Inilah 5 Investasi Terbaik Saat Bunga Acuan BI Turun

Investasi586 Dilihat

Kondisi pandemi memaksa BI untuk melakukan penyesuaian suku bunga acuan seperti pada tahun 2021 lalu. Meski banyak orang menganggap itu hal yang buruk, namun ada 5 investasi terbaik yang bisa Anda ambil saat bunga acuan BI turun.

Dilansir dari detikFinance, bank sentral Indonesia pada Februari 2021 lalu memutuskan menurunkan suku bunga acuan BI ke level 3,75%.

Pemotongan juga terjadi pada suku bunga deposit facility sebanyak 25 bps jadi 3% dan lending facility sebesar 25 bps jadi 4,5%.

Perry Warjiyo selaku Gubernur BI saat itu menjelaskan bahwa pemotongan ini dilakukan karena perekonomian Indonesia yang sedang lemah.

Pandemi Covid-19 yang sudah berjalan selama delapan bulan memicu tingginya angka pengangguran dan daya beli melemah. Sehingga perekonomian butuh stabilitas lebih baik, sekalipun inflasi diprediksi masih rendah.

Apakah kebijakan ini juga membuat bunga bank ikut turun sehingga berimbas ke kredit dan investasi? Menurut Perry, penurunan bunga perbankan dipicu faktor biaya dana, administrasi dan premi risiko kredit.

Baca juga: Pengalaman Investasi Reksadana di Aplikasi Ajaib : Review Pemula

Hal itulah yang membuat Perry menyindir para pelaku perbankan yang masih enggan menurunkan bunga kredit. Padahal ketika suku bunga acuan BI turun sebesar 1,25%, faktor biaya dana bisa diturunkan yang membuat perbankan dapat melakukan koreksi atas bunga kredit mereka.

Namun daripada bingung apakah bunga bank bakal turun atau tidak, ada baiknya kalau Anda melakukan pemikiran jangka panjang dengan mempertimbangkan sejumlah instrumen investasi.

Yap, Anda bisa mencari celah keuntungan lewat investasi-investasi apa saja yang bakal tetap untung dan layak dipilih ketika suku bunga acuan BI dipangkas pemerintah.

Dampak Ketika Suku Bunga Acuan BI Dipotong

Turunnya suku bunga acuan bank sentral ini sebetulnya tak hanya terjadi di Indonesia. Negara-negara lain entah negara maju atau negara berkembang juga melakukan langkah serupa agar perekonomian mereka tetap bertahan.

Karena bagaimanapun juga, suku bunga acuan yang dipangkas akan menimbulkan dampak luas. Seperti apa? Berikut ulasannya:

1. Turunnya Bunga Kredit

Jika anda memiliki kredit ke perbankan seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat), KPR (Kredit Pemilikan Rumah), KKB (Kredit Kendaraan Bermotor) atau bahkan KTA (Kredit Tanpa Agunan), seharusnya bisa berlega hati ketika BI menurunkan suku bunga acuan mereka. Kenapa? Karena seharusnya bunga pinjaman pun ikut terpangkas.

Kok begitu?

Hal ini disebabkan oleh besaran bunga acuan yang mempengaruhi bunga pinjaman bank. Saat bunga acuan dipotong, maka cost of fund (biaya dana) yang biasanya muncul dari bunga simpanan bakal ikut turun.

Sehingga dengan begitu, perbankan penyalur kredit harus bijaksana untuk ikut memangkas bunga pinjaman demi meringankan beban debitur di masa perekonomian serba sulit ini.

2. Pertumbuhan Bisnis Positif

Dampak dari turunnya bunga pinjaman bank yang dipicu oleh terpangkasnya BI 7 reverse repo rate adalah membuat iklim bisnis makin positif.

Karena para pengusaha merasa memperoleh ketenangan jiwa saat tahu besaran bunga kredit menurun. Tak bisa dipungkiri karena mayoritas modal para pebisnis memang berasal dari pinjaman bank.

Sehingga di masa sulit saat pandemi Covid-19 terjadi dan daya beli menurun, mereka tak terbebani adanya bunga kredit.

Bahkan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) menyarankan perbankan dan lembaga pembiayaan melakukan restrukturisasi kredit di sepanjang 2020 ini, demi meringankan beban debitur.

Imbas positif turunya bunga acuan juga dirasakan oleh pengusaha properti karena bunga KPR akan ikut terkoreksi. Sehingga banyak orang berminat untuk beli hunian di masa resesi seperti sekarang.

Baca juga: Apa Itu Valuta Asing? Pengertian Pasar, Kurs dan Trading Valas

3. Pengangguran Berkurang

Di awal kehadirannya, wabah corona membuat pemerintah menetapkan keputusan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Hal ini langsung membuat sejumlah bisnis terkena imbas hingga terpaksa melakukan PHK (Putus Hubungan Kerja) kepada karyawannya.

Tak heran kalau tingkat pengangguran selama pandemi memang makin meningkat dan diperburuk saat resesi.

Namun saat BI memangkas bunga acuan mereka kembali, sektor usaha pun akhirnya bisa berjalan lagi. Bisnis-bisnis yang selama ini redup bisa mulai beroperasi dan mereka membutuhkan para pekerja baru.

Hal ini tentu sangat menggembirakan karena Anda yang menganggur, berpeluang bisa memperoleh pekerjaan.

4. Bunga Investasi Terkoreksi

Dan inilah dampak terakhir dari turunnya bunga acuan BI. Bagi investor, dampak yang terakhir ini mungkin tidak menggembirakan karena artinya bunga tabungan termasuk giro dan deposito di bank ikut turun pula. Ketika bunga-bunga itu turun, sudah pasti keuntungan investasi berkurang.

Namun tenang saja, Anda sebagai investor atau calon investor tak perlu cemas. Anda bisa melakukan diversifikasi investasi dengan tepat, lewat mempertimbangkan aset-aset investasi lainnya yang layak dipilih di saat bunga acuan BI kembali turun. Dengan begitu, Anda akan tetap bisa memperoleh keuntungan yang maksimal.

5 Instrumen Investasi yang Bisa Dipilih Saat Bunga Acuan BI Dipangkas

1. Deposito

Inilah instrumen investasi pertama yang bisa Anda pilih ketika bunga acuan BI turun. Loh, bunga acuan turun kan sudah pasti mempengaruhi besaran bunga tabungan, kenapa kok masih harus memilih deposito yang sudah pasti bunganya bakal turun pula? Jawabannya adalah karena deposito hingga saat ini masih menjadi salah satu instrumen investasi terbaik dan aman.

Baca juga: Keuntungan, Syarat dan Cara Beli ST007, Investasi Syariah Menjanjikan

Meskipun memang besaran bunganya bakal ikut berkurang saat bunga acuan dipangkas, investasi deposito tetaplah dianjurkan apalagi jika Anda hendak melakukan diversifikasi.

Memilih deposito di bank-bank resmi dan memperoleh jaminan dari LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), Anda tak perlu cemas.

Karena uang yang disimpan dalam bentuk deposito akan sangat aman hingga masa jatuh tempo tiba. Dengan begitu Anda bebas melakukan investasi di aset lain yang mungkin cukup berisiko.

2. Emas

Instrumen investasi berikutnya yang bisa dipilih adalah emas. Yap, tidak ada yang bisa menolak betapa digdayanya emas di kala pandemi Covid-19.

Di saat banyak produk investasi anjlok, emas justru meroket dan akhirnya menembus Rp1 juta per gram pada Agustus lalu.

Meskipun naik-turun, logam mulia yang satu ini tetap bisa mempertahankan posisinya sebagai primadona baik harga beli dan harga jual.

Emas sejak dulu selalu jadi pilihan investasi sekaligus banyak produk modern hadir. Supaya bisa untung besar dari investasi emas memang tak bisa dilakukan dalam jangka pendek.

Anda butuh waktu minimal 1-2 tahun untuk memperoleh return yang diinginkan. Namun karena emas ini mudah dijadikan uang kembali, tampaknya memang masih sangat wajib dipilih baik untuk investor pemula.

3. Saham

Bedanya-Reksadana-Saham-dan-Beli-Saham-Langsung
Bedanya-Reksadana-Saham-dan-Beli-Saham-Langsung

Saat Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia dan akhirnya kebijakan PSBB diterapkan, IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) memang sempat babak belur.

Namun ini bukanlah jadi sinyal buruk bahwa investasi saham bakal rugi besar. Anda tetap bisa memperoleh keuntungan dari saham, asalkan memang memilih saham-saham dengan fundamental baik seperti yang masuk dalam golongan blue-chip.

Bahkan salah satu saham yang begitu heboh pertumbuhannya adalah BRIS (BRI Syariah) yang selama enam bulan terakhir, tercatat meningkat hingga sepuluh kali lipat.

Ingat, dalam investasi saham yang terpenting adalah keuntungan jangka panjang. Jangan mudah tergiur dengan return cepat yang ditawarkan oleh trading, karena jika salah kaprah, Anda justru yang bakal merugi.

4. Obligasi

OBLIGASI ORI

Ingin investasi uang dengan besaran bunga lebih baik daripada deposito tapi tetap aman? Maka obligasi bisa jadi pilihan terbaik.

Terutama obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah lewat SBN (Surat Berharga Negara) Ritel. Pada 2021 lalu saja, sudah ada beberapa kali SBN dirilis pemerintah dan berhasil mengimpun dana miliaran Rupiah. Para pembeli obligasi biasanya mendapatkan masa jatuh tempo selama 2-3 tahun.

Baca juga: Sukuk Wakaf, Instrumen Investasi Sosial Dari Pemerintah Indonesia

Selama menunggu jatuh tempo tiba, keuntungan kupon yang biasanya lebih besar daripada rata-rata deposito perbankan ini bakal dibayarkan setiap bulan ke pemilik obligasi.

Menyenangkan, bukan? Anda pun jauh lebih tenang karena peluang dana obligasi tidak kembali sangatlah kecil, kecuali negara ini bangkrut, yang artinya tidak mungkin.

5. Reksadana

Dan inilah instrumen investasi yang paling banyak dipilih di kala suku bunga acuan BI dipangkas. Yap, reksadana masih menjadi pilihan terutama di kalangani investor pemula karena modal yang dibutuhkan sangat terjangkau. Bahkan reksadana ada banyak sekali jenisnya seperti reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham sampai reksadana campuran.

Anda bisa memilih salah satu di antaranya yang sesuai dengan kemampuan finansial, kebutuhan dan tentunya pertimbangan dari MI (Manajer Investasi). Dengan reksadana, Anda tak perlu repot memantau pergerakan pasar modal, karena semua sudah dikelola profesional oleh MI.

Kesimpulan

Bagaimana? Terbukti kan walau sekalipun suku bunga acuan BI turun, Anda tak perlu cemas dan merasa dunia investasi sudah hancur.

Anda tetap bisa memperoleh keuntungan asalkan paham cara diversifikasi investasi dengan tepat. Intinya, selalu belajar, perbanyak informasi mengenai perekonomian saat ini entah di Indonesia atau dunia agar tahu bagaimana iklim investasi ke depan.

Dengan begitu sekalipun wabah corona belum usai dan resesi sudah berjalan, Anda tetap bisa cuan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *