India Akan Geser China Sebagai Raja Manufaktur Dunia Jika Lakukan 2 Hal Ini

Berita234 Dilihat

Pandemi global membuat beberapa pabrikan menggeser pabrik dari China ke India, india akan geser china sebagai raja manufaktur dunia jika lakukan 2 hal ini.

Saat ini industri manufaktur india sedang menggeliat dan berpotensi untuk menggeser China yang dikenal sebagai raksasa manufaktur dunia.

Meningkatnya jumlah populasi muda membuat india mempunyai tenaga yang lebih dari cukup untuk mengisi pabrik – pabrik manufaktur.

Geser Dari China ke India

Jika Anda pernah menggunakan sepatu Reebok, celana Levi’s atau ponsel jadul Nokia, siapa yang menyangka bahwa ketiga merk tersebut ternyata diproduksi di India.

Bahkan motor sangar bergaya klasik Royal Enfield yang harganya mencapai ratusan juta, juga diproduksi di India.

Sehingga tidak salah jika banyak investor asing yang tertarik untuk membangun pabrik manufaktur di India.

Narendra Modi, perdana menteri india yang sudah menjabat sejak tahun 2014 tahu betul potensi besar yang dimiliki India.

Bahkan pada beberapa tahun terakhir, investasi asing yang masuk ke India berkat rayuan Narendra Modi mencapai angka 83,6 miliar dolar amerika.

Tidak tanggung – tanggung, mereka yang kepincut untuk membangun pabrik di India adalah para produsen merk global seperti Foxconn, Apple, Nike, Toyota, hingga Samsung.

Sebelumnya mereka memilih China sebagai basis manufaktur, namun situasi dan kebijakan China mengenai Covid-19 berdampak negatif bagi keberlangsungan pabrik.

Pada akhirnya mereka lebih memilih untuk memindahkan pabrik.

India merupakan pilihan strategis karena mempunyai banyak stok calon pekerja yang siap diperas keringatnya.

Jika perpindahan pabrik – pabrik besar terus berlanjut, bukan mustahil India mampu menggeser China yang selama 40 tahun terakhir dikenal sebagai raksasa manufaktur dunia.

Meski begitu, para ahli menyebut New Delhi membutuhkan lebih dari sekadar pandemi Covid untuk menggeser takhta Beijing.

 Ini tak lain karena negara Asia Selatan tersebut memiliki sistem birokrasi yang buruk dan terkesan sangat rumit.

Jika Anda pernah menonton film India, tentu pernah menyaksikan adegan polisi yang mudah disuap atau politisi yang korup?

Seperti itu pula gambaran realita birokrasi di India yang rumit dan berbelit, tidak jauh berbeda dengan negara yang kita tempati ini.

2 Hal Harus Dibenahi

Jika India benar – benar ingin mengalahkan China dan menjadi negara manufaktur terbesar di dunia, setidaknya ada 2 hal yang harus mereka benahi.

Pertama, menyederhanakan proses birokrasi yang rumit. Digitalisasi adalah jalan bagi india untuk menyederhanakan birokrasi seperti perijinan, perpajakan, pengajuan alih guna lahan dan sebagainya.

Pejabat yang korup dan birokrasi yang lambat adalah hambatan bagi pembangunan, dan itu harus bisa diatasi oleh India.

Saat ini, India berada pada posisi 63 dari 190 negara berdasarkan peringkat kemudahan berbisnis pada tahun 2019.

Hal ini masih kalah jauh dari China yang berada pada posisi ke 31 pada tahun yang sama.

Kedua,  India harus memperbaiki rantai distribusi dari hulu ke hilir.

Meski saat ini India beberapa keunggulan dari segi demografis, geografi, dan infrastruktur. Namun India belum memiliki rantai pasokan dan distribusi yang baik.

India harus mencontek China yang berhasil membangun rantai pasokan yang begitu luas.

Sehingga hampir semua yang dibutuhkan untuk membuat suatu produk dapat bersumber dan diperoleh di negara tersebut.

Baca juga: 7 Hal yang di Bahas Saat Money Dates

Hal tersebut memungkinkan produksi manufaktur berjalan dengan biaya rendah dan sekaligus mampu melakukan produksi dalam skala besar.

Satu kebiasaan buruk yang saat ini berlangsung di India adalah memulai operasi pabrik dengan jalur perakitan.

Baru kemudian mengembangkan jalur pasokan lokal untuk bahan baku produk, ini yang membuat harga bahan baku jadi lebih mahal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *