BI Naikkan Suku Bunga Lagi, Segera Beli Saham Ini

Berita336 Dilihat

Bank Indonesia atau BI naikkan suku bunga lagi, segera beli saham ini yang berpotensi untung saat kenaikan suku bunga.

Ini adalah keenam kalinya secara beruntun BI menaikkan suku bunganya secara pelan tapi pasti.

Kenaikan beruntun ini juga terjadi setelah satu setengah tahun suku bunga bertahan pada tingkat terendah sepanjang sejarah selama pandemi.

Berdasarkan  Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) naik sebesar 25 basis point (bps) menjadi 5,75%.

Dampak langsung dari pengetatan kebijakan moneter adalah mengurangi jumlah uang yang beredar, meningkatkan nilainya dan pada akhirnya mampu menekan angka inflasi.

Dampak dari kenaikan suku bunga juga akan segera terasa ke seluruh sektor perekonomian dari mulai bisnis raksasa dan UMKM hingga pengeluaran personal rumah tangga.

Ancaman Bagi Investor

Selain berdampak langsung pada meningkatnya pengeluaran industri dan daya beli, suku bunga tinggi juga dapat menjadi ancaman bagi investor pasar modal.

Berkaca pada kebijakan bank sentral AS yang tahun lalu secara agresif menaikkan suku bunga acuannya, kinerja indeks utama Wall Street perlahan menunjukkan tren bearish.

Begitu pula di dalam negeri, kenaikan suku bunga BI tahun lalu juga menjadi salah satu alasan return IHSG terpangkas signifikan dari sempat tumbuh dua digit secara year-to-date.

Kemudian berakhir di angka satu digit dengan pertumbuhan relatif moderat sepanjang tahun 2022.

Meski pertumbuhannya melambat, kinerja IHSG tahun lalu masih menjadi salah satu yang terbaik di dunia jika membandingkannya secara global.

Potensi dan Tantangan Bagi Sejumlah Sektor

Meski ada sektor yang terdampak, ada juga yang berpotensi untuk meraup untung dari kenaikan suku bunga BI sekaligus ada pula tantangan yang mengiringi.

Beberapa sektor yang berpotensi meraup untung adalah keuangan, energi, kesehatan dan utilitas serta telekomunikasi.

Beragam sektor tersebut bisa menjadi acuan bagi Anda untuk menentukan arah investasi.

Secara berkala, intip beberapa pergerakan emiten saham pada salah satu sektor diatas. Apakah mengalami kenaikan pendapatan dalam kuartal pertama 2023 ini.

Sektor Kesehatan

Peluang yang muncul atas kenaikan suku bunga bagi sektor keuangan adalah potensi kenaikan margin bunga bersih.

Naiknya bunga bersih tentu akan berkontribusi lebih bagi perbaikan kinerja pendapatan dan laba perusahaan.

Peluang hadir bersama tantangan, bagi sektor keuangan adalah potensi mandegnya pertumbuhan kredit.

Hal ini dikarenakan pelaku usaha kemungkinan akan menunda pengajuan pinjaman dengan bunga yang lebih tinggi.

Meski begitu, kami yakin bahwa offset yang didapat dari kenaikan bunga pinjaman tampaknya masih cukup menjadi bahan bakar perbaikan kinerja keuangan perusahaan.

Sektor Energi

Sektor energi cukup mempunyai daya tawar untuk tetap membukukan kinerja yang positif dalam era suku bunga tinggi.

Mengingat salah satu tujuan dari kenaikan suku bunga dilakukan untuk menjinakkan inflasi yang terdorong oleh kenaikan harga komoditas dan energi.

Sektor Kesehatan dan Utilitas

Dua sektor ini terbukti tangguh saat pandemi melanda, sehingga tetap akan menjadi andalan untuk melawan resesi yang mungkin muncul kala kebijakan moneter diperketat.

Sebagai dua kebutuhan dasar manusia, sektor kesehatan dan utilitas diharapkan akan tetap tumbuh dan tidak terdampak oleh kenaikan suku bunga.

Karena akan sulit bagi masyarakat untuk berlaku hemat pada dua sektor ini, bahkan ketika dalam situasi keuangan yang sulit.

Sektor Konsumsi dan Teknologi Akan Tertekan

Investor juga perlu memperhatikan sejumlah sektor yang kinerjanya berpotensi tertekan akibat kenaikan suku bunga.

Sektor konsumsi yang dikenal cukup defensif pada gejolak ekonomi, tetap memiliki tantangan tersendiri.

Pendapatan perusahaan tampaknya akan tetap tumbuh kala suku bunga tinggi, namun potensi tekanan ada pada kinerja bottom line.

Kenaikan suku bunga berpotensi akan ikut mengerek harga bahan baku dan biaya operasional.

Jika perusahaan memilih untuk menahan kenaikan harga jual demi menjaga daya saing dan mempertimbangkan daya beli masyarakat, maka yang terjadi adalah penurunan laba.

Sebagian perusahaan teknologi yang masih mengandalkan dana investor untuk menjalankan bisnis rentan terdampak kebijakan moneter.

Bahkan sebelum BI menaikkan suku bunga, beberapa start-up terus mengalami kemerosotan harga emiten.

Strategi Buy The Dip

Potensi penurunan emiten beberapa sektor diatas justru bisa menjadi peluang dengan mempraktikkan strategi buy the dip, yaitu membeli di harga bawah.

Ini adalah strategi yang membutuhkan kejelian investor untuk jeli dalam memilih kapan waktu yang tepat menginvestasikan uangnya.

Dalam strategi buy the dip, timing menjadi hal yang paling sensitif.

Baca juga: 5 Hal yang Membuat Kita Bisa Bebas Finansial

Salah satu acuan yang bisa digunakan adalah kapan bank sentral, entah global atau lokal, menaikkan suku bunga acuan mereka untuk yang terakhir kali.

Kemudian seberapa tinggi angka terakhir dan seberapa cepat suku bunga diturunkan oleh bank sentral.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *