Apa itu Financial Blueprint dan Bagaimana Cara Membuatnya!

Keuangan558 Dilihat

Pernah mendengar apa itu financial blueprint?

Katanya, konsep ini adalah basic dari basic ilmu pengelolaan keuangan loh! Banyak orang yang ingin mencapai financial freedom, tapi tidak mengetahui konsep ini. Saking semangatnya, langsung take action mencari cuan sebanyak mungkin, tapi ketika di jalani masih saja merasa kondisi finansialnya begini-begini saja.

Tetap hidup bergantung dari paycheck ke paycheck selanjutnya.

Hidup dengan mengandalkan 1 sumber income kadang tidak mudah bagi sebagian orang. Apalagi jika sedang di hadapkan dengan tanggal atau bulan-bulan yang penuh dengan list pengeluaran. Bayar spp anak, bayar pajak kendaraan, bayar sewa rumah, kosan adik dan sederet tagihan lainnya.

Rasanya kepala mau pecah saking pusing dan panasnya!

Disaat seperti itu, mungkin kita berpikir : ” kalau begini terus, kapan ya financial freedomnya?”, “kalau udah kaya hidup akan lebih tenang kali ya tidak perlu pusing mikirin uang lagi?”

Hmm.. apa benar begitu?

Kenapa Financial Blueprint Itu Penting

Kenapa Financial Blueprint Itu Penting
gambar : unsplash.com/ yosep surahman

Masalah Financial sebagai Sumber Stress

Pada tahun 2021 lalu, American Phsycology Association (APA) mengadakan sebuah survey tentang pemicu stress. Hasilnya ternyata masalah financial merupakan top 3 sumber stress terbesar bagi generasi millenial dan juga gen Z yang sudah bekerja.

Miris ya?

Tapi hal ini memang masuk akal jika mengingat pengaruh gaya hidup millenial dan gen z saat ini. Sebelum bekerja rasanya kurang afdol kalau tidak membeli kopi di kedai, siangnya makan-makan di resto, lalu pulang bekerja wajib nongkrong di kafe dulu biar tidak ketinggalan gaul (fomo).

Apalagi untuk para first jobber (mereka yang baru pertama kali bekerja) katanya nongkrong-nongkrong di kafe sepulang kerja adalah aturan tidak tertulis untuk bersosialisasi. Mungkin awalnya terpaksa, tapi lama-lama kita merasa nyaman dan ketagihan untuk menerapkan gaya hidup tersebut.

Tidak sedikit juga mlienial dan gen z yang memaksakan keuangan demi mengikuti life style ‘kekinian’ bahkan sampai terjebak pinjol!

Baca juga, 6 Tips Ampuh Siapkan Dana Darurat Bagi Milenial yang Masih Lajang

Anggapan Jika Kaya sama dengan Tidak Banyak Masalah

Karena tingginya kebutuhan hidup terutama untuk memenuhi lifestyle, belum lagi jika menjadi generasi sandwich, anak-anak muda saat ini cari cara kesana kemari agar cepat kaya. Tapi apakah benar, kalau kaya adalah solusi supaya tidak mendapat banyak masalah keuangan?

Yuk kita renungkan! Pandemi kemarin mengajarkan kita berbagia hal, salh satunya kita semakin melek tentang pentingnya literasi keuangan.

Pemahaman akan literasi keuangan memang dimulai dengan kemampuan untuk menghasilkan uang secara mandiri. Tapi hal ini bukan semata-mata untuk menumbuhkan kekayaan saja.

Hal yang sering terlupakan sebelum kita bisa menumbuhkan kekayaan kita wajib untuk mengelola uangnya terlebih dulu. Secara praktek mengelola keuangan mungkin terlihat mudah, “tinggal di bagi-bagi ke pos pengeluaran saja!”

Tapi kenyataannya masih banyak sekali yang gagal melakukannya. Buktinya bisa kita lihat sendiri, banyak yang penghasilannya sudah cukup tinggi tapi tabungannya tidak ikut tinggi. Ketika di hadapkan dengan situasi mendesak, terpaksa pinjam sana sini.

Jadi, penghasilan besar itu tidak menjamin akan mengurangi permasalahan keuangan.

Hal ini terjadi biasanya karena kita cenderung hanya fokus untuk menumbuhkan uang (menjadi kaya), tapi tidak di barengi dengan pembuatan financial blueprint. Oleh karena itu yuk kita kenalan dengan konsep financial blueprint sebelum melangkah lagi ke step keuangan selanjutnya!

Apa itu Financial Blueprint

Apa itu Financial Blueprint dan Bagaimana Cara Membuatnya
gambar : unsplash.com/ Daniel McCullough

Agar kita bisa mengelola keuangan dengan baik, kita perlu membuat blueprintnya terlebih dahulu. Financial blueprint ini singkatnya adalah pemetaan nyata atas aliran dana dari keuangan pribadi kita.

Ada 5 elemen penting dalam financial blueprint :

  1. Financial Check Up, untuk mengetahui kondisi kesehatan keuangan kita. Ini adalah fondasi untuk membuat perencanaan keuangan kita ke depannya. Ada 3 rasio yang perlu di cek, yakni rasio utang (maksimal 30% dari penghasilan), rasio menabung/ investasi (minimal 10% dari penghasilan), rasio liquiditas (3-6 pengeluaran rutin).
  2. Financial Plan, ibarat sebuah rumah perencanaan keuangan ini adalah lantai 1 yang didalamnya ada ruangan inti. Setiap rencana keuangan wajib memiliki judul, nilai, dan jangka waktu. Selain itu, perencanaan keuangan kita juga di tuntut untuk mampu mengelola aliran dan ayang masuk kepada pos-pos pengeluaran sesuai dengan kondisi kita.
  3. Protection, seperti atap yang diperlukan untuk melindungi bagian rumah yang sudah kita bangun. Proteksi ini akan melindungi dari resiko keuangan yang tidak diinginkan. Ada banyak jenis proteksi yang bvisa di bangun namun bisa di sesuaikan dengan kebutuhan kita.
  4. Status harta & utang, akses dana darurat, zakat serta waris. Semua ini seperti pilar dalam rumah. Harus dibangun secara jelas dan kokoh, supaya aset kita tidak bocor ketempat yang tidak seharusnya.
  5. Aset Aktif, ibarat lantai 2 rumah kita. Setelah fondasi, lantai 1 atap dan pilarnya selesai kita bisa mulai fokus membangun lantai 2 nya. Aset aktif ini bisa berupa bisnis, properti, surat berharga dan sebagainya.

Cara Membuat Financial Blueprint

Cara Membuat Financial Blueprint
gambar : unsplash.com/ olga dewlawrance

Karena berbagai keterbatasan kita tidak hendak membeberkan satu persatu bagaimana cara membuat 5 elemen penting dari financial blueprint. Setiap elemen tersebut bisa di lihat referensinya di artikel lain ya!

Misalnya tentang financial check up, bisa klik disini. Sementara untuk membangun aset aktif, Anda bisa membaca artikel, Tahapan Menuju Financial Freedom dan Tips Mencapainya.

Begitupun dengan protection yang bisa Anda cari tahu lewat artikel-artikel berikut :

Jadi, kali ini mungkin kita akan berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan financial plan, serta Status harta & utang, akses dana darurat, zakat serta waris.

1. Sesuaikan Metode Budgeting

Umumnya kita memiliki 1 rekening utama yakni rekening penampungan dimana tempat kita menerima gaji perbulan. Untuk karyawan, itu adalah sumber penghasilan utama yang akan digunakan untuk membiayai berbagai keperluan hidup.

Namun bagi mereka para freelancer yang aliran dana masuknya berasal dari pencairan tagihan setiap client.

Nah, budgeting (anggaran rumah tangga) adalah rencana awal kita untuk 1 periode. Biasanya kita membuatnya setiap bulan karena sumber pemasukannya bulanan. Namun, jika pemasukan kita cair tiap minggu?

Ini yang harus di sesuaikan kembali!

Kita memang perlu memecah budgeting menjadi tiap minggu. Supaya bisa lebih mudah mengatur keuangan kita.

Metode budgeting bisa di pilih sesuai dengan alasan yang paling masuk akal dan realistis untuk kita jalankan. Ada beberapa metode budgeting yang bisa di pilih seperti misalnya :

  • Living (50%), Saving (30%), Playing (20%), jika pengahsilan keluarga sudah di atas UMR
  • Komitmen (untuk rumah tangga yang saat ini penghasilannya masih UMR) : 75% biaya hidup dan gaya hidup/ keinginan dan 25% untuk investing & saving

2. Membagi Dana ke Rekening yang Jelas

Apapun metode budgeting yang kita pilih, syaratnya adalah berhasil membagi uangnya ke rekening yang jelas. Tujuan utamanya agar dana tidak bercampur.

Setelah itu dana akan mengalir ke beberapa rekening sehingga akan lebih mudah mencapai tujuan finansial yang kita miliki.

Sebagai saran saja, gunakan rekening bank untuk pengeluaran operasinal, e-wallet untuk pengeluaran gaya hidup, dan produk keuangan untuk investasi. Dengan begitu kita juga bisa menghemat biaya admin.

Untuk membantu Anda memastikan apakah sudah membuat cetak biru/ financial blueprint Anda sendiri, yuk kita cek setiap rekening dengan membaginya ke dalam 3 unsur pengeluaran. Yakni : living, saving dan playing.

3. Cek Rekening Living

Secara umum terbagi dua. Ada pengeluaran yang bersifat tetap seperti spp bulanan, biaya langganan, cicilan dan seterusnya. Yang kedua bersifat fluktuatif seperti biaya makan minum, kebutuhan rumah, listrik, gas, bensin dll.

Meskipun tergolong fluktuatuf, biaya-biaya ini masih bisa kita hemat , atau malah justru kebablasan. Oleh karena itu pastikan untuk mencatat pengeluaran secara rutin ya!

4. Cek Rekening Playing

Rekening ini adalah sumber dana untuk membeli berbagai kebutuhan pribadi, membeli hadiah atau bersedekah. Supaya minim biaya admin, kita bisa menggunakan e-wallet.

Pastikan Anda memiliki rekening ini ya. Sebab berdasarkan pengalaman, meskipun kita tidak menganggarkannya karena alasan ingin ‘menghemat’, kita akan tetap mengeluarkannya. Karena walau bagaimanapun rekening ini adalah salah satu sarana mengekspesikan diri.

Jadi dibanding kebablasan, lebih baik di anggarkan saja supaya kita tahu batasan saat menggunakannya.

5. Cek Rekening Saving

Rekening ini akan digunakan untuk menabung. Rekening ini perlu kita bagi lagi menjadi 4 jenis rekening yang berbeda.

  • Rekening pertama adalah rekening dana darurat yang wajib di pisahkan dalam bentuk yang liquid. Misanya seperti deposito dengan tenor pendek, emas, atau reksadana pasar uang.
  • Kedua, rekening untuk pengeluaran tahunan (sinking fund) yang pasti terjadi. Contohnya pajak kendaraan, THR untuk orang lain, kurban, pembayaran premi asuransi tahunan dll. Biasanya, orang yang memiliki literasi keuangan yang baik akan mengumpulkan dana sinking fund dengan cara dicicil agar tidak terlalu berat saat jatuh tempo pembayaran.
  • Yang ketiga, rekening untuk tujuan jangka pendek & menengah. Misalnya Anda sedang ingin mengumpulkan dana untuk DP rumah tinggal atau dana pendidikan anak. Tujuan jangka pendek biasanya akan kita capai sekitar 1-2 tahun mendatang. Sementara tujuan jangka menengah sekitar 3-10 tahun lagi.
  • Terakhir, ada rekening untuk tujuan jangka panjang atau di atas 10 tahun lagi. Misalnya Anda berencana untuk naik haji atau mengumpulkan dana pensiun. Sebaiknya dana untuk tujuan ini di simpan di rekening dana investor seperti reksadana, saham, obligasi

Baca juga,

Penutup

Wah ternyata cukup banyak ya rekening yang harus di kelola untuk membuat financial blueprint dari keuangan keluarga kita sendiri?

Namun, hal ini bisa dibilang worth it jika di akhir nanti tujuan keuangan Anda bisa terwujud satu persatu. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan keuangan pastinya membutauhkan waktu dan juga konsentrasi bukan?

Jadi jika Anda masih bersuai 20-an, ini adalah kesempatan terbaik untuk membuat financial blueprint. Siap membuat financial blueprint sekarang? Yuk aplikasikan poin-poin di atas, supaya impian kita tidak hanya jadi wacana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *