Ini Aturan BEI Yang Bikin Investor GOTO dan BUKA Rugi

Berita277 Dilihat

BEI menerapkan aturan ketat pada emiten saham yang belum mencatatkan laba, ini aturan BEI yang bikin investor GOTO dan BUKA rugi.

Selama tahun 2022, performa emiten saham perusahaan teknologi eks-startup pasca melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengecewakan dan belum mencatatkan laba.

Padahal sebelumnya emiten ini digadang-gadang akan menjadi bagian integral dalam kemajuan ekonomi Tanah Air, namun kenyataanya kini membuat banyak investor ritel sakit kepala.

Penyebab utamanya apalagi kalau bukan kinerja finansial perusahaan yang jeblok.

Menurut perhitungan neraca bisnis, kedua perusahaan masih belum mampu mencatatkan laba operasional.

Dampaknya adalah turunnya kepercayaan publik seiring dengan menurunnya harga saham.

Saham Bukalapak.com atau BUKA yang awalnya mempunyai harga IPO Rp 850 per saham, kini harus turun sebanyak 68% menjadi hanya Rp 274 per saham pada awal desember.

Begitu pula saham perusahaan gabungan Gojek – Tokopedia alias GOTO yang ambles 61% kurang dari setahun pasca melantai.

Harga saham GOTO saat IPO adalah Rp 338 dan kini berada pada kisaran harga Rp 132.

Padahal, IPO perdana kedua perusahaan ini sukses tercatat sebagai penggalangan dana IPO terbesar pertama dan ketiga dalam sejarah bursa.

Ini tidak lepas dari antusias para investor dan BEI, namun harganya tidak menanjak naik malah merangkak turun.

Sehingga banyak investor awal yang melepas saham kedua perusahaan ini dan berakhir dengan locked up alias penguncian saham oleh BEI.

Kabar baiknya adalah penguncian saham GOTO berakhir pada akhir November, sehingga bulan Desember ini bisa kembali diperdagangkan.

Namun naasnya, saham GOTO banyak dijual di pasar negosiasi dengan skema jual rugi para investor, mungkin karena saking peningnya.

Mau tidak mau, GOTO harus terima bahwa sahamnya hari ini berada pada posisi ARB alias Auto Rejection Bawah.

Sehingga BEI mencatat ada antrian panjang investor untuk menjual saham GOTO, tragis sekali tampaknya ya.

Lunaknya Aturan BEI Berujung Investor Rugi

Lazim diketahui banyak orang bahwa salah satu skema bisnis perusahaan start-up teknologi adalah bakar uang untuk menggaet konsumen dengan beragam voucher gratis atau diskon.

Sehingga hal ini membuat mereka belum bisa mencatatkan laba, dan neraca keuangan selalu merugi.

Namun sejak berubahnya aturan BEI mengenai perusahaan yang masih merugi boleh melantai dan bisa masuk ke papan utama, maka kesempatan ini menjadi peluang bagi para start-up.

Sebelumnya, secara tegas BEI mengatur bahwa perusahaan harus mencatatkan untung dalam satu tahun terakhir baru boleh melantai di papan utama.

Sedangkan perusahaan yang masih merugi bisa melantai di BEI namun berangkat dari papan pengembangan, sebagaimana yang dilakoni oleh BUKA.

Namun 8 bulan setelah BUKA melantai, kemudian BEI melakukan revisi aturan yang memperbolehkan perusahaan merugi melantai di papan utama.

Akhirnya masuklah GOTO yang seakan mendapat karpet merah untuk melantai dengan lancar jaya di papan utama bursa.

Menunggu Aturan Revolusioner

Ada satu lagi aturan revolusioner dari BEI yang sedang ditunggu oleh para investor yaitu terkait hak suara multipel (multiple).

Ini tentang beberapa kelas yang mempunyai hak suara lebih besar, yaitu hak suara saham yang dimiliki oleh pendiri perusahaan bisa 30 kali lebih kuat dari pemilik biasa.

Ini membuat para pendiri tidak bisa dipecat dengan mudah selagi dia menjadi pemegang saham pada perusahaan tersebut.

Baca juga: Harga Saham GOTO Anjlok, Ini Penjelasan BEI

Bagi pengamat ini menimbulkan ketimpangan kekuasaan dan tidak adanya Check and balance dari investor luar. Sehingga berpotensi terjadi otoriterian dan penyelewengan pada perusahaan.

Aturan ini, seandainya direalisasikanm akan mengorbankan kepentingan para investor dan hanya melindungi kepentingan perusahaan untuk menggalang dana tanpa jaminan imbal keuntungan pada investor.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *