Dividen: Jenis, Keuntungan, Syarat, dan BUMN Dividen Terbesar

Investasi386 Dilihat

Gimana akhir tahun kalian gengs? Apakah ada yang sudah dapat dividen dari investasi saham? Buat Anda yang masih bertanya apa itu dividen, kami akan jelaskan pengertian dividen lengkap dengan jenis, keuntungan dan syarat.

Dari banyaknya instrumen investasi, tidak bisa dipungkiri kalau saham masih menduduki posisi pertama sebagai produk paling menguntungkan.

Kendati risiko rugi yang menghantui cukup besar pula, saham tetap jadi pilihan mereka yang baru saja terjun di pasar modal.

Memang untuk memperoleh laba besar dalam dunia saham bukanlah kisah indah satu malam. Investasi jangka panjang ini membutuhkan kesabaran, keuletan, ketelitian dan keberuntungan untuk bisa memberikan profit melimpah.

Jika Anda sudah menerapkan itu semua, bukan tak mungkin menjadi kaya berkat saham bisa diwujudkan.

Bagi mereka para investor saham, masa yang paling dinantikan adalah dividen. Yap, ketika perusahaan tempat Anda menanamkan modal tengah membagikan dividen, maka itu waktunya mendulang keuntungan.

Ada banyak sekali jenis dividen yang didistribusikan perusahaan kepada saham. Seperti apa? Maka artikel berikut ini akan memberikan ulasan yang sangat lengkap.

Apa sih Dividen itu?

Dividen: Jenis, Keuntungan, Syarat, dan BUMN Dividen Terbesar

Secara mudahnya, dividen adalah pembagian laba alias keuntungan perusahaan kepada para pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki.

Sebagai tujuan utama dari sebuah bisnis, pembagian dividen ini jelas akan mengurangi laba ditahan dan kas milik perusahaan itu sendiri.

Besar kecil dividen yang dibayarkan perusahaan kepada para investor tergantung pada kebijakan perusahaan. Biasanya kebijakan ini akan dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).

Sekadar informasi, dividen sebetulnya tidak wajib dibagikan kepada pemegang saham karena kegiatan ini hanya bertujuan untuk membuat investor puas.

Baca juga: 10 Tips Sukses Investasi Emas di Tengah Krisis Global

Sehingga sebuah perusahaan bisa memutuskan tidak membagikan dividen sekalipun meraup laba. Di mana laba bersih itu bakal digunakan dalam pengembangan usaha.

Bahkan menurut BEI (Bursa Efek Indonesia), sebuah perusahaan juga bebas tidak membagikan saham jika mengalami rugi bersih.

Dampak Pembagian Dividen Terhadap Bisnis Perusahaan

Lantaran pembagian dividen bukanlah sesuatu yang wajib, tentu saja kebijakan ini akan memberikan pengaruh pada risiko bisnis.

Apalagi untuk perusahaan-perusahaan yang baru berkembang, mereka sangat rentan terhadap peningkatan hutang. Jika rasio hutang terhadap aset total perusahaan makin besar, maka risiko makin besar.

Perusahaan yang masih terlibat hutang dan nekat melakukan pembagian dividen jelas akan memicu konflik terutama dalam hal keuangan.

Para pemberi pinjaman tentu tidak akan rela perusahaan yang masih berhutang, malah membagikan dividen kepada pemegang saham.

Konflik ini jelas bisa membuat situasi di dalam perusahaan itu sendiri menjadi tidak nyaman dan berimbas ke kegiatan bisnis.

Tak heran kalau hal ini bisa membuat manajer perusahaan meniadakan pembagian laba saham perusahaan. Karena memang bagi perusahaan berkembang, pembagian dividen bisa jadi beban kas lantaran laba yang diperoleh masih belum terlalu besar.

Hanya saja kebijakan ini bisa membuat citra perusahaan memburuk karena para investor jelas merasa dirugikan.

Jenis-Jenis Dividen dalam Bisnis yang Harus Diketahui

Dividen: Jenis, Keuntungan, Syarat, dan BUMN Dividen Terbesar

Demi menyesuaikan dengan kebijakan dan bisnis perusahaan, dividen rupanya dibedakan menjadi beberapa jenis. Pada dasarnya, jenis-jenis ini dibedakan berdasarkan metode pembagiannya. Seperti apa? Mari kita simak ulasannya satu-persatu.

1. Dividen Tunai

Inilah jenis dividen yang paling umum dipilih perusahaan untuk membagikan laba bersih mereka. Sama seperti namanya, dividen tunai alias cash dividend dibayarkan oleh perusahaan dalam bentuk uang tunai dan dikenai pajak pada tahun pengeluarannya.

Pembayaran dividen tunai ini berasal dari saldo laba ditahan dari akumulasi laba bersih perusahaan.

Sehingga dalam prosesnya, pembagian dividen tunai ini akan membuat jumlah kas dan saldo laba perusahaan di laporan ekuitas berkurang. Untuk bisa membayar dividen tunai, perusahaan haruslah memenuhi tiga kondisi yakni:

  • Memiliki jumlah laba ditahan yang memadai
  • Mempunyai jumlah kas perusahaan yang mencukupi
  • Tindakan resmi yang dilakukan oleh Dewan Direksi

Apakah ini artinya perusahaan dengan jumlah laba besar bakal melakukan pembagian dividen tunai? Belum tentu. Karena saldo akun kas dan laba ditahan ini biasanya tak saling terkait.

Bukan tak mungkin sebuah perusahaan mengalami kondisi laba ditahan yang besar, tapi jumlah kas tidak cukup.

Hanya saja demi menarik minat investor, perusahaan-perusahaan besar selalu mempertahankan pembagian dividen yang stabil.

2. Dividen Saham

Dividen: Jenis, Keuntungan, Syarat, dan BUMN Dividen Terbesar

Selain dividen tunai, jenis pembagian dividen yang juga sering dipilih perusahaan ialah dividen saham alias stock dividend.

Secara mudahnya, dividen saham adalah metode pembagian laba perusahaan melalui penambahan jumlah saham investor tapi mengurangi nilai setiap saham. Tujuan pembagian dividen dengan metode ini adalah untuk tidak mengubah kapitalitas pasar.

Biasanya saham yang dibagikan dalam metode ini adalah jenis biasa dan memang sengaja diterbitkan untuk para investor biasa.

Meskipun tidak ada pembagian uang tunai seperti dividen tunai, kedua jenis ini tetap sama-sama mengurangi jumlah laba yang ditahan perusahaan.

Baca juga: Investasi Saham, Inilah Rahasia 8 Cara Kaya Ala Warren Buffett

Kenapa Perusahaan Memilih Pembagian Dividen Saham?

Pada dasarnya, sebuah perusahaan yang akhirnya memilih pembagian dividen saham terjadi saat laba dan saldo kas tidak sama-sama memadai.

Di mana biasanya perusahaan berhasil meraup laba sesuai target, tapi arus kas alias cashflow kurang mencukupi. Lantaran kas perusahaan tidak memungkinkan membagikan dividen tunai, laba perusahan dibagikan dalam bentuk dividen saham.

Para investor bakal memperoleh tambahan saham sesuai dengan persentase kepemilikan saham di perusahaan tersebut.

Kendati demikian, banyak juga perusahaan yang memilih membagikan dividen saham alih-alih dividen tunai, sekalipun kondisi kas perusahaan memadai.

Apakah itu diperbolehkan? Jelas boleh karena tentu perusahaan memiliki faktor dan pertimbangan tersendiri.

Syarat-Syarat Perusahaan Pilih Dividen Saham

Dalam prosesnya, pembagian dividen saham tak bisa dilakukan secara sembrono. Sekalipun kondisi dana kas sudah jelas tak mencukupi, ada beberapa syarat yang harus terjadi. Beberapa kondisi itu adalah:

  • Sama seperti dividen tunai, perusahaan harus mempunyai saldo laba ditahan yang mencukupi
  • Kebijakan dividen saham harus disetujui oleh para pemegang saham dalam RUPS
  • Sekadar informasi, BEI mengatur penerbitan saham baru kepada perusahaan-perusahaan yang akan membagikan dividen saham. Menurut aturan itu, harga teoritis saham dalam dividen saham harus berkisar Rp100. Kecuali, pihak perusahaan bisa meyakinkan BEI bahwa jika tidak mengaikan dividen saham, akan berdampak buruk ke bisnis mereka

Keuntungan dari Dividen Saham

Tentunya ketika opsi dividen saham dipilih oleh perusahaan, akan ada keuntungan yang diperoleh. Bukan hanya bagi perusahaan, investor pun juga demikian.

Bagi investor, dividen saham jelas akan menambah jumlah saham yang dimiliki tanpa adanya pengeluaran tambahan.

Kendati nilai investasi dan persentase kepemilikannya tak berubah, Anda tak perlu pusing-pusing membayarkan pajak seperti saat pembagian dividen tunai.

Sementara untuk perusahaan, dividen saham jelas membuat perusahaan bisa menggunakan dana laba dan kas perusahaan demi tujuan lain seperti pengembangan usaha atau pembayaran hutang.

Lantaran dividen saham ini berasal dari pembagian laba ditahan, struktur modal perusahaan jelas bisa makin kuat. Kok bisa? Karena dalam metode dividen saham, akan ada proses pemindahan laba ditahan ke ekuitas saham biasa yang membuat modal perusahaan meningkat.

Ketika jumlah saham perusahaan yang beredar bertambah, maka harga saham perusahaan bakal menurun dan malah bisa menarik investor lain.

Akhirnya perdagangan saham perusahaan makin likuid dan kapitalisasi pasar tak berubah. Dalam kondisi yang menguntungkan ini. arus kas perusahaan tidak akan terganggu sehingga tak heran kalau dividen saham kerap jadi pilihan terbaik.

Jika anda tertarik pada saham, kami juga telah menuliskan lengkap 10 saham bluechip terbaik saat ini.

3. Dividen Properti

Metode pembagian dividen lain yang bisa dipertimbangkan perusahaan adalah dividen properti. Secara mudahnya, perusahaan membagikan laba dalam bentuk aset, alih-alih diambil dari dana kas.

Perusahaan yang memilih dividen properti biasanya tetap ingin membagikan dividen tapi kekurangan uang kas. Hanya saja lantaran mekanismenya cukup rumit, investor biasanya enggan memilih property dividend ini.

Selain dalam bentuk aset, metode dividen properti juga bisa dibagikan dalam bentuk saham. Lhoh, sama dong dengan dividen saham? Berbeda.

Karena dividen properti yang dalam bentuk saham, dibagikan dari saham perusahaan lain yang dimiliki oleh perusahaan pembagi dividen.

Sementara untuk dividen saham, saham yang dibagikan ke investor adalah milik perusahaan itu sendiri.

4. Dividen Hutang

Disebut juga sebagai scrip dividend, metode ini dipilih saat perusahaan membagikan dividen dengan cara menerbitkan suran janji hutang kepada para investor.

Nanti dalam jangka waktu tertentu yang sudah disepakati kedua belah pihak, perusahaan wajib membayarkan dividen hutang ini kepada para pemegang saham.

Saat perusahaan membagikan dividen hutang, maka otomatis perusahaan juga mengakui sekaligus menerbitkan hutang baru yang akan dicatatkan dalam neraca keuangan.

Sama seperti perhitungan hutang dalam bisnis pada umumnya, dividen hutang ini juga memiliki bunga. Sehingga perusahaan akan membayarkan dividen sekaligus bunga kepada pemegang saham saat jatuh tempo.

Namun ada juga dividen hutang yang tidak berbunga, asalkan kondisi ini sudah melalui persetujuan perusahaan dan pemilik saham. Dividen hutang ini sendiri bisa diperjual belikan kepada pemegang saham lainnya.

5. Dividen Likuidasi

Dividen likuidasi alias liquidating dividend merupakan metode pembagian laba perusahaan dalam bentuk saham, tapi berbeda dengan dividen saham.

Di mana kondisi ini terjadi ketika Dewan Direksi hendak melakukan likuidasi bisnis dan mengembalikan semua aset bersih yang tersisa, kepada para pemegang saham dalam bentuk tunai.

Sehingga bisa disimpulkan kalau dividen likuidasi ini terjadi ketika perusahaan dalam kondisi bangkrut alias pailit, yang membuatnya bakal dibubarkan.

Karena perusahaan bangkrut, dividen likuidasi merupakan pengembalian modal perusahaan kepada para investor. Sekadar catatan, dividen likuidasi hanya terjadi jikalau perusahaan masih memiliki sisa kas setelah bangkrut yang bisa dibagikan.

Baca juga: IHSG Anjlok, Inilah 9 Rekomendasi Saham yang Bisa Dibeli Investor

6. Dividen Interim

Pada dasarnya dividen saham dan dan dividen interim ini memiliki metode yang sama, hanya perbedaannya adalah waktu pencairannya saja.

Jika dividen saham dibagikan saat tahun buku Perseroan berakhir, dividen interim dibagikan sebelum itu. Di mana perusahaan membagikan laba saham sebelum selesai membukukan keuntungan tahunan.

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, setiap perusahaan jelas memiliki kebijakan tersendiri soal jenis dividen yang hendak dibagikan.

Tentu akan cukup menyenangkan jika perusahaan yang Anda pilih membagikan dividen tunai, dividen saham atau dividen interim.

Namun satu hal yang terpenting bagi investor adalah, memilih perusahaan dengan pembagian dividen terbesar supaya cuan.

Ilustrasi Pembagian Dividen

Ketika perusahaan alias emiten sudah tiba waktunya membagikan dividen, tentu setiap pemegang saham akan memperoleh informasi.

Dengan perkembangan teknologi yang makin canggih, informasi pembagian dividen ini biasanya dikirimkan kepada investor lewat email. Anda yang sudah memiliki saham biasanya bakal memperoleh email dari perusahaan sekuritas juga.

Dalam informasi yang dikirim emiten itu, biasanya ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti cum date, ex date, tanggal recording, tanggal pembayaran dan dividend per share. Ada tiga hal yang harus Anda cermati yakni cum date, ex date dan tanggal pembayaran. Berikut penjelasannya:

  • Cum Date: Hari terakhir di mana investor berhak memperoleh dividen. Jika cum date yang ditetapkan perusahaan adalah 28 April 2020, maka batas terakhir dividen yang diperoleh investor adalah tanggal tersebut pada jam pasar tutup (biasanya 16.15 WIB)
  • Ex Date: Hari di mana investor tidak berhak memperoleh dividen. Biasanya jarak antara cum date dan ex date hanyalah satu hari. Namun ada kondisi di mana cum date dan ex date berjarak beberapa hari, jika berbenturan dengan akhir pekan saat pasar tidak beroperasi
  • Tanggal Pembayaran: Waktu di mana emiten membayarkan dividen kepada investor. Jarak antara cum date dan tanggal pembayaran biasanya selisih satu bulan. Kalau Anda sudah berhak atas dividen tunai misalnya, maka tinggal menanti perusahaan mentransfer sejumlah uang ke rekening efek

Menurut Sahamgain, jika Anda ingin memperoleh dividen maka langsung beli di pasar reguler sebelum ex date. Karena mereka yang berhak memperoleh dividen adalah yang mempunyai saham sampai tanggal cum date.

Contohnya, jika Anda memiliki saham BRI sejak tahun 2018 dan tidak dijual hingga cum date, maka Anda berhak memperoleh dividen. Kondisi yang sama saat Anda baru beli di tanggal cum date, Anda pun bisa memperoleh dividen.

Hal serupa juga terjadi saat Anda menjual saham pada tanggal ex date, di mana tetap bakal memperoleh dividen dari emiten.

Namun jika Anda membeli dan menjual saham di tanggal cum date, maka tidak akan berhak mendapat pembagian dividen.

Khusus untuk dividen tunai, ada potongan pajak penghasilan 10%. Sehingga jika Anda memperoleh dividen tunai Rp10 juta, maka yang bakal diterima saat tanggal pembayaran sudah berkurang dan tinggal menyisakan Rp9 juta.

Khusus untuk Dividend Per Share (DPS) adalah dividen per lembar saham. Angka DPS diperoleh dari pembagian dividen perusahaan dengan jumlah total lembar saham yang dimiliki.

Misalnya saja BCA hendak membagikan dividen sebesar Rp1 miliar kepada pemegang saham, dengan total lembar saham mereka adalah 1 juta, jadi DPS yang diperoleh adalah Rp1.000. Sehingga DPS yang diterima pemegang saham sebesar Rp1.000.

Baca juga: 5 Pilihan Investasi Teraman di Tengah Hantaman Virus Corona

Inilah 10 BUMN Pemberi Dividen Terbesar di Indonesia

Pertengahan tahun 2020 ini seharusnya menjadi momen pembagian dividen-dividen perusahaan. Namun di tengah pandemi Covid-19 yang sudah membuat lebih dari 1.500 orang Indonesia terjangkit, tampaknya akan ada sedikit perubahan meskipun belum pasti.

Nah, bagi Anda yang hendak menjadi seorang investor saham perusahaan, tentu tak ada salahnya jika mempertimbangkan besaran dividen yang dibagikan emiten.

Pada pertengahan tahun 2019 silam, sedikitnya ada 13 BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang membagikan dividen dari laba bersih tahun buku 2018.

Tak main-main total dividen yang digelontorkan menyentuh Rp62,4 triliun, seperti dilansir CNN Indonesia. Dari nilai dividen itu, Rp40,34 triliun di antaranya menjadi hak milik pemerintah. Berikut adalah rincian 10 BUMN pembagi dividen terbesar:

  1. Telkom Indonesia – Rp16,23 triliun (90% laba)
  2. Bank BRI – Rp16,17 triliun (50% laba)
  3. Bank Mandiri – Rp11,25 triliun (45% laba)
  4. Pertamina – Rp7,95 triliun
  5. PT Bukit Asam – Rp3,76 triliun (75% laba)
  6. Bank BNI – Rp3,75 triliun (25% laba)
  7. Pegadaian – Rp1,39 triliun
  8. PGN (Perusahaan Gas Negara) – Rp1,38 triliun
  9. Semen Indonesia – Rp1,23 triliun
  10. PT Waskita Karya – Rp990,7 miliar (25% laba)

Tentunya sebagai perusahaan pembagi dividen terbesar, ke-10 BUMN itu adalah emiten terbaik di pasar modal. Sehingga kalau Anda adalah seorang calon investor, bisa mempertimbangkan untuk membeli saham di perusahaan-perusahaan tersebut.

Baca juga: Cara Mudah Investasi Dollar untuk Pemula Biar Untung dan Aman

Kesimpulan

Dengan berbagai jenis yang ditawarkan, metode pembagian dividen jelas memiliki keuntungannya masing-masing. Perusahaan tentu memiliki pertimbangan tersendiri dalam memilih dividen yang hendak dibagikan, sesuai dengan kemampuan perusahaan.

Bagi investor, menanamkan modal di perusahaan yang membagikan dividen cukup besar tentu menguntungkan. Sehingga kalau Anda ingin menjadi seorang investor saham, tentu wajib mempertimbangkan keuangan emiten juga.