Tips Keuangan Saat Gaji Istri Lebih Besar Dari pada Suami

Keuangan487 Dilihat

Masalah keuangan adalah hal yang sensitif, namun justru karena itulah hal ini perlu di kelola dengan baik bersama pasangan. Karena jika tidak terkelola dengan baik, hal ini akan menimbulkan masalah-masalah lain di kemudian hari. Bahkan pada banyak penelitian, masalah keuangan adalah salah satu faktor yang cukup dominan dari terjadinya kasus perceraian yang ada di Indonesia.

Nah ternyata, saat kondisi pemasukan istri lebih besar dari suami hal ini juga bisa menjadi salah satu pemicu masalah juga. Mungkin hal ini karena pada umumnya, suami berperan menjadi tulang punggung keluarga sementara istri mengurusi anak dan suami.

Namun di zaman modern seperti saat ini sudah banyak perempuan yang memiliki karir yang bagus bahkan mapan secara finansial. Keadaan inilah yang terkadang menjadi dilema bagi banyak pasangan.

Artikel kali ini mungkin akan bermanfaat untuk Anda yang sudah berkeluarga maupun yang hendak memasuki jenjang pernikahan. Sebab kita akan membahas tips keuangan jika gaji/ pendapatan istri lebih besar dari pada suami. Apa saja tipsnya?

1. Sadari Adanya Preferensi Pemilihan Pasangan yang Berbeda

Tips Keuangan Saat Gaji Istri Lebih Besar Dari pada Suami

Pada versi tradisional, perempuan cenderung memilih laki-laki yang lebih mapan secara finansial. Namun di zaman modern seperti saat ini ada juga perempuan yang secara rasio dan emosional bisa lebih berimbang sehingga karirnya melejit. Inilah yang membuat mereka merasa puas dan tidak terlalu mengharapkan mendapatkan pasangan dengan finansial yang lebih mapan.

Mereka lebih mandiri dan memiliki kepribadian yang tangguh. Disisi lain, ada juga laki-laki yang tidak masalah dengan kondisi tersebut sehingga bisa tetap bahagia. Namun masalah terjadi ketika pasangan tersebut tidak bisa mengelola konsekwensi.

Sebab setiap hubungan yang di jalin pasti memiliki konsekuensinya tersendiri bukan?

Begitu juga dengan pasangan tipe seperti ini. Si istri biasanya sangat sibuk sehingga tidak punya waktu untuk pasangan dan merasa kehidupannya sempurna termasuk dari segi keuangan. Si istri menjadi lebih fokus pada diri sendiri dan lupa bahwa ada hal-hal lain yang perlu di penuhi dalam kehidupan rumah tangganya. Inilah sebenarnya yang bisa menjadi awal munculnya rasa hampa dari si suami.

Yuk baca, Cara Berinvestasi di Usia 20, 30, 40 dan 50-an Serta Portofolionya!

Dari sini bisa di simpulkan bahwa preferensi orang dalam memilih pasangan bisa berbeda-beda dan hal tersebut tidak masalah selama mereka bisa mengelola konsekwensi yang ada.

Jadi untuk Anda para wanita karir, jangan takut untuk berkarya atau menjadi lebih mampu secara finansial. Namun yang perlu di ingat adalah pengelolaan hubungan yang harus di lakukan dengan baik bersama pasangan termasuk soal keuangan.

Tapi masalahnya, tidak semua pasangan memiliki komunikasi yang lancar tentang keuangan. Ada juga yang selalu menghindar. Lalu bagaimana caranya mengajak pasangan untuk bicara tentang keuangan? Hal tersebut akan di bahas pada poin selanjutnya!

2. Mengetahui Sebab Pasangan Enggan di Ajak Bicara Keuangan

tips keuangan Mengetahui Sebab Pasangan Enggan di Ajak Bicara Keuangan

Tips kedua adalah mengajak pasangan untuk bicara soal keuangan. Ternyata hal ini bisa menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian pasangan. Apalagi untuk pasangan muda yang hendak atau baru menikah. Hal pertama yang perlu kita cari tahu adalah sebabnya. Mengapa pasangan kita menghindari pembicaraan soal keuangan ini.

Ada beberapa kemungkinan yang menjadi penyebabnya, misalnya saja :

Memiliki Tanggung Jawab Membantu Keluarga Besar

Penyebab pertama dari penghindaran ini bisa di karenakan seseorang memiliki tanggung jawab membantu keluarga besarnya. Hal yang cukup memberatkan biasanya adalah karena jumlah tanggungannya cukup besar sehingga kebanyak tidak terbuka tentang jumlah yang di sisihkan untuk keluarga besarnya masing-masing ataupun untuk dirinya sendiri.

Oleh karena itu pembicaraan tentang keuangan di anggap sensitif dan tabu. Bahkan saat masa perkenalan/ pacaran bicara tentang pendapatan pasangan nanti akan seperti apa, cara menabungnya bagaimana, budgeting saat nanti menikah akan seperti apa sangat tabu di bicarakan.

Justru yang banyak di bicarakan adalah tentang bagaimana wedding partynya, ceremonynya, bajunya atau keluarga besar siapa yang lebih banyak menanggung biayanya. Sebenarnya dari pembicaraan yang seperti ini cukup menunjukan bahwa kita belum mandiri secara finansial. Karena berharap di biayai oleh keluarga besar atau orang lain.

Yuk baca, Strategi Membangun Sumber-sumber Penghasilan Sejak Usia 20-an

Jika Anda memiliki pasangan yang puya tanggungan finansial yang cukup besar untuk keluarga besarnya, komunikasi yang jelas dan empati adalah kuncinya. Apalagi jika Anda dan pasangan memiliki kesamaan pandangan pentingnya untuk menemukan solusi terbaik baik hal tersebut akan bisa di hadapi bersama.

Penghasilan Wanita Lebih Besar

Kali ini kita masuk ke sisi wanitanya. Banyak para wanita yang mengaku tidak mau mengungkap penghasilan yang sebenarnya kepada pasangan karena gaji/pendapatannya lebih besar dari pada pasangannya. Alasannya, karena kebutuhannya juga banyak, sehingga tidak rela jika harus membaginya ke keluarga besar.

Lalu bagaimana solusinya untuk para perempuan yang masih berpikiran seperti itu? Sebab jika hal ini di biarkan, maka aakan sangat mungkin menjadi penyebab masalah yang lebih kompleks. Misalnya si wanita menjadi merasa lebih powerful dan melupakan kewajibannya.

Riset membuktikan bahwa pendapatan perempuan setiap dekadenya semakin meningkat. Hal ini mungkin bisa kita lihat secara kasat mata, bahwa ada banyak ibu-ibu yang mendadak lebih kaya dari suaminya karena bisnis onlinenya maju di sana sini.

Nah seperti yang telah di jelaskan sebelumnya, pada dasarnya penyebab pertengkaran bukanlah karena istri memiliki pendapatan yang lebih besar dari suami. Namun kebanyakan karena ketika memiliki pendapatan yang lebih besar tersebut, istri merasa lebih powerful sedangkan suami menjadi powerless.

Terkadang tidak sengaja memperlakukan pasangan seperti bawahan. Sehingga ucapan iseng atau perlakukan yang tidak sengaja merendahkan akhirnya akan memicu konflik. Disisi lain si istri yang merasa lebih powerful memiliki harapan yang berbeda untuk berganti pasangan. Rasa frustasi seperti ini terakumulasi menjadi kemarahan terhadap pasangan.

Oleh karenanya hal inilah perlu di kelola sebijak mungkin. Kita harus cerdas mengelola ekspektasi dan saling berempati dengan pasangan, khususnya soal pendapatan pasangan. Salah satunya jangan sampai kita membanding-bandingan pendapatan pasangan dengan orang lain.

3. Fokus Pada Kondisi Real Untuk Melatih Skill Bersyukur

Fokus Pada Kondisi Real Untuk Melatih Skill Bersyukur

Seperti yang telah di sebutkan di atas, salah satu sebab dari konflik yang terjadi saat pendapatan istri lebih besar daripada suami adalah perubahan ekspektasi.

Mengelola ekspektasi menjadi hal yang sangat penting dalam hubungan, juga termasuk soal keuangan. Bukan berarti kita tidak boleh punya keinginan untuk maju secara finansial bersama pasangan, namun maju bersama tentunya berbeda dengan ekspektasi yang terlalu dipaksakan.

Jika kita ingin maju bersama secara finansial bersama pasangan, maka komunikasi tentang keuangan akan berjalan baik. Ucapan dan sikap akan terjaga, tidak hanya berdasarkan ego semata. Namun tetap berpijak pada realita.

Seandainya saat itu secara kondisi sudah mencapai batas maksimal suami, maka dengan pendapatan yang ada kita harus bisa paham posisi keuangan keluarga ketika muncul keinginan-keinginan yang belum bisa di wujudkan. Bukan malah secara tidak sengaja merendahkan suami dengan maksud “menyemangati”. Begitupun di sisi suami yang harus pintar mengelola persepsi. Jika istri sudah melakukan apa yang seharusnya, maka perlu menyadari kalau perasaan rendah diri juga tidak tepat.

Misalnya ternyata suami lebih mementingkan kebutuhan jangka panjang dengan mencicil rumah di bandingkan kesenangan sesaat seperti jalan-jalan ke luar negeri.

Bukan tidak boleh bersenang-senang, namun ada prioritas yang perlu di lakukan terlebih dulu sesuai kemampuan saat ini. Dengan mengetahui kondisi keuangan keluarga dan memaknai pasangan lebih dalam akan menumbuhkan sikap lebih bersyukur terhadap apa yang ada saat ini.

4. Bangun Sistem Pengelolaan Uang yang Sehat

Bangun Sistem Pengelolaan Uang yang Sehat

Sekarang rasa canggung dalam pembicaraan soal keuangan sudah teratasi, dimana Anda dan pasangan sudah sama-sama menyadari perbedaan penghasilan ini. Maka selanjutnya adalah membangun sistem pengelolaan uang yang sehat. Bagaimana caranya?

Menentukan Tujuan Keuangan Prioritas Bersama

Anda dan pasangan bisa menentukan terlebih dahulu tujuan-tujuan keuangan prioritas yang perlu di wujudkan. Setelah itu bentuklah tim yang kompak untuk merencanakan anggaran bulanan.

Disini, komunikasi yang jelas dan empati adalah salah satu kuncinya. Saat membicarakan anggaran, Anda juga mungkin perlu membuat kesepakatan untuk menyatukan pendapatan bulanan Anda dan pasangan sesuai anggaran dan tujuan keuangan lainnya.

Diskusikan Siapa yang Paling Cocok Menjadi Bendahara

Perempuan sering di identikan sebagai pihak yang mengatur kelur masuknya uang dalam keluarga. Tapi penting bagi Anda dan pasangan untuk menyadari perbedaan antara kasir dan juga bendahara sebab kemampuan yang di butuhkan juga berbeda.

Sebaiknya Anda mendiskusikan siapa yang lebih mengerti dan pintar dalam mengatur keuangan dengan objektif bersama pasangan. Dengan begitu bisa meminimalisir kebocoran uang ke tempat yang tidak perlu dan tujuan keuangan pun bisa tercapai dengan baik.

Miliki Batasan Hak dan Kewajiban Soal Keuangan

Meskipun sudah berkeluarga, bukan berarti kita tidak boleh mewujudkan keinginan kita sendiri. Dalam hal ini kita perlu memiliki batasan tentang hak dan kewajiban. Misalnya sama-sama menyadari kalau Anda maupun pasangan memiliki hak untuk melakukan pembelian sesuai kemampuan keuangannya.

Asalkan pembelian di dasari dengan pertimbangan yang bijak, sesuai kemampuan, jelas manfaatnya (termasuk bersenang-senang), tidak bertentangan dengan tujuan prioritas bersama dll.

5. Konsultasi Kepada Pakarnya di Banding Curhat ke Teman

Konsultasi Kepada Pakarnya di Banding Curhat ke Teman

Di Indonesia, masih banyak pasangan yang sedang memiliki masalah keuangan akhirnya curhat kepada teman di banding konsultasi ke pihak yang lebih ahli atau pakarnya. Hal ini di karenakan kita masih suka menggunakan asas kebersamaan saja saat berkumpul bersama teman dan gosip menjadi hasil dari pembicaraannya.

Padahal justru hal ini berpotensi akan memperumit masalah, di banding menyelesaikannya. Pengetahuan teman kita pastinya terbatas (jika ia bukan seorang ahli di bidang psikologi, keuangan dll), sehingga kemungkinan sulit mendapatkan solusi. Bahkan tidak sedikit kasus yang malah di khianati oleh teman sendiri saat curhat soal keuangan keluarga.

Oleh karena itu, apa yang sebaiknya di lakukan?

Identifikasi dulu masalah kita apa, lalu konsultasikan pada ahlinya. Misalnya jika hubungannya dengan keuangan keluarga maka konsultasikan pada pakar finacial planner. Jika masalahnya berhubungan dengan emosi kepada pasangan maka konsultasikan pada psikologi keluarga.

Namun jika keputusannya sudah bulat ingin bercerai maka bukan psikolog lagi yang di cari tapi pengacara. Hal tersebut akan lebih solutif ketimbang curhat kepada teman.

Baca juga, Belajar Kecerdasan Finansial dari RICH DAD, POOR DAD

Kesimpulan

Keuangan adalah hal yang sangat penting untuk di kelola secara baik bersama pasangan. Apalagi jika kondisinya pendapatan istri lebih besar dari pada suami. Sebab hal ini bisa memicu konflik, bahkan perceraian. Padahal seperti yang di jelaskan di atas, bukan pendapatan istri yang lebih besar yang menjadi masalah namun masalahnya ada pada ekspektasi, ego, dan komunikasi yang tidak terkelola.

Setelah menyimak beberapa tips diatas, apakah sudah ada gambaran solusi yang tepat untuk menghadapi konsekwensi keuangan yang terjadi dalam sebuah pernikahan? Terutama ketika gaji istri lebih besar daripada suami. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda yang sedang menjalani kehidupan rumah tangga maupun yang akan segera memasukin jenjang pernikahan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *