Mengenal Arti Kata Aset, Investasi, dan Liabilitas, Jangan Sampai Tertukar

Bisnis623 Dilihat

Anda pasti sering mendengar kata “Aset” dan “Investasi”. Banyak dari masyarakat yang belum bisa membedakan secara kongkrit antara Aset dan Investasi. Ini adalah dua hal yang berbeda.

Seringkali kita salah dalam menganggap sebuah pembelian barang dengan harga yang mahal, membeli mobil misalnya. Kira – kira apa yang ada dalam pikiran Anda mengenai sebuah mobil baru?

“Ini adalah aset saya” atau “Ini adalah investasi saya”? Mana yang benar menurut Anda tentang sebuah mobil, sebagai Aset atau Investasi?

Apakah Mobil itu sebuah Aset atau Investasi, kita akan membahasnya bersama – sama dalam artikel ini. Selain dua kata tersebut, masih ada satu kata lagi yang seringkali menjadi mispersepsi di kalangan masyarakat Indonesia.

Kata yang kami maksud adalah Liabilitas. Aset, Investasi, dan Liabilitas adalah tiga kata yang berbeda dan tentu mempunyai sifat yang berbeda.  Meski sifatnya berbeda dan malah ada potensi untuk saling bertolak belakang, masih banyak dari kita yang belum memahami dengan baik.

Mengenal Arti Kata Aset, Investasi, dan Liabilitas, Jangan Sampai Tertukar
Aset atau Liabilitas via www.richdad.com

Khususnya bagi Anda yang sedang bergerak dalam dunia bisnis, sangat penting untuk memahami dengan benar tentang tiga kata tersebut. Jangan sampai sebuah hal yang sebenarnya merupakan liabilitas Anda anggap sebagai aset, begitu pula sebaliknya.

Aset

Aset adalah sesuatu yang dimiliki dan efektif dalam menghasilkan profit jangka pendek hingga panjang. Aset tidak membuatmu mengeluarkan banyak biaya tambahan, sebaliknya justru menghasilkan pemasukan sampingan yang cukup besar untukmu.

Seringkali sebuah aset bisa menjadi liabilitas, tapi tidak berlaku hal sebaliknya. Contoh aset adalah investasi deposito.

Deposito adalah Anda menabung dengan nominal tertentu dengan jangka waktu yang sudah ditentukan di sebuah instansi perbankan. Tidak ada biaya tambahan disini. Misalnya biaya administrasi bulanan.

Ketika jangka waktu sudah habis, Anda bisa melakukan pencairan jumlah awal deposito berikut dengan bunga berlipat. Uang Anda dapat bertambah tanpa perlu susah payah diputarkan dalam bisnis terlebih dahulu.

Mari kita kembali ke pembahasan awal diatas, Jika Anda membeli sebuah mobil baru. Apakah mobil itu bisa disebut sebagai aset?

Kuncinya adalah apakah barang tersebut menghasilkan keuntungan atau pemasukan tambahan untuk Anda. Jika barang tersebut adalah sebuah mobil, apakah mobil Anda bisa menghasilkan pemasukan tambahan untuk Anda?

Jika Anda memakai mobil tersebut untuk bergabung dalam layanan aplikasi ride-sharing seperti GoCar atau Grab dan bisa menghasilkan pendapatan harian, maka mobil tersebut merupakan Aset untuk anda.

Namun bagaimana jika pembelian mobil ini hanya untuk aktifitas keseharian berangkat ke kantor dan jalan-jalan dengan keluarga. Apakah mobil ini memberikan pemasukan tambahan atau hanya menghabiskan biaya servis bulanan.

Yuk baca juga Apa itu Reksadana?

Tahan dulu jawaban Anda, kita masih akan membahas tentang Aset sedikit lagi. Ini tambahan sedikit untuk para pelaku bisnis.

Dalam dunia bisnis, Aset dipahami sebagai seluruh kekayaan sebuah badan usaha. Jika dilihat dari bentuknya, aset dapat berupa benda atau hak yang diperoleh melalui transaksi di masa lalu, contohnya saham atau paten.

Perusahaan bisa memanfaatkan keberadaan aktiva untuk menjalankan kegiatan bisnis, mulai dari pembiayaan operasional hingga investasi. Di sisi lain, Aset juga memiliki nilai ekonomi karena dapat dijual atau bahkan ditukar menjadi uang tunai.

Dalam dunia bisnis, Aset dibagi menjadi beberapa klasifikasi yaitu dari segi Konversi, Fisik, dan Penggunaan. Mari kita bahas satu – persatu.

Konversi

Mengenal Arti Kata Aset, Investasi, dan Liabilitas, Jangan Sampai Tertukar
Aset Tetap via www.crestwood.com

Klasifikasi ini mengacu pada kemampuan dan kecepatan aset untuk ditukar menjadi uang tunai, bahasa kerennya likuditas. Ada dua pembagian disini, yaitu Aset lancar dan Aset tetap.

Aset lancar adalah aset yang tergolong memiliki likuiditas tinggi. Apabila sewaktu-waktu perusahaan membutuhkan dana segar maka aset ini dapat dengan mudah dijual atau ditukar demi menambah pundi-pundi rupiah.

Contoh dari aset lancar adalah Deposito, Tagihan piutang, Surat berharga, Saham, atau Saldo bank.

Baca juga, Daftar Deposito Terbaik dengan Bunga Tertinggi

Selanjutnya adalah Aset tetap, juga dikenal sebagai aset tidak lancar atau aset keras. Berbeda dengan aset lancar, aset tetap bersifat tidak likuid alias sulit ditukar menjadi uang. Seandainya bisa, prosesnya membutuhkan waktu yang lama.

Contoh Aset tetap adalah Merk dagang, Bangunan, Tanah, dan Mesin.

Fisik

Dari sudut pandang eksistensi fisik, Aset bisa dibedakan menjadi Aset yang berwujud dan Aset yang tidak berwujud.

Aset yang berwujud adalah aset yang bisa dilihat keberadaan bentuknya seperti Tanah, Uang tunai, Perlengkapan kantor, Bangunan, Mesin, Mobil.

 Sedangkan contoh Aset yang tidak berwujud adalah Hak paten, Merk dagang, Hak sewa, dan Franchise.

Penggunaan

Klasifikasi ini digunakan untuk membedakan mana aset yang bisa digunakan dalam operasional perusahaan sehari-hari dan mana aset yang tidak bisa. Disebut dengan Aset operasional dan Aset non operasional.

Aset operasional contohnya seperti Perlengkapan kantor, Bangunan, Merk dagang, Mobil. Sedangkan Aset non operasional contohnya adalah Deposito, Saham, Tagihan Piutang.

Investasi

Investasi adalah salah satu cara dalam mengembangkan jumlah uang atau harta yang Anda miliki saat ini. Sederhananya, Anda bermaksud untuk memperoleh dana lebih dari keuntungan di masa depan untuk mencapai tujuan tertentu.

Investasi
Investasi via track2realty.track2media.com

Sekilas mirip ya pengertian antara Investasi dengan Aset. Tujuannya adalah untuk memperoleh dana lebih atau tambahan pemasukan. Lalu dimana perbedaanya?

Perbedaanya adalah pada cara mengelolanya. Aset biasanya dikelola secara aktif oleh pemiliknya sendiri. Aset yang tidak dikelola oleh pemiliknya secara langsung namun dititipkan pada pihak lain disebut dengan Investasi.

Kita masih melanjutkan cerita mobil diatas sebagai contoh. Jika Anda menggunakan mobil untuk menjadi driver aplikasi ride-sharing, maka Anda memanfaatkan mobil tersebut sebagai sebuah aset.

Namun jika Anda menitipkan mobil pada sebuah perusahaan jasa rental mobil, karena Anda jarang menggunakannya kecuali hanya urusan keluar kota. Kemudian Anda mendapatkan pembagian keuntungan setiap bulan dari hasil rental mobil, maka mobil tersebut merupakan investasi Anda.

Contoh lain misalnya tentang uang. Uang yang Anda gunakan sendiri untuk melakukan aktifitas operasional sebuah usaha maka disebut dengan Aset. Karena Anda mengelola sendiri uang Anda.

Namun jika Anda menitipkan sejumlah uang kepada bank sebagai deposito atau kepada perusahaan kawan Anda sebagai modal usaha, maka uang tersebut merupakan Investasi. Karena Anda tidak melakukan apa-apa untuk meningkatkan jumlah uang tersebut.

Anda hanya menunggu sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan di awal. Kemudian Anda bisa mendapatkan jumlah yang sama sesuai yang disetorkan ditambah dengan jumlah uang sebagai pembagian keuntungan.

Liabilitas

Liabilitas adalah barang berharga yang dimiliki namun pada penggunaanya tidak ada upaya untuk mendapatkan pendapatan tambahan. Yang ada malah lebih menjurus pada penambahan pengeluaran.

Liabilitas via www.corporatefinanceinstitute.com

Jadi, mempunyai barang tersebut secara tersurat menunjukkan kemampuan finansial Anda dan umumnya tujuan awal ketika membeli adalah untuk menjadi sebuah Aset. Namun, tanpa disadari, kamu justru mengeluarkan biaya lebih selama memiliki barang tersebut.

Contohnya masih tentang mobil seperti diatas. Mobil bisa dikatakan hanya sebagai sebuah liabilitas karena tidak bisa menghasilkan pendapatan tambahan untuk Anda.

Mungkin mobil memberikan Anda kenyamanan dan kecepatan untuk berangkat ke kantor dan bepergian dengan keluarga. Selain itu mobil juga membutuhkan biaya perawatan, pajak, dan suku cadang. Ini tentu menambah besar pengeluaran Anda.

Jadi liabilitas bisa diartikan sebagai sebuah sumber pengeluaran yang akan mengurangi kekayaan Anda. Liabilitas juga bisa diartikan dengan kepemilikan atas sesuatu dengan pembiayaan yang besar.

Dalam dunia usaha liabilitas didefinisikan sebagai kewajiban yang timbul dari transaksi atau peristiwa masa lalu. Penyelesaiannya dapat mengakibatkan transfer atau penggunaan aset, penyediaan layanan atau manfaat ekonomi lainnya.

Baca yuk, Inilah Perbedaan Webinar dan Meeting Online

Liabilitas dalam perusahaan disebut juga beban keuangan. Beban keuangan perusahaan meliputi gaji pegawai, pajak perusahaan, biaya sewa gedung, dan hutang.

Sampai Sini Sudah Jelas?

Apakah Anda masih bingung dengan perbedaan antara Aset, Investasi, dan Liabilitas?

Hal ini dapat dimaklumi karena sebenarnya perbedaan itu dilihat dari bagaimana Anda memperlakukan sebuah barang yang Anda beli. Satu barang yang Anda beli bisa menjadi Aset, Investasi, atau Liabilitas tergantung dari bagaimana Anda memanfaatkannya.

Konsep utamanya dari Aset dan Investasi sebenarnya hampir sama. Satu hal yang membedakannya adalah apakah Anda berkontribusi secara aktif atau pasif dalam upaya mendapatkan penghasilan.

Liabilitas lebih mudah lagi analisanya, jika barang tersebut tidak menghasilkan apapun dan malah menambah pengeluaran Anda untuk barang tersebut. Satu contoh terakhir yaitu mengenai konsep rumah yang selama ini dipercaya sebagai prioritas utama untuk aset.

Rumah menjadi liabilitas ketika Anda membeli untuk ditempati sendiri karena harus mengeluarkan biaya pemeliharaan, renovasi dan semacamnya. Namun, properti tersebut berubah jadi aset ketika Anda sewakan atau gunakan sebagai lokasi untuk berbisnis karena menghasilkan pemasukan tambahan.

Rumah bisa disebut sebagai investasi apabila Anda mempersilahkannya untuk digunakan sebagai aktifitas usaha dan Anda akan mendapatkan pembagian keuntungan dari hasil usaha tersebut sesuai presentase yang ditentukan.

Liabilitas ketika dibiarkan akan terus mengurangi aset yang dimiliki, sementara saat aset Anda bertambah maka finansial Anda akan semakin jaya. Menyikapi agar liabilitas tidak membuat Anda semakin merugi tentu saja dengan terus menerus menambah aset.

Kemudian memanfaatkan sebagian aset Anda untuk berinvestasi, selain memakai aset Anda yang lain secara mandiri. Dengan memanfaatkan sebagian aset untuk berinvestasi berarti Anda mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pendapatan tambahan dengan jangka waktu tertentu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *