Mau Mulai Bisnis? Simak Tips Ala Porter’s 5 Force Model

Bisnis492 Dilihat

Apa itu Porter’s 5 force model?

Diantara Anda yang membaca artikel ini pasti sedang ingin sekali membangun sebuah usaha. Tapi masih bingung harus memulai dari mana dan hal apa aja yang perlu di pikirkan sebelum membuka usaha. Jika benar, maka pastikan Anda membaca artikel ini sampai selesai ya.

Kali ini kita akan membahas beberapa poin penting yang harus kita cermati sebelum menentukan ingin membuka bisnis apa. Proses ini sebenarnya sangat penting sekali, namun jarang di perhatikan dan di praktikan. Kebanyakan orang justru hanya membuka usaha dengan modal nekat saja.

Akhirnya apa?

Sudah keluar banyak modal, namun penjualan tidak seberapa. Ujung-ujungnya malah merugi dan kapok untuk membuka usaha. Semoga hal ini tidak terjadi kepada Anda ya.

Kalau begitu memangnya apa saja poin-poin yang perlu di cermati sebelum membuka usaha? Nah, berkaitan dengan hal ini ada yang namanya Porter’s 5 Force Model yang bisa kita pelajari. Apa itu Porter’s 5 Force Model?

Baca juga, Mau Memulai Bisnis Franchise? Kenali Kekurangan dan Kelebihannya!

Mengenal Porter’s 5 Force Model

Sebelum masuk ke pembahasan utama, kita coba sadari terlebih dahulu bahwa kesuksesan bisnis memang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Mulai dari modal, timing, eksekusi yang rapi, lokasi yang strategis, sampai dengan faktor keberuntungan dan juga koneksi.

Tapi kali ini saya ingin membagikan kepada Anda semua sebuah teori yang di cetuskan oleh seorang professor yang mengajar di Harvard University, bernama Michel Eugene Porter.

Michael Porter sendiri adalah seorang konsultan bisnis senior asal Ameri yang sudah banyak mengamati bagaimana perkembangan dunia bisnis, jatuh bangunnya perusahaan sampai dengan meneliti apa saja faktor-faktor keberhasilan maupun kegagalan suatu bisnis selama puluhan tahun.

Selama ia berkarir, Michael pernah dinobatkan sebanyak 6 kali sebagai “The Best Harvard Business Review Article of The Year” oleh McKinsey Award.

Baca juga, Model Smart Business Map Untuk Menjaga Kesehatan Bisnis Anda

Michael mengembangkan sebuah konsep untuk melihat kelayakan suatu bisnis yang di namakan Porter’s 5 Force Model. Dari rumus inilah, ia meneliti apakah sebuah usaha akan bisa berjalan secara sehat secara jangka panjang ataukah memiliki suatu titik kelemahan yang harus segera di perbaiki.

Untuk Anda yang ingin membuka usaha atau sedang merintis usaha, yuk kita pelajari rumus dari Michael Porter ini!

1. Perhatikan Jumlah Pesaing di sebuah Industri

Perhatikan Jumlah Pesaing di sebuah Industri
Sumber gambar : unsplash.com/ Austin Distel

Menurut Michael Porter, hal pertama yang perlu di cermati saat membuka sebuah bisnis adalah jumlah pesaing yang ada di industri bisnis incaran Anda.

Sekarang mari kitarenungkan, pernahkah Anda mengamati atau justru Anda sendiri membuka bisnis yang sedang hits namun ternyata tidak bertahan lama karena kalah saing oleh competitor yang sudah memulainya lebih dulu?

Inilah hal pertama yang harus di pikirkan. Kalau seandainya industri yang Anda pilih sudah memiliki banyak sekali pesaing, maka potensi Anda sebagai pebisnis akan semakin sempit.

Hal ini dikarenakan industry yang pesaingnya sudah sangat banyak akan melakukan perang harga secara habis-habisan. Semua akan banting harga supaya menjadi yang paling murah. Ketika hal ini terjadi, maka pemain baru akan susah menembus persaingan.

Namun sebaliknya, jika Anda memiliki ide bisnis dimana pesaingnya masih sangat sedikit dan terbatas maka bisa jadi ini adalah sebuah peluang untuk Anda.

Sebab di industri yang masih sedikit pesaing, bisnis Anda masih punya potensi untuk berkembang semakin besar. Anda tidak perlu perang harga, bisa membuat banyak variasi produk dan masih banyak hal yang bisa di kembangkan lagi.

2. Menyadari Ancaman Pendatang Baru

Maksudnya seperti apa?

Pada intinya, kita perlu menyadari juga seberapa mudah para pemain baru bisa masuk ke industri bisnis kita.

Ada beberapa industry yang tidak mudah dimasuki oleh para pemain baru tetapi ada juga industri yang sangat mudah di datangi oleh para pendatang baru. Ada banyak faktor yang mempengaruhi hal ini. Misalnya saja :

  • Sebuah industri memerlukan pengetahuan spesifik yang tinggi dan mendalam
  • Butuh di lakukan di lokasi tertentu saja
  • Membutuhkan modal yang sangat besar untuk memulai bisnis tersebut, atau
  • Memerlukan izin atau sertifikasi tertentu supaya bisa menjalankan bisnisnya

Banyak faktor yang membuat para pemain baru bisa masuk ke sebuah industri tertentu. Namun ada juga yang sebaliknya, artinya industry tersebut sangat gampang dimasuki oleh para pendatang baru yang memiliki modal lebih besar.

Tapi memangnya kenapa poin ini penting untuk di pertimbangkan?

Logikanya, jika para pendatang baru bisa dengan mudahnya masuk ke industri bisnis yang sedang Anda jalankan, maka usaha Anda akan rentan menghadapi pesaing yang muncul terus menerus. Apalagi jika modalnya besar.

Nah, jika semakin sulit para pemain baru untuk masuk ke industri bisnis Anda artinya semakin ideal posisi usaha Anda di industri tersebut.

Aspek lainnya yang bisa di nilai jika ingin menjalan di bidang usaha ini adalah perlu adanya izin atau sertifikasi yang di miliki terlebih dulu. Intinya, coba ukur seberapa mudah para pesaing bisa masuk dan seberapa rentan usaha Anda akan terpengaruh oleh para pesaing baru.

Jika Anda memiliki sebuah bisnis yang sulit di tembus oleh para pendatang baru, maka bisa di bilang kalau potensi bisnis tetap stabil akan lebih besar.

Baca juga, Mau Jadi Entrepreneur? Yuk Belajar Mentalitas Bisnis dari Jack Ma!

3. Memperhatikan Daya Tawar Supplier

Perhatikan daya tawar supplier
Sumber gambar : unsplash.com/ Chris Liverani

Poin selanjutnya yang wajib di perhatikan adalah daya tawar supplier. Jika konsumen itu adalah tempat kita menjual barang atau jasa maka supplier adalah tempat kita membeli bahan baku atau produk separuh jadi dari produk atau layanan yang kita tawarkan.

Misalnya saja untuk para penjual kopi kekinian, maka para petani kopi atau distributor biji kopi adalah distributor mereka. Lalu untuk para pengusaha meubel maka suppliernya adalah pihak-pihak yang menjual bahan dasar kayu.

Supplier ini sebenarnya bukan hanya berupa barang saja tapi juga bisa berupa human capital. Seperti ketersediaan koki handal, teknisi yang berpengalaman, atau tenaga ahli lainnya.

Nah dalam hal ini, sebaiknya sebuah bisnis mengurangi ketergantungan terhadap satu supplier. Bayangkan saja jika sebuah bisnis yang sudah ramai dan sukses, lalu tiba-tiba satu-satunya supplier bisnis tersebut bangkrut, tidak bisa di kontak, terkena masalah hukum, mengurangi kualitas atau menaikan harganya dengan semena-mena. Bisa-bisa bisnis tersebut juga harus tutup mendadak ya?

Jadi jangan sampai ketergantungan ini membuat pasokan produk atau layanan yang kita tawarkan menjadi mandek dan akhirnya melahirkan dampak yang krusial.

Pada poin ini, Porter mengajarkan kepada para pebisnis kalau sebaiknya kita memiliki pilihan alternaif supplier yang bisa di jadikan cadangan.

Jangan sampai supplier memiliki posisi terlalu kuat sehingga bisa mendikte bahan baku atau memonopoli pasokan. Jika daya tawar supplier terlalu tinggi terhadap bisnis Anda, hal tersebut adalah hal yang wajib Anda waspadai.

Baca juga, Cara Membuat Business Model Canvas

Idealnya dalam suatu bisnis, jangan ada satu pihak manapun yang terlalu mendominasi dan bisnis Anda bergantu pada satu entitas saja. Apalagi hanya bergantung pada satu orang saja.

4. Memperhatikan Daya Tawar Customer

Sebelumnya kita sudah membahas soal supplier, nah sekarang kita bicara tentang customer. Secara umum, antara penjual dan pembeli pasti memiliki daya saling Tarik menarik, lalu akhirnya bisa bertemu di titik kesepakatan.

Dari sisi penjual, biasanya kita ingin pelanggan membeli produk atau jasa yang kita tawarkan dengan harga yang setinggi-tingginya. Namun di sisi pembeli justru sebaliknya. Mereka ingin membayar produk atau jasa dengan harga yang serendah-rendahnya. Itulah hukum ekonomi dan bisnis.

Pada poin ke empat ini, sebagai pebisnis kita wajib memperhatikan seberapa besar kemampuan daya tawar customer sampai bisa mempengaruhi harga jual produk atau jasa kita. Perlu di sadari bahwa yang di sebut dengan customer bukanlah customer akhir saja, melainkan juga customer B2B yan berperan sebagai distributor, reseller atau penjual ritel.

Daya tawar customer ini bisa di pengaruhi oleh 2 faktor, misalnya saja :

  • Ketersediaan alternatif lain untuk mendapatkan value yang sama atau mirip dengan apa yang kita tawarkan
  • Bisnis kita terlalu bergantung kepada 2-3 customer tetap, sehingga ketika mereka tidak ada bisnis terancam bahaya.

Biasanya bisnis yang memiliki customer sedikit itu adalah bisnis dengan model B2B, dimana customer membeli produk dalam jumlah banyak dan sering melakukan negosiasi harga semurah-murahnya.

Jika saat ini Anda memiliki bisnis yang memiliki yang hanya bergantung pada beberapa customer saja dan mereka memiliki daya tawar tinggi untuk terus menerus menekan harga maka bisnis kamu terancam sulit berkembang.

Sebaliknya, jika Anda memiliki customer yang sangat memerlukan Anda maka potensi bisnis Anda semakin baik.

5. Waspada Terhadap Ancaman Barang Substitusi

Waspada Terhadap Ancaman Barang Substitusi
Sumber gambar : unsplash.com/ Kaleidico

Maksud dari barang substitusi ini bukanlah barang yang di jual oleh competitor Anda. Namun barang substitusi merupakan barang yang sebenarnya bukan berasal dari industry Anda namun memiliki fungsi yang sama dan bisa menjadi alternatif untuk customer Anda.

Misalnya saja, aplikasi belanja online yang merupakan substistusi dari took-toko offline. Lalu kemudian, taksi online adalah substitusi dari transportasi public.

Aplikasi belajar online yang merupakan substitusi dari tempat bimbel atau les. Toko kelontong yang banyak kita temui substitusinya adalah minimarket atau warteg yang subsitusinya bisa menjadi fastfood.

Kita harus pandai menganalisa apakah customer Anda akan bisa tertarik dan sensitif terhadap produk atau layanan substitusi yang muncul. Ataukah bisnis yang Anda termasuk bisnis yang sulit di tembus oleh kehadiran pendatang baru karerna punya memiliki keunikan tertentu yang sulit di subtitusi.

Baca juga, 10 Tips Memulai Usaha Baru Bagi Pemula Dari Praktisi Bisnis

Penutup

Itulah Porter’s 5 Force’s Model yang di cetuskan oleh seorang pengamat dan konsultan bisnis Michel Porter. Semoga ulasan di atas bermanfaat untuk Anda yang sedang ingin membuka usaha atau merintis bisnis. Mungkin beberapa hal diatas sudah sering Anda dengar, namun apakah 5 poin di atas sudah benar-benar Anda teliti?

Jika ingin usaha Anda langgeng, tidak ada salahnya untuk mempraktikan Porter’s 5 Model ini. Semoga usaha yang akan atau sedang Anda rintis bukan hanya bisa mencapai kesuksesan tetapi juga bertahan lama ya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *