Setelah Menikah Kok Jadi Banyak Hutang? Ini Sebabnya!

Keuangan926 Dilihat

Biasanya, banyak orang berpikir setelah menikah kehidupannya akan jauh lebih baik. Karena nanti punya double income, dari istri dan juga suami. Tapi siapa sangka, yang terjadi malah sebaliknya. Setelah menikah kok jadi banyak hutang baru?

Menikah memang salah satu tangga kebahagiaan bagi tiap pasangan. Namun jangan sampai menikah justru membuka pintu hutang lebar-lebar dan membuat Anda merasa tidak memiliki uang Anda sendiri, selalu was-was dan gelisah.

Supaya Anda dan pasangan tidak terjebak dalam pusaran hutang setelah menikah sebelumnya perlu menggali ilmu finansial. Apalagi masalah finansial seringkali di sebut-sebut sebagai penyebab perceraian yang paling banyak. Pastinya kita tidak mau setelah menikah bukannya happy, tapi pusing dengan cicilan sana-sini.

Nah, kali ini kita akan membahas apa saja jenis utang yang biasanya menjadi tanggungan pasca nikah. Bagi Anda yang sedang merencanakan pernikahan, semoga artikel ini membantu agar persiapan Anda lebih matang!

1. Utang Untuk Pesta Pernikahan

Sumber gambar : unsplash.com/ Al Elmes

Apakah boleh berhutang untuk modal pesta pernikahan?

Ini menjadi salah satu pertanyaan banyak pasangan yang akan menikah. Sebelum menjawabnya, kita cari tahu dulu apa sebab orang memutuskan untuk berhutang untuk pesta pernikahannya.

Momen pernikahan pastinya merupakan momen spesial bagi setiap pasangan. Kebutuhan pesta pernikahan setiap budaya memang berbeda-beda apalagi jika ingin mengikuti budaya asal daerah. Ada yang kebutuhannya super rumit dan banyak ada juga yang terkesan lebih simple.

Di Indonesia, biasanya pesta pernikahan juga melibatkan persetujuan 2 keluarga. Nah ketika menghadapi tuntutan pesta pernikahan di luar budget, fatalnya pasangan yang akan menikah justru bukan mengkomunikasikannya pada orangtua atau keluarga. Namun justru berhutang ke bank misalnya.

Mereka berpkir, dengan tenor yang panjang dan cicilannya masih bisa di bayar dari income bulanan ini tidak akan menjadi masalah yang terlalu berat. Apalagi jika keduanya bekerja. Pesta pernikahan adalah momen sekali seumur hiudp, kenapa tidak menghamburkan uang demi momen spesial ini.

Nah inilah yang banyak terjadi. Padahal menurut banyak financial planner, menggunakan utang untuk pesta pernikahan tidaklah di sarankan. Sebab kehidupan awal pernikahan terjadi justru setelah pestanya selesai.

Ada banyak sekali kebutuhan yang perlu di penuhi. Memulainya dengan hutang bisa berdampak pada relasi dan juga tertundanya kebutuhan yang lain. Misalnya saja membeli rumah, rencana memiliki anak dan sebegainya.

2. Cicilan KPR dan Kendaraan

Hutang lainnya yang bisa memberatkan adalah cicilan KPR. Mungkin cicilan KPR pada awalnya terasa ringan, namun jika di tumpuk dengan cicilan kendaraan secara bersamaan?

Banyak pasangan yang baru menikah akhirnya memutuskan untuk mengambil rumah KPR walaupun kendaraan yang di gunakan juga masih nyicil. Di tambah lagi biaya perawatan rumah dan kendaraan juga perlu di keluarkan tiap bulannya. Apalagi jika uang DP nya juga berasal dari berhutang. Ya, makin bertumpuk saja!

Nah berkaca dari kasus yang sudah banyak terjadi, jangan sampai cicilan-cicilan yang terlihat kecil. Padahal ternyata lama-lama menjadi bukit.

Jika masih belum mampu mengambil KPR, sebenarnya tidak masalah kok mengontrak terlebih dahulu. Sambil mengusahakan mempercepat melunasi cicilan kendaraan, Anda bisa mencari cara untuk mendapatkan surplus income yang bisa di gunakan untuk DP rumah. Pokoknya cari strategi supaya pembayaran utang tidang melebihi 35% income Anda dan pasangan perbulannya.

Baca juga, Anggaran Saat Ambil KPR yang Perlu Anda Siapkan dengan Matang

3. Menanggung Utang Pasangan

Menanggung banyak hUtang Pasangan
Sumber gambar : unsplash.com/ dylan gillis

Siapa yang tidak kaget jika setelah menikah tiba-tiba harus menanggung hutang yang bukan miliknya ketika masih lajang?

Apalagi jika hutangnya ternyata hutangnya tidak sedikit. Banyak kasus pasangan yang tidak terbuka bahwa ia memiliki utang karena malu atau takut. Meskipun tidak mesti utangnya tersebut di gunakan untuk kebutuhannya saja. Misalnya berhutang untuk membayar kuliah adik, atau biaya berobat orangtua tapi ada juga yang di sebabkan karena gaya hidup.

Ketika hendak melaksanakan rencana yang sudah di sepakati, barulah hal ini di ungkap karena salah satu tidak sanggup untuk mengikuti rencana. Atau, ketika ia tidak sanggup lagi membayarnya dan meminta bantuan pasangan, maka hal ini memicu percekcokan rumah tangga dan bukan tidak mungkin akhirnya berakhir dengan perceraian.

4. Investasi dengan Hutang

Nah, ada juga yang mungkin niatnya berinvestasi tapi caranya dengan berhutang. Sebenarnya ini tidak di sarankan. Apalagi jika investasinya memiliki resiko yang besar, dan likuiditasnya rendah.

Sebab saat berinvestasi dengan menggunakan hutang, Anda juga harus membayar bunga yang bisa jadi lebih tinggi di banding return dari aset. JIka profil aset juga beresiko tinggi, sebut saja saham, maka justru bukannya untung dari berinvestasi tapi yang ada hanya utang yang harus di bayar nanti.

Bukannya senang saat mengecek investasi bersama pasangan, yang ada malah dag-dig-dug menanti nilai investasi tinggi kembali lantaran pembayaran hutang tidak bisa menunggu.

5. Pengeluaran Perbulan Lebih Besar

pengeluaran perbulan lebih besar
Sumber gambar : unsplash.com/ Elisa Ventur

Ini adalah sebab yang cukup banyak terjadi pada pasangan yang menikah namun tidak memiliki konsep keuangan yang jelas. Biasanya ada yang masih terbawa gaya hidup ketika masih melajang, seperti sering beli kopi di luar, makan di luar, merokok sepuasnya, update gadget terbaru dan lain-lain. Tanpa mencatat dan mengukur pengeluaran rutin perbulan setelah menikah itu berapa.

Karena tidak terbiasa menyadari pengeluaran hariannya, maka apa yang di lakukan jika uang bulanan tidak cukup tapi masih ingin beli sesuatu?

Paylater menjadi solusi. Di jaman serba mudah ini, berhutang online bisa di lakukan lebih cepat di bandingkan kecepatan cahaya. Hanya tinggal verifikasi fingerprint saja.

Lama-lama hidup seperti di kerjar utang. Uang gajian hanya sebatas lewat saja di rekening. Ketika menerimanya di awal bulan, tapi saat itu juga harus langsung transfer membayar paylater. Apalagi biasanya bunga paylater itu cukup besar.

Tips Supaya Minim Utang Pasca Menikah

Nah supaya kehidupan pernikahan Anda minim hutang, Anda dan pasangan bisa mencoba beberapa tips berikut ini!

Lakukan Riset Budgeting Pesta Pernikahan

Jika Anda sedang merencanakan pernikahan, maka lakukan riset budgeting pesta pernikahan jauh-jauh hari. Jangan malu untuk bertanya pada teman-teman atau sadudara yang dulu sudah pernah melangsungkan acara pesta pernikahan.

Memilih Pesta Pernikahan Sesuai Budget

Mempertimbangkan harapan kedua keluarga besar tentu boleh-boleh saja, namun ingat bahwa Anda dan pasanganlah yang nantinya menjalani hidup setelah pesta pernikahan. Jadi pikirkan untuk memilih pesta pernikahan dengan bijak.

Jika ada harapan-harapan keluarga atau bahkan dari pasangan Anda yang mungkin bisa terpenuhi karena keterbatasan budget, maka lebih baik jangan memaksakan. Komunikasikan dengan baik dan jelas, apa saja pertimbangkan yang ada mengapa tidak memilih berhutang sebagai solusi untuk mengadakan pesta pernikahan mewah sesuai harapan keluarga.

Tidak Perlu Memaksakan KPR

Memiliki tempat tinggal sendiri adalah impian hampir setiap keluarga. Namun jika belum mampu, jangan gengsi untuk mengontrak rumah terlebih dahulu. Jangan takut juga kalau mengontrak rumah artinya akan mengulang kembali sejarah orang-orang terdahulu yang di masa tuanya tidak punya rumah. Itu tidak akan terjadi jika kita memiliki perencanaan yang realistis untuk kedepannya.

Baca juga, Lebih Baik Ngontrak Atau KPR? Coba Pertimbangkan Ini!

Diskusikan Tentang Gambaran Pengeluaran

Keuangan adalah hal yang seharusnya di bicarakan sebelum pernikahan. Supaya ketika menikah sudah tahu asumsi masing-masing dan juga memiliki tujuan keuangan bersama yang sudah di sepakati, sekalipun ada hutang-hutang yang perlu di bayarkan. Sampaikan apa saja yang kemungkinan akan menjadi pengeluaran rutin yang berebda dengan pasangan Anda. Misalnya Anda sangat membutuhkan refreshing setiap 2 minggu atau bulannya, karena stress yang tinggi dalam pekerjaan.

Diskusikan Tentang Rencana Investasi

Investasi adalah sesuatu yang harus di bicarakan dengan pasangan. Setiap keluarga pasti memiliki impian-impian yang memerlukan uang untuk mencapainya. Misalnya ingin menyekolahkan anak di sekolah yang berkualitas. Di banding berhutang ketika waktunya datang, lebih baik rencanakan investasi untuk mencapai impian tersebut.

Tips Menghadapi Hutang Pasca Menikah

Siapapun pastinya tidak mau terlilit hutang setelah menikah. Tapi jika Anda sudah terlanjur harus menanggung hutang yang cukup besar pasca pernikahan karena beberapa sebab, maka inilah yang bisa Anda lakukan!

Berhemat dan Menekan Pengeluaran

Ini adalah langkah pertama jika Anda sudah terlanjur memiliki hutang yang besar melebihi batas maksimum yang seharusnya di keluarkan dari keseluruhan income. Mau tidak mau Anda dan pasangan perlu berhemat dengan menekan pengeluaran. Ini memang tidak mudah, Anda mungkin tidak bisa traveling dan belanja sesuai keinginan Anda.

Perbesar Income Untuk Mempercepat Cicilan

Menahan keinginan traveling dan belanja memang menderita. Sebab refreshing adalah kebutuhan yang memang perlu di penuhi. Oleh karena itu coba perbesar income. Bagi pemasukan tambahan tersebut untuk mempercepat cicilan dan setengahnya lagi bisa digunakan untuk refreshing.

Baca juga, 10 Bisnis Bagi Ibu Rumah Tangga di Sela Kesibukan Mengurus Keluarga

Jangan Lagi Berhutang Untuk investasi

Hindari berhutang dengan niat berinvestasi. Jika memang belum ada surplus yang bisa di investasikan, maka tahan dulu keinginan berinvestasi. Lebih baik, pelajari dulu instrumen investasi dengna baik supaya Anda dan pasangan lebih tahu bagaimana strategi yang tepat untuk konteks tujuan keuangan dan keluarga Anda.

Bayar Hutang Sesuai Situasi

Terkahir, ini adalah tips untuk menjawab : beban utang sebelum menikah harusnya di bayar siapa?

Jawabannya tergantung situasi. Ada beberapa skenario yang umumnya ada dalam sebuah keluarga.

  • Suami yang harus membayar utang istri, saat istri tidak di izinkan bekerja oleh suami
  • Istri yang harus membayar utang suami, jika istri memang memiliki kapasitas untuk membayarkan utang suami sementara suaminya misalnya sedang mengalami kebangkrutan usaha
  • Bayar utang masing-masing, jika keduanya memiliki kapasitas dan memang tidak keberatan untuk membayar utang masing-masing

Yang paling penting saat proses membayar utang ini adalah membuat anggaran bersama. Meskipun memilih membayar utang masing-maisng. Hal ini supaya Anda bisa mengukur berapa besar beban utang yang harus di bayar supaya tidak mempengaruhi kebutuhan pokok yang wajib.

Penutup

Setiap pasangan pasti memimpikan kehidupan pernikahan yang bahagia dan menjadi lebih kuat dengan melalui setiap masalah yang ada. Tapi jika mengawalinya dengan utang yang memang jelas-jelas berpotensi menjadi permasalahan? Lebih baik di pikirkan kembali. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda, salam bebas hutang!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *