7+ Do’s & Don’ts Dalam Mengelola Dana Darurat

Keuangan345 Dilihat

Seperti yang kita ketahui, dana darurat merupakan salah satu simpanan yang sangat penting untuk kita miliki. Dengan memiliki dana darurat yang cukup, kita bisa melewati masa-masa kritis dengan lebih baik.

Namun terkadang banyak dari kita yang masih bingung, kira-kira dana darurat digunakan untuk membayar hutang boleh tidak ya? Atau jika ada barang mahal yang di beli namun belum gajian, bolehkah pakai dana darurat dulu?

Atau mungkin menabung dana darurat terasa menjadi tugas yang sangat berat karena jumlahnya yang besar. Disisi lain ada juga yang niatnya menabung dana darurat, tapi malah terpakai untuk berbagai kebutuhan lain.

Hal ini tentunya membuat kita kesulitan mengumpulkan dana darurat yang ideal.

Ternyata, memiliki dana darurat itu penting, mempelajari cara pengelolaan dana darurat juga tidak kalah penting. Karena ternyata mengelola dana darurat tidak bisa sembarangan!

Agar bisa berhasil mengumpulkan dan mendapatkan manfaat maksimal dari dana darurat, yuk kita simak apa yang perlu dan jangan di lakukan atau do’s & don’ts saat mengelola dana darurat!

Kita mulai dari sisi Do’s!

Mengelola Dana Darurat : Do’s

Mengelola Dana Darurat  Do's
gambar : unsplash.com/ microsoft 365

Berikut ini adalah beberapa hal yang sebaiknya di lakukan dalam menabung dan mengelola dana darurat!

1. Memisahkan Dana Darurat Dengan Rekening Bulanan

Jika hendak di simpan di rekening bank, sebaiknya dan darurat tidak bercampur dengan dana untuk kebutuhan bulanan ataupun dana lainnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari terpakainya dana darurat untuk kebutuhan lain yang bukan kebutuhan darurat.

Selain itu kita tidak perlu bingung untuk mengontrol setiap pengeluaran maupun jumlah dana darurat yang sudah dimiliki. Jadi ada baiknya kita punya lebih dari 1 rekening agar bisa memisahkan rekening khusus untuk menyimpan dana darurat.

2. Simpan di Instrumen Keuangan yang Likuid dan Minim Resiko

Do’s yang kedua dalam mengelola dana darurat yakni dengan menyimpanny di instrumen keuangan yang likuid atau mudah di cairkan dan juga relatif aman. Sebab kebutuhan darurat sangat mungkin terjadi tanpa kita prediksi.

Hal ini menuntut kita untuk bisa segera mencairkan dana. Bebarapa instrumen keuangan yang cocok untuk menyimpan dana darurat diantaranya, tabungan bank, deposito, reksadana pasar uang, dan juga emas.

Meski begitu, semua instrumen ini memiliki ciri khasnya dan cara kerjanya masing-masing. Sehingga sebelum memilih instrumen keuangan, pastikan untuk mempelajarinya terlebih dahulu.

Baca juga, 6 Tips Investasi Emas Ala Ibu Rumah Tangga, Anti Ribet!

3. Mulai Dari Jumlah Kecil yang Kita Mampu

Biasanya, hal yang membuat orang mudah menyerah dalam membangun dana darurat adalah karena jumlahnya yang besar. Tak heran, karena dana darurat ideal yang di perlukan adalah 6-12 kali pengeluarahn bulanan.

Namun jangan sampai hal ini membuat langkah kita terhenti. Kita tidak harus kok langsung bisa mengumpulkan dana darurat yang ideal.

Perlahan namun pasti. Inilah prinsip konsistensi yang diperlukan agar berhasil memiliki dana darurat yang cukup. Percuma jika kita bisa menabung dana darurat yang besar namun hanya 1-2 bulan saja, dan selanjutnya menghilang!

4. Perlahan-lahan Meningkatkan Setoran Dana Darurat

Jangan khawatir kita memulai dana darurat dari jumlah kecil. Karena seiring berjalannnya waktu, kita akan bisa meningkatkan setoran dana darurat.

Kita mungkin bisa mencari cara agar bisa meningkatkan income supaya dana darurat bisa lebih cepat terbangun. Karena makin cepat memiliki dana darurat yang ideal, itu artinya kita sudah selangkah lebih baik menuju kondisi keuangan yang sehat dan independen.

Baca juga, 10 Ide Menambah Penghasilan yang Realistis Untuk Karyawan 2022

5. Punya Target

Sebaiknya kita memiliki target yang jelas saat membangun dana darurat. Target ini berkaitan dengan jumlahnya secara spesifik dan juga waktunya.

Fungsinya, agar kita memastikan bahwa uang darurat tersebut cukup dan juga terdorong untuk mencari solusi saat ada hambatan saat membangun dana darurat.

Tenang, Anda tidak harus kok langsung punya 12 bulan pengeluaran bulanan untuk dana darurat. Agar lebih ringan, Anda bisa memecahnya kedalam beberapa periode dengan deadline yang jelas.

Contohnya dana darurat ideal yang saya perlukan adalah Rp 72 juta. Saya membaginya dalam 4 periode selama 2 tahun.

  • Periode 1 –> Januari-Juni 2023 : Rp 14,5 juta
  • Periode 2 –> Juli-Desember 2023 : Rp 14,5 juta
  • Periode 3 –> Januari-Juni 2024 : Rp 14,5 juta
  • Periode 4 –> Juli-Desember 2024 : Rp 14,5 juta

Mengenai targetnya sendiri bisa Anda sesuaikan dengan kemampuan ya. Tidak harus di pukul rata setiap periodenya. Misalnya Anda memulai dengan target kecil di awal dan terus meningkat di setiap periodenya.

Strategi apapun bisa digunakan, yang penting kita memiliki target yang jelas.

6. Gunakan Fitur Otomatisasi Setoran dan Pantau Terus

Hal lain yang sebaiknya dilakukan dalam mengelola dana darurat adalah mengaktifkan fitur otomatis dalam menyetorkan dana darurat tiap bulannya. Hal ini akan sangat membantu kita untuk disiplin, apalagi jika Anda masih belum terbiasa menabung.

Saat ini sudah banyak kok instrumen investasi yang memiliki fitur autodebit. Ada yang dalam bentuk reksadana, tabungan berjangka bahkan emas.

Selain itu, saat proses menabung berjalan sesekali pantau kembali jumlah dana darurat yang sudah terkumpul. Siapa tahu Anda sudah dekat dengan tujuan!

7. Buat Standart/ Aturan Menggunakan Dana Darurat

Nah ini adalah jawaban bagi Anda yang masih bingung dalam menggunakan dana darurat. Apakah dana darurat boleh digunakan untuk bayar hutang, sebagai dana talang dan lain sebagainya?

Dana darurat berfungsi untuk membiayai kondisi darurat. Ciri-cirinya : tidak ada dana lain yang bisa kita usahakan untuk melewati kondisi membahayakan bagi kehidupan kita.

Sekarang tinggal kita tanyakan pada diri sendiri, apakah membeli barang mahal dan membayar hutang atau apapun itu masuk dalam ciri-ciri kondisi darurat tersebut?

Jika iya maka hal itu tidak masalah. Namun jika memang ingin sedikit lebih melonggarkan standart kita butuh term & condition yang jelas untuk menjaga keamanan dan fungsionalitas dana darurat. Misalnya :

  • Penggunaan maksimal 30% dari dana darurat
  • Harus dikembalikan maksimal 1-2 bulan kemudian
  • Dalam satu tahun hanya bisa “meminjam” dana darurat hanya 2-3 kali saja

Mengelola Dana Darurat : Don’ts

don'ts
gambar : unsplash.com/ Markus Spiske

Setalah mengetahui hal-hal apa saja yang sebaiknya kita lakukan selama mengelola dana darurat, sekarang kita akan membahas hal yang sebaliknya. Apa saja sih yang sebaiknya tidak dilakukan atau don’ts dalam mengelola dana darurat?

1. Jangan Mudah Tergiur Untuk Menggunakan Dana Darurat

Banyak dari kita yang mengalami kegagalan saat membangun dana darurat karena selalu tergiur menggunakan dana darurat yang ada. Sulit sekali rasanya menolak tawaran diskon besar-besaran yang ada di depan mata ataupun menolak barang yang selama ini di cari-cari.

Kunci adalah kontrol diri dan mengurangi stimulus.

Coba hindari kebiasaan yang bisa membuat kita tergiur menggunakan dana darurat yang tidak sesuai fungsinya. Misalnya dengan belajar hidup ala minimalisme, dan mengganti kebiasaan scrolling marketplace atau medsos terlalu lama dengan meditasi atau journaling.

Baca juga, 7 Cara Bijak Menggunakan Dana Darurat di Masa Pandemic

2. Hindari Menggunakan Kartu Kredit Sebagai Dana Darurat

Banyak orang yang belum menyiapkan dana darurat berasumsi untuk menggunakan kartu kredit sebagai gantinya. Namun sebenarnya hal ini tidak di anjurkan.

Sebaiknya kita tidak menggunakan kartu kredit sebagai dana darurat. Kenapa?

Karena jika kita telat membayar tagihan kartu kredit, kita akan terkena denda. Sementara dalam keadaan darurat kita tidak bisa memastikan kapan kita bisa melunasi hutang.

Denda karena keterlambatan pembayaran kartu kredit tidak bisa menunggu sampai kondisi Anda membaik. Itu akan terus menumpuk dan membuat hidup justru makin terasa sesak di saat situasi krisis terjadi.

Baca juga, 6 Pertimbangan Sebelum Menambah Kartu Kredit Baru Anda

3. Sebaiknya Jangan di Simpan Pada Satu Tempat

Menyiapkan cash untuk kondisi darurat bukan berarti kita harus mengambil semua dana darurat dan menyimpan uangnya di bawah kasur. Justru hal itu sangat tidak aman dan berpotensi mengurangi nilai dana darurat kita di kemudian hari.

Untuk menghindarnya, maka ljangan menyimpan dana darurat pada satu tempat! Tapi lakukanlah diversifikasi.

Bolehkah menyimpan dana darurat di dalam tabungan bank?

Boleh-boleh saja kok. Namun disarankan tidak semuanya ya. Karena return tabungan sangat kecil, yang ada malah kita harus terus membayar admin tiap bulannya.

Jadi bagilah dana darurat dalam beberapa instrumen investasi yang likuid dan aman namun memiliki potensi return yang cukup untuk mengimbangi inflasi. Misalnya 15% di tabungan bank/ deposito, 50% di reksadana pasar uang, dan 35% di emas.

4. Jangan Gunakan Dana Darurat Untuk Modal Trading/ Investasi

Banyak dari investor pemula tergiur dengan trading ataupun investasi yang berpotensi menghasilkan return tinggi. Karena tidak punya modal, alkhirnya dana darurat menjadi dana talang trading/ investasi tersebut.

Nah sebaiknya jangan lakukan hal ini. Kenapa?

Jawabannya simple, yakni karena trading maupun investasi terutama pada instrumen yang potensi returnnya tinggi memiliki resiko yang tinggi pula. Jika seandainya performa sedang turun, sementara kita membutuhkan dana darurat sesegera mungkin hal ini akan membuat kita makin bingung.

5. Jangan Biarkan Dana Darurat Kosong Setelah Digunakan

Terakhir, jangan biarkan jumlah dana darurat rendah atau bahkan kosong setelah digunakan. Kadang kita jadi lupa mengisi kembali dana darurat saat situasi sudah terkendali.

Padahal kita tidak pernah tahu kapan situasi darurat akan kita hadapi kembali. Dan selama kita hidup situasi darurat mungkin saja kita hadapi beberapa kali dalam bentuk yang sama ataupun berbeda.

Maka dari itu jika dana darurat memang harus di gunakan, pastikan untuk membuat rencana pengembalian dana darurat saat kondisi mulai membaik. Intinya, dana darurat usahakan agar dan darurat selelu full tank. Lakukan hal yang sama jika dana darurat yang sudah i isi kembali ternyata butuh di pakai kembali.

Penutup

Nah itulah beberapa hal penting tentang apa saja yang perlu dan jangan dilakukan saat mengelola dana darurat. Dari semua tips di atas, adakah yang belum pernah di lakukan atau masih belum di hindari saat mengelola dana darurat?

Dengan mempraktikasn tips diatas semoga dana darurat ideal yang kita impikan bisa segera terkumpul dan bisa berfungsi maksimal di waktu yang tepat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *