Pandemi global membuat beberapa pabrikan menggeser pabrik dari China ke India, india akan geser china sebagai raja manufaktur dunia jika lakukan 2 hal ini.<\/p>\n\n\n\n
Saat ini industri manufaktur india sedang menggeliat dan berpotensi untuk menggeser China yang dikenal sebagai raksasa manufaktur dunia.<\/p>\n\n\n\n
Meningkatnya jumlah populasi muda membuat india mempunyai tenaga yang lebih dari cukup untuk mengisi pabrik \u2013 pabrik manufaktur.<\/p>\n\n\n\n
Geser Dari China ke India<\/p>\n\n\n\n
Jika Anda pernah menggunakan sepatu Reebok, celana Levi\u2019s atau ponsel jadul Nokia, siapa yang menyangka bahwa ketiga merk tersebut ternyata diproduksi di India.<\/p>\n\n\n\n
Bahkan motor sangar bergaya klasik Royal Enfield yang harganya mencapai ratusan juta, juga diproduksi di India.<\/p>\n\n\n\n
Sehingga tidak salah jika banyak investor asing yang tertarik untuk membangun pabrik manufaktur di India.<\/p>\n\n\n\n
Narendra Modi, perdana menteri india yang sudah menjabat sejak tahun 2014 tahu betul potensi besar yang dimiliki India.<\/p>\n\n\n\n
Bahkan pada beberapa tahun terakhir, investasi asing yang masuk ke India berkat rayuan Narendra Modi mencapai angka 83,6 miliar dolar amerika.<\/p>\n\n\n\n
Tidak tanggung \u2013 tanggung, mereka yang kepincut untuk membangun pabrik di India adalah para produsen merk global seperti Foxconn, Apple, Nike, Toyota, hingga Samsung.<\/p>\n\n\n\n
Sebelumnya mereka memilih China sebagai basis manufaktur, namun situasi dan kebijakan China mengenai Covid-19 berdampak negatif bagi keberlangsungan pabrik.<\/p>\n\n\n\n
Pada akhirnya mereka lebih memilih untuk memindahkan pabrik.<\/p>\n\n\n\n
India merupakan pilihan strategis karena mempunyai banyak stok calon pekerja yang siap diperas keringatnya.<\/p>\n\n\n\n
Jika perpindahan pabrik \u2013 pabrik besar terus berlanjut, bukan mustahil India mampu menggeser China yang selama 40 tahun terakhir dikenal sebagai raksasa manufaktur dunia.<\/p>\n\n\n\n
Meski begitu, para ahli menyebut New Delhi membutuhkan lebih dari sekadar pandemi Covid untuk menggeser takhta Beijing.<\/p>\n\n\n\n
Ini tak lain karena negara Asia Selatan tersebut memiliki sistem birokrasi yang buruk dan terkesan sangat rumit.<\/p>\n\n\n\n
Jika Anda pernah menonton film India, tentu pernah menyaksikan adegan polisi yang mudah disuap atau politisi yang korup?<\/p>\n\n\n\n
Seperti itu pula gambaran realita birokrasi di India yang rumit dan berbelit, tidak jauh berbeda dengan negara yang kita tempati ini.<\/p>\n\n\n\n
Jika India benar \u2013 benar ingin mengalahkan China dan menjadi negara manufaktur terbesar di dunia, setidaknya ada 2 hal yang harus mereka benahi.<\/p>\n\n\n\n
Pertama, menyederhanakan proses birokrasi yang rumit. Digitalisasi adalah jalan bagi india untuk menyederhanakan birokrasi seperti perijinan, perpajakan, pengajuan alih guna lahan dan sebagainya.<\/p>\n\n\n\n
Pejabat yang korup dan birokrasi yang lambat adalah hambatan bagi pembangunan, dan itu harus bisa diatasi oleh India.<\/p>\n\n\n\n
Saat ini, India berada pada posisi 63 dari 190 negara berdasarkan peringkat kemudahan berbisnis pada tahun 2019.<\/p>\n\n\n\n
Hal ini masih kalah jauh dari China yang berada pada posisi ke 31 pada tahun yang sama.<\/p>\n\n\n\n
Kedua, India harus memperbaiki rantai distribusi dari hulu ke hilir.<\/p>\n\n\n\n
Meski saat ini India beberapa keunggulan dari segi demografis, geografi, dan infrastruktur. Namun India belum memiliki rantai pasokan dan distribusi yang baik.<\/p>\n\n\n\n
India harus mencontek China yang berhasil membangun rantai pasokan yang begitu luas.<\/p>\n\n\n\n
Sehingga hampir semua yang dibutuhkan untuk membuat suatu produk dapat bersumber dan diperoleh di negara tersebut.<\/p>\n\n\n\n