Petani Dilatih Manfaatkan Smart Farming dan KUR

Berita, Bisnis373 Dilihat

Dorongan untuk UMKM sektor pertanian, nampak makin terlihat. Setelah digitalisasi KUR oleh KB Bukopin dan PT INTI, sekarang petani juga di latih kementan untuk bisa memanfaatkan Smart Farming dan KUR.

Setelah banyaknya saran dari berbagai pihak, akhirnya Kementrian Pertanian (Kementan) mengajak para petani untuk mengelola pemanfaatan dan juga smart farming.

Hal ini di lakukan untuk mendorong pembangunan pertanian yang bisa menghasilkan produk pertanian bernilai nilai jual tinggi.

Dan inilah salah satu strategi yang dilakukan Kementan : Penguatan kapasitas SDM pertanian lewat program Youth Enterpreneurship Supporting Services (YESS).

Apa itu program YESS dan bagaimana penyelenggaraan pelatihan smart farming dan KUR? Yuk simak informasi selengkapnya sampai selesai!

KUR Sektor Pertanian

Sektor pertanian memang menjadi sektor penting yang mampu menghidupi industri dan perputaran ekonomi di Indonesia selama ini.

Bukan hanya mempengaruhi pemenuhan konsumsi saja tapi sektor pertanian juga kesehatan serta lapangan kerja.

Per 19 Agustus 2022 diketahui ternyata anggaran KUR pertanian yang berhasil terserap sampai dengan Rp 79,3 trilun dari target Rp 90 triliun.

Nah tahun ini, alokasi KUR 2023 untuk sektor pertanian di kabarkan mencapai Rp 100 triliun.

Rasio kredit macet di sektor ini selama KUR berlangsung juga tergolong rendah. Ini artinya para petani Indonesia mampu mengelola produktivitas pertaniannya sleama ini.

Baca juga, Alokasi KUR Pertanian 2023 Jadi Rp 100 Triliun! Siap Daftar?

Milenal Menjadi Pendukung Kemajuan Pertanian

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, bahwa kemajuan pertanian sebenarnya di dukung oleh para minilenial.

Hal ini karena milenial memiliki dorongan yang sangat tinggi dalam berinovasi.

Misalnya dalam melakukan cara-cara baru dalam mengelola pertanian agar tercipta pertanian yang maju, mandiri dan juga modern.

Dalam program Pelatihan Agribisnis Smart Farming dan KUR, Mentan Syahrul menyampaikan, “Generasi Z juga harus bisa mengikuti perkembangan dari zaman, harus berani menjadi petani yang modern atau mendirikan start-up pertanian”.

Program Pelatihan Agribisnis Smart Farming dan KUR bagi petani milenial. Program tersebut telah di laksanakan di Pusat Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi, Bogor, Jawa Barat.

Dedi Nursyamsi, selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan juga angkat bicara tentang kolaborasi smart farming dan KUR ini.

Dimana permodalan KUR akan mendorong produktifitas petani. Sedangkan teknologi smart farming nantinya juga akan mendukung sustainability sektor pertanian.

“Membangun agribisnis itu selain mengandalkan inovasi teknologi era 4.0 dan smart farming, kita juga mesti mempunyai KUR sebagai modal menggerakkan roda pembangunan agribisnis kita,” ungkap Dedi.

Baca juga, KUR BRI 2023 Tolak 5 Jenis Usaha Ini! Apa Saja?

Pengembangan Smart Farming

Smart farming yakni sistem pertanian berbasis teknologi yang dapat membantu para petani untuk meningkatkan hasil panen secara kuantitas maupun kualitas. Dengan begitu efisiensi biaya dan waktu produksi bisa meningkat pula.

Pengembangan smart farming untuk para petani milenial akan dilaksanakan lewat kegiatan pendampingan pasca pelatihan.

Hal ini akan dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan implementasi teknlogi oleh para peserta pelatihan untuk mencapai tujuan utama. Yakni mengahasilkan usaha agribisnis modern berbasis smart farming yang produktif.

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Kementan Idha Widi Arsanti menjelaskan mengenai detail pelatihan ini.

Agribisnis Smart Farming dan KUR Batch 1 di ikuti oleh 45 peserta yang berasal dari empat provinsi lokasi YESS di Indonesia. Pelatihan ini akan berlangsung selama 8 hari yakni 11-18 Maret 2023.

“Kegiatan pelatihan agribisnis smart farming ini merupakan upaya membangun ekosistem pemberdayaan milenial melalui pebinaan dan pengembangan ekosistem pertanian digital (IoT) dari hulu ke hilir,” kata Idha Widi.

Idha Widi juga menjelaskan bahwa selama pelatihan berlangsung peserta mendapatkan materi pembelajaran dari fasilitator dari para widyaiswara, akademisi, dan praktisi. Harapannya, para peserta nantinya mampu meningkatkan kapasitas dan juga mengimplementasikan smart farming dengan akses pembiayaan dari KUR.

Penutup

Sebagai negara agraris, memang sudah semestinya sektor pertanian mendapatkan perhatian lebih. Terutama dari segi teknologi dan sarana pra sarana yang dibutuhkan.

Semoga program-program yang sedang di usahakan bisa meningkatkan produktifitas seryta kesejahteraan para petani di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *