KPR Tenor Pendek vs KPR Tenor Panjang, Lebih Bagus Mana?

KPR423 Dilihat

Apakah Anda sedang ingin mengajukan kredit rumah? Sudah memutuskan mau pilih KPR pendek atau panjang? Coba kita simak lebih baik mana KPR tenor pendek atau KPR tenor panjang.

Rumah adalah kebutuhan pokok yang sudah pasti harus dipenuhi manusia. Tak heran kalau seseorang sudah memiliki penghasilan, keinginan yang terbesar ialah memiliki rumah pribadi.

Hanya saja dengan fakta harga properti yang makin melambung, tentu diperlukan rencana finansial optimal supaya bisa membeli rumah impian.

Padahal saat ini untuk membeli rumah tidaklah harus dengan uang tunai. Banyak bank-bank di Indonesia yang menawarkan KPR (Kredit Pemilikan Rumah).

Seperti namanya, KPR merupakan salah satu upaya membeli rumah lewat cara mencicil dengan jangka waktu dan bunga tertentu.

Bahkan saat ini, KPR untuk milenial yang berusia di bawah 30 tahun memiliki tenor lebih panjang hingga 25-30 tahun.

Tentu saja makin panjang tenor, makin kecil pula cicilan KPR yang harus dibayar per bulan. Namun artinya, makin lama waktu yang dibutuhkan untuk melunasi harga rumah. Hal inilah yang membuat beberapa orang memilih KPR dengan skema tenor singkat saja.

Memang lebih menguntungkan mana sih antara KPR tenor pendek atau KPR tenor panjang? Ulasan berikut ini bisa jadi pertimbangan Anda.

KPR Tenor Panjang

Untuk KPR tenor panjang, jelas artinya memiliki jangka waktu pembayaran yang cukup lama yakni antara 15-25 tahun. Bahkan beberapa bank sampai memiliki penawaran KPR selama 30 tahun!

Sehingga kalau Anda mengajukan KPR saat masih melajang dan berusia 25 tahun, cicilan rumah akan lunas ketika Anda berumur 55 tahun waktu anak sudah lulus kuliah.

Baca juga: KPR Syariah Terbaik BRI Syariah, BNI dan BCA Syariah

Dengan pertimbangan waktu lebih lama itulah, KPR tenor panjang biasanya ditujukan kepada mereka dengan penghasilan rata-rata UMR.

Agar pengajuan KPR tenor panjang ini disetujui, ada sejumlah syarat mutlak yang biasanya diminta pihak bank atau lembaga pembiayaan.

Beberapa di antaranya seperti memiliki penghasilan tetap dan stabil, tercatat sebagai karyawan swasta berstatus tetap alias PKWTT (Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu), Aparatur Sipil Negara (ASN) dan anggota TNI/Polri.

Memang, mereka yang merupakan karyawan instansi pemerintah akan jauh lebih diuntungkan karena berpeluang memperoleh KPR tenor panjang. Berikut ini beberapa keuntungan dan kerugian dari KPR tenor panjang.

1. DP Minimal

Ketika Anda mengajukan KPR dengan tenor panjang, keuntungan pertama yang bakal diperoleh adalah DP (Down Payment) alias uang muka cukup minim.

Bahkan beberapa di antaranya menetapkan uang muka di rentang 10-15%. Artinya kalau Anda membeli rumah dengan harga Rp300 juta, dengan KPR tenor panjang hanya butuh membayar DP sebesar Rp30-45 juta saja.

Namun patut diingat, Bank Indonesia (BI) tidak akan mengizinkan KPR dengan DP minimal jika angsuran per bulan cukup besar dalam jangka waktu pendek. Kenapa begitu? Karena makin besar nominal cicilan, makin tinggi pula peluang kredit macet.

2. Cicilan Ringan

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, makin lama waktu pembayaran KPR, sudah pasti makin kecil pula cicilan yang harus dibayar debitur tiap bulannya.

Tak heran kalau KPR tenor panjang sangat cocok bagi Anda yang mungkin baru saja diterima sebagai ASN dan ingin mempunyai rumah pribadi. Hal ini pula yang membuat bank dengan KPR cicilan ringan akan diburu banyak konsumen.

Baca juga: 8 Tips dan Cara Mudah Menjual Rumah yang Masih KPR

Apakah cicilan ringan ini tidak membuat lembaga pembiayaan merugi? Sudah pasti tidak karena mereka justru meraup keuntungan lebih besar, sekalipun jangka waktu KPR bisa belasan hingga puluhan tahun lamanya.

3. Penghasilan Tidak Ludes

KPR DP 0 Persen

Ketika pengajuan KPR disetujui, tentu saja setiap debitur haruslah mulai mengalokasikan penghasilan. Bagi yang masih melajang, kondisi ini mungkin lebih mudah lantaran hanya menanggung diri sendiri.

Namun bagi Anda yang sudah menikah dan menjadi kepala keluarga, harus pintar-pintar mengelola keuangan supaya tetap bisa bayar cicilan KPR. Apalagi biasanya cicilan KPR bisa menelan 30-50% penghasilan.

Tentunya jika KPR ini memiliki cicilan yang besar, bisa membuat penghasilan ludes seketika. Tetapi dengan KPR tenor panjang, Anda akan memperoleh cicilan bulanan yang cukup ringan sehingga penghasilan tidak terlalu terbebani.

Dengan begitu kondisi finansial tidak akan berpengaruh terlalu banyak, dan bukan tak mungkin Anda masih bisa menabung dan melakukan kegiatan hiburan seperti travelling atau mungkin membeli aset lain.

4. Bunga Cukup Besar

Lepas dari tiga keuntungan yang sudah diulas sebelumnya, KPR tenor panjang juga memiliki kerugian yang wajib dipertimbangkan.

Kerugian pertama adalah Anda akan terbebani bunga yang lebih besar. Dari data yang ada, KPR dengan tenor lima tahun memiliki bunga yang lebih rendah dibandingkan tenor 20 tahun.

Kenapa begitu? Karena BI membebankan kenaikan nilai suku bunga kepada cicilan KPR dengan tenor di atas lima tahun.

Sekadar perbandingan, jika Anda mengajukan KPR untuk rumah senilai Rp300 juta dalam jangka waktu 5-10 tahun, kemungkinan total pembayaran yang dilakukan di kisaran Rp400-500 juta.

Namun jika Anda memilih tenor panjang 15-30 tahun, bukan tak mungkin total pembayaran rumah ke bank bisa menembus Rp600 juta alias dua kali lipat dari harga rumah asli, karena beban bunga lebih tinggi.

5. Pikiran Lebih Terbebani

Kerugian terakhir yang dirasakan oleh debitur KPR tenor panjang adalah harus menanggung beban pikiran selama puluhan tahun.

Yap, di saat orang lain sudah mempunyai hak milik rumah dalam waktu 10 tahun dan fokus membesarkan anak-anak mereka, Anda masih harus menanggung cicilan bulanan sampai jelang usia senja.

Bahkan bisa saja ketika anak lulus kuliah dan Anda mendekati masa pensiun, masih saja mencicil rumah.

Kondisi ini secara tidak langsung jelas akan membuat pikiran lebih berat karena setiap bulan harus membayar tagihan.

Belum lagi jika ada masalah di pekerjaan dan musibah yang membuat tak bisa bekerja lagi, Anda bisa mengalami kredit macet yang berujung pada penyitaan rumah oleh bank.

Karena hal itulah, KPR tenor panjang bisa menghabiskan usia produktif hanya untuk bayar cicilan ke bank.

KPR Tenor Pendek

KPR tenor pendek vs KPR tenor panjang

Berbanding terbalik dengan kredit rumah tenor panjang, kredit rumah tenor pendek jelas mempunyai masa pembayaran yang jauh lebih cepat. Biasanya kredit rumah dengan tenor pendek ditawarkan dengan masa 5-10 tahun saja.

Lantaran cepat, tentu Anda bisa memiliki hak milik rumah tanpa perlu menunggu tua. Namun satu hal yang harus jadi pertimbangan, semakin pendek waktu pembayaran cicilan KPR, artinya nominal angsuran bulanan makin besar.

Tak heran kalau bank dan lembaga pembiayaan hanya akan menyetujui pengajuan kredit rumah dengan tenor pendek kepada mereka yang memiliki penghasilan besar.

Biasanya calon debitur yang bekerja sebagai kalangan profesional, seperti pengusaha/pebisnis skala besar atau karyawan swasta di posisi atas hierarki perusahaan, akan bisa mendapatkan KPR tenor pendek.

Baca juga: 10 Tips Agar Lolos KPR Rumah dan Disetujui Bank

Mereka dengan usia di atas 40 tahun pun biasanya dianjurkan untuk mengambil KPR tenor pendek, karena pertimbangan usia pensiun rata-rata di Indonesia adalah 55 tahun.

Mayoritas properti yang menawarkan KPR tenor pendek ini adalah apartemen, lantaran usia ekonomis apartemen hanya mencapai 30 tahun saja. Tertarik dengan kredit rumah dengan tenor pendek? Berikut keuntungan dan kerugian yang harus dipertimbangkan.

1. Hidup Lebih Bahagia

Dibandingkan kredit rumah dengan tenor panjang yang masa pelunasannya butuh 15-30 tahun, kredit rumah dengan tenor pendek memang cuma butuh waktu 5-10 tahun.

Dari fakta ini saja bisa disimpulkan kalau debitur dengan pengajuan KPR tenor pendek bakal lebih bahagia dibanding debitur KPR tenor panjang. Kenapa? Anda bisa segera melunasi harga rumah dan mempunyai hak milik rumah untuk diri sendiri.

Lantaran rumah cepat lunas, Anda tentu lebih tenang, bahagia dan fokus menentukan tujuan hidup lainnya. Terutama kalau Anda beruntung sudah memperoleh penghasilan besar ketika usia 25 tahun, bukan tak mungkin di umur 35 tahun sudah resmi punya rumah sendiri dan lunas.

Kondisi ini jelas menguntungkan bagi para milenial lajang, lantaran modal untuk menikah sudah pasti lebih meyakinkan.

2. Bunga Ringan

Sudah disinggung sebelumnya, makin singkat tenor KPR maka artinya suku bunga yang dibebankan oleh bank makin kecil.

Contohnya ketika Anda mengajukan rumah dengan harga Rp300 juta lewat skema KPR tenor pendek, setelah beban bunga dan lama cicilan, total pembiayaan rumah itu ada di kisaran Rp400 juta.

Sementara kalau KPR tenor panjang selama 20 tahun, bisa-bisa total harga rumah melambung jadi Rp600 juta! Tentu lebih untung KPR tenor pendek bukan? Karena cicilan tidak untuk bayar bunga saja.

3. Opsi Investasi Terbaik

Tips membeli rumah 3

Keuntungan terakhir dari KPR tenor pendek adalah bisa menjadi instrumen investasi terbaik. Anda tentu tahu bahwa properti merupakan investasi yang sangat menjanjikan karena harga jual kembalinya selalu melambung.

Kalau Anda mengajukan KPR tenor panjang, tentu baru bisa jual rumah ketika 15-25 tahun lagi.

Sementara KPR tenor pendek? Dalam waktu 5-10 tahun saja bisa langsung dijual atau mungkin disewakan demi cuan lebih besar.

Tak heran kalau kalangan profesional dengan penghasilan besar biasanya membeli properti dalam tenor singkat sehingga sebelum usia 50 tahun sudah memiliki beberapa aset rumah atau apartemen.

4. Peluang Kredit Macet

Kerugian pertama yang selalu menghantui debitur KPR tenor pendek adalah kemungkinan mengalami kredit macet. Kenapa begitu? Karena kredit rumah dengan tenor pendek memang mematok cicilan yang cukup besar.

Contoh saja ketika Anda membeli rumah seharga Rp200 juta dengan tenor lima tahun, besaran cicilan per bulan bisa menyentuh Rp5 juta. Padahal kalau tenor di atas 15 tahun, cicilan per bulan mungkin di kisaran Rp3 jutaan.

Baca juga: 10 KPR Terbaik yang Bisa Milenial Pertimbangkan Tahun 2020

Lantaran beban cicilan yang cukup besar, ada banyak debitur yang akhirnya gagal membayar lantaran kredit macet.

Apalagi mayoritas debitur KPR dengan tenor pendek ini adalah kalangan profesional yang kadang penghasilan per bulan tidak cukup stabil.

Namun kalau memang Anda seorang pegawai swasta dengan penghasilan besar dan jaminan kontrak kerja 10 tahun, tentu bisa cukup aman dari risiko kredit macet.

5. Pengeluaran Lebih Besar

Kerugian terakhir dari kredit rumah dengan tenor pendek yang harus benar-benar Anda pertimbangkan adalah sudah pasti membuat pengeluaran makin besar.

Lantaran cicilan bulanan cukup tinggi, artinya Anda wajib mengatur keuangan secara lebih ketat. Mau tak mau tentu bakal ada pos-pos pengeluaran yang dihapuskan karena bagaimanapun juga membayar KPR merupakan prioritas utama.

Baca juga : Inilah Rahasia Agar Cicilan KPR Cepat Lunas

Namun kalau penghasilan bulanan Anda memang lebih dari cukup dengan kisaran belasan juta Rupiah per bulan, tentu bukan masalah berarti dalam memilih skema KPR tenor pendek.

Kesimpulan

Terbukti kalau baik KPR tenor panjang dan KPR tenor pendek memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing.

Supaya bisa memiliki rumah impian lewat jalan terbaik, pastikan Anda menyesuaikan kemampuan keuangan dengan tenor KPR.

Sehingga, Anda tentu bisa melewati perjalanan membayar angsuran rumah jauh lebih tenang dan bertanggung jawab.