12 Kiat Sukses Usaha Kuliner dengan Pengelolaan Profesional

Bisnis1243 Dilihat

Bisnis kuliner merupakan usaha yang tidak akan pernah mati. Karena selagi masih ada manusia yang butuh makan, bisnis makanan ini masih akan terus hidup dan berkembang. Kami memberikan 12 kiat sukses usaha kuliner 2022 dengan pengelolaan profesional.

Orang mungkin bisa menahan untuk tidak beli baju atau keperluan lain selagi dalam program berhemat, tapi tentu tidak demikian dengan membeli makanan. Kebutuhan akan makanan tidak bisa ditunda meskipun hanya satu atau dua hari.

Oleh karena itu, usaha di bidang kuliner banyak diminati oleh pelaku usaha. Akibatnya, bisnis di bidang panganan ini memiliki cukup banyak saingan.

Sehingga untuk memulainya, butuh kiat ataupun strategi yang cukup, terutama bagi mereka yang benar-benar pemula yang baru berkecimpung dalam dunia usaha rumah makan.

Kebanyakan pelaku usaha pemula, tak terkecuali dalam bisnis makanan, terjebak hanya memikirkan bagaimana mencari modal, menentukan jenis makanan, dan mencari tempat strategis.

Karena berpikir bahwa kendala dalam memulai usaha hanya itu. Padahal untuk memulai berbisnis, apalagi bisnis yang memiliki banyak pesaing seperti bisnis kuliner, dibutuhkan perencanaan yang lebih matang.

Tanpa perencanaan yang matang dan pengelolaan yang profesional, usaha kuliner Anda tidak akan bertahan lama karena akan tergilas oleh pesaing.

Maka pemain lama maupun pelaku usaha baru harus lebih serius merencanakan bisnisnya. Untuk itu, artikel ini akan bicara 12 kiat sukses usaha kuliner 2022 dengan pengelolaan profesional.

1.Tentukan Target Pasar

Sebagai pelaku usaha kuliner pemula tentu akan kesulitan jika harus memenuhi begitu banyak selera makanan orang-orang di sekitar Anda.

Oleh karena itu, sebelum Anda memutuskan untuk memilih jenis usaha kuliner apa yang sesuai, Anda perlu mengarahkan target pasar. Bidik dengan terarah, mereka para kelas menengah ke atas atau ke bawah, anak muda, atau umum.

Dari penentuan target pasar inilah Anda bisa menentukan menu apa yang sekiranya bisa dipilih, berapa kisaran harganya, bagaimana konsep penataan tempatnya dan lain sebagainya. Kita ambil contoh misal rumah makan Sambel Layah.

Kini rumah makan yang berawal dari Purwokerto kini sudah memiliki 46 outlet di berbagai kota besar di pulau jawa, kalimantan, dan sumatera.

Selain kerja keras, penyesuaian harga dan tempat dengan segmentasi pasar yang jadi target Sambel Layah cukup tepat sasaran.

Hampir semua outletnya selalu ramai pembeli dan juga banyak pemesan melalui platform pemesanan makanan. Dengan harga tak lebih dari Rp. 10.000 pengunjung sudah bisa menikmati nasi ayam, kalau Anda beruntung akan mendapatkan gratis es teh.

Ini tentu karena target pasar yang disasar adalah mereka kaum kelas menengah ke bawah. Jika Anda menyasar target pasar lain, tentu harga dan konsep lainnya perlu disesuaikan.

2. Cari apa yang belum diberikan oleh pelaku usaha sejenis

Kesalahan yang tampak sepele tetapi memberikan dampak yang begitu besar bagi pelaku usaha baru adalah buru-buru mengeksekusi usaha tanpa riset matang.

Biasanya mereka akan sibuk mencari modal sesaat setelah dapat ide usaha tanpa melakukan riset yang cukup. Riset ini sebenarnya tak terlalu rumit dan makan biaya, karena bisa Anda lakukan seperti aktifitas biasa.

Coba sebelum Anda menentukan usaha kuliner apa yang cocok dan bagaimana strateginya, kunjungilah terlebih dahulu usaha kuliner yang sudah ada di sekitar tempat Anda. Hanya saja, Anda tidak boleh sekedar berkunjung, memesan makan, membayarnya lalu pulang.

Perhatikanlah secara serius tentang menu-menu di sana, bagaimana harganya, pengunjungnya, pelayanannya, setting tempatnya, dan lain sebagainya. Pelajarilah itu semua, sebagai bekal Anda merumuskan bagaimana konsep usaha kuliner Anda. Kalau perlu, lakukan hal yang sama pada tiga, lima, atau sebanyak-banyaknya rumah makan.

Setelah Anda mendapat cukup data, analisislah data Anda tersebut. Nanti Anda akan menemukan apa yang menjadi kunci pokok dari kesuksesan rumah makan-rumah makan tersebut dan apa yang belum mereka berikan pada konsumen.

Singkatnya, Anda harus memiliki keunggulan ataupun daya tarik dibanding rumah makan yang sekiranya akan jadi pesaing bisnis Anda nantinya. Anda bisa meniru taktik mereka dengan sedikit modifikasi.

3. Pilih lokasi yang tepat

Dalam memilih lokasi, perhatikan akses lokasi tersebut dan bagaimana kondisinya, apakah ramai atau tidak. Mungkin benar bahwa jika makanan yang dihidangkan lezat dan harganya bersaing, di lokasi yang susah dijangkau pun pembeli akan tetap datang.

Kiat Usaha Kuliner dengan Pengelolaan Profesional

Tapi ingat, Anda adalah pemain baru, Brand Anda belum begitu terkenal seperti rumah-rumah makan yang sudah populer. Sehingga pemilihan lokasi yang tepat akan membantu Anda mendatangkan pembeli. Bahkan walau tanpa promosi yang getol.

Akan sangat bagus jika lokasi yang Anda pilih adalah tempat-tempat di mana banyak orang ngekos, seperti area kampus, area pabrik, atau perkantoran.

Hal ini karena umumnya mereka membeli makanan untuk konsumsi harian. Jika tidak, memilih tempat ramai seperti pasar, pusat perbelanjaan, tempat pariwisata, atau pusat-pusat kuliner bisa menjadi pilihan.

Baca juga : 20 Peluang Bisnis Terbaik 2022 (Terbaru dan Menjanjikan)

4. Bangun brand Anda

Semua orang tentu butuh alasan untuk menjatuhkan pilihan ke rumah makan Anda dari sekian banyak rumah makan. Untuk itu berikan calon pembeli alasan yang kuat kenapa harus ke rumah makan Anda.

Entah itu karena lokasi yang nyaman, rasanya yang lezat, harganya yang murah, pelayanannya yang prima, atau berbagai keunggulan lainnya.

Bangun citra brand Anda agar meninggalkan kesan mendalam pikiran konsumen sehingga akan datang lagi, lagi, dan lagi.

Hal ini perlu konsistensi dan ketekunan, seperti misalnya menentukan menu andalan yang berbeda atau memiliki keunggulan dibanding rumah makan lain.

Anda juga harus menjaga reputasi seperti kualitas rasa makanan, kebersihan tempat, keramahan pelayanan dan sebagainya.

Reputasi ini penting, apalagi ketika rumah makan Anda belum memiliki pelanggan tetap karena memang baru memulainya. Sekali konsumen dibuat kecewa, kemungkinannya untuk datang lagi akan sangat kecil.

5. Promosi yang membidik target

Selama ini rumah-rumah makan mengandalkan promosi gratis dari mulut ke mulut pembeli yang sudah datang. Mereka akan menceritakan keunggulan rumah makan Anda ke teman atau saudara.

Bahkan tak jarang akan mengajaknya untuk makan di tempat Anda. Promosi dengan mekanisme seperti itu memang efektif dan tak merepotkan.

Tapi Anda tetap butuh cara promosi lain untuk membantu brand rumah makan Anda terkenal. Jika dana yang Anda miliki cukup, tidak ada salahnya untuk memasang banner di pinggir jalan, mencetak brosur, dan sebagainya.

Namun jika tidak ada dana yang cukup, Anda tak perlu berkecil hati. Manfaatkan jejaring sosial gratis seperti facebook, instagram untuk membuat akun rumah makan Anda dekat dengan masyarakat calon pembeli.

Langkah promosi lain seperti membagikan kupon diskon juga bisa dilakukan untuk menarik calon pembeli. Atau jika Anda cukup kreatif, bisa menyelenggarakan live event di rumah makan Anda, seperti live music, diskusi, bedah film dan sebagainya.

6. Permodalan yang terukur

Permasalahan modal biasanya menjadi batu sandungan pertama bagi orang yang ingin memulai membuka usaha. Umumnya mereka yang tak memiliki cukup tabungan akan menjual aset yang dimilikinya sebagai modal usaha.

Tapi kami tak menyarankan demikian. Pergunakanlah aset Anda sebagai semacam dana cadangan apabila ada biaya-biaya tak terduga ketika usaha sudah mulai berjalan.

Untuk modal memulai usaha, Anda bisa memulainya dengan tabungan yang ada terlebih dahulu. Atau jika itu tak mencukupi, ingat bahwa modal tak harus berbentuk uang. Anda bisa mengajak rekan untuk berinvestasi sama-sama merintis usaha.

Jika Anda memperoleh modal dengan skema investasi ataupun patungan bersama teman, sebaiknya buat surat perjanjian di awal yang jelas dan rinci. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan kendala di masa yang akan datang.

Sebenarnya pengajuan kredit murah seperti kredit usaha rakyat atau KUR juga bisa menjadi pilihan seandainya Anda memiliki tabungan terbatas. Tetapi enggan memulai usaha dengan orang lain karena khawatir pada kerumitan manajemen nantinya.

Akan tetapi jika Anda menggunakan modal berupa pinjaman Anda harus memiliki rincian penggunaan yang jelas dan biasakan membuat laporan bulanan.

Ini semua agar kondisi keuangan Anda dapat termonitor dengan baik, sehingga bila ada hal-hal yang bermasalah bisa segera diatasi.

Sebaiknya Anda menggunakan modal yang tidak terlalu besar. Adapun jika usaha hendak dibesarkan Anda bisa menyisihkan separuh dari keuntungan sebagai tambahan modal pengembangan.

7. Manajemen keuangan dan bahan baku

Umumnya salah satu kekurangan yang dimiliki oleh pelaku usaha baru, adalah terbatasnya modal. Sehingga perlu kiat-kiat tertentu agar keuangan tak kedodoran pada awal-awal membuka usaha kuliner ini.

Jangan sampai Anda membelanjakan modal yang terbatas tersebut dengan asal dan tanpa perhitungan matang. Termasuk dalam pembelian bahan baku.

Usaha kuliner, kita tahu, membutuhkan bahan baku yang segar karena sifatnya yang mudah busuk. Untuk itu pengelolaan bahan baku, seperti cooled storage dibutuhkan untuk menjaga mutu dan ketersediaan bahan baku.

Satu hal yang juga perlu diperhatikan adalah fluktuasi atau naik turunnya harga-harga komoditas seperti bumbu, daging, dan sebagainya.

Kita bisa memprediksi kapan harga-harga bahan baku akan naik dan mengantisipasinya dengan menyetok bahan-bahan agar tetap bisa menekan biaya produksi. Semuanya harus tertulis dengan jelas, tak cukup Anda membayangkan di kepala begitu saja.

Alternatif lainnya, Anda bisa menjalin kerjasama dengan pemasok tetap yang dapat mensuplai semua bahan baku produksi setiap harinya.

Selain karena harganya yang relatif murah, Anda pun dapat menjadi orang yang dipercaya jika Anda mengalami kesulitan modal, untuk berhutang terlebih dahulu.

Tipsnya: cari pemasok bahan baku yang bertanggungjawab dan tidak banyak permintaan ya.

8. Terus berinovasi

Sebagaimana telah disinggung pada awal paragraf bahwa usaha kuliner, meskipun pasarnya sangat luas, tetapi cukup ketat persaingannya.

Bisa dikatakan bahwa setiap harinya ada puluhan usaha kuliner tumbuh dan berguguran. Oleh karenanya, untuk tetap bertahan dan terus berkembang dalam persaingan di bisnis makanan ini Anda harus terus menciptakan inovasi.

Dengan kata lain, jangan cepat berpuas diri.

Anda bisa menciptakan menu-menu baru, memodifikasi rasa, cara penyajian dan sebagainya. Contoh inovasi lain misalnya membuka pelayanan pesan antar, ekspansi usaha, dan masih banyak yang lainnya.

Membuat desain tematik sesuai dengan hari-hari besar juga bisa membuat kesan segar dan hangat rumah makan Anda pada para pembeli.

9. Manajemen sumber daya manusia

Manajemen sumber daya manusia selalu diperlukan dalam pembangunan sebuah usaha. Karena dengan sumber daya manusia yang berkualitaslah pelayanan prima pada pembeli bisa dilakukan, mengingat ini adalah kunci dari suksesnya sebuah usaha.

Idealnya untuk sebuah rumah makan, sumber dayanya terdiri dari juru masak, kasir, dan pelayanan. Tetapi jika usaha yang Anda mulai belum terlalu besar, Anda bisa memangkasnya hanya menyisakan juru masak dan pelayan yang merangkap kasir.

Selain itu, pemberian gaji yang tepat waktu ataupun pemberian bonus yang menarik juga dapat memberikan semangat kepada para karyawan untuk terus mengoptimalkan kinerjanya.

Akan lebih baik jika ada semacam training berkala untuk semua karyawan agar tercipta kekompakan tim dan kinerja yang baik.

10. Legalitas usaha

Demi menunjang kelancaran dan keamanan usaha, sebaiknya Anda tak perlu menunda waktu untuk mengurusi perizinan usaha. Pastikan Anda mengantongi perizinan dan legal formal dari berbagai instansi terkait dan lingkungan di mana Anda membuka usaha.

Apabila usaha kuliner Anda sudah semakin berkembang besar, sebaiknya segera mengurus Nomor Pokok Wajib pajak (NPWP) bagi bisnis Anda.

Urus juga perizinan ke Kementerian Kesehatan, bahkan kalau dirasa perlu mengurus sertifikasi halal untuk semua produk usaha Anda ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) bisa menjadi penguat brand Anda.

11. Sisihkan untuk kegiatan sosial

Percayalah bahwa dari setiap keuntungan usaha yang Anda peroleh ada hak yang dimiliki orang lain. Oleh karenanya, sisihkanlah sebagian keuntungan dari bisnis Anda untuk kegiatan amal ataupun kegiatan sosial lainnya.

Jika Anda tak mau terlalu repot dengan menyalurkan amal Anda sendiri, menggandeng lembaga zakat/amal seperti Lazis, Dompet Dhuafa, atau menyalurkannya pada platform crowdfunding seperti kitabisa.com bisa menjadi pilihan.

Pilihlah lembaga-lembaga kredibel dan terpercaya untuk itu, jangan sampai amal yang Anda berikan tak tepat sasaran.

12. Buat rencana jangka panjang

Usaha Anda sudah berdiri, semua sudah berjalan sesuai standar operasional prosedur yang telah Anda tetapkan, dan pundi-pundi rupiah sudah mengalir sebagai keuntungan ke rekening pribadi Anda.

Apakah Anda cukup berhenti sampai di sini? Tentu saja tidak. Ada satu hal penting yang tidak boleh Anda lupakan adalah: menyusun rencana jangka panjang.

Penyusunan rencana jangka panjang ini akan membantu langkah Anda tetap terarah dan memiliki ukuran yang jelas.

Dengan begitu, permasalahan bisa diatasi lebih cepat, karena ketika terjadi sesuatu yang di luar rencana bisa segera dievaluasi.

Berbeda dengan usaha yang tak memiliki rencana jangka panjang, biasanya permasalahan baru disadari ketika sudah besar.

Rencana jangka panjang ini meliputi visi dan misi bisnis Anda, perkirakaan kondisi ekonomi dan sosial, analisis SWOT,  analisis resiko, target jangka pendek dan menengah, dan sebagainya.

Meskipun berupa rencana jangka panjang, sebisa mungkin dalam penyusunannya harus detail agar tak menimbulkan kebingungan di kemudian hari.

Misalnya dalam 10 tahun ke depan, Anda berencana membuka 20 cabang baru. Maka hal-hal yang berkaitan dengan persiapan pembukaan cabang-cabang tersebut harus dirinci. Misal butuh kira-kira biaya berapa, mekanisme tempatnya membeli atau sewa, dan lain sebagainya.

Jika perlu penajaman strategi misal; dalam pembukaan cabang baru akan dilakukan konsep subsidi silang, di mana cabang yang sudah ramai akan menyubsidi cabang baru yang masih sepi, hal tersebut harus ditulis. Sebagai pegangan sekaligus penguat rencana.

Demikian 12 kiat dalam membangun bisnis kuliner yang dikelola secara profesional. Semoga mudah dipahami dan dipraktekkan, agar jumlah pengusaha Indonesa kian meningkat.

Komentar ditutup.