3 Saran Untuk Transmart Yang Gulung Tikar, Pebisnis Wajib Tahu!

Berita316 Dilihat

Semakin banyak gerai ritel modern berhenti beroperasi, salah satunya adalah Transmart. Ini 3 saran untuk Transmart yang gulung tikar, pebisnis wajib tahu!

Yongky Susilo, staf ahli Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) turut angkat bicara terkait fenomena tutupnya sejumlah gerai ritel modern di Indonesia.

Yongky cukup prihatin melihat keadaan hipermarket saat ini, berbeda dengan 10 tahun lalu ketika hipermarket sedang mengalami masa jaya.

Masa kejayaan Hipermarket ditandai dengan beberapa ciri khas, seperti makanan khas ataupun merchandise non-food sehingga menarik perhatian konsumen, terutama kelas menengah.

Namun tampaknya hipermarket sudah nyaman dengan pola bisnis semacam itu, sehingga tidak ada inovasi berarti.

Pola bisnisnya masih berkutat di bajak barang dan perang harga, ini membuat konsumen bosan.

Padahal waktu pertama kali muncul, bahkan hipermarket mempunyai tempat musik dan restoran kecil yang menarik minat masyarakat.

Namun sudah lebih dari 10 tahun berjalan dan tak ada perubahan berarti, hipermarket tak banyak berevolusi dan masih mengikuti pola lama.

Beberapa hal itu yang menurut Yongky berdampak pada munculnya rasa bosan konsumen.

Perubahan Pola Belanja Konsumen

Yongky menegaskan bahwa pola belanja konsumen saat ini sudah mulai berubah, konsumen sudah tak lagi mendorong troli dan melihat-lihat barang.

Kehadiran ponsel pintar dan Ecommerce merubah cara masyarakat berbelanja, cukup dengan menekan layar ponsel, bayar, dan kurir akan mengirim pesanan Anda.

Yongky memberikan contoh kongkrit dua perusahaan ritel yang berevolusi, yaitu Indomaret dan Alfamart.

Saat ini kita lazim menemui beberapa varian dari Indomaret seperti Indomaret Fresh dan Indomaret Point.

Begitu pula dengan Alfamart yang memiliki varian Alfamidi, Alfamidi Super dan Alfa Express. Alfamidi Super dengan ukuran besar nampak seperti hipermarket.

Mereka berdua juga memanfaatkan aplikasi berbelanja dengan kurir yang siap mengantarkan dengan radius tertentu.

Bahkan aplikasi belanja keduanya sempat menjadi aplikasi Ecommerce favorit mengalahkan Shopee, Lazada, atau Tokopedia.

Sejumlah supermarket juga melakukan beberapa perubahan seperti memperbanyak jumlah restoran, bahkan jasa seperti cukur dan salon.

Tatkala banyak ritel yang semakin akomodatif dengan konsumen, hipermarket nampak stuck dengan pola bisnis mereka.

Selain perang harga, tak ada satu inovasi pun yang membuat konsumen tertarik mengunjungi hipermarket.

Yongky juga mengingatkan bahwa ritel yang mampu memenangkan persaingan adalah mereka yang berada semakin dekat dengan konsumen.

3 Saran Untuk Hipermarket

Yongky meminya para pengelola hipermarket untuk segera menyadari realitas ini dan melakukan sebuah inovasi.

Ada 3 saran yang harus hipermarket lakukan untuk kembali mendapat perhatian konsumen.

Pertama adalah memperkecil ukuran, misalnya dari 10.000 meter persegi, menjadi sekitar 3.000-4.000 meter persegi.

Karena ukuran yang besar sudah pasti memakan biaya yang besar, lebih baik kecil tapi sporadis seperti Indomaret dan Alfamart.

Kedua, untuk hipermarket non-grocery sebaiknya lebih berinovasi sesuai dengan tren yang ada, tidak hanya sekedar ada, lengkap, banyak dan murah.

Ketiga, Yongky menyarankan agar hipermarket berada di pinggiran kota, bukan di kota besar.

Daerah pinggiran kota atau kota penyangga akan lebih cocok untuk menjalankan bisnis lantaran banyak kelas menengah yang masih jarang melihat toko besar dan komplit seperti hipermarket.

Sebaliknya, konsumen di kota besar sudah jenuh melihat hipermarket yang menurut Yongky tak melakukan perubahan signifikan.

Hipermarket harus mampu mengikuti tren yang menjadi favorit konsumen saat ini.

Baca juga: Ekspor Minyak Sawit Dibatasi, Amankan Stok Ramadhan dan Lebaran

Entah itu kafe, kue, makanan, atau apapun yang viral di Instagram, Yongky menyarankan untuk menghadirkan itu di hipermarket.

Tentu dengan batasan kemampuan dan kecocokan dengan konsep hipermarket itu sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *