Pilih Saham Atau Reksadana Saham? Pertimbangkan 7 Hal Ini!

Investasi405 Dilihat

Ada yang masih bingung untuk memilih investasi saham atau reksadana saham? Di tengah euphoria masyarakat yang semakin melek investasi, saham tampaknya jadi primadona instrumen investasi di pasar modal yang mendapat sorotan lebih besar. Sebenarnya untuk membeli saham, kita bisa menggunakan dua cara. Pertama adalah dengan membeli sahamnya secara langsung atau yang kedua dengan membeli reksadana saham.

Namun bagi sebagian orang mungkin masih merasa bingung untuk memilih diantara keduanya. Mana ya yang lebih menguntungkan? Atau mana ya yang bisa realistis dan cocok untuk di beli?

Pertanyaan-pertanyaan seputar pemilihan instrumen investasi khususnya reksadana saham dan saham seperti diatas mungkin di alami oleh sebagian orang. Sebagai investor yang baik, rasanya wajib bagi kita untuk meriset terlebih dahulu sebelum memilih instrumen investasi baru/belum pernah kita dalami.

Supaya kita bisa memilih berdasarkan fakta dan data bukan hanya sekedar ikut-ikutan saja serta menghasilkan return yang memuaskan sesuai konteks kita masing-masing.

Nah jika Anda yang masih bingung, jangan khawatir. Berikut adalah 7 hal yang bisa Anda pertimbangkan sebelum memilih saham atau reksadana saham!

1. Bedanya Reksadana Saham dan Beli Saham Langsung

Kita mungkin sudah tahu, kalau secara umum reksadana merupakan instrumen investasi yang isinya terdiri dari berbagai instrumen investasi yang ada di pasar modal dan di kelola oleh manajer investasi.

Ada beberapa jenis reksadana yang bisa di pilih. Kalau yang dimaksud dengan reksadana saham adalah reksadana yang minimal 80% isinya di tempatkan oleh manajer investasi pada saham dan sisanya bisa di tempatkan ke pasar uang. Pasar uang ini adalah surat utang yang jatuh temponya kurang dari satu tahun dan juga deposito.

Bedanya Reksadana Saham dan Beli Saham Langsung
Bedanya Reksadana Saham dan Beli Saham Langsung

Sementara saham adalah instrumen investasi yang menjadi bukti kepemilikan sebuah perusahaan. Jadi sebagai investor, misalnya Anda membeli saham BBRI (Bank BRI) maka secara otomatis Anda merupakan bagian dari pemilik Bank BRI.

Anda bisa membaca ulasan, Saham blue chip terbaik di Indonesia.

Karena seperti itu, investor saham yang sukses di pasar modal biasanya memiliki karakter dan mental seperti halnya pemilik perusahaan itu sendiri.

Mereka akan cenderung teliti dalam menganalisa dan memperhatikan pasar karena merasa bagaimanapun rugi dan untungnya perusahaan akan dirasakan sendiri.

Oleh karenanya penting bagi investor saham untuk memiliki skill memilih saham dari emiten yang baik secara fundamental, memiliki potensi perkembangan yang besar dan melesat dari segi harga sahamnya di masa depan.

2. Cara Kerja Reksadana Saham dan Saham

Investasi saham dan reksadana saham memiliki cara kerja yang berbeda. Berikut ilustrasinya!

Misalnya Anda membeli reksadana saham pada 1 Januari tahun 2020 dengan nilai sebesar Rp. 2.000.000. Saat itu harga NAB-nya(Nilai Aktiva Bersih) adalah Rp. 1000/unit. Dengan begitu jumlah kepemilikan reksdana saham Anda adalah 2000 unit.

Lalu pada tanggal 1 Januari 2021 Anda menjual reksadana saham tersebut saat NABnya seharga Rp. 1500/ unit. Maka perhitungan keuntungan yang bisa Anda dapatkan dari investasi reksadana saham tersebut adalah sebagai berikut :

  • 2000 unit x Rp. 1500/unit = Rp Rp. 3.000.000
  • Rp. 3000.000 -Rp. 2.000.000 (modal awal) = Rp 1.000.000
  • Sehingga keuntungan investasi yang Anda peroleh dari reksadana saham selama 1 tahun adalah sebesar 50% dari modal awal atau sebesar Rp. 1.000.000.

Sedangkan untuk pembelian saham secara langsung perhitungannya : Misalnya Anda mempunyai modal awal Rp. 2.000.000 untuk membeli saham ABCD pada tanggal 1 Januari 2020. Saat itu harga saham ABCD adalah Rp. 1000/ lembarnya.

Seperti yang kita ketahui, bahwa minimal pembelian saham adalah 1 Lot atau 100 lembar. Dengan begitu dengan uang Rp. 2000.000 tersebut kepemilikan saham Anda adalah sebanyak 20 Lot saham ABCD (2000 lembar saham).

Nah, pada tanggal 1 Januari 2021 (tahun berikutnya) Anda menjual saham ABCD saat harganya Rp. 1500/ lembar. Maka perhitungan keuntungan yang bisa Anda dapatkan dari saham ABCD adalah :

  • 20 Lot x 100 lembar saham x Rp. 1500/ lembar = Rp. 3.000.000
  • Rp. 3.000.000- Rp 2.000.000 = Rp. 1000.000
  • Sehingga keuntungan investasi yang Anda peroleh dari investasi saham ABCD selama 1 tahun adalah sebesar 50% dari modal awal atau sebesar Rp. 1.000.000.

Tapi jangan lupa, bahwa keuntungan ini akan di kurangi biaya transaksi jual oleh perusahaan sekuritas/ lembaga tempat Anda membeli saham atau reksadana saham.

3. Potensi Keuntungan

Mau memilih reksadana saham atau saham, semuanya tergantung tujuan Anda. Berdasarkan trend yang ada, Anda mungkin bisa memilih saham jika tujuannya ingin memperoleh hasil yang lebih maksimal.

Namun jika Anda ingin mendapatkan keuntungan yang stabil dan lebih optimal bisa membeli reksadana saham.

Potensi Keuntungan investasi
Potensi Keuntungan

Meskipun Anda memilih untuk memperoleh hasil yang maksimal, bukan berarti Anda terbebas dari resiko kerugian. Potensi keuntungan juga bergantung seberapa tepat Anda memilih saham untuk membantumeraih tujuan keuangan Anda.

Tentunya hal ini memiliki konsekwensi pada cara berinvestasi saham maupun reksadana saham yang perlu And aperhatikan di poin berikutnya.

4. Pahami Proses Pemilihannya

Jika Anda tipe orang yang mau belajar tentang fundamental perusahaan atau ilmu analisis teknikal, maka Anda bisa memilih saham. Karena Anda perlu mencari data dan menganalisa data-data seperti laporan keuangan perusahaan sendiri.

Namun jika hal tersebut terlalu ribet dan Anda tidak punya waktu dan minat lebih baik memilih reksadana saham. Anda tidak perlu menganalisa sendiri saat memilihnya karena hal tersebut sudah di serahkan sepenuhnya kepada manajer investasi.

Manajer investasi nantinya akan memilih saham-saham mana saja masuk dalam portofolio produk reksadana sahamnya. Tentunya saham-saham tersebut sudah di riset dan dipilih sebagai saham-saham unggulan. Jadi reksadana saham jauh lebih lebih simple dan mudah di gunakan dibanding membeli saham secara langsung.

Keduanya bisa bisa di gunakan untuk investasi jangka panjang. Namun disamping investasi jangkan panjang, saham juga bisa digunakan untuk investasi jangka pendek (trading jangka pendek) yang tentunya berbeda secara strategi dan teknik berinvestasinya.

Pembahasan lengkap seputar perbedaan investasi saham jangka panjang dan jangka pendek sudah di jelaskan di artikel sebelumnya. Tapi yang pasti, bisa di katakan bahwa saham lebih cocok dipilih di bandingkan reksadana saham jika Anda tipe trader jangka pendek.

5. Biaya-biaya Transaksi Saham atau Reksadana Saham

Sampai di sini, sudah semakin jelaskah letak perbedaan atara investasi saham dan reksadna saham? Sekarang mari kita lanjutkan berbicara tentang biaya-biayanya,

Baik itu membeli saham ataupun reksadana saham ada biayanya. Jika Anda membeli reksadana saham, maka ada yang namanya biaya beli, jual dan juga biaya manajemen.

Walaupun ada juga aplikasi reksadana yang tidak membebankan biaya beli alias gratis. Sedangkan untuk saham Anda akan di kenakan biaya transaksi yang besarannya tergantung masing-maisng broker.

Jika memilih saham, fee yang di kenakan akan jauh lebih murah di bandingkan jika kita membeli reksadana saham. Fee transaksi saham 0,15%-0,35% dari nilai total transaksi sahamnya (ini sudah termasuk pembayaran pajak pertambahan nilai (PPN ) dan pajak penghasilan (PPh) khusus saham 0,1%.

Sedangkan fee transaksi reksadana saham bisa sampai 1%-2% tergantung sekuritas atau lembaga keuangan tempat Anda membeli reksadana.

6. Fleksibilitas

Karena fee yang lebih rendah, Anda juga bisa lebih fleksibel dalam melakukan buy and sell dalam saham. Berbeda dengan saat membeli reksandana saham, kita perlu mempertimbangkan sell and buy kalau tidak mau bengkak karena haarus membayar feenya.

Selain itu, Anda bisa mendapatkan fleksibilitas dalam hal protofolio. Misalnya jika saham di sektor tertentu sedang bagus maka Anda bisa dengan cepat mengalih portofolio saham Anda.

Fleksibilitas investasi saham vs reksadana saham
Fleksibilitas

Namun hal ini akan sulit di lakukan jika Anda membeli reksadana saham, karena portofolio saham sepenuhnya di kontrol oleh manajer investasi. Jadi kita tidak dapat mengotak-ngatik saham mana yang hendak ingin kita pilih.

Misalnya saja pada produk reksadana saham ABC Sekuritas, manajer investasi membangun portofolionya dari saham-saham dari sektor kconsumer goods dan perbankan.

Anda memilihnya karena sebelumnya Anda suka dengan saham-saham di sektor tersebut. Suatu hari, ternayata manajer investasi melakukan switching atau penggantian komposisi sahamnya dengan saham-saham di sektor konstruksi dan pertambangan.

Atau mungkin manajer investasi justru merubah portofolio dari yang awalnya 95% komposisi reksadana adalah saham menjadi 80% saja. Anda tidak bisa protes karena hal tersebut, karena perubahan portofolio adalah hak manajer investasi dalam reksadana saham.

7. Modal Awal

Ada beberapa perusahaan sekuritas yang minimal setornya di angka Rp. 10 juta tapi ada juga yang Rp. 100 ribu bahkan tidak ada minimal investasi (asal 1 Lot).

Namun menurut salah satu pengamat saham, Rp. 5- Rp 10 juta adalah langkah awal yang ideal dalam berinvestasi saham karena Anda membutuhkan diversifikasi saham dimana Anda di sarankan untuk tidak hanya membeli satu saham saja melainkan beberapa. Sehingga dengan begitu, investasi saham relatif membutuhkan dana yang cukup besar.

Berbeda dengan saham, jika Anda berinvestasi reksadana saham Anda tidak perlu menyiapkan dana yang besar. Hal ini karena dalam reksadana saham secara otomatis saham yang Anda beli sudah terdiversifikasi oleh manajer investasi atau biasa disebut dengan NAB (Nilai Aktiva Bersih).

Inilah salah satu kelebihan dari reksadana saham, jadi jika Anda memiliki modal yang kecil Anda tetap bisa berinvestasi saham dan sudah otomatis terdiversifikasi.

Penutup

Jika Anda tipe investor yang mau ribet dalam artian mau berproses dan belajar tentang fundamental (bagi investor jangka panjang) ataupun analisis teknikal (untuk trader jangka pendek) maka saham lebih cocok untuk Anda pilih. Namun jika Anda tidak berminat dengan hal tersebut maka bisa memilih reksadana saham saja karena terlalu beresiko. Tentunya salah satu tujuan utama kita berinvestasi adalah mendapat keuntungan bukan?

Nah itulah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum memilih berinvestasi pada saham atau reksadana saham. Mulai dari perbedaannya secara umum, karakteristik cara kerjanya, potensi keuntungannya, biaya-biayanya, tingkat fleksibiltas terhahap transaksi dan portofolio yang berbeda, hingga kecenderungan besaran modal juga berbeda. Semoga informasi diatas bisa memberikan wawasan investasi baru dan membuat Anda lebih yakin dalam menimbang instrumen investasi mana yang lebih cocok Anda pilih. Selamat berinvestasi!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *