5 Hal yang Membuat Kita Bisa Bebas Finansial

Keuangan370 Dilihat

Bisakah kita, masyarakat biasa yang tidak memiliki privilage keuangan sejak lahir mencapai bebas finansial?

Tentu saja bisa.

Karena pada dasarnya kondisi finansial itu bukanlah sesuatu yang sifatnya mutlak, namun bisa di ubah. Dengan kerja keras dan tentunya kerja cerdas ya!

Yap, benar kerja cerdas. Karena sebanyak apapun uang yang bisa kita hasilkan, kita tidak akan pernah bisa mencapai bebas finansial jika tidak di sertai dengan strategi serta kebiasaan finansial yang baik.

Oleh karena itu, kali ini kita akan membahas tentang apa saja hal-hal yang bisa membuat kita bebas finansial, selain bekerja keras untuk meningkatkan income.

Namun sebelumnya, kita review dulu sebentar tentang apa yang di maksud dengan bebas finansial. Karena perbedaan mengartikan financial freedom akan mempengaruhi cara yang kita tempuh kedepannya.

Tidak jarang ada menganggap bebas finansial artinya bisa malas-malasan dan tidak melakukan aktifitas produktif lagi. Atau ada juga yang mengartikan bahwa finansial freedom artinya menjadi kaya raya dan bisa berfoya-foya sepuasnya.

Kalau seperti ini sudut pandangnya, bisa-bisa uang akan kita jadikan tujuan semata. Padahal kenyataannya tidak demikian. Uang hanyalah alat untuk mewujudkan tujuan-tujuan hidup kita.

Baiklah, kita review dulu yuk arti dari bebas finansial!

Apa itu Bebas Finansial

Ketika kapan seseorang dikatakan bebas finansial?

Berdasarkan pengertian dari berbagai sumber, bebas finansial (financial independent) adalah sebuah kondisi dimana seseorang memiliki cukup simpanan yang berasal dari pasif income untuk memenuhi kebutuhan hidupnya serta keluarga yang berada dalam tanggungannya.

Nah dari sini kita bisa garis bawahi, kalau income yang di miliki oleh seseorang yang sudah mencapai bebas finansial akan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga keluarga. Bukan semua keinginannya ya.

Tidak terlalu khawatir soal kebutuhan hidup tapi tetap harus merawat pasif income

Kalau kita bayangkan, seseorang yang sudah mencapai bebas finansial tidak akan terlalu khawatir soal kebutuhan hidup karena sudah ada income pasif. Meski begitu, income pasif harus tetap di rawat agar tetap bisa menghasilkan ya.

Misalnya income pasif dari sewa kontrakan atau kos-kosan. Kita tetap harus mengiklankan, mengecek kondisi bangunan, melakukan maintanance rutin, membayar pajak dan sebagainya.

Begitupun pasif income yang berasal dari instrumen keuangan seperti saham. Kita perlu mengecek portofolio investasi jangan sampai tidak tahu saat kapan waktunya untuk diversifikasi.

Menurt saya pribadi, hal ini tidak masalah. Karena merawat pasif income tentu tidak seberat keharusan bekerja nine to five atau bekerja hanya karena “kewajiban” bukan?

Inilah yang akan dirasakan oleh orang yang sudah mencapai financial independent.

Lebih leluasa melakukan aktifitas yang diminati tapi soal kaya itu pilihan

Bagi orang yang sudah bebas finansial, dia akan bisa lebih leluasa untuk melakukan aktifitas yang lebih dia minati. Tidak seperti dulu, dimana waktu yang ada sebagian besarnya harus di gunakan untuk mencari nafkah.

Misalnya ia mulai merintis menjadi full-time content creator (yang tadinya hanya di lakukan ketika waktu luang). Atau ia mulai fokus pada bisnis baru yang dari dulu ingin ia coba namun butuh waktu.

Jika aktifitas tersebut bisa menghasilkan uang banyak, disitulah ia mungkin mulai bisa memenuhi keinginan-keinginan yang lebih dari sekedar kebutuhan. Namun jika aktifitas produktifnya tersebut tidak menghasilkan peningkatan finansial yang tinggi maka orang dengan financial freedom akan cenderung tetap aman dan bisa hidup secukupnya.

Bisa dibilang kalau menjadi kaya raya itu pilihan setelah kita meraih bebas finansial. Jadi rasanya tidak berlebihan jika bebas finansial itu artinya membeli waktu.

Nah, itulah arti dari bebas finansial/ financial independent. Sekarang, kita lanjut membahas tentang 5 hal yang bisa membuat kita mencapainya. Siap?

Yuk kita bahas satu persatu!

1. No Gengsi-gengsi Club!

bebas finansial No Gengsi-gengsi Club!.png
gambar : unsplash.com/ Jorge Garcia

Hal penting yang pertama dan wajib kita lakukan adalah tidak gengsian dalam menjalani hidup. Rokok akan membunuhmu, tapi hidup dalam gengsi juga akan membunuh keuanganmu!

Dari mulai yang sederhana seperti melihat tetangga beli kendaraan baru, renovasi rumah, beli perabot baru, eh kita juga jadi mau. Tidak mau kalah!

Bertemu teman, tadinya hanya hangout bareng. Lalu lihat tasnya yang branded, bicara tentang skin care dan make up yang pricy, kalau di ajak hangout tempat makannya yang selalu di resto mahal. Akhirnya kita merasa ‘harus’ mengikuti standart mereka supaya merasa setara.

Belum lagi apa yang kita lihat di medsos.

Kita memang hidup di zaman medsos yang memperlihatkan gemerlapnya gaya hidup di luar sana. sampai dengan kendaraan super eksklusif, tas branded, perhiasan mahal, liburan ke luar negeri dengan fasilitas mewah, dan seterusnya, dan seterusnya.

Tidak akan ada habisnya kalau kita bicara tentang gaya hidup.

Tapi untuk mencapai financial independent, kita tidak bisa hidup di bawah bayang-bayang gengsi!

Caranya?

Kalau kita amati dari kasus di atas, gaya hidup gengsian bisa mempengaruhi kita lewat jalur pikiran kita sendiri, lingkaran pertemanan dan apa yang sering kita konsumsi dari internet.

Oleh karena itu, kita perlu mengelola ke tiga hal itu.

Pertama, mulai dengan mengevaluasi cara kita memandang harga diri dan cara kita menghargai diri sendiri. Karena banyak orang yang merasa “terpacu” dan ingin “setara” dengan menggunakan orang di luar dirinya sebagai standart.

Sebenarnya hal ini kurang relevan karena penilaian dan perilaku orang lain adalah hal di luar kontrol kita. Kita tidak bisa membuat orang lain terus menerus memuji atau berperilaku baik kepada kita. Jadi mulai sekarang, tingkatkan self-esteem dengan cara yang sehat ya.

Kedua, pilih lingkaran pertemanan yang lebih sehat. Jika merasa lingkaran pertemanan Anda di dasari dengan gengsi, lebih baik perlahan di tinggalkan. Terbukalah dengan pertemanan yang baru!

Cari cicle yang membantu Anda bisa mengelola keuangan lebih baik, punya gaya hidup minimalis, dan memiliki mindset-mindset bagus yang diperlukan dalam hidup.

Ketiga, unfollow akun-akun yang membuat Anda merasa ter-trigger hidup gengsian. Sebaliknya, ikuti akun-akun inspiratif yang bisa memberikan pencerahan bahkan membuat Anda bisa bertemu teman baru yang sepemikiran.

Baca juga,

2. Stick to the Priority

Tips selanjutnya untuk bisa bebas finansial adalah, stick to the priority!

Tanpa berpegang teguh pada prioritas, kita akan sulit mencapai financial independent.

Setiap hari kita mendengar berbagai komentar orang, bahkan ada juga yang membuat kita meragukan diri sendiri padahal keputusan sudah di ambil secara rasional.

Kita perlu bisa membedakan kalau meragukan diri sendiri berbeda dengan berevaluasi. Kalau berevaluasi, kita sadar dengan tujuan dan proses yang harus dilalui. Sehingga ketika tidak mencapai tujuan sesuai perencanaan, kita akan mencoba melihat kembali apa yang perlu di perbaiki.

Sementara meragukan diri sendiri lebih cenderung hanya meragukan hasilnya saja. Atas dasar apa?

Atas dasar apa kata orang, atau apa yang sudah orang dapatkan. Dan pada akhirnya kita hanya akan fokus pada pikiran bahwa diri kita tidak bisa mencapai tujuan, stuck pada keraguan dan mengacaukan prioritas.

Nah untuk mencapai finansial independent, sebaiknya kita menghindari hal itu.

Caranya?

Tentu kita harus punya pioritas yang jelas dan pastikan prioritas yang dipilih berasal dari diri sendiri. Bukan karena ikut-ikutan orang.

Misalnya, kita memutuskan untuk memiliki income yang stabil terlebih dahulu dan selanjutnya menabung dana darurat yang cukup serta untuk modal usaha. Ini adalah 3 prioritas keuangan yang harus di pegang teguh.

Setelah menetapkan prioritas, jangan hiraukan bahkan kita perlu menutup telinga pada komentar atau orang yang mendorong kita untuk cepat-cepat menikah, cepat-cepat punya rumah, cepat-cepat punya anak dan lain-lain.

Fokus pada prioritas, karena kita tahu seberapa penting hal tersebut dan apa yang kita tuju selanjutnya.

3. Budgeting yang Baik

Budgeting yang Baik
gambar : unsplash.com/ suganth

Hal penting ketiga yang bisa mengantarkan kita pada financial independent adalah budgeting yang baik.

Setelah mengalaminya sendiri, ternyata budgeting itu memerlukan waktu dan proses untuk menjadi budgeting yang baik. Tidak sekedar membuat budget di atas kertas.

Apalagi jika sudah menikah, maka kita perlu mencari titilk temu dari 2 jiwa yang berbeda dan juga dari penghasilan yang berbeda. Tanpa budgeting yang baik, pengeluaran tentu tidak akan terkendali.

Jangankan untuk bebas finansial, terkadang karena budgeting yang buruk kita jadi sulit menabung & investasi. Tidak jarang pula bahkan ada yang terjerat pinjol untuk memenuhi biaya bulanannya.

Jadi mulai sekarang belajarlah bagaimana membuat dan melakukan budgeting dengan baik.

Caranya?

Kalau sudah punya gambaran, Anda bisa langsung membuat list semua pengeluaran bulanan. Mulai dari konsumsi, transportasi, tempat tinggal dan sebagainya. Setelah itu, pisahkan dalam kategori fixed dan juga float.

Kalau belum tahu gambarannya, bisa mulai dengan mencatat pengeluaran kita sehari-hari di aplikasi. Lalukan minimal selama 1 bulan penuh. Dari situ Anda akan tahu kemana saja uang Anda mengalir.

Selanjutnya buat presentase setiap pos keuangan 50 (living), 30 (saving), 20 (playing).

Selanjutnya baru evaluasi, apakah ada pengeluaran yang sebenarnya tidak terlalu penting dan bisa di alihkan ke tabungan dan investasi?

Oh ya, belajar membuat dan menjalani budgeting lebih baik dimulai jauh sebelum menikah. Sehingga ketika sudah menikah tinggal melakukan adaptasi-adaptasi dan tidak terlalu berat.

Namun jika kita sudah menikah, selalu libatkan pasangan dalam mengelola keuangan. Bahkan kita perlu membuat semacam money dates agar komunikasi keuangan bisa lebih sehat dan berjalan lancar.

Baca juga, 7 Hal yang di Bahas Saat Money Dates

4. Punya Partner yang Bisa di Percaya

Hal penting yang ke empat untuk mencapai financial independent adalah memiliki partner yang bisa dipercaya. Bisa di percaya dalam artian, bahwa ia adalah sosok yang capable dan mau belajar pengelolaan finanasial yang baik dan bisa di ajak bekerjasama.

Kepercayaan itu sangat penting untuk meminimalisir konflik-konflik keuangan yang sebenarnya tidak diperlukan. Dengan begitu perjalanan berat menuju financial independent bisa dilalui bersama sehingga terasa lebih ringan.

5. Punya Tujuan yang Sama

Punya Tujuan yang Sama bebas finansial
gambar : unsplash.com/ OPPO Find X5 Pro

Terakhir, selain partner yang bisa di percaya, tujuan yang sama juga tak kalah penting. Pastikan definisi financial independent Anda dan pasangan, sama terlebih dahulu.

Dengan memiliki tujuan yang sama, kita bisa saling mengingatkan jika sewaktu-waktu hendak melenceng dari tujuan. Karena sebagai manusia, terkadang kita merasa lelah dan ingin menyerah.

Namun jika partner kita memiliki tujuan yang sama, selain memudahkan langkah ia juga bisa membuat kita teguh pada prioritas yang sudah kita pilih sebelumnya. Ia akan mengingatkan dengan pertimbangan rasional sehingga kita kembali sadar, untuk beristirahat, bukan berhenti.

Begitupun sebaliknya.

Penutup

Sebenarnya 5 hal di atas cukup sederhana dan mungkin familiar kita dengar.

Namun memang di butuhkan komitmen yang tinggi dan juga usaha yang tiada henti. Tapi jika punya 5 hal tersebut, financial independent menjadi hal yang sangat mungkin kita raih.

Nah itulah 5 hal yang bisa membuat kita mencapai financial independent. Bagaimana dengan perjalanan Anda menuju bebas finansial? Sudahkah mempraktikan 5 hal penting di atas?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *