Produsen Daebak Soju Tawarkan 800 Juta Saham Pada IPO

Berita487 Dilihat

PT Jobubu Jarum Minahasa Tbk. (BEER) merupakan produsen daebak soju tawarkan 800 juta saham pada IPO Jum’at 6 Januari 2023.

Daebak Soju merupakan minuman dengan kadar alkohol kisaran 12 – 14%, tergantung varian. Selain Soju, PT Jobubu juga dikenal dengan produk bir cap tikus 1978.

PT Jobubu akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada Jumat dengan menawarkan 800 juta saham.

Harga awal tiap lembar saham adalah Rp220 sehingga PT Jobubu akan mendapat nilai IPO mencapai Rp176 miliar.

Arjun Ajwani, pengamat senior pada Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, menilai emiten BEER cukup menjanjikan.

Hal ini disebabkan karena menggeluti bidang industri sektor consumer noncyclical yang memiliki daya tahan kuat di tengah ketidakpastian ekonomi.

BEER menarik untuk dicermati karena memiliki fundamental yang kuat pada sektor ini.

Arjun menilai ada peluang kenaikan kinerja pada tahun 2023 yang akan mendorong kenaikan harga emiten yang IPO dari sektor ini.

Fundamental Kuat

PT Jobubu mempunyai fundamental yang kuat untuk mendorong harga sahamnya pasca IPO, dibuktikan dengan kinerja keuangan yang tumbuh baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih.

Berdasarkan catatan prospektus BEER, pada September 2022 mencatatkan pendapatan sebesar Rp 54,90 miliar.

Jika dibandingkan pada tahun 2021, pendapatan BEER tumbuh 69,47 persen dari angka Rp32,39 miliar.

Pada kurun waktu yang sama, laba periode berjalan BEER mencapai Rp11,05 miliar. Mengalami pertumbuhan dari tahun 2021 sebesar Rp6,91 miliar.

Dengan prestasi yang demikian,  banyak investor mengharapkan saham BEER mampu naik pada perdagangan perdana.

Pada banyak kasus IPO, harga saham kerap identik dengan pencapaian auto rejection atas (ARA).

Auto Rejection

Auto Rejection adalah pembatasan minimum dan maksimum kenaikan dan penurunan harga saham.

Auto Rejection diukur dalam jangka waktu satu hari perdagangan di bursa.

Adanya batas atas dan bawah diterapkan untuk memastikan perdagangan saham berjalan dalam kondisi wajar.

Cara kerja Auto Reject adalah ketika saham berfluktuasi dengan harga tinggi dan menembus batas atas atau bawah.

Kemudian sistem bursa akan menolak ‘order’ secara otomatis yang ditetapkan oleh BEI.

Sebuah saham masuk kategori ARA apabila terus menerus mengalami kenaikan.

Selama pandemi, batasan auto rejection yang berlaku yakni rentang harga Rp50-Rp200 berlaku ARA 35 persen.

Kemudian rentang harga lebih dari Rp200-Rp5.000 berlaku ARA 25 persen. Rentang di atas Rp5.000 berlaku ARA 20 persen.

Begitu pula batas ARB berubah menjadi 7 persen untuk ketiga rentang saham tersebut atau auto reject asimetris.

Hasil IPO Untuk Bangun Pabrik

PT Jobubu akan menggunakan hasil IPO untuk bangun pabrik, pembangunan infrastruktur produksi, dan modal kerja.

Sebanyak 5,36% atau sekitar Rp 9,25 miliar akan digunakan untuk membeli tanah di Desa Jetis, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Ada 2 hektar tanah yang akan dibeli untuk membangun fasilitas produksi perseroan.

Alokasi selanjutnya sebesar 6,23% atau sekitar Rp 10,74 miliar untuk melakukan pembangunan fasilitas produksi.

Baca juga: Pengumuman! BEI Kembalikan Jam Perdagangan Bursa Seperti Sebelum Pandemi

Seperti bangunan pabrik, infrastruktur, gudang bahan baku dan gudang barang jadi di atas tanah yang akan dibeli tersebut.

Sisanya akan dimanfaatkan untuk tambahan modal kerja untuk mendukung kegiatan usaha perseroan.

Buat Anda yang gemar mengkonsumsi Soju atau Cap Tikus, ini kesempatan baik untuk berpartisipasi sebagai pemilik saham dari perusahaan.

Jadi semakin banyak Anda membeli, semakin banyak juga peluang Anda untuk mendapatkan dividen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *