Lebih Baik Ngontrak Atau KPR? Coba Pertimbangkan Ini!

KPR420 Dilihat

Lebih baik ngontrak atau langsung ambil KPR ya? Katanya kalau ngontrak rumah itu rugi. Banyak orang memilih KPR, karena uang yang di keluarkan jelas untuk rumah yang menjadi milik kita. Jadi, tidak apa-apa berhutang yang penting punya rumah.

Mungkin kita pernah mendengar atau mengamati sendiri dari orangtua, paman atau tante kalaumereka atau kerabatnya memiliki karir bagus di masa muda. Porsi keuangan mereka habis untuk mengontrak rumah dan biaya kebutuhan keluarga serta anak-anaknya. Namun dimasa tuanya, mereka tidak memiliki tempat tinggal, bahkan bergantung secara ekonomi pada anak-anaknya yang sudah bekerja.

Kita mungkin lebih mengenal fenomena ini sebagai generasi sandwich. Pastinya kita tidak mau sejarah ini terulang kembali. Namun apakah, mengambil hutang KPR adalah pilihan yang terbaik? Untuk Anda yang masih bingung, semoga beberapa hal di bawah ini bisa membantu Anda dalam mempertimbangkannya!

Sekilas Tentang Ngontrak vs KPR

Berhitung mengenai tempat tinggal memang menjadi sesuatu yang penting. Karena pengeluaran untuk tempat tinggal termasuk pengeluaran terbesar. Sebelum masuk ke pembahasan yang lebih dalam berikut adalah perbandingan sekilas antara ngontrak vs KPR.

NgontrakKPR
Rumah bukan milik sendiriRumah milik sendiri
Sewanya lebih murahCicilan bisa sampai 35% dari income
Bisa pindah dengan mudahPindahan ribet
Perawatan minimPerawatan ekstra

KPR Subsidi 1 juta vs Ngontrak 1 Juta (Perbulan)

KPR Subsidi 1 juta vs Ngontrak 1 Juta (Perbulan)
sumber gambar : pixabay.com/ kiwibu

Coba perhatikan 2 pilihan ini, kira-kira mana yang cenderung Anda pilih?

  • Pilihan 1 : KPR Subsidi sebesar Rp 1 juta/ bulan
  • Pilihan 2 : Mengontrak rumah sebesar Rp 1 juta/ bulan

Jika dihadapkan dengan pilihan seperti ini, kebanyakan orang akan memilih pilihan ke dua. Tapi pengusaha properti Ali Kurnia justru lebih menyarankan lebih baik mengambil pilihan pertama. Kenapa? Berikut penjelasannya!

Saat kita bekerja di kota tertentu misalnya kita sebut saja Jakarta. Biasanya di sekitar wilayah kantor ada wilayah rumah petak/ kos-kosan yang harganya Rp 1 juta per-bulan. Kita memilih KPR subsidi karena dengan sewa kita tidak bisa menabung. Pertanyaannya, jika kita ingin memilih KPR subsidi apakah ada KPR subsidi dengan cicilan Rp 1 jutaan di daerah tersebut?

Lokasi KPR subsidi biasanya jauh dari wilayah perkantoran. Coba saja Anda lakukan riset, carilah lokasi KPR subsidi. Pengusaha properti pasti mencari harga tanah di bawah Rp 300 ribu/ m2. Jadi jika Anda bekerja di Jakarta, maka dengan Rp 1 juta faktanya Anda tidak bisa melakukan KPR subsidi di lokasi yang sama.

Sekarang mulai tergambar lebih jelas bukan, kalau mindset ‘lebih baik berhutang yang penting punya rumah’ itu ada kelirunya.

Tapi kan harus mengeluarkan ongkos, belum lagi energi dan waktu?

Begitu juga dengan KPR subsidi. Mengingat letaknya yang jauh.

Kalau memang ingin menghemat budget, kenapa tidak mengontrak di daerah yang agak jauh dulu? Karena biasanya harga sewanya jauh lebih murah. Dengan begitu Anda bisa memiliki surplus income yang nantinya bisa kita kelola.

Baca juga, Pembayaran Rumah Cash, KPR, Over Kredit, Cash Bertahap, Pilih Mana?

Dari penjelasan ini yang menjadi titik tekan adalah jika masalahnya budget, dan ingin melakukan penghematan maka pilihannya bisa dengan mengontrak di area low budget. Ini asumsinya kalau memang sama sekali belum mampu mengembangkan surplus income.

Perhatikan Mindset Tentang Kemauan dan Kemampuan

Mungkin kita pernah punya pertanyaan, kenapa ya orang tua jaman dulu rumahnya besar-besar dan orang jaman sekerang rumahnya kecil tapi hutangnya besar?

Nah, ada sudut pandang yang bisa menjelaskan tentang hal ini yakni mengenai kemauan dan kemampuan.

Fenomena tersebut terjadi karena orang-orang jaman dulu kemauannya lebih kecil dibanding kemampuannya. Sedangkan orang modern sebaliknya, kemauannya yang lebih besar dibandingkan kemampuannya. Kenyataannya ia belum mampu membeli namun tetap memaksakan karena kemauannya yang lebih besar.

Lalu bagaimana strateginya supaya tetap bisa punya rumah?

Ketika kemampuan kita rendah namun tetap memiliki rumah maka rumusnya sederhana. Ekspektasi tentang rumahnya di turunkan dan kemampuannya di tingkatkan. Dengan begitu, kita akan bertemu dengan titik tengahnya dan cita-cita akan lebih cepat tercapai. Idealnya memang kemauan itu sama dengan kemampuan.

Walaupun begitu sebenarnya kemauan yang besar itu tidak masalah asalkan di barengi dengan berpikir realistik. Nah untuk untuk membeli properti kita perlu menurunkan standart dulu jika memang kondisi tidak memungkinkan.

Hitung Seluruh Biaya Maksimal Rumah

Sumber gambar : pixabay/ stevepb

Sebelum mencari rumah yang ingin Anda beli, ada baiknya jika Anda menghitung seluruh biaya maksimal yang bisa mampu Anda keluarkan untuk tempat inggal. Para financial planner menyarankan agar biaya untuk mencicil tidak melebihi 35% dari pemasukan kita perbulannya.

Nah, ketika Anda memutuskan untuk membeli rumah secara KPR jangan sampai Anda hanya menghitung biaya cicilan KPR-nya saja. Karena perawatan rumah sendiri dengan mengontrak tentunya jauh berbeda. Membeli rumah artinya kita juga harus siap dengan segala konsekuensinya.

Biaya perawatan yang ekstra mengenai sumber air, listrik, bangunan, wifi (jika perlu), hingga pajak perlu Anda pikirkan. Jadi pastikan jika 35% dari penghasilan Anda ataupun pasangan sudah siap untuk membayar hal tersebut. Jika Anda sudah menikah dan suami istri memiliki income, cicilannya mungkin bisa lebih ringan.

Baca juga, Anggaran Saat Ambil KPR yang Perlu Anda Siapkan dengan Matang

Pikirkan Soal Pajak KPR

Sebab pajak membeli rumah KPR itu cukup besar. Jika di kalkulasikan, nilainya bisa sama dengan 2-3 tahun sewa rumah. Sebagai gambaran saja, bunga KPR bisa mencapai 9-9,5%. Jika di kalikan 10- 15 tahun, kenaikannya hampir 100%.

Nah ternyata di Indonesia sendiri, kaum milenial yang mampu memiliki rumah sendiri tanpa bantuan pihak lain hanya sebanyak 13% saja. Sekarang pertanyaannya, bagaimana caranya menjadi bagian dari 13% tersebut? Apakah ini hanya berlaku bagi orang yang dapat warisan besar? Apakah mungkin bagi kita yang bukan anak sultan bisa membeli rumah tanpa KPR?

Nah, pada poin kali ini ada juga alternatif mengontrak dulu selama beberapa tahun namun tetap bisa membeli rumah tanpa KPR. Tips ini datang dari channel Youtube Mas Wahyu. Menurutnya, kita tidak perlu khawatir jika saat ini masih mengontrak dan tidak perlu terburu-buru juga mengambil KPR.

Identifikasi Diri Bank-able atau Tidak

ngontrak atau kpr Bank-able atau Tidak
Sumber gambar : pixabay.com/ Aymanejed

Sebenarnya ini adalah syarat awal yang perlu di pikirkan jika Anda berpikir untuk mengambil KPR. Kira-kira apakah Anda memenuhi syarat bank untuk mengambil KPR? Tentu kita tahu bahwa tidak semua pengajuan KPR akan di ACC oleh Bank.

Bagaimana kondisi pekerjaan Anda, track record keuangan dan pelunasan kredit dll. Jangan sampai mengajukan proposal KPR ke Bank tanpa persiapan yang matang. Jika seandainya ada sesuatu yang kemungkinan membuat Anda tidak akan lolos, lebih baik persiapkan diri untuk mencari alternatif lain untuk memiliki rumah.

Misalnya saja Anda seorang freelancer yang secara keuangan tidak tetap. Hal ini tentunya akan menjadi pertimbangan tersendiri oleh bank.

Tidak masalah jika Anda mengontrak rumah terlebih dahulu sambil mencari surplus income dan membuat income Anda stabil meskipun Anda seorang freelancer. Jadi tidak perlu memaksakan diri. Anda bisa membeli rumah sendiri asalkan cerdas dalam berstrategi.

Baca juga,10 Tips Agar Lolos KPR Rumah dan Disetujui Bank

Mencicil Tabungan Rumah

Bagi Anda yang masih awam tentang investasi. Ada dua cara agar kita bisa menabung dan membeli rumah dalam waktu 3-5 tahun dengan simple.

1. Tidak Menabung di Bank

Anggap saja misalnya jumlah cicilan KPR itu Rp 2-3 juta/ bulannya. Sebaiknya, uang ini Anda tabung namun jangan menabungnya di Bank. Karena bunga Bank tidak bisa mengejar inflasi. Sehingga jika kita menanbung Rp 2-3 juta/ bulan di Bank selama 3 tahun maka uang tersebut nilainya akan berkurang.

Nah, bagi Anda yang masih awam soal investasi menabung emas adalah alternatif solusi yang paling realistis. Dibanding menabung di Bank yang nilainya terus tergerus inflasi, tidak demikian dengan menabung emas. Harga emas terhadap Rupiah nilainya lebih besar di bandingkan nilai inflasi dan bunga Bank. Kenaikannya bisa mencapai 13-14%.

Emas yang di maksud bukanlah emas perhiasan ya, tapi emas murni seperti emas antam misalnya.

Jadi cara menabung untuk membeli rumah adalah dengan mengalokasikan Rp 2- 3 juta dalam bentuk emas murni selama 3-5 tahun. Setelah itu maka 3-5 tahun kemudian nilainya akan jauh lebih besar dibandingkan nilai awal yang kita keluarkan.

2. ‘Menabung di Toko Bangunan’

Cara ini sudah banyak di lakukan oleh orang-orang terdahulu. Tapi maksudnya bukan menabung uang di toko bangunan. Melainkan dengan membelanjakan materialnya.

Untuk menabung dengan cara ini kita perlu tahu RAB (Rencana Anggaran Bangunan) nya terlebih dahulu. Kedepannya ingin membangun rumah dengan nilai berapa. Misalnya, Anda ingin membuat rumah dengan nilai Rp 150 juta. Sehingga kalkulasikan kebutuhan bahan materialnya, seperti semen, pasir, batu bata, besi dll.

Misalnya uang sudah terkumpul selama per- 6 bulan, maka Anda bisa mencicil membeli bahan materialnya terlebih dulu. Tapi sebaiknya di titipkan ke toko bangunan, supaya bahan-bahannya tidak rusak. Jadi nanti ketika dananya sudah terkumpul lagi, lalu di belikan bahan material lainnya yang di perlukan.

Jika menggunakan cara yang kedua, maka memang harus mencari toko bangunan yang bersedia di titipkan untuk pembelian material secara berjangka. Jadi ketika sudah 3 tahunan menabung bahan bangunan, Anda tinggal mengambilnya dan menyediakan ongkos tukang.

Penutup

Jadi lebih baik ngontrak atau KPR selama 10-15 tahun?

Tentunya semua keputusan ada di tangan Anda. Tapi dengan beberapa tips diatas, ternyata tidak masalah juga jika kita mengontrak di awal-awal. Generasi sandwich tidak akan terulang jika kita tahu strategi yang tepat untuk kondisi kita masing-masing.

Memikirkan soal tempat tinggal memang di perlukan kejelian. Sebab setiap dari kita punya konteks keuangan maupun rencana hidup yang berbeda-beda.

Ada alternatif lain jika kita ingin membeli rumah tanpa KPR walaupun kita bukanlah anak sultan. Asal sebisa mungkin menyeimbangkan antara kemauan dan kemampuan, meningkatkan kemampuan terlebih dulu dan kreatif dalam menabung. Tidak tergesa-gesa dan menydari konsekuensi yang akan kita hadapi. Semoga tips di atas bermanfaat untuk Anda dalam menentukan pilihan ngontrak atau KPR.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *