Bersiaplah, Tahun Depan Bunga KPR Berpotensi Naik!

Keuangan303 Dilihat

Bagi kawan-kawan yang berencana untuk mengambil KPR bersiaplah, tahun depan bunga KPR berpotensi naik!

Potensi kenaikan bunga KPR ini akan berimbas pada nominal uang angsuran bulanan KPR Anda.

Hal ini harus dipersiapkan dengan baik oleh para pasangan muda yang ingin hidup mandiri dan tinggal di rumah sendiri.

Potensi kenaikan suku bunga berasal dari keputusan Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75%.

Keputusan ini diambil dalam keputusan Rapat Dewan Gubernur bulan Oktober 2022.

Ini merupakan kenaikan suku bunga kedua pada tahun 2022, bank sentral secara beruntun menaikkan bunga acuan sebesar 50 bps.

Kenaikan pertama terjadi pada bulan September dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang juga menaikkan bunga acuan dengan besaran yang sama, 50 bps.

Dengan suku bunga acuan sebesar 4,75%, maka saat ini perbankan memiliki ruang untuk menyesuaikan atau menaikkan suku bunganya.

Sebagaimana yang kawan sudah tahu, bahwa suku bunga acuan BI merupakan patokan bagi bank dalam menetapkan bunga deposito dan kredit.

Kredit ini juga mencakup kredit yang diberikan kepada masyarakat seperti kredit kepemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor, dan lain sebagainya.

Kecuali kredit usaha rakyat alias KUR yang memang memiliki mekanisme khusus sesuai peraturan perundangan.

Meski kenaikan bunga acuan BI akan memicu kenaikan bunga kredit, namun menurut Gubernur BI Perry Warijo menegaskan bahwa penyesuaian bunga kredit perbankan membutuhkan waktu penyesuaian.

Perru mengatakan bahwa kenaikan suku bunga perbankan, baik suku bunga dana maupun suku bunga kredit, lebih terbatas seiring dengan likuiditas yang masih longgar.

Ini akan memperpanjang efek tunda (lag effect) transmisi suku bunga kebijakan pada suku bunga dana dan kredit.

Selain likuiditas yang masih longgar, biasanya kenaikan suku bunga kredit juga akan tergantung pada kebijakan masing-masing bank.

Longgarnya likuiditas perbankan saat ini tampaknya tidak akan memicu kenaikan mendadak, pada September 2022 rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masih tinggi mencapai 27,35%.

Adapun dalam catatan sejarah perbankan, suku bunga kredit tidak pernah lebih tinggi dari batas maksimal yang diterapkan BI.

Dengan rasio likuiditas 27,35%, masih mampu mendukung kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit.

Meski pada sisi lain, sedang berlangsung normalisasi kebijakan likuiditas melalui kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah secara bertahap dan pemberian insentif GWM.

Namun menurut Ferry, hingga awal tahun 2023 situasi perkreditan Indonesia masih akan stabil. Bunga KPR dan kredit lainnya masih aman.

Modal Perbankan Masih Kuat

Selain likuiditas yang masih longgar, permodalan perbankan masih kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio / CAR) Agustus 2022 tetap tinggi sebesar 25,12%.

Bersiaplah, Tahun Depan Bunga KPR Berpotensi Naik!

Dengan kuatnya situasi permodalan keuangan perbankan, maka risiko kredit masih aman terkendali.

Ini tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan /NPL) pada Agustus 2022 yang tercatat hanya 2,88% (bruto) dan 0,79% (neto).

Baca juga: Mau Ajukan KPR? Berikut Daftar Suku Bunga Dasar Kredit Bank

Pada September 2022, likuiditas perbankan tetap terjaga dengan dukungan oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 6.77% (year of year).

Meskipun terjadi penurunan jika dibandingkan pertumbuhan pada Agustus 2022 sebesar 7,77%.

Menurut Perry, perlambatan DPK merupakan kontribusi dari meningkatnya konsumsi masyarakat, belanja modal korporasi.

Kemudian juga dari preferensi penempatan dana pada aset keuangan lain yang terindikasi dari nilai kepemilikan surat berharga negara (SBN).

Pada akhirnya Ferry menegaskan bahwa kenaikan suku bunga KPR dan kredit lain tidak akan terjadi secara tiba-tiba.

Jikalau ada kenaikan, maka paling cepat terjadi pada pertengahan tahun 2023.

Jadi untuk kawan yang ingin ambil KPR atau kredit kendaraan bermotor, bisa dimulai dari sekarang ya mumpung bunganya belum naik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *