulai berinvestasi pada instrumen yang tepat.

Baca juga, Yuk Siapkan Dana Pensiun Dengan Konsep 4% Rule

Penutup

Menjadi generasi sandwich memang tidak mudah untuk di jalani. Namun jika dijalani sebagai bagian dari ibadah, hal ini akan terasa lebih ringan.

Jadi sembari bekerja keras demi memutus rantai generasi sandwich, Anda tetap bisa bersenang-senang jika budgeting dilakukan dengan baik dan disiplin.

Itulah beberapa tips budgeting ala generasi sandwich yang bisa di coba. Semoga Anda dan keluarga selalu di berikan keberlimpahan dan keberkahan rezeki.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *