5 Pertanyaan Tentang Keuangan yang Harus Dijawab Sebelum Menikah

Keuangan375 Dilihat

Dalam kehidupan rumah tangga nyatanya bukan hanya masalah perasaaan saja yang perlu di jawab, tapi juga masalah keuangan. Setdaknya ada 5 pertanyaan tentang keuangan yang harus dijawab sebelum menikah, oleh Anda dan calon pasangan.

Karena pada kenyataannya nanti, pernikahan akan menyatukan 2 orang yang memiliki kebiasaan dan juga mungkin sudut pandang yang berbeda, termasuk soal keuangan.

Masalah keuangan merupakan hal yang sangat penting perlu di bicarakan secara terbukan bagi pasangan yang berencana untuk menikah.

Hal ini mengingat berdasarkan berbagai riset dan statistik yang memperlihatkan bahwa setengah bahkan bisa lebih dari angka perceraian di Indonesia di picu oleh masalah keuangan.

Oleh karena itu, tidak ada salahnya Anda dan pasangan mulai memikirkan bebrapa hal penting terkait keuangan.

Untuk membantu Anda menggali hal-hal penting yang harus Anda bicarakan dan juga lakukan bersama pasangan, pada artikel kali ini kita akan membahas mengenai beberapa pertanyaan yang wajib di jawab sebelum Anda dan pasangan memutuskan untuk menikah.

Apa saja pertanyaan tersebut? Mari kita bahas satu-persatu!

1. Apakah Arti Uang Untuk Pasangan Anda

pertanyaan tentang keuangan

Hal pertama yang perlu Anda pertanyakan kepada pasangan adalah soal apa arti uang bagi dia. Dalam hal ini khususnya mengarah pada, apakah uang merupakan sumber salah satu kebahagiaan ataukah sumber kecemasan.

Pertanyaan ini sebenarnya akan menunjukan bagaimana ia mendudukan uang selama ini misalnya dalam hal memenuhi kebutuhan rutinnya atau life stylenya.

Selain itu, hal ini juga bisa memperlihatkan kemungkinan bagaimana reaksi pasangan Anda terhadap persoalan-persoalan mengenai keuangan yang ada nantinya.

Misalnya ketika Anda atau pasangan mendapatkan bonus, atau malah kehilangan pemasukan. Jika uang lebih cenderung menjadi sumber kecemasan, bisa jadi pasangan Anda lebih banyak menjadikan uang sebagai tolak ukur kebahagiaan seseorang.

Memang kita akui bahwa kebutuhan hidup sangatlah banyak dan perlu dipenuhi, jadi hampir tidak mungkin kita lepas dari kecemasan tentang uang. Namun yang perlu di garis bawahi jika kecemasan itu menjadi gaya hidup kita dalam menyikapi uang.

Jika yang terjadi demikian, maka implikasinya kita mungkin akan sulit bersyukur dan berbahagia dengan kemampuan kita dalam memperoleh income sebesar apapun.

Bahkan bisa menghambat kita dalam memaksimalkan potensi kita dalam berkarir dan menghasilkan income yang lebih tinggi karena selalu merasa tidak puas dan terlalu fokus dengan ketakutan yang belum tentu terjadi.

Kita lupa fungsi dari uang itu sendiri dan dampak yang seharusnya terhadap kita dan lingkungan.

Hal ini akan berbeda jika pasangan Anda memandang bahwa uang sebagai salah satu sumber kebahagiaan.

Jika mindset ini yang di gunakan, maka pasangan Anda akan cenderung berfokus untuk mengelola income yang mampu di dapatkan dan bahkan bisa muncul kreativitas untuk meningkatkan penghasilan karena pikiran yang lebih tenang dan objektif serta tentunya tetap bisa bersyukur.

Baca juga : 7 Cara Manajemen Keuangan yang Profesional untuk Bisnis UMKM

Karena bisa lebih menyadari nikmatnya bis amemenuhi kebutuhan prioritas kita, dan tidak hanya terfokus pada sisi kecemasannya saja. Jadi berapapun uang mampu di dapatkan akan berhasil memenuhi kebutuhan sebab sudah pintar mengatur prioritas.

2. Siapakah yang Bertanggung Jawab Dalam Menghasilkan Income Untuk Keluarga

tips berbisnis - profesionalisme dalam bekerja

Pertanyaan selanjutnya yang perlu Anda diskusikan dengan pasangan Anda mengenai siapa yang bertanggung jawab dalam menghasilkan income untuk keluarga.

Hal ini berkaitan dengan apakah istri boleh untuk bekerja setelah menikah ataukah tidak. Karena khususnya yang umum di masyarakat kita adalah suami yang pasti bertanggung jawab atas kebutuhan ekonomi keluarga.

Terkadang, bahkan wanita yang karirnya sudah cemerlang harus berhenti setelah menikah dan hal ini dan menjadi masalah dikemudian hari.

Hal ini sebenarnya di serahkan pada kebijaksanaan setiap pasangan karena setiap pasangan memiliki konteks yang berbeda.

Apakah yang bertanggung jawab atas kebutuhan ekonomi keluarga hanya suami saja, istri saja, keduanya atau seperti apa.

Namun poinnya adalah alangkah lebih baik jika membicarakannya secara jelas dengan pasangan sebelum menikah dengan mempertimbangkan dampak jangka pendek maupun jangka panjang kedua belah pihak dan keluarga yang di bentuknya nanti.

Agar ketika menghadapi masalah keuangan nantinya, Anda dan pasangan tidak terlalu bingung bagaimana pembagian peran dan porsi masing-masing sesuai konteks yang sedang di hadapi.

Baca juga : Cara Cermat Atur Keuangan Bagi Entrepreneur Pemula

Sehingga dengan begitu bisa meminimalisir masalah keuangan semakin melebar.

3. Siapa yang Akan Menjadi Manager Keuangan dalam Keluarga

pertanyaan tentang keuangan

Pertanyaan keuangan selanjutnya adalah “Siapa yang akan berperan menjadi manager keuangan dalam keluarga?”

Setelah Anda berdua sudah memutuskan siapakah yang bertanggung jawab untuk menghasilkan income untuk memenuhi kebutuhan keluarga, selanjutnya adalah memilih orang yang tepat untuk mengelolanya. Bedakan antara kasir dan manager.

Karena biasanya perempuan merasa menjadi manager keuangan, padahal kemampuannya hanya sebatas kasir.

Perlu kita ketahui bahwa keduanya memiliki kemampuan dan tugas yang berbeda, yang tentunya akan menentukan keberhasilan sebuah keluarga dalam mengelola masalah keuangannya.

Manager adalah orang memiliki pengetahuan dan mampu membuat prioritas keuangan, membuat pos-pos keuangan dan juga mengelola penempatan tabungan dan investasi keluarga.

Sedangkan kasir, adalah orang yang melakukan transaksi di lapangan. Oleh karena itu wajar jika kasir adalah orang yang sering atau aksesnya lebih dekat untuk membeli kebutuhan-kebutuhan keluarga.

Dalam hal ini kita perlu jujur dan objektif untuk memilih siapa yang cocok menjadi manager dan kasir. Apakah Anda ataukah pasangan Anda.

Jika Anda atau pasangan memiliki kemampuan menjadi manager sekaligus kasir, hal itu tidak masalah. Asalkan semuanya di dasarkan pada pertimbangan siapa yang lebih capable dan minat.

4. Bagaimana Masalah Pembagian Uang Untuk Keluarga Besar & Amal

Pertanyaan keempat yang perlu Anda diskusikan bersama pasangan adalah tentang bagaimana masalah pembagian uang untuk keluarga besar.

Hal ini naytanya seringkali menjadi masalah banyak pasangan setelah berkeluarga. Karena sejak awal tidak pernah mempertimbangkan bahwa keluarga besar nantinya sangat mungkin menjadi salah satu pos pembagian uang dari penghasilan Anda atau pasangan.

Begitupun dengan kebutuhan beramal.

Padahal nyatanya kita tidak mungkin hidup dan berinteraksi hanya dengan keluarga kecil saja melainkan juga dengan keluarga besar serta memiliki andil dalam masalah sosial disekitar kita.

Hal ini perlu di pertimbangkan dan dibicarakan misalnya contoh kecil, saat pembagian angpau saat hari raya. Apalagi jika seandainya ternyata Anda atau pasangan memiliki anggota keluarga yang perlu di bantu secara finansial seperti orangtua atau yang lainnya.

5. Apakah Anda/Pasangan Memiliki Hutang Atau Tidak

pertanyaan tentang keuangan

Lalu terakhir, tanyakan pada pasangan Anda apakah dia memiliki hutang yang belum di lunasi ataukah tidak. Hal ini memang cukup sensitif, namun sangat perlu dibicarakan secara terbuka.

Jika seandainya pasangan Anda memiliki hutang tidak masalah, asalkan Anda dan pasangan menyadarinya.

Disisi lain, bisa jadi hutang tersebut bukanlah hutang pribadi melainkan hutang keluarga, sehingga Anda juga perlu mendengarkan terlebih dahulu alasan utamanya.

Dengan kesadaran tersebut Anda dan pasangan bisa lebih siap untuk merencanakan pelunasan.

Di banding tidak mengatakannya sama sekali, kemudian jika seandainya terjadi masalah, akan berdampak pula pada pos keuangan lain bahkan masalah bisa melebar lebih luas lagi.

Hal Penting Saat Membicarakan Keuangan dengan Pasangan Sebelum Menikah

Membicarakan masalah keuangan dengan pasangan memang terkadang cukup sulit. Namun mengingat nilai pentingnya bagi masa depan keluarga Anda nanti, sehingga alangkah baiknya jika hal ini tetap dilakukan sebelum menikah.

Di bawah ini beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membicarakan masalah keuangan dengan pasangan sebelum menikah!

1. Bicarakan Keuangan Tanpa Membawa Ego

Di Indonesia, pembicaraan tentang keuangan pribadi seringkali menjadi sangat sensitif bahkan kepada pasangan.

Hal ini salah satunya karena uang dianggap sebagai representasi atas harga diri seseorang. Akibatnya seringkali ketika membicarakan tentang uang kita menjadi defensive.

Akhirnya 5 pertanyaan di atas jawab dengan kurang produktif dan menghasilkan banyak drama.

Tapi jika Anda sudah cukup yakin dengan pasangan Anda dari aspek selain keuangan, lebih baik jangan membawa ego dalam membicarakan keuangan.

Bicara saja tentang angka dan bagaiamana mengelolanya terutama di masa-masa awal pernikahan. Karena Anda dan pasangan mungkin memiliki rencana karir yang memungkinkan untuk meningkatkan income.

2. Jangan Paksakan Preferensi Masing-masing

Pada beberapa kasus, ketika seseorang sudah jujur tentang keuangannya, pasangannya malah kecewa dan keberatan melanjutkan hubungan, walaupun sebenarnya setiap orang memiliki preferensi masing-masing untuk memilih orang yang seperti apa saat menikah dan memilih gaya hidup yang harus dipenuhi.

Jika pasangan Anda tidak bisa menerima kemampuan Anda dalam menghasilkan uang saat ini, lebih baik tidak dipaksakan.

Disisi lain ada baiknya juga jika Anda mencari pasangan yang tidak menganggap uang adalah segalanya, melainkan uang sebagai alat pemenuhan hidup yang perlu di kelola dengan baik.

Dengan begitu seperti yang telah di sebutkan diatas, Anda dan pasangan bisa fokus menjadikan uang sebagai salah satu kebahagiaan.

3. Fokus Untuk Mencari Cara Berbahagia Bersama

Hal lainnya yang perlu Anda perhatikan saat membicarakan keuangan dengan pasangan adalah rencanakan pula cara berbahagia bersama.

Karena uang bukan merupakan sumber kebahagiaan satu-satunya, maka Anda juga perlu fokus bagaimana dengan uang yang dimiliki tetap bisa berbahagia bersama.

Banyak kasus, suami yang memiliki gaji lebih kecil dari istrinya dan baru di ketahui setelah menikah menjadikah sang istri tidak bahagia dan tdiak merasa cukup.

Baca juga : 9 Tips Mengatur Keuangan Freelancer Agar Hidup Sejahtera

Oleh karena itu penting bagi kita memiliki mindset untuk fokus mencari cara berbahagia bersama sesuai kemampuan keuangan.

Penutup

Sebenarnya 5 pertanyaan keuangan diatas bukan hanya bisa Anda ajukan kepada pasangan Anda saja, melainkan dapat menjadi bahan refleksi bagi diri Anda sendiri dalam mengelola uang selama ini dan dimasa yang akan datang.

Jika Anda sendiri masih belum bijak dalam mengelola keuangan pribadi, ini pertanda bahwa Anda harus cepat belajar. Atau opsi lainnya, bisa jadi Anda perlu mencari pasangan yang lebih jago dalam hal mengelola keuangan. Karena persoalan keuangansuka tidak suka, mau tidak mau harus Anda hadapi dalam kehidupan berkeluarga nanti.

Jika tidak ingin menjadi masalah yang terus menggulung seperti bola salju dan berdampak serius pada aspek kehidupan Anda yang lain, maka mulailah membicarakan persoalan keuangan dengan pasangan Anda dengan terbuka dan dewasa. Anda bisa menggunakan 5 instrumen pertanyaan diatas untuk berdiskusi dengan pasangan Anda.