7 Pola Pikir/ Mindset CEO Sukses yang Membuat Bisnis Berkembang Pesat

Kisah Sukses595 Dilihat

Apakah saat ini Anda masih merintis usaha sendiri? Anda harus kembangkan 7 pola pikir atau mindset CEO sukses yang membuat bisnis berkembang pesat.

Di dunia ini hampir tidak ada sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba. Semuanya ada sebab dan akibatnya, termasuk dalam membangun sebuah bisnis yang sukses.

Hal ini juga berlaku bagi para CEO terkenal yang saat ini telah sukses membangun bisnisnya, mereka memulai bisnis bahkan dari nol!

Pola pikir dalam memandang realitas memiliki peran penting dalam membuat bisnis bisa berkembang pesat. Karena setiap perilaku berawal dari apa yang Anda pikirkan.

Kita bisa belajar beberapa pandangan dan sikap bisnis dari siapa saja yang telah berhasil menghadapi tantangan, termasuk kepada para CEO terkenal yang sudah membangun bisnisnya hingga sukses.

Berikut adalah pemikiran atau mindset CEO sukses dunia yang telah sukses membangun bisnisnya yang bisa kita pelajari.

1. Fokus Pada Bidang Kompetensi (Bill Gates, Microsoft)

“Mempertahankan fokus adalah kunci sukses. Anda seharusnya memahami bidang kompetisi Anda, keterampilan Anda, dan menghabiskan waktu serta energi Anda di sana”Bill Gates

Siapa sangka bahwa pembuat sekaligus pendiri software paling banyak digunakan di dunia “Microsoft”, adalah orang yang pernah di drop out dari kampusnya? Tetapi nyatanya saat ini Microsoft telah membawa Bill Gates berada dalam urutan orang terkaya sedunia selama betahun-tahun.

Salah satu faktor terpenting yang menjadi fondasi kesuksesannya tersebut adalah kefokusan Bill Gates dalam mengasah kompetisi, keterampilan dan juga investasi waktu serta energinya dalam dunia pemograman komputer.

Ia memahami betul apa hal yang menjadi minatnya dan fokus mempertahankan serta mewujudkannya. Ini adalah ciri dari mindset CEO sukses.

Tentu saja perjalanan microsoft hingga bisa sampai pada titik kesuksesannya seperti saat ini tidak mungkin terjadi tanpa keteguhan Bill Gates dalam mempertahankan fokusnya pada bidang ia minati.

Trial and error dilakukan dalam pengembangan software, hingga akhirnya teman kecilnya Paul Allen mendirikan microsoft pada tahun 1975 dengan kantor pusat di daerah Redmond, Washington DC, Amerika Serikat.

Selama kurang lebih 30 tahun-an, microsoft telah mengembangkan softwarenya hingga saat ini kita mengenalnya pada versi terbaru yakni windows 10 yang di rilis tahun 2015.

2. Tim yang Solid dan Kompeten Memiliki Power 10x Lipat (Jack Ma, Alibaba)

Belajar mentalitas bisnis Jack Ma

“Jika kita adalah satu tim yang baik dan tahu apa yang mesti kita lakukan. Satu orang saja dari kita bisa mengalahkan sepuluh kompetitor”Jack Ma

Selain fokus pada kompetensi dan keahlian serta waktu dan energi yang harus di investasikan, tim yang solid dan kompeten juga memberi dampak yang powerfull pada sebuah bisnis. Hal ini sempat dikemukakan oleh bos besar Alibaba Group yakni Jack Ma.

Alibaba group merupakan e-commerce raksasa yang terus berkembang hingga saat ini. Alibaba group juga yang bisa dikatakan termasuk kerajaan bisnis.

Karena berbagai sektor dikuasai didalamnya, mulai dari marketplace, industri film hingga fintech. Tapi tahukah Anda bahwa Alibaba sendiri dimulai dari nol oleh pendirinya Jack Ma?

Walaupun saat ini Jack Ma sudah tidak menjabat sebagai CEO Alibaba, tetap saja Jack Ma merupakan orang yang berpengaruh di balik nama besar Alibaba Group.

Menurut Jack Ma, kebesaran Alibaba tidak bisa lepas dari kerja tim yang baik. Karena ketatnya persaingan, hampir tidak mungkin jika sebuah bisnis bisa berkembang tanpa sebuah tim.

Banyak pekerjaan yang harus di lakukan dan itu harus bisa dikerjakan dengan tepat dan maksimal.

Mungkin inilah yang di sebut Jack Ma bahwa satu tim yang baik dan memahami apa yang seharusnya dilakukan bisa mengalahkan 10 kompetitor.

Dengan tim yng kompeten juga antusias di bidangnya seharusnya bisa memberikan ide-ide serta eksekusi terbaik untuk secara efektif dan efisien menentukan proses bisnis seperti produk, layanan hingga pemasaran. Sehingga walaupun jumlahnya kecil, tetap strong impactful.

Jadi mulai saat ini, jangan sampai Anda mengabaikan nilai penting tim. Cari dan bentuk tim yng kompeten dan solid!

3. Ambil Resiko Besar Untuk Kemenangan Besar (Bill Gates, Microsoft)

“Untuk menang besar, terkadang Anda harus mengambil risiko kekalahan yang besar pula.”Bill Gates

Insight selanjutnya berasal dari bos microsoft lagi. Kali ini berbicara tentang pandangan terhadap resiko.

Terkadang kita terjebak dan hany bisa jalan ditempat karena takut menghadapi resiko. Tapi ternyata, menurut Bill Gates malah terkadang kita harus berani mengambil resiko untuk sebuah kemenangan besar.

Ini bukan berarti bahwa pengambilan resiko besar ini, tidak memiliki pertimbangan yang matang di baliknya. Pertimbangan tetap harus di lakukan sekaligus alternatif pemecahan masalah harus di siapkan.

Tetapi yang menjadi point penting disini adalah, pada saat kita sudah mempertimbangkan segalanya dan resiko yang harus di hadapi juga cukup besar maka terkadang kita harus memilih untuk take the risk.

4. Belajar dari Pesaing, Tapi Jangan Meniru (Jack Ma, Alibaba)

“Anda harus belajar dari pesaing Anda, tapi jangan pernah menirunya. Meniru ! Anda akan kalah”Jack Ma

Berbicara lagi tentang pesaing, terkadang kita lebih fokus pada pesaing. Apalagi untuk di awal-awal pendirian bisnis, kita perlu belajar bagaimana para pesaing yang telah memulai bisnisnya terlebih dahulu bisa maju satu langkah lebih sukses dari sebelumnya.

Hal tersebut tidak salah, malah memang langkah tersebut logis dilakukan untuk memahami ilmu kesuksesan di bidang yang sama. Tetapi jangan sampai Anda malah meniru kompetitor Anda!

Seperti yang dikatakan oleh Jack Ma, bahwa Anda harus belajar dari kompetitor Anda tapi jangan pernah menirunya. Jika Anda meniru maka bersiaplah untuk gagal.

Hal ini karena setiap bisnis memiliki asumsi kondisinya masing-masing yang membuat jalan menuju kesuksesannya tidaklah sama 100%.

Identitas bisnis menjadi sesuatu sangat erat berhubungan dengan hal ini. Orang bisa mengingat dan mengggunakan suatu produk/ layanan dari sebuah perusahaan secara jangkan panjang karena perusahaan tersebut memiliki identitas bisnis yang kuat.

Dengan meniru kompetitor Anda, itu artinya Anda ada di belakang kompetitor Anda dan mereka selalu menjadi yang paling pertama berhasil memenangkan pasar.

Selain itu, bisnis Anda menjadi tidak memiliki identitas, justru hasil tiruan membuat identitas bisnis kompetitor semakin kuat di mata customer. Disitulah Anda harus siap dengan kegagalan bisnis.

Lalu apa batasannya antara belajar dan meniru?

Mudahnya, belajar adalah mempelajari hukum-hukum sebab akibat kesuksesan yang masih relevan dengan asumsi bisnis Anda sehingga Anda bisa lebih jeli membuat produk dan strategi bisnis Anda sendiri.

Sementara meniru adalah menggunakan produk maupun cara yang dilakukan kompetitor tanpa memahami relevansi dan resikonya untuk bisnis Anda secara mendalam.

5. Tetap Jeli Melihat Peluang Karena Peluang Itu Tidak Kekal (Nadiem Makariem, Gojek)

“Momentum adalah hal yang tidak kekal, selalu naik dan turun. Jika kamu tidak menangkap momentum itu di saat terbaik, kamu akan kehilangannya”Nadiem Makarim

Selanjutnya mari kita berbicara tentang pola pikir dalam melihat yang di miliki oleh mantan CEO Gojek, yang beberapa bulan lalu telah di angkat menjadi menteri pendidikan ini.

Nadiem Makarim - 3

Saat ini, sebagain besar masyarakat Indonesia sudah akrab dengan gojek, sistem transportasi online yang telah berhasil membuat ribuan lapangan kerja baru dan mempermudah kita dalam berpergian.

Bahkan gojek bukan hanya menyediakan layanan transportasi, tapi juga layanan kebutuhan masyarakat lainnya seperti layanan pesan antar makanan go food, go clean, go massage dll.

Gojek di dirikan oleh Nadhiem Makariem di mulai dari kejeliannya dalam melihat masalah dan peluang dalam bidang transportasi publik. Kejelian adalah salah satu kunci dari mindset CEO sukses.

Sebagai pengguna ojek pangkalan, Nadhiem merasakan berbagai kendala baik dari segi pengguna maupun penyedia ojek pangkalan yang ia ajak ngobrol.

Mulai dari sulitnya menemukan ojek karena tidak ada integrasi antara pengguna dan penyedia jasa ojek, hingga tarif ojek yang tidak menentu kadang murah kadang mahal. Padahal jasa ojek pangkalan ini sangat diperlukan oleh banyak masyarakat khususnya di Indonesia.

Baca juga : Belajar Bisnis Sukses ala Nadiem Makarim, Pendiri GOJEK 

Hasil dari pengamatannya ini menjadi sebuah inpirasi pendirian gojek. Jika saat itu Nadhiem ragu-ragu dalam mengambil keputusan mendirikan gojek, maka gojek tidak akan bisa sebesar saat ini ya!

Inilah buah ketepatan dalam membaca momentum. Jadi sebagai pebisnis, kita tidak boleh lengah dalam melihat peluang, salah satunya dengan terus belajar dan menghayati setiap masalah yang terjadi dimasyarakat.

6. Jangan Selalu Fokus Pada Profit (Steve Jobs, Apple)

“Jika Anda selalu fokus ke profit dan keuntungan, Anda akan mengurangi kualitas produk. Namun jika Anda fokus untuk menghasilkan produk yang luar biasa, maka profit dan keuntungan akan mengikuti” Steve Jobs

Biasanya berbisnis identik dengan profit dan keuntungan bukan?

Nah, kalau bos besar Apple yakni Steve Jobs memiliki pandangan tertentu tentang profit. Hem, mindset CEO sukses emang sering tidak lazim ya.

Steve Jobs menganggap bahwa jika kita selalu fokus pada profit dan keuntungan maka kita akn cenderung mengurangi kulitas produk. Tetapi jika kita fokus untuk menghasilkan produk yang luas biasa, maka keuntungan akan mengikuti. Bagaimana menurut Anda?

Sebenarnya memikirkan profit itu tidak salah, tetapi sisi lain Anda harus memikirkan kualitas produk dan layanan yang ingi Anda jual. Karena pada dasarnya, produk yang dibutuhkan dan berkualitas akan memiliki daya tarik yang tinggi di masyarakat.

Apalagi di era 4.0 ini, customer menjadi semakin kritis. Mereka mulai tidak lagi memikirkan apakah produk dan lyanan yng di beli terlalu mahal atau terlalu murah, tetapi fokus pada fungsionalitas produk itu sendiri.

Dengan menaruh fokus pada produk yang tepat dan inovatif Anda kesempatan mendapatkan profit dan keuntungan juga bisa semakin besar.

7. Kegagalan Bisa Menjadi Jalan Sukses (Larry Page, Google)

“Terkadang, satu-satunya cara untuk sukses adalah dengan mengalami banyak kegagalan terlebih dahulu”Larry Page

Kegagalan biasanya merupakan suatu hal yang dihindari oleh banyak pebinis. Ini kemudian akan mempengaruhi mindset seorang CEO Sukses.

Lain dengan pebisnis lainnya, Larry Page yang merupakan salah satu pendiri google pernah mengatakan bahwa terkadang, satu-satunya cara sekses adalah dengan mengalami banyak kegagalan terlebih dahulu. Kok bisa?

Hal ini karena dengan banyaknya kegagalan, bisa membuat orang belajar dan membuat mentalitas semakin kuat dalam mencari jalan keluar dari permasalahan. Ini di buktikan oleh Larry Page dengan google!

Siapa yang tidak tahu google?

Saking kuatnya menanamkan brand, bahkan nama brandnya sendiri sekarang digunakan seperti nama aktifitas secara general. Tahu tentang ini gak? “Googling” aja.

Bukan hanya tentang produk, google juga menjadi salah satu kantor impian yang diminati banyak pekerja. Sehingga dari segi sumber daya manusia, goolge juga bisa berjaya. Kenapa ya bisa seperti itu?

Salah satunya adalah karena kerja keras dari pendiri google sendiri yakni Larry Page dan Sergey Brin. 2 pendiri Google ini pernah ditolak saat berencana menjual Google kepada AltaVista, Yahoo! Dan Excite.

Hal inilah yang mengawali keputusan mereka untuk mengembangkan google dan meninggalkan bangku kuliah. Ternyata setelah 5 tahun, google sudah mampu mengalahkan 3 perusahaan yang menolaknya.

Baca juga : Belajar Bisnis dari Kylie Jenner, Miliarder Termuda di Dunia

Tidak hanya sampai pada disitu, produk-produk yang di luncurkan google ternyata juga tidak semuanya sukses.

Beberapa produk google juga ada yang di nilai gagal, seperti google tv, chromebook pixel, google allo dll tetapi hingga saat ini google masih merajai dibidang teknologi pencarian, komputasi web, perangkat lunak, dan periklanan daring.

Jadi hanya kegagalan bisa membuat seseorang belajarlah yang akan menjadi jalan kesuksesan.

Jika Anda masih mengalami kegagalan dalam berbisnis, coba lah mencari sumber masalahnya dan belajar bagaimana meningkatkan performa bisnis lebih baik lagi.