Mengenal Apa itu, Tugas dan Tips Pilih Manajer Investasi

Investasi345 Dilihat

Semakin pahamnya masyarakat atas pengelolaan finansial, membuat aset-aset investasi kini pun diburu. Tak hanya mereka yang sudah berumah tangga, kalangan milenial muda maupun generasi Z yang sudah berpenghasilan, telah memiliki instrumen investasi incaran. Jika boleh memilih, reksadana termasuk salah satu yang digandrungi berkat adanya sosok Manajer Investasi alias MI.

Kendati sama-sama mengalokasikan dana di bursa efek, ada perbedaan mendasar antara investasi saham dan reksadana yakni MI. Jika saat investasi saham kita harus berhubungan dengan perusahaan sekuritas, dalam investasi reksadana akan ada Manajer Investasi yang berperan penting. Tentu jika Anda akhirnya memilih reksadana, memahami seperti apa tugas, kewajiban hingga tips memilih MI tentu jadi hal penting.

Dibandingkan banyak aset investasi lainnya, reksadana memang cenderung lebih disukai anak-anak muda atau investor pemula lainnya. Alasannya adalah karena memang tidak ribet karena dana sudah dikelola seutuhnya oleh MI. Belum lagi Anda bisa jadi investor reksadana dengan modal yang terjangkau, tapi tetap membelikan return memuaskan. Tergiur? Sudah pasti! Untuk itulah mari mempelajari seluk-beluk MI yang berperan penting dalam reksadana.

Baca juga: 7 Tips Investasi Freelancer, Kaya Raya Tanpa Kantor

Apa sih Manajer Investasi itu?

apa itu MI
via AI Global Media

Dalam buku Seri Literasi Keuangan Pasar Modal yang dirilis oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan), Manajer Investasi (Investment Manager) adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek demi kepentingan nasabah. Selain itu MI juga dianggap sebagai pengelola portofolio investasi kolektif bagi sekelompok nasabah. Hanya saja MI tidak bertanggung jawab mengelola portofolio perusahaan asuransi maupun dana pensiun.

Sekadar informasi, MI merupakan bagian dari perusahaan efek. Sedangkan perusahaan efek adalah pihak yang membantu calon investor untuk berinvestasi di pasar modal. Sebuah perusahaan efek haruslah memiliki izin OJK dalam menjalankan kegiatan usahanya. Mereka bertindak sebagai PEE (Penjamin Emisi Efek), PPE (Perantara Pedagang Efek) dan tentunya MI.

Hal ini sesuai dengan paparan Hendriko Gani selaku analis Sucor Sekuritas kepada CNN Indonesia. Di mana menurutnya, perusahaan efek terbagi menjadi dua yakni perusahaan sekuritas yang bertugas sebagai PEE dan PPE, serta MI yang bertugas mengelola dana investor dalam bentuk instrumen reksadana.

Di dalam struktur MI ada tiga bagian utama yakni wakil MI, komite investasi dan tim pengelola investasi. Wakil MI adalah orang yang mewakili kepentingan tugas MI, lalu komite investasi mengarahkan dan mengawasi tim pengelola investasi, sedangkan tim pengelola investasi ini yang mengelola portofolio efek atau investasi kolektif nasabah.

Tugas dan Kewajiban Manajer Investasi yang Harus Diketahui

tugas kewajiban MI
© ThinkStock

Karena hanya bisa mengelola portofolio efek, tentu saja Anda tidak bisa memaksa Manajer Investasi mengelola dana untuk investasi emas atau properti. Karena efek itu sendiri meliputi surat berharga (surat pengakuan utang dan surat berharga komersial), saham, obligasi, kontrak berjangka atas efek, unit penyertaan kontrak investasi kolektif dan tentunya setiap derivatif dari efek itu sendiri.

Agar semakin paham, berikut adalah beberapa tugas yang harus dilakukan Manajer Investasi:

1. Mengelola Aset Investor

Seperti yang sudah disinggung cukup panjang di atas, ini bisa dianggap sebagai tugas paling utama sekaligus mendasar dari MI. Bagian dari MI yang bertanggung jawab atas kebutuhan ini adalah tim pengelola investasi. Proses kerjanya adalah wakil MI melakukan kesepakatan dengan calon investor, lalu kemudian sejumlah dana investasi disetorkan kepada pihak MI. Nanti MI lewat tim pengelola investasi akan mengalokasikan dana ke reksadana.

Dalam setiap kinerjanya, tim pengelola investasi ini diawasi oleh komite investasi sehingga dana milik investor tidak akan diselewengkan. Tentu tim pengelola investasi ini tidak bisa begitu saja dalam memilih reksadana karena lagi-lagi disesuaikan dengan profil risiko dan pilihan investor. Sejauh ini ada empat jenis reksadana yang bisa Anda pilih yakni reksadana saham, reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap dan reksadana campuran.

Baca juga: Bukan Trading atau Investasi, Yuk Mulai Nabung Saham!

Berikut penjelasannya:

  • Reksadana Pasar Uang: Sistem reksadana jenis ini adalah seluruh dana investor dikelola di pasar uang seperti tabungan, deposito, giro, surat utang dengan tempo maksimal setahun. Dibandingkan jenis lainnya, reksadana pasar uang punya potensi risiko paling rendah dan cocok bagi Anda investor jangka pendek
  • Reksadana Pendapatan Tetap: Seluruh dana dari investor dikelola pada surat utang (obligasi) yang menawarkan kupon pembayaran tetap. Bagi Anda dengan tujuan investasi jangka menengah (1-3 tahun), reksadana jenis ini sangat cocok dan risikonya sedikit di atas reksadana pasar uang
  • Reksadana Campuran: Sesuai namanya, komposisi portofolio dari reksadana campuran ini variatif yakni saham, obligasi (surat utang) dan pasar uang (deposito). Hanya saja masing-masing instrumen tidak boleh lebih dari 79%. Dengan risiko lebih besar daripada reksadana pendapatan tetap, jenis ini cocok untuk investor jangka menengah
  • Reksadana Saham: Inilah jenis reksadana yang dikelola Manajer Investasi dengan potensi risiko tertinggi. Seperti namanya, seluruh dana investos dialokasikan ke instrumen saham dan lebih cocok bagi mereka investor jangka panjang karena setidaknya butuh waktu minimal lima tahun

Selain keempat jenis di atas, saat ini banyak MI yang juga menawarkan reksadana syariah. Seusai dengan namanya, reksadana syariah dijalankan sesuai aturan hukum Islam seperti tidak menempatkan dana investor ke instrumen-instrumen haram. Contohnya saham pada emiten bank, produsen rokok hingga produsen minuman keras. Tak heran kalau dalam prosesnya, diawasi oleh DPS (Dewan Pengawas Syariah).

2. Memilih Jenis Instrumen Investor

Sebagai pihak pengelola, Manajer Investasi juga memiliki hak dalam memilih sekaligus memutuskan instrumen yang hendak dibeli menggunakan dana investor. Hanya saja meskipun diputuskan oleh MI, mereka melakukannya harus sesuai dengan data sekaligus analisa terhadap profil risiko investor. Untuk itulah penting bagi investor dalam memberikan informasi profil risiko finansialnya secara jujur.

MI tak akan serta-merta mengarahkan dana yang Anda miliki ke reksadana saham, jika profil risiko Anda cukup bermasalah. Supaya investor tidak kehilangan uang, dana yang disetorkan ke MI akan diarahkan ke reksadana pasar uang. Untuk menjalankan proses ini, wakil MI akan menyetorkan data dan analisa investor ke tim pengelola investasi.

Nantinya tim pengelola investasi bakal melakukan perhitungan investasi yang tentunya menguntungkan investor. Asalkan Anda sebagai investor memberikan informasi profi risiko sebenar-benarnya, tak perlu cemas kalau dana yang sudah disetorkan ke MI bakal merugi.

3. Menentukan Keputusan Jual atau Beli Instrumen

Bukan hanya berhak menentukan jenis aset investasi saja, Manajer Investasi juga menentukan keputusan jual atau beli aset. Lagi-lagi proses ini tidaklah sembrono karena tim pengelola investasi akan memantau terus pergerakan portofolio reksadana milik investor. Tim pengelola investasi pun mempertanggung jawabkan seluruh kegiatan mereka terhadap komite investasi. Nanti ketika kinerja portofolio memburuk, tim pengelola investasi akan menjualnya.

Sehingga dengan begitu investor reksadana tak perlu sibuk-sibuk menghabiskan waktu dalam memantau pasar efek. Anda bisa bebas bekerja, sekolah atau mungkin menjalani kehidupan sehari-hari karena dana investasi sudah dikelola secara profesional.

4. Melaporkan Kinerja Investasi

Dan inilah tugas terakhir yang jadi kewajiban Manajer Investasi. Yap, jika tim pengelola investasi bertugas memutuskan jenis aset dan melakukan penjualan atau pembelian portofolio, maka dalam tahapan ini wakil MI-lah yang menjalankannya. Kinerja portofolio reksadana ini dilaporkan oleh tim pengelola investasi dalam pengawasan ketat komite investasi, baru kemudian pihak MI menyampaikan ke investor.

Dalam laporan hasil investasi ini, investor bisa melakukan pengecekannya lewat aplikasi MI yang dapat diakses realtime lewat smartphone. Anda sebagai investor bisa tahu seperti apa portofolio yang dimiliki, bagaimana nilai unit rata-rata tiap aset, jumla unit yang dimiliki hingga harga sampai persentase keuntungan. Jauh lebih efektif dan efisien, bukan semuanya berkat Manajer Investasi?

Seperti Inilah Tips Memilih Manajer Investasi Berkualitas

tips pilih MI
via scripbox

Dari ulasan di atas bisa disimpulkan bahwa MI pada dasarnya mengemban tugas yang sangat penting. Lewat tiga struktur utama mereka mulai dari wakil MI, komite investasi dan tim pengelola investasi, MI harus bertanggung jawab secara profesional demi mendatangkan keuntungan semaksimal mungkin terhadap investor. Dengan peran yang cukup vital inilah, ada baiknya Anda memilih MI secara tepat.

Ada beberapa kali kasus investor reksadana yang mengalami penipuan berkat oknum MI tidak bertanggug jawab. Tak heran kalau akhirnya APRDI (Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi) menghimbau agar investor selalu berhati-hati dan teliti dalam memilih MI maupun jenis reksadana supaya cuan maksimal. Tentu kasus dugaan penipuan MI yang paling terkenal dan sempat bikin heboh adalah Jouska di tahun 2020 lalu.

Baca juga: Alasan – Pilihan Aset Investasi Untuk Mahasiswa Saat Pandemi

Nah, supaya Anda tidak malah merugi berkat keliru memilih Manajer Investasi, berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Anda coba terapkan:

  • Tips pertama sekaligus yang paling penting saat memilih MI adalah memastikan mereka sudah memiliki perizinan yang sah dan resmi. Terdaftar dalam OJK dan tentunya BEI (Bursa Efek Indonesia) adalah bukti legalitas MI
  • Selain kepastian bahwa MI tersebut terdaftar resmi dalam OJK dan BI, hal berikutnya yang harus jadi perhatian calon investor reksadana adalah rekam jejak MI. Apakah selama menjalankan kegiatan usahanya, MI pernah tersandung masalah penyelewengan dana atau tidak. Anda bisa menanyakan hal ini ke investor reksadana yang pernah menggunakan MI serupa
  • Supaya tidak kecewa di kemudian hari karena memilih aset investasi berisiko, sudah seharusnya investor membaca secara teliti prospektus reksadana yang diberikan oleh Manajer Investasi
  • Kalau Anda masih merasa cemas akan rekam jejak MI, jangan ragu untuk mengetahui informasi dari pihak OJK langsung. OJK biasanya memberikan informasi seputar perusahaan efek yang bermasalah secara konsisten di website resmi mereka. Bahkan BEI juga kadang tidak segan-segan memberikan peringatan pada MI bermasalah
  • Dengan berbagai tugasnya yang kompleks, MI tentu memiliki tarif khusus yang dibebankan pada setiap investor. Biasanya besaran biaya jasa pihak MI ini sudah dimasukkan dalam setiap pembelian unit portofolio efek. Ada baiknya Anda memperhitungkan besaran biaya ini dengan kondisi finansial supaya tak ribet, sebelum menentukan MI tertentu

Asalkan Anda menerapkan tips di atas secara tepat, keperluan investasi reksadana pun bisa dijalankan secara maksimal. Terlepas apakah Anda investor pemula atau tidak, cuan pun sudah pasti akan tetap mengalir berkat memilih Manajer Investasi yang bertanggung jawab.

Untuk itulah bagi Anda yang saat ini benar-benar terpikat pada reksadana, mengenal lebih jauh Manajer Investasi termasuk memahami seperti apa tugas yang jadi kewajiban mereka sekaligus tips memilihnya adalah sebuah hal penting. Karena bagaimanapun juga, kesuksesan dalam investasi sangat ditentukan oleh langkah-langkah awal yang diambil investor.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *