5 Dasar Literasi Finansial yang Penting Bagi Perempuan Saat Berinvestasi

Keuangan533 Dilihat

Investasi adalah keterampilan yang bisa dilakukan oleh laki-laki dan perempuan, setidaknya ada 5 dasar literasi finansial yang penting bagi perempuan saat berinvestasi.

Berdasarkan data statistik dari penelitian halofina di Indonesia menunjukan bahwa jumlah investor perempuan bertambah setiap tahunnya, bahkan jumlahnya juga tidak tanggung-tanggung yakni sebanyak 41% investor adalah perempuan.

Padahal umumnya selama ini kaum adam-lah yang mendominasi dan concern dengan dunia investasi. Menariknya lagi, salah satu profesi yang paling banyak melakukan investasi adalah ibu rumah tangga. Apakah ini menandakan literasi finansial pada perempuan mulai meningkat?

Ketertarikan pada investasi juga bukan hanya di dominasi oleh pria. Nah, literasi finansial seperti apa yang harus di pahami oleh perempuan dalam berinvestasi supaya tidak masuk dalam investasi yang tidak jelas, bodong, tidak sesuai dengan profil resikonya sendiri dsb?

Kali ini kita akan membahasnya, namun sebelum itu bagi Anda yang masih masih memiliki pertanyaan “kenapa literasi finansial itu penting untuk perempuan?” mungkin bisa membaca penjelasan berikut terlebih dahulu.

Baca juga : Kakeibo, Cara Mengatur Keuangan Supaya Bisa Hemat dan Cepat Kaya!

Kehidupan Finansial Adalah Tanggung Jawab Pribadi

Perempuan biasanya di kenal sebagai sosok yang suka belanja dan boros. Sementara, laki-laki-lah yang lebih sadar dan rajin berinvestasi.

Hal ini mungkin karena ada nilai budaya dan pola didik keluarga yang mengarahkan bahwa perempuan nantinya akan ada yang mengurusi hidup dari segi finansial, apakah itu suami, ayah atau anak. Padahal mengurus kehidupan finansial itu adalah tanggung jawab diri sendiri.

Bekal Untuk Bekerjasama Mengurus Kehidupan FInansial Rumah Tangga

Kenyataannya perempuan tidak bisa hanya mengandalkan suami, ayah atau anaknya saja dan sebaliknya laki-laki juga tidak bisa hanya mengandalkan istrinya untuk mengurusi keuangan. Keduanya harus sama-sama melek finansial dan investasi walaupun ada pembagian peran serta tanggung jawab dengan porsi yang berbeda.

Hal ini supaya diskusi mengenai keuangan dan investasi terjadi di dalam rumah tangga. Mengingat adanya UU Perkawinan no 1 tahun 1974 yang menyatakan bahwa ketika sudah menikah maka harta dan hutang yang dimiliki sesudah menikah itu menjadi milik bersama.

Artinya dalam rumah tangga, masalah keuangan bukan hanya jadi urusan istri atau suami saja. Tapi keduanya tetap punya andil dalam menyelamatkan finansial keluarga.

Oleh karena itu perempuan juga perlu memiliki finansial literasi yang cukup supaya ada dialog supaya keputusan finansial dan investasi yang diambil bisa lebih baik nantinya.

Menghindari Investasi Bodong

Dengan literasi keuangan yang cukup, para perempuan bisa memiliki pertahanan untuk mengkritisi investasi bodong. Terkadang perempuan menjadi sasaran investasi bodong dengan iming-iming imbal hasil yang tinggi dan tanpa resiko.

Tapi secara universal yang namanya investasi tetap memiliki resiko. Oleh karena itu perempuan bisa lebih berhati-hati jika mendapati penawaran investasi yang melangit.

Lebih Fokus Dengan Target Keuangannya

Jika perempuan memiliki literasi keuangan yang cukup dan sudah memiliki perencanaan, maka perempuan bisa lebih fokus pada target keuangannya saat menerima godaan.

Misalnya godaan sale/diskon, belanja make up berlebihan dll. Selain itu, perempuan juga bisa lebih disiplin dalam berinvestasi secara berkala dan akhirnya bisa mendapatkan keuntungan rata-rata yang lebih maksimal.

Literasi Finansial Untuk Perempuan Dalam Berinvestasi

Sebaiknya berinvetasi itu bukan hanya karena ada uang menganggur, ternyata ada 5 dasar literasi finansial yang penting di ketahui oleh perempuan dalam berinvestasi. Apa sajakah itu?

1. Tujuan Investasi Bukan Untuk Menumpuk Harta

Wawasan keuangan tentang investasi yang pertama yang perlu di ketahui perempuan adalah tentang tujuan investasi.

Investasi itu bukanlah untuk menumpuk-numpuk harta saja melainkan untuk mengumpulkan dana yang akan di pakai di masa depan.

Jadi tentunya kita perlu memahami terlebih dahulu apa saja kebutuhan yang kita miliki di masa depan. Caranya mungkin Anda bisa membuat daftar semua kebutuhan Anda di masa depan, misalnya saja :

  • Kebutuhan dana darurat
  • Kebutuhan dana traveling
  • Membeli gadget baru
  • Dana berkarir (seminar, melanjutkan kuliah, membuka usaha dll)
  • Dana pernikahan
  • DP rumah
  • Dana amal
  • Dana pendidikan anak
  • Dana pensiun
  • dll

Setelah Anda list, buatlah prioritas tujuan. Mana yang harus di miliki terlebih dahulu. Anda bisa mengurutkannya, kemudian pertimbangkan rentang waktu untuk mendapatkannya.

Misalnya 1 tahun, 2 tahun, 5 tahun 10 tahun bahkan 25 tahun. Semakin cepat perempuan terbiasa sadar dengan tujuan keuangan ini maka nantinya dlaam berinventasi akan lebih peka dan tidak asal menyimpan uang dalam sebuah instrumen keuangan.

2. Berinvestasi Harus di Rencanakan Sebaik Mungkin

Sebelum memilih produk pahami dulu tujuan investasi ini sifatnya jangka pendek, jangka menengah ataukah jangka panjang seperti yang sudah di jelaskan pada poin pertama. Karena ada tujuan yang jelas, tentu saja investasi perlu di rencanakan sebaik mungkin.

Mulai dari berapa dana yang harus Anda kumpulkan secara kongkrit. Mengingat adanya inflasi, jadi dalam mempertimbangkan jumlah dana investasi tidak bisa sembarangan, apalagi jika tujuannya adalah untuk jangka menengah dan jangka panjang.

Anda beruntung karena terlahir di zaman modern dimana akses sumber informasi sudah terbuka lebar dan sudah ada kalkulator finansial yang bisa membantu Anda mengkalkulasikan masalah angka.

Jika sudah mendapatkan jumlah kebutuhan dana investasi pada masing-masing tujuan maka Anda bisa mulai mencari cara untuk mendapatkannya.

Hal ini juga pasti bergantung pada perencanaan karir Anda. Baik perempuan yang masih single maupun sudah berumah tangga, tetap bisa merencanakannya.

Sebenarnya ada 2 jenis level investasi, yakni level pertama yang bersifat akumulatif dan level kedua yang bersifat generatif. Investasi akumulatif adalah investasi yang bersifat terus-menerus.

Ini konteksnya Anda seperti menabung dengan melakukan setoran secara berkala (dikumpulkan sedikit demi sedikit) untuk nantinya bisa mencairkan hasil investasi.

Baca juga : 5 Tips Pilih Financial Planner Bagi Milenial Agar Keuangan Lebih Baik

Sementara investasi generatif yakni investasi yang tidak bertujuan untuk di jual kembali namun untuk menghasilkan penghasilan bulanan. Misalnya saja deposito yang jumlahnya besar atau apartemen yang di sewakan.

Diantara 2 level investasi tersebut, mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Anda saat ini?

3. Mengenal Instrumen/ Produk Investasi

Jika sudah jelas tujuan investasinya, maka Anda perlu mengenal instrumen investasi mana yang cocok dan bagaimana cara kerjanya.

Instrumen investasi mungkin bisa kita bagi kedalam 2 kategori, seperti instrumen non fisik (keuangan) dan investasi properti.

Investasi properti seperti misalanya membuat kos-kosan, menyewakan apartemen, membeli emas batangan dll.

Untuk investasi dengan instrumen keuangan, jika literasi keuangan kita masih tergolong awal maka disarankan untuk memilih instrmen investasi beresiko rendah.

Sebelumnya mungkin kita familiar dengan deposito karena intrumen keuangan tersebut cukup sederhana dan mudah di jangkau.

Tapi sebenarnya ada juga instrumen keuangan lain yang cukup sederhana, tapi bisa menghasilkan return yang lebih tinggi dari deposito. Misalnya :

  • Reksadana Pasar Uang
    Reksadana pasar uang adalah jenis produk reksadana yang minim resiko. Jika Anda ingin berinevstasi tapi masih takut dengan resiko yang tinggi, Anda bisa memilih reksadana pasar uang. Berdasarkan grafik trandnya, minimal return pada reksadana pasar uang adalah 5,1%. Lebih besar dari deposito bukan?
  • Surat Utang Negara
    Selain reksadana pasar uang, Anda juga bisa memilih Surat Utang Negara (SUN) untuk investasi yang aman tapi bisa mendapatkan return yang lebih lebih besar dari deposito. Seperti namanya, SUN ini dikeluarkan oleh Negara, jadi hampir di pastikan aman. SUN terdiri dari beberapa jenis yakni Obligasi Negara Ritel (ORI), Sukuk Ritel (Sukri), Savings Bond Ritel (SBR) dan lainnya. SUN bisa Anda dapatkan di perusahaan sekuritas, perbankan ataupun fintech.

Nah untuuk Anda yang punya profil resiko sebagai investor yang agresif (suka mengambil resiko tinggi) atau punya tujuan jangka panjang bisa mencoba membeli saham. Namun sebelum membeli saham, pelajari dulu ya fundamental emitennya!

4. Pahami Resiko Investasi

Seaman apapun setiap investasi pasti punya yang namanya resiko. Nah, sebelum Anda memilih sebuah produk investasi sangat penting untuk memahami resiko investasi. Dengan memahami resiko kita jadi bisa mengelola resiko tersebut dengan lebih baik.

Jadi jangan sampai Anda hanya melihat sisi potensi keuntungan yang akan di dapatkan saja. Misalnya saja kita memilih saham sebagai instrumen investasi kita.

Tapi karena tidak memahami cara kerjanya, maka ketika melihat harga saham turun dan nilai investasi saham kita juga ikut turu lalu kita panik dan mengambilnya kembali.

Padahal memang harga saham sangat fluktuatif dan trend fluktuasinya pun bermacam-macam. Oleh karena itu dalam investasi saham pun terbagi dalam 2 cara, yakni treding saham jangka pendek dan investasi saham jangka panjang.

Metodenya nanti berbda, dimana treding saham mengharuskan selalu memonitor pergerakan harga saham untuk mendapatkan keuntungan yang besar, sementara investasi saham yang terpenting adalah fundamental perusahaannya sehingga berpengaruh pada emiten mana yang di pilih.

5. Mengikuti Perkembangan Berita Ekonomi

Walaupun Anda memutuskan untuk berinvestasi jangka panjang karena tidak ada waktu untuk terus memonitor fluktuatif harga reksadana atau saham misalanya, sebaiknya Anda tetap mengikuti berita ekonomi terkini.

Misalnya saat IHSG turun beberapa bulan lalu dimana harga-harga saham pun sedang sangat murah, apa yang sebaiknya Anda lakukan?

Baca juga : Tahun 2020 Segera Berakhir, Ini Cara Evaluasi Keuangan Pribadi Anda

Jika Anda tidak tahu sama sekali tentang berita ekonomi terupdate, mungkin Anda akan kehilangan kesempatan untuk meraih keuntungan besar dalam meraih tujuan investasi Anda. Jadi biasakan untuk mengikuti perkembangan berita ekonomi untuk bisa menyesuaikan portofolio investasi Anda.

Penutup

Adanya instrumen investasi yang mudah di pahami dan tetap memiliki akses ke pasar modal dengan return yang lebih tinggi di banding deposito membuat perempuan juga kini mulai banyak melakukan investasi.

Tetapi semangat berinvestasi ini perlu di imbangin dengan literasi finansial yang cukup agar tidak terjebak dalam investasi yang cenderung merugikan.

Pada dasarnya perempuan memang membutuhkan wawasan dan skill dalam menghasilkan dan mengelola keuangan mereka.

Semakin dini sadar akan pentingnya perencanaan keuangan dan investasi akan semakin baik bagi perempuan sebelum akhirnya bekerja sama dengan suami saat berumah tangga.

Untuk Anda para perempuan yang sedang belajar mengelola keuangan dan investasi, perlu di ketahui bahwa kedua hal tersebut bukanlah tentang sesuatu yang sudah dimiliki atau bukan melainkan gaya hidup.

Jadi selamanya kita akan terus berhadapan dengan hal tersebut dan jika sudah jadi kebiasaan maka kita akan lebih mampu mengatasi masalah yang mungkin akan terjadi menuju kualitas kehidupan finansial yang lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *