Cemas Hadapi Resesi? Ini 7 Rencana Bisnis yang Bisa Anda Terapkan

Bisnis484 Dilihat

Dalam kondisi pandemi, setiap pemilik usaha pun harus cerdas dan inovatif dalam mengubah rencana bisnis mereka. Resesi adalah salah satu hal yang ditakutkan para pelaku bisnis, namun jangan cemas karena Anda bisa melakukan 7 rencana bisnis untuk antisipasi resesi.

Karena memang bagaimanapun juga, resesi ekonomi timbul karena daya beli masyarakat yang menurun. Seperti yang diketahui, pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia akhirnya memberikan dampak buruk ke sektor bisnis. Ada banyak pemilik bisnis yang terpaksa gulung tikar akibat wabah corona.

Selain daya beli menurun, meningkatnya jumlah pengangguran juga membuat resesi makin mendalam. Indonesia sendiri mengumumkan memasuki fase resesi setelah tercatat pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal berturut-turut. Langkah resesi Indonesia ini sendiri mengikuti jejak negara-negara berkembang hingga negara maju di seluruh dunia.

Baca juga: 5 Hal yang Wajib Diperhatikan Dalam Menyusun Rencana Bisnis Bagi Pemula

Lantaran belum ada yang tahu kapan Covid-19 bakal usai atau vaksin siap digelar, setiap pebisnis harus cerdas dalam menerapkan kembali rencana bisnis mereka.

Tentu tak ada yang mau bisnisnya malah hancur total dan tinggal kenangan, bukan? Maka ulasan berikut ini layak untuk Anda pertimbangkan.

7 Rencana Bisnis Ampuh Untuk Hadapi Resesi Ekonomi

1. Perkuat Hubungan dengan Pelanggan

Saat resesi ekonomi terjadi, daya beli masyarakat sudah pasti menurun. Dalam kondisi seperti ini, menemukan pelanggan baru tentu adalah sesuatu yang berat.

Apalagi semakin banyak kompetitor, sehingga para pengusaha harus punya rencana bisnis yang tepat. Alih-alih menggelontorkan uang besar untuk keperluan marketing agar bisa menarik konsumen baru, bagaimana kalau Anda memperkuat hubungan dengan pelanggan setia?

Pelanggan adalah konsumen yang sudah pasti akan melakukan repeat order dan percaya dengan kualitas produk yang Anda hasilkan.

Mereka tentu tak segan-segan untuk membeli produk baru, sehingga Anda harus tetap mengutamakan para pelanggan.

Contohnya, Anda bisa memberikan diskon khusus untuk pelanggan tetap atau menghadiahkan produk baru, bagi konsumen setia.

Bahkan jika perlu, hubungi para pelanggan setia itu dan meminta mereka untuk memberikan masukan terhadap produk baru.

Para pelanggan akan merasa mereka diistimewakan sehingga bukan tak mungkin akan semakin setia, dan akhirnya berimbas ke omzet yang tetap stabil di masa resesi ekonomi.

2. Komunikasi Baik ke Mitra

Dalam menjalankan bisnisnya, sebuah perusahaan tentu memiliki sejumlah mitra yang ikut memberikan sumbangsih pada operasional mereka.

Misalkan saja Anda punya bisnis garment, tentu sejumlah mitra yang mengirimkan bahan baku kain, resleting, kancing dan lain-lain adalah sosok penting.

Di saat resesi saat jumlah produksi menurun, Anda jangan juga menurunkan komunikasi kepada mitra. Tetaplah berhubungan dengan baik, karena bisa saja mitra yang akan membantu bisnis tetap bertahan saat resesi.

Begitu pula jika Anda mengelola bisnis waralaba, mitra yang tersebar di sejumlah daerah adalah sosok penting yang meningkatkan omzet bisnis.

Karena itu, bantulah mereka dalam mengatasi seluruh masalah bisnis dengan menciptrakan strategi-strategi baru, supaya tetap bisa bertahan ketika resesi ekonomi menerjang.

3. Cari Penghasilan Alternatif

rencana bisnis

Seperti yang sudah disebutkan, resesi membuat daya beli masyarakat menurun yang pastinya menjadikan banyak bisnis harus limbung.

Bahkan tak sedikit yang sebelum resesi meraup omzet besar, justru harus rela gulung tikar lantaran tidak menerapkan rencana bisnis yang benar.

Dalam kondisi perekonomian sulit seperti ini, pemilik bisnis tentu harus punya rencana cerdas dan bijaksana, salah satunya mencari penghasilan alternatif.

Baca juga: Cara Membuat Analisis SWOT : Contoh, Pengertian dan Manfaatnya

Manfaatkan gaya hidup masyarakat selama pandemi Covid-19 yang menjadi serba online ini, sebagai sarana memperoleh alternatif pendapatan.

Bagaimana caranya? Dengan mengelola website. Misalkan saja Anda sebelumnya membuka restoran ayam, saat wabah corona menerjang dan akhirnya memicu resesi ekonomi, jumlah pengunjung tentu langsung anjlok drastis yang membuat omzet berkurang.

Ada baiknya kalau Anda membangun website yang berisi sejumlah artikel informatif, dengan nama brand bisnis Anda. Website yang ramai dikunjungi akan membuat pengiklan tertarik dan omzet bisnis meningkat.

Selain website, Anda juga bisa mempertimbangkan membuat seminar online mengenai cara berbisnis restoran yang semakin membuat branding awareness berkualitas.

Jangan remehkan soal penghasilan alternatif ini, karena bagaimanapun juga ini adalah cara agar bisnis tetap tumbuh.

4. Koreksi Finansial

Saat resesi perekonomian sudah tiba, janganlah habiskan waktu untuk meratapi penderitaan. Anda harus punya rencana bisnis yang dapat mengganti musibah menjadi omzet, asalkan sudah melakukan penilaian finansial bisnis.

Yap, koreksi keuangan sangatlah penting supaya bisa mengetahui bisnis dalam kondisi sehat atau buruk.

Cek kembali pengeluaran-pengeluaran yang tidak bersifat darurat seperti dana liburan, promosi di TV atau menyewa Brand Ambassador (BA) baru.

Pengecekan pengeluaran tidak urgent akan membuat finansial jauh lebih ketat. Bukan tak mungkin kalau nanti Anda akhirnya dapat mengalokasikan dana ke pos-pos yang tepat, sehingga akan mampu membuat arus kas jauh lebih sehat dan omzet stabil.

5. Lakukan Penilaian Bisnis

rencana bisnis

Jika modal Anda semakin tipis dan omzet menurun, maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan supaya bisnis tetap berjalan, produk tetap berkualitas dan pelanggan tidak kecewa.

Salah satunya adalah dengan memperkecil ukuran produk, tapi tetap mempertahankan kualitas rasa. Ingat untuk melakukan sosialisasi ke pelanggan soal perubahan ukuran produk dan penyesuaian harga ini dengan tepat, agar konsumen setia paham perubahan yang terjadi.

Jangan sampai Anda semena-mena mengganti bahan baku ke yang lebih rendah, karena tentu bisa mempengaruhi kualitas.

Bahkan sekalipun harganya diturunkan, pelanggan bisa saja kecewa dan enggan beli lagi. Untuk itulah koreksi dulu kondisi finansial bisnis, apakah minus atau justru surplus, sehingga Anda bisa melakukan koreksi produk.

Kalau perlu, Anda bisa melakukan riset kecil-kecilan kepada para pelanggan setia, mengenai pengalaman mereka menggunakan produk Anda, dan apa yang diinginkan ke depannya.

Perhatikan pula perubahan tren di pasar, sehingga Anda dapat mengetahui produk layanan atau barang yang kini tengah digandrungi, dan bagaimana bisnis Anda bisa diemplementasikan ke kebutuhan tersebut.

Baca juga: Menjawab 12 Pertanyaan dalam Model Bisnis SBM (Smart Business Map)

6. Efisiensi SDM

Jika Anda sudah melakukan koreksi pada sisi finansial dan bisnis perusahaan, tentu bakal tahu area masalah yang harus dibenahi selama resesi ekonomi.

Salah satu masalah yang kerap menjadi beban perusahaan ketika resesi adalah soal SDM (Sumber Daya Manusia) alias karyawan yang mereka miliki. Tentu akan jadi dilema ketika harus melakukan PHK ke sebagian karyawan.

Meskipun berat, PHK memang sering jadi pilihan terakhir sebuah perusahaan kala diterjang badai resesi. Agar dapat memberikan keputusan yang tepat, Anda bisa mencoba menyelaraskan kembali SDM yang dimiliki dengan melakukan restrukturisasi.

Pastikan karyawan yang tersisa memang mempunyai kualitas terbaik dan benar-benar dibutuhkan dalam hal operasional, lebih baik lagi kalau mampu multi-tasking.

Kalau memang Anda tak mau mengambil opsi PHK, pastikan apakah keuangan perusahaan bisa bertahan selama beberapa bulan ke depan dalam kondisi daya beli masyarakat melemah.

Jauh lebih baik memiliki segelintir karyawan yang loyal, berkualitas dan produktif, daripada banyak karyawan tapi pemalas, tidak bertanggung jawab dan tidak disiplin.

7. Fokus Tujuan Bisnis

rencana bisnis

Nah, rencana bisnis terakhir agar bisa bertahan di kala resesi ekonomi yang buruk ini adalah tetap fokus pada tujuan bisnis.

Misalkan saja Anda menyediakan layanan transportasi online, maka Anda harus tetap fokus pada tujuan membuat masyarakat bisa bepergian ke manapun lewat pemesanan internet.

Jangan sampai bisnis transportasi online ini malah banting setir ke jual-beli perumahan misalnya, yang sudah tidak nyambung.

Anda masih tetap kok memperluas bisnis tanpa melenceng jauh dari tujuan yang ditetapkan di awal. Misalkan saja Anda ingin merambah sektor wisata, maka Anda bisa menawarkan ojek yang akan mengantar konsumen berkeliling kota sambil berwisata kuliner. Atau sopir pribadi yang bisa mengantar konsumen ke berbagai tempat wisata.

Baca juga: Contoh Cara Membuat Bisnis Plan: Langkah demi Langkah

Begitu juga jika ingin dilebarkan ke sektor kesehatan, Anda bisa menyediakan kurir antar-jemput obat dan resep di apotek. Dengan begitu, bisnis tetap fokus pada tujuan sebagai penyedia transportasi yang dapat dipesan secara online.

Kesimpulan

Mempersiapkan bisnis untuk menghadapi resesi ekonomi adalah suatu keharusan, ini merupakan langkah antisipasi ketika situasi global masih pandemi seperti ini.

Anda sebagai pengusaha, tentu harus lebih bijaksana lagi, supaya bisnis tetap berjalan, menghasilkan kualitas produksi memuaskan, pelanggan tidak lari dan seluruh karyawan merasa nyaman.

Terasa berat memang, tapi mari tetap semangat lewati resesi ekonomi dan pandemi Covid-19, untuk menyambut 2021 yang lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *