Selalu Gagal Tiap Bikin Resolusi Keuangan? Saatnya Coba 4 Tips ini!

Keuangan271 Dilihat

Di awal tahun biasanya orang membuat resolusi hidup yang ingin di raih satu tahun kedepan khususnya resolusi tentang keuangan. Jika Anda selalu gagal tiap bikin resolusi keuangan, saatnya coba 4 tips ini.

Atau, membuat resolusi keuangan sih iya, tapi di akhir tahun selalu kecewa karena tidak ada satupun resolusi keuangan yang tercapai.

Hal ini seringkali membuat kita jadi malas membuat resolusi keuangan dan akhirnya anggaran dan utang dibiarkankan saja mengalir tanpa perencanaan sepanjang tahun.

Hasilnya, banyak dari kita yang malah terlilit utang kredit atau online sebelum usia 40-an karena tidak kuat menahan godaan cicilan gadget ini itu, traveling sana sini dan lain sebagainya.

Belum lagi target tabungan yang cukup penting di miliki seperti tabungan dana darurat misalnya, belum tercapai juga. Kalau udah begini, bagaimana ya?

Mumpung masih dalam suasana awal tahun, coba kita evaluasi cara kita membuat resolusi keuangan. Jangan-jangan ada hal yang terlupakan sehingga membuat resolusi keuangan kita gagal terus.

Sebelum kita masuk pada tips dalam membuat resolusi keuangan, kita perlu memahami tentang resolusi itu sendiri. Supaya, dalam membuat resolusi keuangan nanti kita bisa lebih realistis dan tearah.

Resolusi awal tahun adalah target yang dibuat untuk jangka pendek yakni untuk 1 tahun-an, berbeda dengan planning (perencanaan) yang biasanya bersifat jangka panjang.

Oleh karena itu, dalam resolusi kita perlu membuat goal dengan indikator yang tepat untuk keuangan kita satu tahun kedepan. Tetap realistis tapi tetap mengarah pada kehidupan finansial yang lebih sejahtera.

Mari kita bahas beberapa tips tentang resolusi keuangan supaya keuangan kita di tahun 2022 bisa selangkah lebih baik daripada tahun sebelumnya

1. Membuat Checklist Evaluasi Keuangan Tahun Lalu

Berevaluasi adalah satu langkah awal yang sangat penting untuk membuat suatu rencana baik itu jangka pendek maupun jangka panjang.

Tanpa evaluasi, rencana yang kita buat akan kurang valid dan bisa jadi gagal karena hanya berdasarkan spekulasi saja.

Termasuk dalam menyusun resolusi tahun baru, kita juga perlu menyadari aspek-aspek keuangan mana saja yang udah cukup baik dan mana saja yang harus kita perbaiki agar resolusi kita bisa lebih tepat.

Baca : 7 Tips Keuangan Untuk Generasi Sandwich

Nah, ini dia checklist yang perlu Anda perhatikan dalam mengevaluasi keuangan Anda di tahun sebelumnya!

  • Berapa jumlah aset yang dimiliki
    Hitung jumlah aset yang dimiliki, mulai dari aset berupa reksadana, tabungan, kepemilikan logam mulia dan seterusnya. Ini dilakukan sebagai asumsi langkah berikutnya agar kita bisa menegtahui apakah kekayaan bersih kita bertambah atau berkurang dari tahun sebelumnya.

  • Berapa jumlah utang/pinjaman selama tahun 2019
    Selanjutnya, hitung pula jumlah utang/ pinjaman terutama pinjaman konsumtif yang yang Anda ajukan selama tahun lalu.

  • Hitung selisih jumlah aset dan utang
    Setelah mengetahui jumlah aset yang di miliki dan jumlah utang/ pinjaman yang Anda ajukan selama tahun lalu, maka selanjutnya Anda bisa menghitung selisihnya. Hasilnya dari selisih tersebut merupakan kekayaan bersih Anda.

    Jika hasilnya Anda mendapat minimal 10% aset yang lebih besar maka selamat! Anda berhasil meningkatkan kekayaan bersih dari tahun sebelumnya! Tapi jika minus, Anda perlu mempertimbangkan kembali mengapa utang konsumtif Anda bisa lebih besar dari pada aset yang Anda miliki.

  • Mana tujuan-tujuan keuangan yang sudah dan belum tercapai
    Lalu, kita juga perlu mengecek mana kah dari tujuan-tujuan keuangan kita sebelumnya yang usdah dan belum tercapai. Misalnya dana darurat, yakni dana yang bisa dikatakan paling penting harus kita miliki ternyata belum ada padahal kita sudah merencanakan untuk menabung di tahun sebelumnya. Atau tabungan reguler ternyata belum ada juga!

    Jika ternyata tujuan-tujuan keuangan kita banyak yang belum tercapai, kita patut mempertanyakan, mengapa?

    Biasanya, sebab dari tidak tercapainya tujuan-tujuan keuangan dikarenakan kebutuhan anggota keluarga yang memang harus di bantu, dari kebutuhan anak atau malah berasal dari life style. Jika ternyata diketahui bahwa utang konsumtif terbesar kita berasal dari life style, hal inilah yang harus kita waspadai, supaya keuangan kita tidak dalam keadaan bahaya.

  • Apakah utang konsumtif sudah lunas?
    Nah, terakhir adalah tentang utang yang konsumtif yakni utang sifatnya kita konsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Rumah termasuk kedalam hutang konsumtif.

    Jika Anda belum bisa melunasi tahun ini, itu tidak jadi masalah asalkan jangan sampai kita menunggak untuk melunasinya dan jumlah utang yang harus di lunasi sama sekali tidak berkurang alias ada progress dari usaha pelunasan utangnya. Karena jika menunggak, bunganya akan terus meningkat dan akhirnya bisa menambah beban kita kedepannya.

2. Memilih Jenis Resolusi Keuangan yang Tepat

Jenis resolusi keuangan pada umumnya bisa berupa :

  • Aset bertambah
  • Utang konsumtif berkurang
  • Cash flow terkendali

Tapi tahukah Anda, bahwa seringkali kita memilih resolusi yang terlalu banyak dan saling kontradiktif membuat resolusi yang kita buat berakhir dengan kegagalan dan akhirnya mengendorkan semangat kita untuk mengelola keuangan pribadi di masa depan.

Hal ini tentu berbahaya.

Misalnya kita memilih 2 dari 3 resolusi di atas, yakni aset bertambah dan utang berkurang. Sekilas, tidak ada yang salah dengan resolusi ini bukan?

Tetapi ternyata, menurut perencana keuangan pemilihan resolusi keuangan seperti diatas merupakan hal yang kontradiktif karena penambahan aset saat masih memiliki hutang adalah hal yang paradoks.

Karena kemungkinan yang terjadi adalah asetnya memang betambah tapi nilainya kecil, tetapi hutangnya tidak terbayarkan karena uang yang di dapatkan digunakan untuk menambah aset tersebut. Akhirnya cashflownya berantakan, aset hanya bertambah sedikit tetapi hutang tidak berkurang.

Baca juga : 7 Jenis Tabungan Terbaik Bagi Milenial Supaya Finansial Lebih Sehat

Seharusnya selesaikan terlebih dahulu utang konsumtifnya lalu baru tambah asetnya. Ada baiknya jika kita memilih resolusi keuangan yang sesuai dengan kondisi kita saat ini.

Misalnya utang yang berkurang, dengan begitu kita bisa fokus mengurangi utang dan akhirnya di akhir tahun kita lebih termotivasi lagi dalam mengelola keuangan karena hasilnya lebih terlihat.

3. Mengatur Goal Keuangan yang Ingin Dicapai

Untuk mencapai resolusi yang telah dipilih, perlu adanya setting goal yang lebih detail. Misalnya jika Anda memilih resolusi keuangan aset yang bertambah di tahun depan, perlu dirincikan aset berupa apa yang ingin di kembangkan.

Apakah berupa reksadana, kepemilikan emas, dan lain sebagainya. Anda perlu tahu jenis aset yang mungkin bisa Anda kembangkan di tahun ini sehingga langkah-langkah yang diambil nanti bisa lebih terarah, fokus dan terukur.

Atau jika resolusi keaungan Anda adalah berkurangnya utang maka Anda bisa membuat utang mana yang ingin Anda kurangi atau bahkan lunasi dengan pertimbangan kemampuan finansial Anda saat ini.

Misalnya utang konsumtif berupa cicilan rumah. Tidak masalah jika tahun depan utang tersebiut belum lunas, karena sejak awal kita membut estimasi perkiraan jumlah bayaran tiap bulannya.

Yang perlu di ingat adalah berkurangnya utang dari jumlah cicilan di tahun sebelumnya sehingga jangan sampai Anda menunggak membayar cicilan tersebut.

4. Membuat Strategi Keuangan Tahun 2022

Langkah yang tidak boleh dilupakan dalam membuat resolusi adalah take action atau pelaksanaannya itu sendiri.

Jika pembuatan resolusi keuangan yang lebih tepat sudah merupakan 50% jalan menuju solusi keuangan kita, maka 50% nya lagi merupakan pelaksanaan dari resolusi tersebut. Karena percuma jika kita sudah bagus dalam membuat resolusi, tetapi tidak di laksanakan.

  • Atur pengeluaran pribadi
    Strategi pertama yang bisa Anda coba yakni dimulai dari pengaturan pengeluaran uang pribadi. Kenapa pengeluaran ini begitu penting utuk diperhatikan dari pada pemasukan?
    Karena pemasukan biasanya cenderung mudah di atur, tinggal membuat target alokasi dana lalu taruh pemasukan di instrumen keuangan yang pas.

    Sedangkan pengeluaran ini sifatnya mudah tidak terkendali. Karena kebutuhan dan keinginan manusia itu tidak terbatas, hal inilah yang sering membuat pengeluaran kita menjadi bocor. Apalagi jika tidak memiliki aturan/ rules yang jelas dalam hal pembelanjaan pribadi, dijamin uang sebanyak apapun tidak akan cukup!

    Oleh karena itu, mengatur pengeluaran uang merupakan strategi yang bisa dibilang wajib dilakukan. Mulai dari pengeluaran regular (wajib; seperti makan, listrik, air dsb), pengeluaran yang sifatnya tidak rutin (misalnya; amal, membantu orangtua dll) hingga pengeluaran untuk life style.

  • Membuat sistem pengendalian diri dengan motivasi yang kuat
    Pengaturan pengeluaran uang erat hubungannya dengan pengendalian diri. Jika pengendalian diri kita rendah, maka rencana pengaturan pengeluranpun akan sulit di laksanakan.

    Memang benar bahwa, yang namanya manusia bisa saja lupa. Tapi, manusi juga tidak seharusnya lupa terus menerus bukan?

    Untuk itulah akal diciptakan. Jika kita memiliki motivasi yang kuat maka godaanpun bocornya keuangan kita pun bisa di lalui. Tapi bagaimana caranya?

    Maka dari itu cobalah membuat sistem motivasi pribadi dalam mengelola uang, bisa mulai dari motivasi terbesar yakni kesadaran untuk peka menilai apakah pembelanjaan yang dilakukan bernilai baik atau buruk, merupakan kebutuhan atau keinginan yang bisa ditunda.

    Selain itu bisa mengerucut pada hal yang lebih kongkrit lagi yakni mengenai manfaat dan dampaknya, atau mengingat kembali impian keuangan yang lebih sejahteradi masa depan dan jangan lupa berilah penghargaan terhadap diri sendiri setiap kali bisa melewati godaan dengan pujian dan ungkapan rasa syukur.

  • Membuat rekening/akun keuangan terpisah
    Strategi selanjutnya adalah dengan membuat rekening/ akun keuangan secara terpisah untuk setiap keperluan. Rekening yang dimaksud tidak selalu berbentuk rekening tabungan yang harus di daftarkan di bank, tapi dengan kecanggihan teknologi saat ini kita bisa membuka akun dompet digital dengan sangat mudah sebagai akun keuangan kita yang lain.

    Tentu saja ini bertujuan untuk membatasi pengeluaran, karena jika masih dalam satu rekening saja biasanya godaan untuk membelanjakan uang lebih besar dikarenakan melihat angka yang masih besar dalam rekening, padahal anggarannya sudah mencapai limit.

    Akhirnya seringkali kita tidak tidak sadar telah mengeluarkan uang untuk hal-hal yang sifatnya berlebihan/ mubazir. Akan berbeda jika kita memiliki rekening/akun keuangan yang terpisah, misalnya antara pengeluaran rutin dengan dana untuk membayar utang atau menabung (sesuai arah resolusi keuangan kita). Kita bisa lebih sadar setiap kali mencapai limit anggaran dan bisa lebih mudah untuk mengeremnya.

Seperti itulah tips untuk membuat resolusi keuangan agar lebih berhasil dicapai. Mengenai strategi mengatur pengeluaran, bisa Anda kembangkan sendiri salah satunya dengan menghindari pola hidup yang terlalu konsumtif.