Wajib Tahu, 7 Hal Penting Sebelum Mulai Berinvestasi

Investasi286 Dilihat

Sudah menjadi rahasia banyak orang jika investasi memang merupakan upaya terbaik untuk menciptakan kesejahteraan finansial. Tak heran kalau kini orang-orang mulai berinvestasi demi memiliki keuangan yang lebih baik di masa depan.

Pada dasarnya untuk mulai berinvestasi sebetulnya tidaklah sulit. Apalagi saat ini informasi mengenai literasi keuangan semakin digalakkan oleh berbagai pihak hingga pemerintah, membuat masyarakat awam terlepas dari berapapun usia dan latar belakang pendidikan mereka, semakin tertarik untuk melakukan investasi.

Hanya saja masih banyak pula orang-orang yang cuma FOMO (Fear of Missing Out) saja saat mulai berinvestasi, sehingga tidak sedikit yang justru malah menuai rugi.

Misalkan saja, di saat ramai cryptocurrency dan mengetahui ada orang yang meraih untung besar, langsung saja banyak pihak yang berbondong-bondong membeli mata uang kripto itu tanpa memahami kalau cryptocurrency begitu cepat mengalami perubahan harga.

Hal-hal seperti inilah yang akhirnya membuat seseorang rugi dan malah menyalahkan investasi sebagai kegiatan yang cuma menghabiskan uang.

Supaya Anda tidak mengalami kondisi serupa, ada baiknya memahami terlebih dulu sejumlah hal penting sebelum akhirnya memutuskan mulai berinvestasi.

Jangan FOMO, Intip Langkah-Langkah Sebelum Mulai Berinvestasi

1. Tetapkan Tujuan

Langkah paling pertama dan bisa dibilang paling mendasar sebelum kita mulai berinvestasi adalah menetapkan tujuan.

Hal ini sangat penting karena akan menghindari yang namanya FOMO karena cuma ikut-ikutan orang lain dan mengharapkan cuan melimpah dalam waktu singkat.

Untuk bisa menetapkan tujuan investasi yang tepat, ada baiknya Anda membuat rencana masa depan.

Misalkan saja Anda yang baru saja lulus sekolah menengah, ingin kuliah S3 di Eropa saat berumur 30 tahunan, maka artinya tujuan investasi adalah untuk dana pendidikan.

Beda lagi saat Anda yang kini fresh graduate, ingin memiliki rumah sendiri saat sudah menikah di suia 35 tahunan, maka tujuan investasinya adalah untuk properti.

Baca juga, 7 Broker Forex Terbaik Legal Lokal dan Internasional

Dengan menetapkan tujuan investasi, maka Anda akan bisa tahu seberapa lama investasi itu diperlukan dan sudah pasti mempengaruhi seluruh keputusan finansial ke depannya.

2. Siapkan Modal

modal memulai investasi
modal memulai investasi

Kalau sudah menetapkan tujuan, maka hal berikutnya saat hendak mulai berinvestasi adalah mempersiapkan modal.

Ya, investasi bukanlah berjualan online seperti dropship maupun affiliator yang biasanya minim modal.

Namun investasi adalah kondisi ekonomi di mana semakin besar modal yang digelontorkan, peluang untuk meningkatkan profit makin terbuka lebar.

Hanya saja satu yang harus diingat, jangan pernah memaksakan modal investasi sampai rela berhutang.

Dengan semakin meningkatnya rasa ingin tahu masyarakat umum terhadap investasi, kini kegiatan ini bisa dilakukan dengan modal kecil yakni mulai Rp100 ribu saja.

Tetapi meskipun modal yang ditawarkan ringan, ada baiknya Anda sebagai calon investor mencari informasi terlebih dulu apakah instrumen investasi itu bisa dipercaya dan sudah terdaftar OJK (Otoritas Jasa Keuangan) atau tidak supaya nyaman.

Jika memang Anda mengincar instrumen investasi untung besar dan butuh modal besar pula seperti saham, ada baiknya untuk menabung dana investasi terlebih dulu.

Misalkan saja menyisiihkan 10% dari penghasilan bulanan dan kemudian saat dana sudah terkumpul sesuai keinginan, Anda bisa langsung memilih instrumen investasi yang paling sesuai dengan tujuan.

3. Pahami Profil Risiko

Satu hal yang kerap dilupakan oleh orang-orang yang mulai berinvestasi adalah memahami profil risikonya.

Anda harus tahu bahwa sekalipun Anda dan rekan berusia sama, tinggal di kompleks yang sama dan sama-sama punya penghasilan tetap, profil risikonya berbeda.

Terutama mereka yang sudah berkeluarga, tentu profil risikonya juga tak sama dengan mereka yang masih melajang serta tak punya tanggungan kendati berusia sepantaran.

Setidaknya ada tiga jenis profil risiko dalam dunia investasi yakni:

  • Konservatif: Seorang investor yang konservatif cenderung ‘main aman’. Mereka enggan untuk melakukan spekulasi dan memilih instrumen investasi dengan risiko terendah. Hanya saja investasi jenis ini bisanya punya return rendah pula. Para investor pemula dan orang-orang tua cenderung berjenis konservatif
  • Moderat: Dibandingkan konservatif, investor moderat biasanya lebih berani mengambil risiko di instrumen yang lebih fluktuatif demi meningkankan return. Hanya saja para moderat cenderung bersikap hati-hati. Biasanya investor jenis ini sudah punya banyak pengalaman dalam investasi tapi tak terlalu berambisi kejar cuan selangit
  • Agresif: Inilah tipe investor yang paling ambisius karena mereka bersedia melakukan apapun demi untung besar dalam waktu singkat. Para investor agresif tak peduli dengan risiko rugi kehilangan uang karena bagi mereka makin besar untung, makin besar juga ancaman rugi

4. Tentukan Waktu

tepat waktu memulai investasi

Setelah mengetahui apa tujuan, besaran modal dan tentunya profil risiko maka hal berikutnya saat mulai berinvestasi adalah menentukan jangka waktunya.

Jangka waktu investasi bisa diperoleh dari seperti apa tujuan finansial Anda. Setidaknya dalam investasi ada tiga jenis jangka waktu yakni jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Pastikan penentuan hal ini juga sesuai dengan dana yang dimiliki.

Contohnya Anda ingin return maksimal dalam waktu singkat, maka trading saham, forex, mata uang kripto hingga P2P Lending adalah pilihan yang tepat.

Hanya saja memang dalam investasi, semakin panjang jangka waktunya dan dana yang dimiliki besar, maka peluang capital gain makin meningkat. Hal inilah yang dipegang oleh para investor saham berpedoman value investing.

5. Pelajari Jenis Investasi

Sudah tahu tujuan investasi, memiliki modal, memahami profil risiko dan menentukan jangka waktu, maka hal berikutnya adalah mempelajari jenis investasi.

Seperti yang sudah diketahui, ada banyak sekali instrumen investasi yang memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing.

Misalkan saja emas dan deposito, lebih cocok bagi mereka investor konservatif. Lalu ada juga reksadana campuran yang bisa dipertimbangkan investor moderat dan terakhir adalah saham yang begitu disukai investor agresif.

Baca juga, 7 Sekuritas dan Broker Saham Terbaik di Indonesia Tahun 2022

Jenis-jenis instrumen investasi di atas tentu punya penawaran return yang berbeda dan biasanya berimbang dengan potensi kerugiannya sehingga supaya tak salah pilih, Anda harus mempelajarinya dulu.

6. Pilih Platform

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, semakin tingginya daya tarik masyarakat terhadap investasi membuat makin banyak pula platform investasi bermunculan.

Wajib bagi seorang investor memilih platform yang sudah terdaftar dan diawasi OJK supaya tak jadi korban investasi bodong.

Pun begitu jika ada platform yang menawarkan untung belimpah dalam waktu sangat cepat, lebih baik curiga karena siapa tahu oknum penipu.

7. Lakukan Diversifikasi

Dan inilah langkah terakhir saat mulai berinvestasi yakni langsung melakukan diversifikasi.

Penting bagi investor untuk tudak menggelontorkan seluruh modalnya pada satu jenis investasi karena jika instrumen itu nilainya anjlok, Anda bisa kehilangan dana.

Sehingga kalau Anda membeli saham dalam jumlah besar, sisihkan uang untuk berinvestasi pada emas dan reksadana campuran supaya keuntungannya berimbang.

Dengan langkah sederhana diversifikasi investasi, Anda bisa tetap tenang meskipun resesi ekonomi mengancam.

Kesimpulan

Bagaimana? Sebetulnya tidak sulit bukan melakukan investasi? Terbukti dari ketujuh langkah yang sudah dibahas sebelumnya, siapapun berpeluang meraih untung besar dan menciptakan finansial yang lebih baik di masa depan lewat investasi yang tepat.

Untuk itulah penting bagi Anda calon investor, mempelajari hal-hal di atas terlebih dulu sebelum resmi mulai berinvestasi. Ingat, tetap semangat dan jangan pernah berhenti belajar karena seorang investor yang bijak adalah mereka yang senantiasa belajar dan mempebaharui informasi ekonomi dari seluruh belahan Bumi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *