Bukan Trading atau Investasi, Yuk Mulai Nabung Saham!

Investasi398 Dilihat

Bicara soal bursa saham, tentu memang ada banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan. Mulai dari investasi, trading hingga nabung saham. Memang jika dibandingkan dengan dua sebelumnya, kegiatan menabung saham terdengar asing. Memangnya saham bisa ditabung? Apakah sama persis seperti saat kita menabung di rekening bank?

Sebelum menjawabnya, kita harus sepakat terlebih dulu bahwa saham memang salah satu aset investasi yang menggiurkan. Coba lihat ada berapa banyak orang tajir di dunia bahkan Indonesia yang pundi-pundi keuangannya bertambah drastis berkat saham? Jawabannya tentu sangat banyak! Hal inilah yang membuat saham memiliki daya tarik yang begitu tinggi.

Hanya saja dengan potensi untung yang besar, risiko rugi pada saham juga sama besarnya. Kondisi inilah yang membuat siapapun ingin jadi investor saham sukses, tidak akan bisa melakukannya secara singkat.

Dibutuhkan pemahaman mengenai seluk beluk bursa saham itu sendiri termasuk bagaimana melakukan analisa pergerakan saham, sampai mengamati fundamental emiten.

Baca juga: Alasan – Pilihan Aset Investasi Untuk Mahasiswa Saat Pandemi

Pemahaman yang sudah pasti butuh waktu dan pengalaman untuk dipelajari ini yang membuat investor pemula mayoritas menyerah, dan akhirnya melakukan kekeliruan yang membuat banyak modalnya lenyap.

Terutama jika bermain dalam trading saham yang harus benar-benar peka terhadap pergerakan harga di waktu yang sempit.

Termasuk yang ingin jadi pelaku bursa saham tapi enggan banyak rugi? Anda mungkin bisa mempertimbangkan melakukan kegiatan nabung saham. Agar bisa menentukan keputusan secara tepat, kami akan membahasnya secara tepat.

Apa sih Nabung Saham itu?

apa itu nabung saham
© Bloomberg/Michael Nagle

Lantaran sama-sama mengalokasikan dana, masih banyak yang berpikir bahwa menabung dan investasi termasuk dalam instrumen saham, merupakan dua hal yang sama.

Padahal jika merujuk pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), menabung merupakan kegiatan menyimpan uang sementara investasi adalah penanaman uang alias modal di sebuah perusahaan/proyek demi keuntungan.

Sehingga jika dijabarkan secara tujuan, menabung pada dasarnya menyimpan uang dalam jangka pendek yang kemudian bisa Anda gunakan sewaktu-waktu, selayaknya menabung di rekening bank yang uangnya bisa ditarik tunai lewat ATM.

Sedangkan investasi disimpan dalam jangka panjang yang membuat sumber dana tersebut bukanlah dana untuk kebutuhan sehari-hari.

Nah, dari penjelasan di atas tentu bisa disimpulkan kalau nabung saham adalah sebuah kegiatan menanamkan dana yang dimiliki pada emiten di pasar modal, tapi dalam jangka pendek dan bisa diambil sewaktu-waktu, sehingga berberda dengan investasi saham.

Kegiatan ini sendiri memang merupakan sebuah kampanye sadar finansial yang dicanangkan pemerintah.

Lewat kegiatan nabung saham, pemerintah mengajak masyarakat Indonesia membeli saham emiten lewat metode DCA (Dollar Cost Averaging), Dianggap sebagai istilah yang jauh lebih ‘aman’ daripada trading atau bahkan investasi saham sekalipun, kegiatan ini diharapkan membuat masyarakat tidak lagi takut atau cemas berlebihan saat terjun ke pasar modal.

Dengan memilih nabung saham, Anda tak perlu mengamati fluktuasi harga bursa efek setiap menitnya seperti para trader, atau mungkin menilai fundamental keuangan emiten hingga berbagai analisa teknik seperti yang dilakukan investor saham.

Hal inilah yang akhirnya membuat kegiatan menabung saham sangat cocok bagi pemula.

Keuntungan yang Didapat dari Nabung Saham

potensi untung
© Bloomberg

Lantaran saham merupakan instrumen efek yang menjadi bukti kepemilikan Anda terhadap sebuah perusahaan, artinya Anda tetap akan memperoleh untung dari nabung saham seperti para trader dan investor pada umumnya. Apa saja? Berikut penjelasannya:

Baca juga: Jangan Salah, Ini Lho Beda Investasi dan Trading Saham

1. Dividen

Sama seperti investasi, dividen juga merupakan keuntungan yang bakal diperoleh jika Anda menabung saham.

Dividen sendiri merupakan pembagian laba rutin yang dilakukan perusahaan alias emiten, kepada para pemegang saham. Jadi berapapun saham yang Anda miliki, pasti bakal tetap memperoleh bagian keuntungan yang biasanya diberikan perusahaan dalam waktu setahun sekali.

Tak perlu cemas kalau Anda cuma punya satu lot saham, karena perusahaan akan tetap memberikan dividen secara proporsional sesuai besaran saham.

Bisanya ada dua bentuk dividen yang diberikan oleh emiten yakni dividen tunai dan dividen saham. Seperti namanya, dividen tunai adalah dividen yang diberikan dalam bentuk uang tunai dan dihitung berdasarkan per satu lembar saham.

Sedangkan dividen saham merupakan pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham dalam bentuk saham kembali. Sehingga kalau emiten memutuskan membagikan dividen saham, jumlah lembaran saham yang Anda miliki bakal bertambah otomatis.

2. Capital Gain

Jika dividen identik dengan kegiatan investasi saham, maka capital gain lebih sering dimanfaatkan para trader.

Yap, dalam kegiatan trading, keuntungan para trader itu adalah selisih harga jual kembali saham yang jauh lebih besar daripada harga beli. Capital gain ini bisa dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan dan berbagai sentimen di bursa efek.

Saham-saham dari emiten kelas kakap alias blue chip biasanya menawarkan capital gain dalam jumlah berkali-kali lipat tapi dalam jangka waktu lama, seperti layaknya emas.

Sedangkan para trader biasanya cenderung bermain dalam saham-saham dengan kapitalisasi rendah dan melakukan spekulasi sendiri, demi memperoleh keuntungannya.

Namun untuk kegiatan nabung saham, capital gain ini akan diperoleh dari portofolio yang Anda miliki. Tenang saja, biasanya pihak sekuritas sudah merekomendasikan saham dari emiten berkualitas supaya Anda mampu memperoleh capital gain secara maksimal.

Potensi Kerugian Nabung Saham

peluang rugi
© Associated Press/Eugene Hoshiko

Terdengar menabung saham lebih fleksibel daripada investasi dan tidak banyak cemasnya layaknya trading? Memang. Namun itu tak membuat kegiatan ini benar-benar aman.

Anda harus ingat penjelasan sebelumnya bahwa saham memang menjanjikan untung besar, tapi sebanding dengan risiko meruginya. Tak heran kalau dalam menabung saham, ada juga beberapa risiko yang bisa Anda alami.

1. Capital Loss

Potensi risiko pertama dari nabung saham adalah capital loss yang merupakan kebalikan dari capital gain. Di mana saat kondisi capital loss terjadi, harga jual justru jauh lebih rendah daripada harga beli.

Contohnya seperti saat Anda menabung saham untuk emiten XYZ di level 2.300 per lembar. Lalu setahun kemudian Anda sedang butuh uang dan ternyata saham itu anjlok ke level 1.100.

Tentu saja ini bermakna Anda mengalami capital loss sebesar Rp1.200 per lembar saham. Artinya jika saat mulai nabung saham Anda mengeluarkan modal Rp1,15 juta untuk lima lot (500 lembar saham) dan ketika Anda mau mencairkan tabungan itu uang Anda tinggal Rp550 ribu, Anda telah merugi sebanyak Rp600 ribu.

Baca juga: 6+ Kesalahan Investasi yang Tidak Dilakukan Crazy Rich

2. Suspend

Risiko terakhir dari nabung saham yang sebetulnya juga sering dialami investor dan trader adalah mendadak si emiten di-suspend oleh BEI (Bursa Efek Indonesia).

Jika sebuah emiten di lantai bursa di-suspend lantaran adanya kondisi tidak biasa seperti harga mendadak melambung atau anjlok, sampai perusahaan mendadak alami masalah finansial, maka sahamnya tidak bisa diperdagangkan.

Masa suspend yang bisa berlangsung mulai dari satu hari hingga berhari-hari inilah yang tentu harus dihadapi oleh pemilik tabungan saham.

Lantaran saat emiten yang mereka pilih di-suspend, Anda jelas tak bisa mencairkan tabungan. Lebih buruk lagi kalau emiten itu malah delisting alias ‘ditendang’ dari papan bursa yang membuat pemilik sahamnya tak akan bisa memperoleh haknya sampai kapanpun.

Seperti inilah Tata Cara Mulai Nabung Saham

cara mulai menabung
© TIME

Dari penjelasan keuntungan dan kerugian di atas, tentu akan membuat Anda memiliki pertimbangan yang lebih luas saat hendak nabung saham.

Kondisi ini penting karena dengan begitu Anda akan sedikit paham mengenai seluk-beluk pasar modal, dan tidak selamanya terjebak pada kesan bahwa untuk punya saham harus keluar uang banyak dan siap rugi besar.

Apalagi sesuai dengan kampanye Yuk Nabung Saham dari BEI, pemerintah mengajak siapapun untuk menjadi pelaku bursa efek dengan modal mulai dari Rp100 ribu saja. Bagaimana cara memulainya? Simak ulasannya berikut ini:

1. Memilih Sekuritas

Seperti yang sudah diketahui, untuk bisa melakukan perdagangan di lantai BEI, tidak bisa dilakukan secara individu. Diperlukan perantara antara emiten dan para pemilik modal yang disebut sebagai perusahaan sekuritas alias broker.

Sebagai anggota BEI, perusahaan sekuritas sudah pasti punya lisensi resmi untuk jual beli saham sehingga Anda tak perlu cemas dana dibawa kabur.

Untuk itulah tahapan pertama saat hendak nabung saham adalah memilih salah satu broker yang sudah sesuai dengan kebutuhan Anda, termasuk pertimbangan besaran biaya broker. Agar makin aman, pastikan broker sudah terdaftar OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan punya rekam jejak positif.

2. Buka Rekening Saham

Setelah memilih perusahaan sekuritas entah dari instansi perbankan atau lembaga keuangan lain, maka kini saatnya untuk membuka rekening saham.

Bisa dilakukan secara online, siapkan sejumlah dokumen yang diperlukan seperti KTP/paspor, NPWP, fotokopi buku tabungan, fotokopi KK dan materai. Setelah rekening terisi nanti, Anda akan mendapat ID sebagai akses ke aplikasi platform milik sekuritas.

3. Tentukan Tabungan

Seperti layaknya menabung di rekening bank, dalam nabung saham Anda juga harus menentukan besaran nominal.

Tenang saja, kampanye Yuk Nabung Saham di BEI bisa dimulai dari Rp100 ribu saja. Nah dana di rekening saham inilah yang bisa Anda gunakan untuk beli saham emiten di BEI.

4. Mulai Beli Saham

Jika rekening sudah terisi, maka Anda bisa mulai beli saham. Anda bebas memilih mau saham dari emiten blue chip dengan kapitalisasi pasar besar, atau memilih saham-saham dari emiten mid-cap hingga small cap.

Jika bingung, tanyakan ke pihak sekuritas soal rekomendasi saham. Ingat, dalam setiap pembelian saham minimal adalah 1 lot alias 100 lembar saham.

Baca juga: Hal-Hal yang Wajib Diketahui dan Waspadai dari Saham Gorengan

5. Setor Dana Tabungan Rutin

Supaya kegiatan nabung saham bisa memberikan untung, Anda haruslah menyetorkan dana secara rutin setiap bulannya.

Biasanya besar nominal yang ditabungkan sudah jadi kesepakatan dengan broker. Dengan penyetoran dana rutin ke tabungan, saham Anda bakal terus bertambah baik dari emiten yang sama atau emiten lainnya.

6. Terapkan Strategi yang Tepat

Dan inilah hal terakhir dalam tahapan nabung saham yani memiliki strategi yang tepat. Meskipun sudah disinggung bahwa menabung saham tidak seribet investasi atau bahkan trading, ada baiknya Anda sedikit mempelajari seluk beluk bursa. Seperti menghindari saham-saham gorengan yang berpotensi capital loss lebih besar, atau mengetahui perkembangan berita perekonomian global.

Bukan tak mungkin dari langkah kecil nabung saham, Anda bisa merasakan nikmatnya sebagai trader sekaligus investor. Apalagi jika Anda memiliki kemampuan pemahaman akan fundamental emiten dan berbagai analisa teknikal ribet lainnya, cuan pun makin besar bertambah dari lantai bursa. Lagipula, siapa sih yang tak mau sukses dari saham? Semua bisa dimulai lewat cara menabung!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *