Mau Pengajuan KTA? Hindari Hal-Hal Berikut Ini!

Keuangan451 Dilihat

Pandemi Covid-19 tanpa disadari sudah lebih dari 1,5 tahun lamanya mendera seluruh dunia. Tentu imbasnya sangat terasa mulai dari kehilangan pekerjaan sampai bisnis yang gulung tikar. Berbagai hal tentu dilakukan supaya bertahan dalam kondisi ekonomi memburuk, termasuk pertimbangan untuk melakukan pengajuan KTA (Kredit Tanpa Agunan). Pertanyaannya, apakah KTA benar-benar mampu memberikan bantuan finansial yang tepat?

Memang jika membicarakan soal kredit, tentu akan ada pro-kontra yang terjadi. Beberapa orang memilik tidak berhutang daripada hidup ditekan tagihan. Namun ada juga yang terpaksa harus melakukan pengajuan KTA atau jenis kredit yang lain, karena memang dalam kondisi benar-benar membutuhkan uang tunai dalam waktu singkat. Kalau sudah begini, kebijaksanaan memang harus dimiliki.

Pada dasarnya tidak ada yang salah dengan kredit. Sebagai salah satu produk perbankan, kredit faktanya sudah membantu banyak orang dalam hal kesulitan keuangan. Mulai dari kredit untuk usaha, KPR (Kredit Pemilikan Rumah), maupun kredit-kredit yang bersifat komersial mulai dari kendaraan bermotor hingga KTA. Asalkan debitur bertanggung jawab atas kredit yang dimiliki, KTA sekalipun bakal menguntungkan.

Bahkan banyak orang yang akhirnya berhasil dalam sebuah bisnis atau investasi lewat KTA, dengan pengelolaan yang tepat. Seperti apa? Kami akan membahas lengkap mengenai untung-rugi, kesalahan-kesalahan yang wajib dihindari sampai penggunaan dana KTA yang tersisa. Dengan begitu, Anda sebagai calon debitur tidak akan merasa bersalah dan tertekan karena punya tanggungan KTA.

Baca juga: Tips Atur Keuangan First Jobber yang Bergaji Pas-Pasan

Untung-Rugi Gunakan KTA

untung rugi Pengajuan KTA
via Hotel Dijana

Tidak banyak yang tahu, KTA rupanya merupakan produk perbankan yang awalnya dikenalkan oleh Standard Chartered PLC, lembaga perbankan multinasional Inggris. Namun dalam perkembangannya, KTA justru diadaptasi oleh banyak lembaga perbankan lokal di Tanah Air untuk berbagai kebutuhan nasabah. Supaya bisa melakukan pengajuan KTA dengan yakin, ulasan pro-kontra berikut ini wajib diketahui.

Keuntungan yang Didapatkan Dari KTA

Seperti namanya yang tanpa agunan, tentu saja keuntungan paling menonjol dari KTA ini adalah tanpa jaminan. Ya, pihak bank sebagai kreditur akan percaya 100% kepada debitur dan memberikan uang pinjaman. Kreditur juga tidak akan mempedulikan apakah dana KTA itu Anda gunakan untuk keperluan bisnis atau hal-hal konsumtif lainnya. Lantaran pengajuan KTA tidak membebani dalam hal jaminan, tentu banyak orang tertarik.

Selain pengajuan KTA yang tidak butuh jaminan dan benar-benar fleksibel, prosesnya juga relatif cepat. Berbeda dengan kredit untuk usaha, kepemilikan kendaraan bermotor  hingga beli rumah yang butuh proses survei hingga evaluasi aset jaminan, KTA tak memerlukan itu. Biasanya mereka cuma mewajibkan calon debitur punya kartu kredit dan skor BI Checking yang memuaskan.

Baca juga: 7 Rahasia Kelola Dompet Digital Agar Milenial Tak Boros

Kerugian yang Didapatkan Dari KTA

Lepas dari berbagai keuntungan yang bisa Anda peroleh lewat pengajuan KTA, ternyata produk perbankan yang satu ini juga memiliki beberapa kerugian. Pertama yang paling menonjol adalah suku bunga relatif tinggi. Ada yang bilang kondisi ini terjadi sebagai imbas tak adanya jaminan dan kemudahan dalam pengajuan. Biasanya debitur akan dibebankan suku bunga flat sejak awal sampai akhir jatuh tempo nantinya.

Tentunya tiap-tiap bank punya kebijakan yang berbeda soal besar suku bunga tagihan, hanya saja pada umumnya mencapai 2,5%. Selain suku bunga yang cukup tinggi, KTA juga biasanya punya plafon serta tenor terbatas, tidak seperti pengajuan kredit dengan jaminan yang bisa mencapai ratusan juta hingga miliaran Rupiah. Dan terakhir kerugian yang biasanya muncul dari KTA adalah tidak semua orang bisa jadi calon debitur.

Yap, karena tanpa adanya agunan, pengajuan KTA biasanya cuma bisa dilakukan oleh mereka yang berprofesi sebagai pegawai tetap, kalangan profesional dan pengusaha dengan penghasilan tetap. Di mana biasanya calon debitur juga harus mempunyai kartu kredit aktif dengan status kredit baik, serta berpenghasilan minimal Rp3 juta per bulan.

Hal-Hal yang Harus Dihindari Saat Pengajuan KTA

hindari saat ajukan KTA
© iStock

Nah, setelah Anda memahami seperti apa untung-rugi dari pengajuan KTA ini dan masih saja tertarik, hal berikutnya yang bisa dilakukan adalah dengan mempersiapkan syarat yang dibutuhkan pihak bank. Kalau memang Anda tak mau pengajuannya ditolak, beberapa hal berikut ini wajib untuk dihindari:

1. Tak Lakukan Perbandingan KTA

Inilah kesalahan pengajuan KTA yang pertama dan tentunya banyak dilakukan oleh calon debitur. Yap, mereka tidak melakukan perbandingan produk KTA dari satu bank ke bank lain. Padahal seperti yang sudah disinggung, tiap-tiap bank punya besaran suku bunga, plafon dan tenor. Usahakan Anda membandingkannya terlebih dulu supaya tidak merasa dirugikan dan sesuai dengan kebutuhan.

Baca juga: Rahasia Ajarkan Keuangan ke Anak Bagi Single Parent

2. Pinjaman Impulsif

Melakkan pengajuan KTA secara impulsif alias berulang-ulang, sudah jelas jadi kesalahan yang memang tak boleh dilakukan. Kondisi seperti ini biasanya terjadi pada calon debitur yang bersifat konsumtif dan gila belanja. Karena biasanya yang terjadi, Anda tak mampu membayar tagihan bulanan serta membuat skor kredit di BI (Bank Indonesia) memburuk. Imbasnya? Anda bisa saja kesulitan dalam pengajuan kredit di masa depan nanti.

3. Terjebak Gaya Hidup

Cemburu karena teman kerja bisa travelling terus ke luar negeri? Mendadak beli mobil pribadi atau ganti smartphone ke iPhone? Kondisi-kondisi itu memang kerap terjadi pada kita semua, yang akhirnya membuat banyak orang melakukan KTA hanya demi memenuhi tuntutan gaya hidup. Apakah salah mengajukan KTA demi life style? Memang tidak. Namun kondisi ini berpeluang membuat Anda terjebak pada hutang yang tidak kunjung usai.

Kalau sudah begini, Anda bisa saja stress karena kreditur selalu menghubungi perihal keterlambatan pembayaran. Bukan tak mungkin karena terlalu ngotot ingin terlihat keren padahal penghasilan pas-pasan dan akhirnya mengajukan KTA lalu tak mampu bayar, Anda bisa diburu oleh pihak debt collector yang justru bikin stress dan malu.

4. Tidak Cek Kondisi Keuangan

Bisa dibilang ini adalah kesalahan yang paling mendasar dan umum terjadi saat pengajuan KTA. Banyak calon debitur tergiur memperoleh dana tunai dalam waktu singkat, sampai-sampai tak memahami kondisi keuangannya sendiri. Misalkan saja Anda memiliki penghasilan Rp5 juta perbulan dan berstatus sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara). Dalam kondisi ini, Anda sudah pasti bakal disetujui saat mengajukan KTA.

Hanya saja Anda tak memperhitungkan keuangan yang sudah terbebani lantaran punya cicilan kredit sepeda motor sebesar Rp800 ribu per bulan, dan juga tagihan KPR mencapai Rp3 juta per bulan. Dengan uang tersisa Rp1,2 juta meskipun skor kredit cukup baik sehingga pengajuan KTA diterima, apakah cukup untuk tabungan, bayar kebutuhan dan akhirnya cicilan KTA? Tentu tidak.

Untuk itulah sebelum mengajukan KTA dan menghindari potensi gagal bayar, Anda harus tahu berapa plafon yang diajukan, berapa lama tenor yang diberikan, berapa besar suku bunga yang ditetapkan dan terakhir kondisi keuangan.

5. Lakukan Pemalsuan Data

Dari banyaknya kesalahan dalam pengajuan KTA, bisa dibilang ini yang paling pasti membuat Anda merugi di kemudian hari. Yap, ngotot ingin pengajuannya diterima, tidak banyak orang memilih memalsukan data. Misalkan saja memperbesar penghasilan dalam slip gaji, supaya pengajuan lolos. Padahal mungkin Anda tidak tahu, pihak bank jelas melakukan pengecekan ke perusahaan yang dimaksud untuk konfirmasi status dan besar penghasilan Anda.

Kalau calon kredit tahu Anda melakukan pemalsuan data, besar kemungkinan pengajuan langsung ditolak. Sedangkan jika pemalsuan data ini tidak diketahui pihak bank dan akhirnya Anda lolos, ini akan tetap membuat keuangan terbebani karena data debitur yang tidak sesuai kondisi aslinya.

6. Pinjam Demi Jangka Pendek

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, Anda bisa mengajukan KTA untuk berbagai kebutuhan. Mau membayar hutang, travelling, bayar pengeluaran musibah sampai modal bisnis. Hanya saja kesalahan yang kerap dialami debitur KTA adalah mereka melakukan pengajuan pinjaman tanpa pernah berpikir jangka panjang. Lantaran cuma fokus jangka pendek, kerap kali penggunaan dana tak maksimal.

Padahal kalau Anda melakukan pengajuan seperti halnya pinjaman untuk bisnis, prospek jangka panjang dari KTA bakal positif. Misalkan saja Anda menggunakan dana pencairan KTA ini untuk mengembangkan bisnis, maka nantinya yang bertanggung jawab bayar tagihan adalah omzet bisnis yang tak akan bikin Anda pusing. Namun jika memang untuk gaya hidup, perhitungkan secara bijaksana dan pastikan kalau Anda memang mampu bayar.

7. Dokumen Tak Lengkap

Kesalahan terakhir dalam pengajuan KTA adalah berkas dokumen tidak lengkap. Memang, tidak diperlukan agunan dalam KTA, tetapi pihak perbankan jelas meminta dokumen dari calon debitur. Biasanya dokumen ini bisa berupa berkas pribadi, riwayat rekening koran, riwayat kartu kredit dan tentunya slip gaji. Supaya pengajuannya langsung lolos, lengkapi semua hal di atas terlebih dulu.

Dana KTA Tersisa? Gunakan Untuk ini!

Dana KTA tersisa
via PA-Rasteh

Pengajuan KTA yang dilakukan sudah lolos dan akhirnya memperoleh dana tunai? Tentu sangat menyenangkan. Anda bisa langsung menggunakan dana tersebut untuk kebutuhan atau memang tujuan keuangan tertentu. Namun bagaimana jadinya jika ternyata masih ada dana KTA yang tersisa dan tak digunakan? Apakah Anda bakal mengembalikannya ke kreditur? Kondisi ini jelas tak akan terjadi.

Baca juga: Manfaat dan Tips Menabung Uang Receh Bikin Saldo Membengkak

Apakah digunakan untuk foya-foya dan pengeluaran tak terduga lainnya demi memenuhi gaya hidup? Maka hindari karena bisa saja merugikan. Daripada pusing, beberapa hal berikut bisa Anda lakukan saat ada dana tersisa dalam pengajuan KTA yang diterima kreditur:

  1. Daripada uang sisa KTA tak berguna, ada baiknya Anda alihkan ke kebutuhan investasi. Anggap saja Anda membeli obligasi negara, maka biaya kupon yang dibayarkan bisa saja digunakan untuk membantu penuhi cicilan KTA. Tak mau obligasi? Tenang saja, reksadana pendapatan tetap bisa jadi pertimbangan
  2. Selain investasi, dana KTA yang tersisa dapat langsung dipakai untuk modal usaha. Anggap saja Anda lakukan pengajuan KTA sebesar Rp10 juta dan tersisa Rp3 juta, sisanya bisa untuk memulai bisnis kecil-kecilan yang diharapkan mampu membantu bayar tagihan KTA yang berjalan
  3. Sudah disebutkan sebelumnya bahwa calon debitur KTA biasanya wajib punya kartu kredit. Sehingga jika ada dana tersisa dalam KTA nanti, kenapa tak digunakan untuk bayar tagihan kartu rkedit? Dengan begitu beban bulanan Anda berkurang

Bagaimana? Sudah semakin paham seputar pengajuan KTA, bukan? Nah jika sudah mengerti untung-ruginya, hal-hal yang harus dihindari sampai pemanfaatan dana KTA tersisa, Anda tak perluc cemas lagi saat mau mengajukan. Yang penting, jangan pernah memaksakan gaya hidup dan cuma ngotot ingin tampak keren lewat branded. Kenapa? Kondisi ini jelas dapat membuat Anda rugi besar dan terjebak hutang.  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *