Tidak semua bank bersedia menjadi lembaga pembiayaan KPR bagi freelancer. Namun apakah itu artinya orang-orang yang memilih jalan karir sebagai freelancer tidak bisa memiliki rumah dengan KPR?
Belum tentu!
Untuk bisa mengajukan KPR, kita perlu mempelajari terlebih dahulu, kenapa selama ini bank bisa menyetujui KPR bagi karyawan tetap? Apa bedanya jika yang mengajukan adalh karyawan kontrak ataupun freelancer?
Hal ini supaya kita bisa mengukur, apakah freelancer masih memungkinkan untuk mendekati apa yang di inginkan oleh bank dalam mengajukan KPR? Untuk itu Anda bisa menyimak bagan dan penjelasan di bawah ini!
Penyebab Bank Sulit Menyetujui Pengajuan KPR Freelancer
Tidak punya slip gaji dan pemasukan tidak tetap. Inilah yang disebut-sebut sebagai alasan kenapa bank enggan menyetujui pembiayaan KPR para freelancer.
Hal ini tidak sepenuhnya benar tapi juga tidak sepenuhnya salah. Namun penyebab yang lebih tepat bisa Anda lihat dari bagan di bawah ini!
No Syarat KPR Pegawai Tetap Fungsi Realitas Freelancer Kacamata Bank 1 Surat keterangan kerja (sebagai karyawan tetap) dari kantor Bukti kepada bank bahwa kita memiliki pekerjaan tetap. Itu Artinya kedepannya kita akan menerima gaji secara tetap tiap bulan tanpa terkecuali Project/ job yang tidak konsisten Adanya resiko gagal bayar di salah satu bulan atau banyak bulan 2 Slip gaji selama 3 bulan terakhir Bukti penguat dari poin pertama dan juga bukti bahwa kita bisa menerima sekiran Rupiah perbulan. Dengan begitu bank bisa memastikan bahwa cicilan yang di ambil tidak lebih dari 1/3 dari income perbbulan. Fee project yang besarannya beragam Ada resiko fee yang diterima belum tentu memenuhi pembayaran angsuran KPR perbulannya
Seperti yang bisa Anda lihat di bagan, intinya bank membutuhkan kepastian tentang keberhasilan angsuran tiap bulan secara jangka panjang dengan konsisten.
Bank sulit meng-approve pengajuan KPR freelancer karena pekerjaannya tidak menentu. Disinilah akar masalahnya!
Oleh karena itu meski berprofesi sebagai freelancer kita perlu menunjukan kepada bank bahwa kita memiliki sumber penghasilan yang memenuhi derajat kepastian pembayaran KPR.
Nah apa saja yang bisa kita lakukan sebagai freelancer? Berikut tipsnya!
1. Pisahkan Rekening Kerja dan Pribadi
Tips pertama, rapikan dulu keuangan dengan memisahkan rekening kerja dan rekening pribadi untuk kebutuhan rutin sehari-hari. Kenapa?
Karena bagi bank, kejelasan sangatlah penting. Dengan adanya rekening kerja yang terpisah, bank bisa melihat dengan jelas bahwa ada banyak income yang masuk, track record dan konsistensi pemasukan Anda tiap bulannya.
Dari situ bisa terlihat pula berapa jumlah rata-rata income perbulan Anda yang bisa menjadi pertanda bahwa Anda mampu membayar KPR maksimal 1/3 dari income perbulan.
Jadi jangan sampai rekening kerja dan pribadi Anda tercampur-campur ya karena akan membuat bank bingung. Usahakan untuk memiliki minimal 2 rekening, untuk kerja dan untuk kebutuhan pribadi sehari-hari.
Baca juga, Bye Boros! Ini 7 Cara Menyusun Anggaran Rumah Tangga yang Ideal
2. Usahakan Pemasukan Rutin dan Besar Perbulannya
Tips yang kedua, usahakan pemasukan yang masuk ke rekening kerja Anda selalu besar, setidaknya dalam 6 bulan terakhir.
Selain itu di sarankan pula agar job yang di ambil selalu banyak dan rutin. Atau ketika semua pemasukan di jumlahkan, income Anda minimal berjumlah Rp 7 juta perbulannya. Mengapa?
Coba kita berempati pada bank sebagai pihak yang meminjamkan uang dengan membayangkan menjadi debitur.
Ketika hendak meminjamkan uang kepada calon peminjam, lalu kita melihat rekening korannya menunjukan bulan ke-1 penghasilannya Rp 5 juta, kemudian bulan ke-2 Rp 2 juta, hal ini akan membuat kita ragu. “Apakah orang ini akan bisa membayar tagihannya?”
Begitu juga bank. Dengan kondisi keuangan yang tidak menentu, maka kita akan sulit memberikan kepastian kepada bank dan bank pun enggan untuk memberikan pinjaman (pembiayaan KPR).
3. Memiliki Saldo Mengendap yang Besar di Rekening Kerja
Masalah per-income-an selanjutnya yang perlu kita perhatikan adalah jumlah saldo mengendap yang ada di rekening kerja.
Harus selalu ada saldo yang mengendap dan jumlahnya besar setiap bulannya. Dalam rekening kerja, ada saldo masuk yang berasal dari fee project, lalu ada yang keluar misalnya untuk kebutuhan sehari-hari dan ada sisa saldo yang mengendap.
Misalnya, income Anda Rp 20 juta, lalu di kirim ke rekening istri dan rekening pribadi untuk kebutuhan sehari-hari sebesar Rp 6 juta dan sisa Rp 14 juta lagi di rekening tersebut. Sisa uang Rp 14 juta inilah yang disebut saldo mengendap.
Jika bank melihat bahwa di rekening Anda ada saldo mengendap yang besar dan konsisten, maka bank akan merasa bertambah aman untuk memberikan KPR. Karena jika seandainya suatu waktu Anda sedang sepi job, minimal ada saldo mengendap yang cukup sehingga Anda bisa tetap membayar angsuran.
Baca juga, 9 Tips Mengatur Keuangan Freelancer Agar Hidup Sejahtera
4. Sertakan Perjanjian Kerjasama Jangka Panjang dengan Klien
Tips yang keempat agar kita sebagai freelancer bisa lebih memberikan kepastian kepada bank adalah menyertakan perjanjian kerjasama jangka panjang dengan klien.
Misalnya Anda adalah seorang arsitek freelance dan memiliki kontrak kerja dengan developer A, B dan C selama beberapa tahun. Di tambahkan kontrak kerja jangka panjang pada proyek pemerintahan.
Gunanya apa?
Dengan menyertakan perjanjian seperti ini, kita menunjukan kepada bank bahwa kita akan memiliki penghasilan yang tetap. Oleh karena itu, lebih banyak klien maka akan lebih baik.
Teknisnya, Anda bisa mencetak semua kontrak kerjasama tersebut dan membuat 1 lembar khusus sebagai summarynya. Summary tersebut berisi daftar perusahaan yang memiliki perjanjian jangka panjang dengan Anda, estimasi pendapatan dari tiap perusahaan dan jumlah income yang bisa Anda dapatkan dari sana setiap bulannya.
Data detail ini tentunya akan meningkatkan derajat kepastian kepada bank untuk memberikan KPR kepada kita, meskipun kita adalah seorang freelancer.
Baca juga, 9 Tips Sukses Menjadi Fulltime Freelancer yang Harus Anda Tahu
5. Pilih Harga Rumah Sesuai Kemampuan
Terkadang para freelancer merasa mampu membayar cicilan KPR untuk rumah yang harganya tinggi di karenakan sewaktu-waktu bisa mendapatkan penghasilan dari project besar.
Namun pembayaran KPR bukanlah soal penghasilan besar saja, tapi juga soal konsistensi pembayaran. Kita perlu ingat bahwa jumlah cicilan tersebut harus di bayarkan tiap bulannya.
Sehingga sebaiknya kita bisa mengukur kemampuan diri dengan bijak. Untuk itu jika ada cicilan lain yang belum dilunasi, sebaiknya bersikap jujur.
Misalnya penghasilan kita Rp 20 juta dan cicilan KPR kita Rp 5 juta perbulan. Tapi ternyata kita juga masih ada cicilan kendaraan dan barang lain yang totalnya sekitar Rp 5 jutaan.
Jumlah cicilan Anda kini akan mencapai 50% dari income perbulan. Bank biasanya akan sulit meng-approve pengajuan KPR jika jumlah cicilan Anda lebih dari 30% penghasilan. Maka pilihlah harga rumah yang nilai cicilannya masih dalam batas wajar (di bawah 30% penghasilan kita) dan memungkinkan di setujui oleh bank.
Dalam pembelian rumah yang memerlukan komitmen jangka panjang, sebaiknya kita tidak memaksakan diri.
Jangan sampai pada saat sepi job kita terpaksa mengalami kredit macet karena keberatan dengan jumlah cicilan yang terlalu besar. Pilihlah rumah yang budgetnya masih dalam batas kemampuan finansial kita saat in
Anda bisa menggunakan tools simulasi cicilan KPR yang sudah banyak tersedia secara online untuk membantu menghitung.
6. Siapkan Uang Muka yang Memadai
Uang muda atau DP (Down payment) biasanya menjadi salah satu pertimbangan bank dalam meng-acc atau tidaknya pengajuan KPR.
Karena semakin besar DP yang mampu kita bayarkan, maka cicilan kita juga akan lebih ringan. Selain itu, hal ini juga akan mengurangi resiko gagal bayar ketika kita sedang sepi job.
Ingat bahwa pada dasarnya penghasilan freelancer itu tidak pasti dan sewaktu-waktu bisa saja pembayaran fee dari klien mengalami hambatan (macet). Sehingga jumlah DP perlu di persiapkan dengan baik untuk menghindari resiko gagal bayar KPR.
Jadi, meski banyak developer mengajukan DP rendah bahkan 0%, sebaiknya kita membayarkan DP diatas syarat tersebut yakni sekitar 25-30% atau lebih dari harga rumah yang hendak kita beli.
Dengan begitu, kita bisa meningkatkan nilai kepastian kita dalam pembayaran KPR kepada pihak bank.
7. Hindari Pinjaman Online atau Non Bank
Dalam kondisi apapun, usahakan untuk tidak melakukan pinjaman online ataupun non bank.
Hal ini dikarenakan pinjaman online atau non bank memiliki bunga yang sangat tinggi dan berpotensi menyulitkan kondisi keuangan kita nanti. Jika sudah terlilit hutang pinjol dan karena Anda jadi memiliki catatan kredit macet, maka pengajuan KPR di bank hanya tinggal mimpi karena sulit memastikan kita akan lolos BI checking.
Jadi berhati-hatilah dalam melakuakan pinjaman. Hindari meminjam hanya untuk memenuhi life style saja. Apalagi jika lembaganya belum terdaftar di OJK, pinjaman yang kita lakukan akan jauh lebih berbahaya lagi.
Baca juga, Inilah 6 Fakta yang Wajib Anda Ketahui Sebelum Lakukan Pinjaman Online
8. Persiapkan Dari Jauh-Jauh Hari
Persiapan yang baik adalah hal yang sangat penting sebelum memutuskan mengambil KPR. Jangan sampai kita terlalu memaksakan hanya karena panas melihat orang lain. Kemudian melakukan segala cara yang pada akhirnya membuat kita susah sendiri.
Meski rumah yang mewah terlihat lebih nyaman, namun kita perlu mengingat bahwa akan lebih nyaman lagi tinggal di rumah tanpa was-was kredit macet.
Jika hari ini Anda memiliki niat untuk mengajukan KPR, itu artinya Anda siap untuk menyediakan waktu, tenaga dan pikiran demi memenuhi persyaratan agar KPR bisa di setujui.
Penutup
Meski memilih jalan karir sebagi freelancer, bukan berarti kita tidak bisa memiliki rumah sendiri dan mengajukan KPR. Asalkan tahu bagaimana cara meyakinkan pihak bank dan memang kita memiliki kesiapan dalam kondisi keuangan, maka KPR pun bukanlah hal yang tidak mungkin.
Nah itulah beberapa tips yang bisa dilakukan oleh para freelancer agar bisa meningkatkan derajat kepastian di mata bank calon debitur KPR. Semoga di atas bisa di praktikan dan Anda bisa segera memiliki rumah impian dengan nyaman.