Ekonomi China Ambruk, Asia dan Indonesia Terguncang

Bisnis373 Dilihat

Asian Development Bank (ADB) mengabarkan bahwa ekonomi China ambruk, asia dan Indonesia terguncang.

Sentimen negatif ekonomi China menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk kawasan Asia dan Pasifik.

Jika pada bulan September ADB memperkirakan bahwa perekonomian kawasan ini akan tumbuh 4,3% pada 2022 dan 4,9% pada 2023, namun kini perkiraan ADB hanya sampai pada 4,2% saja untuk 2022.

Sedangkan tahun depan hanya meningkat beberapa persen di belakang koma, yaitu 4,6%. Perkiraan ini berdasarkan pengamatan ADB dalam sesi ADO (Asian Development Outlook) 14 Desember 2022.

Beberapa faktor yang dikemukakan oleh ADB sebenarnya sudah diketahui oleh banyak orang, yaitu kebijakan moneter oleh banyak bank sentral terkait kenaikan suku bunga, dan invasi berkepanjangan Rusia ke Ukraina.

Satu hal yang jarang diketahui oleh orang adalah lockdown yang terus menerus dilakukan di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) atau China, bahkan hingga saat ini.

Selain menghambat ekonomi nasional di China, juga berpengaruh terhadap pemulihan kawasan Asia dari pandemi Covid-19 yang sebenarnya sudah lebih baik dari tahun 2021.

Situasi khusus yang terjadi pada RRT adalah pembatasan Covid-19 di bawah kebijakan “zero-Covid” yang dilakukan bersamaan dengan merosotnya pasar properti.

Dua hal ini telah menyebabkan proyeksi pertumbuhan RRT diturunkan lagi.

Hambatan Pemulihan Ekonomi Asia

Albert Park, Kepala Ekonom ADB, dengan tegas mengatakan bahwa Asia dan Pasifik akan terus dalam grafik pemulihan yang cenderung meningkat.

Namun buruknya situasi global mempengaruhi laju momentum pemulihan di kawasan ini yang akan melambat seiring kita menyongsong tahun baru.

Menurut Albert, pemerintah dari berbagai negara perlu bekerja sama lebih erat untuk mengatasi tantangan yang belum usai dari COVID-19.

Sembari menekan kenaikan harga pangan dan energi, terutama memusatkan perhatian terhadap masyarakat miskin dan rentan-serta memastikan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Beberapa hal tersebut kemudian membuat ADB menurunkan proyeksi inflasi di kawasan Asia dan Pasifik tahun 2022 menjadi 4,4% dari sebelumnya 4,5%.

Namun ADB mewaspadai tekanan inflasi energi dan pangan yang membuat naiknya potensi inflasi untuk tahun depan, dari prediksi sebelumnya 4,0% menjadi 4,2%.

ADB juga mencatat bahwa realisasi pertumbuhan perekonomian China hanya akan tumbuh 3,0% pada tahun ini. Ini lebih kecil dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya sebesar 3,3%.

Mengingat beberapa faktor diatas, ADB juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China untuk tahun depan. Dari awalnya diprediksi 4,5% turun menjadi 4,3%.

Sekedar Info, proyeksi pertumbuhan PDB India sebesar 7,0% untuk tahun fiskal ini dan 7,2% untuk tahun fiskal mendatang. ADB menggunakan India untuk membandingkannya dengan China.

Asia Masih Lebih Baik

Meski ADB menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2023, sebenarnya perkembangan kawasan Asia masih tetap lebih baik keadaannya daripada belahan dunia yang lain.

Baik dari segi pertumbuhan ekonomi maupun inflasi, mengingat Asia masih mempunyai cadangan pangan dan energi yang cukup.

Baca juga: 5 Penyebab Ecommerce Tumbang Dan PHK Karyawan

Khususnya Asia Tenggara, ADB menyuntikkan rasa optimis atas baiknya tata kelola pemulihan konsumsi dan pariwisata di Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

ADB menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dari awalnya 5,1% pada awal 2022, menjadi 5,5% untuk akhir tahun 2022.

Namun situasi global yang belum pasti pada tahun depan membuat ADB menurunkan proyeksi pertumbuhan dari sebelumnya 5,0% menjadi 4,7%.

Selanjutnya, ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi wilayah Kaukasus dan Asia Tengah tahun 2022 meningkat jadi 4,8% dari sebelumnya 3,9%.

Sedangkan proyeksi untuk Pasifik naik dari 4,7% menjadi 5,3%, hal ini disebabkan tren positif pemulihan pariwisata di Fiji.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *