6 Cara Kelola Keuangan dengan Personal Boundaries

Keuangan412 Dilihat

Yuk belajar cara kelola keuangan dengan personal boundaries! Kenapa ini penting sekali bagi kita, khususnya generasi muda?

Sebab masa muda adalah masa yang berapi-api. Memang tidak salah jika sebuah lagu berkata demikian. Saat kita muda, kita di penuhi dengan rasa penasaran, coba ini itu bahkan sampai lupa batasan.

Terkadang mengorbankan kesehatan fisik ataupun mental. Katanya sih tidak apa-apa hidup hustle asalkan saat tua tidak menyesal Tapi ternyata malah jadi anak muda jompo, yang sedikit-sedikit fomo (fear of missing out)!

Sebagai sesama anak muda, kita wajib saling mengingatkan agar kita tetap hidup dengan aturan dan batasan. Supaya ketika tua justru tidak hidup dengan penuh penyesalan.

Apa saja penyesalan yang mungkin bisa kita rasakan di hari tua jika tidak mengelola keuangan dengan personal boundaries (batasan pribadi)? Dan bagaimana sih cara kelola keuangan dengan personal boundaries itu?

Penyesalan Orang yang Sudah Tua

Penyesalan di masa tua
gambar : pixabay.com/ myriams-fotos

Sewaktu kita masih muda, tentu kita memiliki harapan-harapan untuk masa tua kita. Kita ingin menghabisakan masa tua sebagai nenek-nenek atau kakek-kakek yang masih bugar di usianya, dengan pikiran yang lebih bijak dan jernih, dan bisa menikmati hidup.

Namun ternyata kenyataan yang terjadi pada orang-orang yang lebih tua dari kita tidak demikian. Banyak yang masa tuanya malah tetap harus bekerja keras demi kebutuhan hidup sehari-hari, tidak bisa menikmati hidup bahkan merasakan banyak penyesalan.

Kira-kira apa saja penyelesalan yang sering mereka rasakan? Agar kita sebagai generasi muda bisa belajar dan mengantisipasinya.

1. Menyesal Karena Sakit-sakitan & Malah Jadi Banyak Keluar Uang

Salah satu penyelesaian yang di rasakan orang-orang sudah menjadi tua adalah saat mereka tua jadi sering sakit-sakitan, menderita, dan justru lebih banyak mengeluarkan uang.

Mereka menyesal kenapa ketika muda tidak memiliki pola hidup sehat. Kenapa ketika masih muda, mereka makan berlebihan, tidak bisa mengendalikan stress, tidak berolahraga secara rutin, merokok, minum-minum dan sering bergadang.

Makanya ketika muda mereka harus menggunakan tabungan yang capek-capek di kumpulkan untuk sekedar berobat.

2. Menyesal Karena Tidak Punya Tabungan & Investasi

Penyesalan kedua yang mereka rasakan adalah menyesal karena saat tua tidak punya tabungan dan investasi. Akibatnya mereka tidak punya penghasilan pasif padahal saat ini mereka sudah tidak punya penghasilan aktif lagi. Saat sadar akan hal ini namun tubuh dan energi sudah tidak seperti dulu.

Hidup jadi terasa sulit dan terpaksa membutuhkan bantuan orang lain. Tambah sedih lagi karena harus bergantung kepada anak. Dan akhirnya anak kita harus menjadi generasi sandwich. Padahal mereka tadinya ingin anak cucu hidup sejahtera dan bahagia, tidak direpotkan harus mengurus orangtua.

3. Menyesal Karena Tidak Punya Keahlian yang Berguna

Pada usia tua, sangat penting untuk menjadi merasa dibutuhkan oleh orang lain. Apalagi ketika dulunya mereka punya kedudukan, punya kekuasaan dan sangat dibutuhkan keluarga atau orang lain.

Saat tua, seringkali mereka merasa kehilangan power (powerless). Merasa tidak berguna dan tidak dibutuhkan. Jangankan untuk menghasilkan pasif income, rasa tidak berdaya justru paling banyak menyelimuti.

4. Menyesal Karena Tidak Punya Teman

Penyesalan selanjutnya yang banyak dirasakan orang yang sudah tua adalah menyesal karena tidak punya teman. Di masa tua, anak dan cucu sudah hidup terpisah sementara teman seumuran sudah banyak yang meninggal.

Data menunjukan bahwa 1 dari 10 lansia hidup sendirian. Bagaimana jika hal ini terjadi pada kita?

5. Menyesal Karena Dulu Tidak Punya Waktu Untuk Keluarga

Penyesalan terakhir yang di rasakan para lansia adalah karena dulu saat masih aktif bekerja mereka tidak punya waktu untuk keluarga. Dan saat mereka tua, anak-anak merasa tidak punya waktu untuk menemani hari tua mereka.

Padahal ketika menua, kita sangat butuh kehadiran keluarga.

Sehingga bagaimana caranya agar kita bisa menghindari penyesalan di hari tua? Jawabannya yakni dengan menerapkan aturan serta batasan yang sehat dimasa produktif bekerja. Yuk kita cari tahu lebih dalam!

Cara Kelola Keuangan dengan Personal Boundaries

Cara Kelola Keuangan dengan personal Boundaries
gambar : pixabay.com/ geralt

Personal boundaries atau batasan pribadi artinya membangun aturan dan standart yang kita terapkan kepada diri sendiri dan orang lain untuk mengidentifikasi manakah hal-hal yang masih masuk akal, aman serta diperbolehkan. Secara umum personal boundaries ada 5 macam, salah satunya soal materi.

Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk mengelola keuangan dengan personal boundaries!

1. Kerja Keras Boleh, Pola Hidup Tidak Sehat Jangan!

Hal pertama agar kita bisa mengelola keuangan dengan personal boundaries adalah atur antara jam kerja dan pola hidup.

Coba evaluasi bagaimana gaya hidup kita selama ini. Kalau belum sehat, yuk perbaiki mulai dari sekarang. Tidak ada kata besok lagi!

Karena biasanya kata “besok lagi” hanyalah sebagai alasan untuk menunda-nunda konsekuensi yang harus kita jalani untuk merubah pola hidup menjadi lebih sehat.

Kemudian rajinlah periksa kondisi kesehatan Anda. Minimal yang paling simple seperti tekanan darah, kadar gula darah, asam urat, atau kolesterol. Kesehatan bukan hanya biacra soal fisik saja, namun juga mental.

Meski pekerjaan menumpuk, meski uang yang di hasilkan begitu menggiurkan jangan lupakan bahwa tubuh dan jiwa yang Anda miliki hanya 1 saja. Tidak ada serep. Maka Anda harus menjaganya dengan baik.

Anda membutuhkannya untuk diri Anda kebahagiaan sendiri, untuk merawat dan mendidik anak dengan baik, untuk menjalankan hubungan yang sehat dan saling bertumbuh bersama pasangan dan untuk menyebarkan kebaikan kepada sesama dan juga alam,

2. Pekerjaan yang Bagus dan Punya Asuransi Kesehatan Sama-sama Penting

Berkaitan dengan kesehatan maka mengurus dan membayar iuran BPJS itu hukumnya wajib. Ini adalah bentuk proteksi dasar kesehatan Anda dan keluarga.

Jangan sampai karena terlalu sibuk bekerja, Anda lupa memastikan proteksi kesehatan Anda sendiri. Walaupun menerapkan pola hidup sehat kita tetap bisa sakit, apalagi jika pola hidup kita tidak sehat.

Jika profesi Anda adalah seorang freelancer, akan lebih baik lagi jika Anda memiliki asuransi lain yang bisa mengcover kebutuhan lain saat terkena penyakit kritis.

Itulah cara kelola keuangan dengan personal boundaries yang kedua. Ketahui bahwa pekerjaan dengan gaji bagus sama pentingnya dengan proteksi kesehatan!

3. Bersenang-senang Itu Tidak Masalah Tapi Buat Komitmen juga ya!

Tips lain untuk bisa kelola keuangan dengan personal boundaries yakni kita perlu komitmen dalam alokasi keuangan dan juga diversifikasi investasi. Kita mungkin merasa bahwa saat Anda sudah mampu menghasilkan uang maka inilah saatnya Anda berbahagia dengan memenuhi berbagai keinginan yang dulu tidak bisa di wujudkan.

Hal itu sah-sah saja. Namun agar tidak menyesal tetap miliki komitmen keuangan ya!

Caranya dengan disiplin mengalokasikan uang sesuai pos keuangan yang sudah dibuat dan juga diversifikasi investasi. Ingat bahwa kondisi keuangan tidak selalu bisa di prediksi dan sangat bisa saja berubah.

Baca juga,

Kita bisa belajar dari masa covid kemarin. Semua orang repot bukan main!

Banyak terjadi PHK masal, bahkan terjadi resesi ekonomi. Kita perlu bersiap dengan cara mendiversifikasikan investasi. Bukan hanya berinvestasi pada instrumen keuangan saja, tapi juga investasi dalam bentuk properti dan juga jenis investasi lainnya.

Jangan lupa membeli proteksi atas aset yang dimiliki karena ada resiko nilainya berkurang atau hilang. Dengan proteksi, maka investasi bisa menjadi lebih aman.

4. Jadi Baik Itu Wajib Tapi Pelajari Juga Cara Hidup Orang-orang Pintar

Kita mungkin punya keinginan berbuat baik kepada orang lain karena itu adalah salah satu sumber kebermaknaan hidup kita. Pada dasarnya kebahagiaan kita akan meningkat seiring meningkat pula kebermanfaatan diri untuk masyarakat.

Berbuat baik kepada orang tua, kepada keluarga, kepada pasangan dan juga sesama manusia. Itu adalah perbuatan yang sangat mulia. Tapi selain itu, pelajari pula bagaimana cara hidup orang-orang pintar!

Mereka tidak pernah berhenti mencari ilmu dan belajar dari berbagai sumber. Oleh karena itu mereka tetap memiliki keahlian yang berguna sampai mereka tua, baik untuk keluarga atau orang-orang sekitarnya. Dengan begitu rasa kebermaknaan akan tetap bertahan sampai kapanpun selama mereka hidup.

Selain itu, mereka juga lebih bijak dalam mengambil keputusan.

Misalnya sebelumnya Anda suka memberi pinjaman kepada orang lain karena merasa kasihan. Namun, ternyata orang yang di berikan pinjaman diketahui tidak amanah. Atau Anda sendiri jadi kesulitan keuangan karena terlalu sering meminjamkan uang tanpa berpikir.

Bukan berhenti berbuat baik, jangan pernah lakukan itu!

Tapi mulai belajarlah memahami prioritas dan analisa sebab masalah serta dampak keputusan pada berbagai aspek terkait. Hal ini justru akan memberi efek kebaikan yang lebih besar, karena niat baik kita jadi lebih tepat sasaran.

Jadilah penerang namun jangan mematikan cahaya Anda sendiri dan pastikan Anda menerangi orang-orang memang membutuhkannya!

5. Menghabiskan Waktu Cari Uang Itu Baik Tapi Jangan Lupa Cari Komunitas Orang Baik Juga

Terakhir, cara kelola keuangan dengan personal boundaries adalah waktu cari uang dan cari teman.

Bergabunglah dengan komunitas orang-orang yang baik. Hal ini sama berharganya dengan uang sedang Anda cari habis-habisan di masa muda.

Jangan lupa luangkan waktu untuk bersilaturahmi dengan orang-orang yang memiliki pandangan hidup dan prinsip yang serupa dengan kita.

Sebagaimana kita tahu bahwa lingkungan pergaulan juga memiliki pengaruh yang cukup siginifikan terhadap kepribadian dan juga hidup kita secara umum. Sehingga jika ingin menikmati masa tua dengan penuh kebermaknaan, bergabunglah dengan komunitas orang-orang baik mulai dari sekarang.

Selain itu, kita bisa saling tolong menolong ketika salah satu dari kita terkena musibah. Makin bermakna lagi jika kita bisa menjadi agent of change bagi orang-orang di sekitar kita.

6. Menyiapkan Warisan Materi Itu Bagus, Tapi Warisan Imateri Lebih Bagus Lagi

Seperti yang di katakan oleh Khalil Gibran, “Anakmu bukan anakmu”, anakmu adalah anak masa depan.

Oleh karena itu, dari sisi materi jika kondisi kita memang tidak memungkinkan untuk mewariskan harta yang banyak untuk anak cucu maka minimal menyiapkan dana pensiun. Supaya di masa tua nanti hidup mereka bisa lebih berkualitas dan jauh dari generasi sandwich.

Kedua, hal yang sama-sama penting bahkan menurut saya pribadi lebih berharga di banding materi adalah warisan imateri. Warisan tersebut adalah ilmu. karakter dan nama baik.

Itu semua akan bisa memberikan manfaat bagi masa depan untuk anak cucu kita nanti. Meski harta yang kita tinggalkan mungkin tidak seberapa, namun dengan modal ilmu, karakter dan nama baik, mereka bisa melaju lebih pesat, lebih bijak, dan lebih menyebarkan manfaat di masa depan.

Penutup

Membuat dan mempraktikan personal boundaries yang sehat dalam mengelola keuangan bukanlah hal yang mudah. Sebab dalam menjalani batasan yang kita buat, mungkin akan bertabrakan dengan kebiasaan dan karakter kita yang telah terbentuk sebelumnya.

Namun, di banding menyesal di hari tua, lebih baik bersusah payah mulai membangun personal boundaris yang sehat saat mengelola keuangan dari sekarang. Dari daftar cara kelola keuangan dengan personal boundaries diatas, manakah yang sudah dan belum Anda coba? Menurut Anda apakah ada personal boundaries lainnya yang bisa di praktikan dalam mengelola keuangan?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *