Strategi Investasi Cerdas Untuk Para Freelancer, Apa Saja Produknya?

Investasi411 Dilihat

Apakah mungkin seorang freelancer juga bisa sukses berinvestasi? Bagaimana ya strategi investasi yang tepat untuk para pekerja freelance (full time), mengingat karakteristik income dari pekerjaan ini cenderung tidak pasti? Mungkin Anda yang berminat menjadi freelancer atau sedang menekuni jenis pekerjaan yang satu ini memiliki pertanyaan yang sama saat mulai memikirkan tentang investasi masa depan.

Walaupun punya penghasilan yang tidak tetap, siapa bilang freelancer tidak bisa berinvestasi? Dengan pengelolaan keuangan dan strategi yang tepat sesuai konteksnya maka pekerja freelance juga pasti sukses dalam berinvestasi.

Lalu bagaimana caranya, apa ada produk investasi yang cocok sesuai kondisi pekerja freelance?

Jangan khawatir, kali ini kita akan mengulas dengan detail bagaimana cara investasi cerdas ala freelancer. Mulai dari karakteristik pekerjaan sebagai full time freelancer yang akan berpengaruh pada strategi keuangan dan investasi, penggolongan jenis investasi, tahapan hingga tips investasi ala freelancer. Selamat membaca!

Pengalaman Suka dan Duka Bekerja Sebagai Freelancer

Pengalaman Suka dan Duka Bekerja Sebagai Freelancer

Saat ini bekerja sebagai freelancer adalah jenis pekerjaan yang menjadi pilihan dan bukan lagi dianggap sebagai pekerjaan pinggiran. Sejak berkembangnya teknologi informasi bekerja bisa di lakukan di mana saja dan kapan saja selama terhubung dengan internet. Ini menjadikan banyak orang terutama generasi milenial memilih bekerja sebagai freelancer. Apalagi

Bekerja sebagai freelancer (lepas waktu) cocok untuk Anda yang tidak begitu nyaman bekerja dengan aturan kantor yang kaku dan memiliki kebutuhan akan fleksibilitas. Bagaimana tidak, freelancer bisa mengatur waktu dan jam kerjanya sendiri. Bahkan dengan siapa dan dimana mereka bekerja. Nampaknya hal ini memang suatu privillage seorang freelancer yang sangat menarik bagi banyak orang.

Namun bukan 100% tanpa aturan, justru seorang freelancer profesional yang ingin mengembangkan karirnya juga perlu memiliki aturan dan disiplin yang tinggi. Hanya saja sistem kerjanya di buat secara mandiri, tidak seperti karyawan kantoran yang sudah terikat dengan sistem kantornya. Seperti jam kerja, jam istirahat, waktu libur, tempat kerja, tugas dll. Freelancer mengatur semua itu sendiri.

Seorang freelancer perlu cerdas dalam memilih suatu project dan manajemen pengerjaannya. Sebab portofolio project sangatlah penting untuk meyakinkan klien untuk menggunakan jasa yang kita tawarkan. Karena sifatnya tidak terikat kontrak kerja seperti halnya karyawan kantor, bisa saja dalam suatu waktu project sedang ramai dan di saat yang lain malah tidak ada sama sekali.

Baca yuk, 10 Situs Web Terbaik untuk Para Freelance Kreatif Indonesia

Nah inilah salah satu tantangan para freelancer dari segi produktifitas karya maupun keuangan. Oleh karena itu penting bagi freelancer untuk memiliki perencanaan produktifitas dan juga secara finansial, termasuk soal investasi.

Mengenai strategi pengelolaan keuangan ala freelancer sudah di bahas khusus di artikel lainnya. Jadi sekarang kita akan membicarakan mengenai strategi investasi yang cocok untuk para freelancer.

Mengenal Jenis-jenis Investasi

Mengenal Jenis-jenis Investasi

Sebelum masuk pada cara berinvestasi ala freelancer, ada baiknya kita mengenal jenis investasi yang ada saat ini. Sebab instrumen investasi yang bisa kita pilih itu banyak sekali. Masing-masing memiliki karakteristiknya tersendiri yang bisa jadi cocok dan kurang cocok untuk para freelancer.

Sebab sebagai investor tentunya kita ingin mendapatkan untuk dari investasi yang telah kita lakukan. Oleh karena itu, kita juga tidak bisa sembarangan memilih suatu produk investasi tertentu tanpa mempelajarinya. Apalagi jika hanya ikut-ikutan saja. Hal ini akan sangat berbahaya untuk para freelancer.

Baca yuk, 10 Jenis Investasi Terbaik Bagi Generasi Milenial di Masa Depan

Tapi setidaknya ada 3 jenis investasi yang mungkin bisa di pertimbangkan oleh para freelancer.

1. Jenis Investasi Cashflow

Jenis Investasi yang pertama adalah cashflow. Artinya kita akan mendapatkan return/ imbal hasil yang rutin dan cenderung pasti setiap bulan/tahunnya dari sebuah produk investasi. Jadi bisa di bilang, bahwa investasi ini juga bisa dijadikan sumber income lain dari pekerjaan freelance yang kita kerjakan karena sifatnya yang lebih pasti dalam hal return.

Contoh dari investasi jenis cashflow yakni :

  • Deposito
    Deposito adalah salah satu jenis investasi cashflow yang bisa memberikan imbal hasil yang pasti tiap bulannya. Return deposito biasanya berkisar 3% hingga 5% p.a. Deposito umumnya memiliki jangka waktu tertentu, sekarang deposito ada yang bisa di buka dengan minimal Rp 1 juta dengan pilihan tenor mulai dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan hingga 24 bulan. Jadi selama jangka waktu yang kita pilih, kita tidak bisa mengambil dana yang berada dalam deposito jika tidak ingin terkena denda.
  • Sewa Aset Properti
    Jenis investasi cashflow lainnya adalah membeli aset properti seperti kos-osan, kontrakan, apartmen yang bisa di sewakan. Kita bisa mendapatkan imbal hasil investasi tiap bulan atau tiap tahunnya dari penyewaan aset yang kita miliki. Jika Anda memiliki aset investasi ini, passive income pun akan mengalir. Namun tentunya untuk memiliki aset properti, modal investainya tidak sedikit.
  • Peer to Peer Lending
    Pernah dengar tentang investasi peer to peer lending? Peer to peer lending adalah perusahaan fintech yang menjadi jembatan pembiayaan untuk individu maupun UMKM. Jadi kita di ibaratkan sebagai pihak yang meminjamkan uang lewat perusahaan terbut kempada mereka. Return yang di berikan peer to peer lending cenderung stabil dan lebih besar dari deposito dan bisa mengimbangi inflasi.

2. Jenis Investasi Capital Gain

Jenis investasi kedua adalah capital gain (kenaikan modal). Seperti namanya, cara kita mendapatkan keuntungan dari investasi model ini adalah dari selisih investasi yang kita beli sebelumnya di banding saat kita jual nantinya.

Misalnya kita membeli rumah seharga Rp 350 juta, lalu kita jual dua tahun kemudian dengan harga Rp 420 juta. Maka capital gain yang Anda dapatkan adalah sebesar Rp 70 juta.

Dengan kata lain kita mendapatkan keuntungan sebensar-besarnya dari selisih aset kita, namun kita harus kehilangan aset tersebut. Besarnya capital gain yang bisa Anda peroleh tergantung potensi imbal hasil dan waktu Anda melakukan pembelian dan menjualnya kembali.

Misalnya capital gain yang diperoleh dari investasi pada saham-saham bluechip yang biasanya cenderung akan lebih besar jika saham tetap di tahan dalam jangka panjang dibandingkan hanya 2-3 tahun saja.

Ada berbagai instrumen investasi untuk memperoleh capital gain, seperti reksadana, obligasi, rumah & tanah (yang khusus untuk di jual kembali), barang-barang koleksi. Setiap instrumen memiliki potensi capital gain yang berbeda, sehingga kita perlu cermat memilih investasi.

3. Campuran (Jenis Cashflow dan Capital Gain)

Terakhir, ada tipe investasi yang bersifat campuran yakni dari cashflow maupun capital gain. Jadi, kita bisa mendapatkan keuntungan secara rutin sembari kita menunggu kenikan nilai investasi. Ada beberapa jenis investasi tipe campuran ini seperti :

  • SBN Ritel
    Obligasi/ SBN Ritel juga termasuk jenis investasi cashflow karena bisa memberikan imbal hasil yang lebih pasti dengan kupon tetap (fixed rate) namun bisa juga mendapatkan capital gain jika kita berniat menjualnya ketika harhganya sedang naik. Saat ini ada beberapa jenis SBN ritel yang di terbitkan. Biasanya SBN ritel bisa di beli mulai dari Rp 1 jutaan hingga milyaran.
  • Saham
    Saham merupakan jenis investasi jangka panjang. Sudah tentu capital gain sangat memungkin di dapatkan dari saham dengan mebeli saham di harga murah dan menjualnya saat harga sudah naik. Lalu dari mana kita bisa bisa mendapatkan keuntungan pastinya? Nah, cashflow dari investasi saham bisa di dapatkan dari dividen saham.
  • Reksadana
    Instrumen investasi lain yang digolongkan dalam tipe campuran yakni reksadana pasar uang sebab cenderung stabil. Sehingga cashflownya bisa berasal dari sini. Keuntungan dari kenaikan nilai jangka panjang juga bisa di dapatkan namun tentu tidak sebesar saham. Biasanya imbal hasilnya mulai dari 4% sampai dengan 8% p.a.

Nah jika pengertian tipe investasi campuran adalah investasi yang bisa memberikan keuntungan secara cashflow dan capital gain, properti seperti rumah dan tanah juga bisa di kategorikan dalam tipe investasi ini.

Sejauh properti tersebut benar-benar laku untuk di sewakan dan di jual ketika harganya sudah mengalami kenaikan. Kira-kira apalagi instrumen investasi yang termasuk dalam jenis campuran?

Tahapan Investasi Ala Freelancer

Strategi Investasi Ala Freelancer

Sekarang kita sudah tahu bahwa ada beberapa tipe investasi yang bisa kita pilih. Selanjutnya kita harus bisa mengidentifikasi manakah jenis investasi yang lebih sesuai dengan kondisi kita sebagai freelancer dan tujuan keuangan kita saat ini.

Untuk menjawabnya, kita akan membagikan beberapa tahap investasi yang bisa di pertimbangkan para freelancer. Starategi investasi ini mungkin tidak akan selalu cocok 100% dengan kondisi semua freelancer, namun Anda bisa menjadikannya sebagai inspirasi.

Disamping mencari strategi, Anda juga perlu mencocokan dengan kondisi spesifik yang sedang alami misalnya alasan Anda menjadi freelancer dan apa tujuan Anda kedepannya.

Tahapan investasi yang akan di bahas nanti terinspirasi dari konsultan keuangan Finansialku.com yang justru memandang bahwa profesi freelancer juga pasti bisa berinvestasi. Malah investasi itu wajib bagi pekerja freelance. Jadi sayang sekali jika Anda melewatkannya!

Baiklah kita mulai dengan tahap pertama.

Tahap Pertama : Ketika Gaji Freelancer Kurang dari 2x UMR Per-Bulan

Bagi Anda yang berprofesi sebagai freelancer dan kini memiliki masih memiliki penghasilan yang minim, jangan berkecil hati. Karena setiap bisnis dan karir perlu proses dan waktu untuk berkembang begitu juga dengan freelancer.

Anda tidak perlu terburu-buru dalam mengembangkan investasi di berbagai instrumen, sesuaikan saja dengan kondisi dan tujuan keuangan Anda saat ini. Apalagi jika kita menyadari bahwa tidak ada jaminan keberhasilan dalam berinvestasi. Sehingga strategi investasi yang di lakukan memang benar-benar harus mempertimbangkan kondisi spesifik masing-masing freelancer.

Seperti yang telah di sebutkan sebelumnya, Anda juga perlu memasukan asumsi Anda sebagai freelancer. Seperti tujuan Anda ke depannya, apa yang ingin Anda capai.

Misalnya Anda memang berniat menjadi seorang freelancer profesional di bidang yang sedang Anda tekuni. Maka akan perbedaan-perbedaan strageti investasi dengan orang yang hanya menjadi pekerjaan freelance ini sebagai profesi sementara yang berlangsung hanya 1-2 tahun saja.

Warrent Buffet pernah berkata bahwa sebaiknya kita mengalokasikan 50% penghasilan dari bisnis kita untuk di investasikan kembali. Jadi jika kita berpijak pada kondisi real, strategi yang paling relevan saat kita dalam kondisi income yang masih rendah adalah dengan berinvestasi untuk :

1. Meningkatkan Kemampuan

Pada tahapan ini penting bagi Anda untuk berinvestasi yang tujuannya untuk meningkatkan skill dan kredibilitas dari jasa yang ingin Anda tawarkan sebagai freelancer. Jika kemampuan Anda meningkat, otomatis nilai jasa Anda akan semakin tinggi. Ditambah lagi dengan semakin banyaknya proyek yang berhasil Anda selesaikan, kemampuan Anda juga akan semakin terasah.

2. Membangun Brand

Inilah waktunya Anda fokus untuk membangun brand dengan konten yang berkualitas. Apalagi di era digital seperti saat ini, jejak dari brand akan sangat berdampak untuk pengembangan bisnis kedepannya. Termasuk Anda sebagai freelancer. Anda bisa mulai memfokuskan investasi di tahap ini untuk membangun brand yang sesuai dengan rencana karir/bisnis Anda.

3. Membangun dan Mengumpulkan Trust dari Klien

Kepercayaan dari klien adalah aset yang sangat berharga untuk maju ketahap investasi selanjutnya. Semakin banyak klien yang puas dengan layanan yang Anda maka kemungkinan kedepan Anda tidak akan kesulitan lagi mencari proyek dan lebih leluasa mengembangkan bisnis freelance Anda.

Sebab kemampuan dan integritas Anda sudah terbukti dan hal tersebut tidak mungkin bisa di dapatkan dalam waktu singkat. Oleh karena itu bentuk investasi yang tepat di tahap ini salah satunya adalah dengan membangun dan mengumpulkan kepercayaan klien sebanya-banyaknya.

Kepercayaan ini bisa di bangun bukan hanya dengan penyelesaian proyek yang berkualitas, tapi tepat waktu dan sesuai kesepakatan yang di buat sebelumnya.

Jadi sebaiknya Anda mengetahui batasan kemampuan saat menerima suatu proyek. Jangan sampai Anda membuat klien kecewa karena proyek telat di selesaikan. Kalaupun ada hambatan di luar dugaan Anda, sangat penting untuk mengkomunikasikannya secara jelas dan terbuka kepada klien.

4. Mengembangkan Networking (Jaringan)

Networking (jaringan) adalah hal yang sangat penting untuk mengembangkan sebuah bisnis. Dalam hal ini Anda bisa mengalokasikan investasi untuk menjalin hubungan dengan orang-orang yang berpengaruh positif untuk Anda. Hadiri dan berkumpulah denganorang-orang seperti itu. Ini adalah bentuk investasi yang tidak boleh di lewatkan oleh kita, apalagi di tahap awal.

Misalnya, dengan mentraktir orang-orang yang lebih bijak dari Anda, lebih sukses dari Anda dan lebih berpengalaman. Karena orang-orang tersebut suatu saat bisa memberikan saran atau inspirasi yang sangat bermanfaat bagi Anda dan mungkin menghubungkan Anda dengan kesempatan yang lebih baik.

Dengan begitu income akan meningkat seiring keberhasilan investasi pada hal-hal tersebut. Setelah itu barulah mulai memikirkan investasi pada aset lainnya. Jadi ternyata bentuk aset investasi itu tidak melulu soal dana dan aset fisik ya?

Tahap Kedua : Ketika Gaji Freelancer 2x s/d 5x UMR Per-Bulan

Tahap selanjutnya, ketika jumlah income/ penghasilan kita sudah mulai menginjak 2x UMR hingga 5x UMR per bulan. Jika sekarang Anda berada dalam tahap ini, artinya Anda sudah mulai bisa memikirkan tujuan memperoleh keuntungan dari investasi dengan capital gain untuk menambah modal Anda. Dalam hal ini, Anda bisa menggunakan instrument Reksadana dan Saham.

Mengapa?

Pada penjelasan sebelumnya sudah di jelaskan sekilas bahwa reksadana dan saham termasuk dalam tipe investasi campuran (cashflow dan capital gain). Jadi kali ini kita akan membahas mengapa reksadana dan saham ini bisa di pilih oleh para freelancer. Takl lupa juga kita akan membahas syarat dan tujuan investasi yang sebaiknya menjadi fokus para freelancer saat berinvestasi pada suatu produk investasi.

Investasi Reksadana

Reksadana adalah salah satu produk investasi yang bisa di pertimbangkan oleh para freelancer. Sebab investasi reksadana termasuk produk yang cukup mudah di pahami, terutama bagi pemula.

Reksadana di kelola manager investasi (MI) yang sudah menganalisis dan menyaring produk investasi di pasar modal untuk Anda. Apalagi sekarang sudah ada aplikasi online yang bisa mengidentifikasi profil resiko dan merekomendasikan produk reksadana yang cocok untuk Anda beli. Anda juga bisa memonitor kinerja dan rating MI.

Sebenarnya reksadana itu seperti halnya parsel lebaran, ketika Anda membeli suatu produk reksadana maka Anda sudah membeli produk investasi seperti saham, obligasi, pasar uang atau malah kombinasinya.

Namun reksadana berbeda dengan pembelian obligasi atau saham secara langsung dimana Anda mendapatkan hak sebagai nasabah pembeli obligasi ataupun hak kepemilikan atas suatu perusahaan.

Reksadana sendiri terdiri beberapa jenis, yakni reksadana pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan saham. Pembahasan khusus tentang reksadana tersedia di artikel yang berbeda, jadi jangan lupa untuk mengecek artikel lainnya.

Investasi Saham

Anda pasti sudah sering mendengar tentang saham kan? Produk investasi yang satu ini memang sedang populer terutama di kalangan milenial. Dalam berinvestasi saham yang menjadi manajer investasi adalah diri And sendiri.

Dengan begitu Anda bisa memilih saham apa dan berapa lot yang ingin di beli. Termasuk dalam menganalisis potensi keuntungan serta kerugian yang mungkin Anda dapatkan dalam investasi.

Bahkan ada juga freelancer-freelancer yang punya kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hariannya dari keuntungan trading saham. Berbeda dengan trading secara jangka pendek, value investing bertujuan mendapatkan keuntungan dari capital dain saham secara jangka panjang. Bagi Anda yang masih pemula, metode value investing ini cukup di rekomendasikan di banding trading saham.

Anda bisa memfokuskan keuntungan dari capital gain untuk menambah modal bisnis freelancer Anda dimasa depan. Namun hal ini tentu saja di kembalikan lagi pada profil resiko dan kemampuan Anda.

Dalam berinvestasi saham, ada sebuah prinsip penting yang perlu di perhatikan: “don’t put all your eggs in one basket” atau kita kenal sebagai diversifikasi investasi. Jadi sebaiknya Anda memilih beberapa saham dalam menempatkan dana investasi Anda.

Sebab jika Anda menempatkan seluruh investasi pada satu saham saja, memang resiko untung besar tapi juga resiko meruginya juga sangat tinggi. Tapi dengan melakukan diversifikasi, kita bisa meminimalisir resiko kerugian yang mungkin terjadi.

Tahap Ketiga : Ketika Gaji Freelancer Lebih dari 5x UMR Per-Bulan

Nah kalau Anda sudah pada tahap ini, artinya dana yang Anda miliki sudah lebih likuid dari tahap-tahap sebelumnya. Biasanya ada suatu kebiasaan yang perlu di waspadai, karena semakin besarnya penghasilan maka akan semakin tinggi juga gaya hidupnya.

Sebab gaya hidup nyaman dan sesuai kebutuhan berbeda dengan hanya mengikuti keinginan saja ya. Sah-sah saja jika Anda bisa meningkatkan kualitas hidup Anda dari sbeelumnya sejauh hal tersebuyt masih bisa terkontrol dan tidak berlebihan. Jadi tetap lakukan pencatatan dan review keuangan Anda secara berkala.

Pada tahap ini bisnis freelance Anda mungkin sudah bisa di jalankan secara auto pilot. Artinya penghasilan Anda sudah lebih stabil dan bisa menghasilkan income yang cukup besar secara reguler.

Anda bisa melakukan evaluasi dari strategi investasi Anda sebelumnya. Misalnya Anda melakukan investasi dengan besaran 50%, kini bisa di kurangi 25% saja dan mengalokasikan anggaran investasi pada aset pasif (yang bisa menghasilkan passive income).

Ada beberapa produk investasi yang bisa menghasilkan passive income untuk freelancer. Diantaranya :

Investasi Pada Peer to Peer Lending

Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya, bahwa kita bisa mendapatkan return yang lebih pasti, stabil dan lebih besar dari deposito lewat investasi peer to peer lending.

Saat ini sudah sangat banyak perusahaan peer to peer lending yang ada di Indonesia. Namun pastikan perusahaan fintech yang Anda pilih untuk berinvestasi sudah mendapatkan izin usaha dan di awasi OJK. Beberapa diantaranya seperti : Investree, iGrow, Danamas dll

Izin operasional sebuah fintech bisa di cabut sewaktu-waktu karena alasan tertentu. Maka dari itu penting untuk mengeceknya terlebih dahulu saat ingin berinvestasi lewat peer to peer lending.

Investasi Properti

Produk investasi lainnya yang bisa di pilih para freelancer saat sudah di tahap ini adalah properti seperti rumah, tanah, apartemen dll. Karena sekarang Anda sudah punya penghasilan yang lebih besar dan stabil.

Sehingga jika membeli properti dengan di cicilpun tidak akan khawatir tidak bisa melunasinya. Nilai properti biasanya cenderung meningkat setiap tahunnya. Keuntungan dari capital gain ataupun sewa bisa di gunakan untuk tujuan keuangan Anda yang lain.

Investasi Pada Franchise

Franchise juga bisa di pilih sebagai alternatif investasi para freelancer yang sudah berada di tahap ini. Franchise sudah punya sistem dan produk sehingga Anda tidak perlu repot membangun bisnis dari awal. Namun sebelum memilih sebuah franchise, Anda wajib meriset prospektus dan ketahanan franchisenya, jangan sampai bernvestasi franchise karena ikut-ikutan saja.

Tips Berinvestasi Untuk Para Freelancer

Tips Berinvestasi Untuk Para Freelancer

Setelah membaca tahapan investasi diatas, sebagai freelancer apakah Anda sudah terbayang apa yang harus di lakukan untuk bisa berinvestasi? Apakah Anda mulai lebih yakin bahwa freelancer juga bisa sukses berinvestasi dan mendapatkan kehidupan finansial yang sejahtera?

Untuk melengkapi wawasan Anda, ada baiknya menyimak tips berikut ini sebelum berinvestasi, Ada beberapa hal penting yang wajib Anda perhatikan. Apa saja?

1. Pastikan Punya Dana Darurat dan Asuransi Kesehatan Sebelum Investasi

Memiliki dana darurat bagi freelancer adalah kewajiban pertama saat Anda sudah mulai berpenghasilan. Bahkan para financial planner menyebutkan bahwa dana darurat bagi freelancer itu maha penting. Hal ini dikarena karakteristik pola penghasilan freelancer yang tidak menentu, sehingga jika suatu saat sedang sepi proyek Anda tidak akan panik.

Jadi sebelum berinvestasi, pastikan Anda menabung untuk dana darurat tertlebih dahulu. Dana darurat minimal yang di sarankan untuk para freelancer adalah 12x kebutuhan bulanan. Selain itu, pastikan juga Anda memiliki proteksi kesehatan, sebab tidak ada perusahaan yang akan menjamin perawatan kesehatan saat Anda sakit. Minimal Anda terdaftar sebagai peserta BPJS kesehatan.

2. Gunakan Prinsip ‘Investasi’ dalam Keseharian

Prinsip ‘investasi’ intinya adalah menjadikan setiap pembelian atau tindakan dengan mindset investasi. Artinya setiap pengeluaran dan tindakan Anda selalu di dasari dengan pertimbangan investasi.

Mindset ini cukup penting di terapkan dalam mengatur keuangan maupun berinvestasi, apalagi di tahap-tahap karir Anda sebagai freelancer. Bahkan ketiga penghasilan Anda sudah besar dan lebih stabil dari sebelumnya, mindset ini bisa menolong ANda dari jebakan lifestyle yang tiada habisnya.

3. Buat Sumber Penghasilan Lain

Tips investasi untuk freelancer yang lain adalah menciptakan lebih dari satu sumber penghasilan. Maju atau tidaknya kita ke tahap investasi selanjutnya tergantung juga pada income yang berhasil kita kumpulkan dengan lebih stabil. Oleh karena itu, dalam proses mengembangkan bisnis freelancer, Anda juga wajib menciptakan beberapa sumber penghasilan dari sana.

Ketika Anda sudah cukup merasa nyaman dengan skill Anda, coba kembangkan skill untuk bisa membuka sumber income lainnya. Lebih baik lagi jika hal tersebut berkaitan dengan program pengembangan bisnis freelance Anda dimasa mendatang.

4. Berinvestasi dengan Mindful dan Rasional

Investasi pada produk apapun pasti mengandung resiko. Maka dari itu sangat tdiak di sarankan untuk para freelancer untuk berinvestasi tanpa tujuan dan ilmu. Dengan menyadari setiap resiko dan potensi pada setiap keputusan investasi Anda, hal ini akan meminimalisir kerugian. Pun ketika rugi, Anda akan lebih mudah bangkit dan belajar dari kesalahan Anda sebelumnya.

5. Memilih Metode Timing Investasi

Salah satu pertanyaan yang mungkin terlintas saat ingin berinvestasi adalah bagaimana, teknik pemilihan waktu yang baik khususnya untuk berinvestasi reksadana atau saham?

Ada 2 metode timing investasi yang bisa di pilih oleh para freelancer, yakni : metode lump sum (sekaligus) dan metode cost averaging (berkala). Metode lump sum (sekaligus) artinya, Anda akan mengalokasikan seluruh anggaran investasi Anda setiap mendapatkan fee dari suatu proyek. Sedangkan metode cost averaging (berkala) yakni Anda akan berinvestasi secara berkala misalnya setiap bulan ataupun dengan menggunakan fasilitas autodebet.

Lalu diantara keduanya, manakah yang lebih baik?

Untuk memilih mana yang lebih baik, Anda perlu memperhatikan tentang siklus keuangan Anda. Apakah penghasilan freelancer di dapatkan secara sekaligus setelah menyelesaikan proyek dengan jumlah yang besar ataukah Anda bisa mendapatkan ‘gaji’ freelancer setidaknya dengan nominal minimal yang Anda targetkan.

Jika Anda memiliki pola penghasilan sekaligus besar dalam satu project ada baiknya memilih metode timing lump sum (sekaligus). Sebab ini akan meminimalisir uang terpakai untuk kebutuhan lainnya karena seluruh anggaran investasi sudah langsung di salurkan untuk investasi saat itu juga. Anda bisa melakukan diversifikasi untuk meminimalisir resiko kerugian.

Nah, berbeda jika pola penghasilan Anda seperti ‘gaji’, dimana Anda bisa mendapatkan income minimal yang berasal dari bisnis freelancer atau sumber lainnya. Kalau kasusnya seperti maka Anda bisa menggunakan metode cost averaging (berkala).

Anda bisa memilih untuk mendiversifikasi langsung jika anggaran investasi bulanan memungkinkan yang artinya mungkin Anda akan membeli saham sedikit demi sedikit. Atau membeli saham tertentu per-sekian periode terlebih dahulu lalu beralih ke saham lainnya. Dalam hal ini Anda juga perlu memperhatikan harga saham yang Anda minati.

Penutup

Sukses dalam berinvestasi dan memperoleh kehidupan finansial yang sejahtera bukanlah hal yang mustahil bagi freelancer. Meskipun penghasilan terkadang tidak menentu, ternyata freelancer juga sebenarnya bisa sukses dalam berinvestasi loh! Asalkan pengelolaan keuangan dan strategi investasinya tepat.

Pada akhirnya apapun produk investasi yang Anda pilih, para freelancer sebaiknya memperhatikan kondisi keuangan pribadi terlebih dahulu dan menyesuaikan program investasinya. Tidak lupa juga wajib mempelajari produk investasi sebelum memutuskan terjun langsung dan memilih timing yang paling cocok. Beberapa persiapan penting seperti dana darurat dan juga asuransi kesehatan juga harus di penuhi dulu sebelum berinvestasi apalagi mengembangkan investasi pada aset lainnya.

Semoga pembahasan panjang lebar tentang strategi investasi ala freelancer di atas dapat membantu Anda lebih siap dalam berinvestasi. Khususnya bagi Anda yang berimnat menjalankan bisnis freelancer atau sedang mengembangkannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *