Jangan Stres, Ini Tips Atur Keuangan Saat Isolasi Mandiri

Keuangan529 Dilihat

Tidak hanya di rumah sakit, ada banyak pasien Covid-19 di Indonesia yang harus rela melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah. Ada yang karena tak memperoleh kamar inap di rumah sakit, ada juga yang memang bergejala ringan-sedang. Namun tahukan Anda, para pasien ini juga dipusingkan oleh urusan keuangan saat isolasi mandiri.

Yap, ketika menjalani isoman, kebutuhan hidup sehari-hari haruslah tetap ditanggung sendiri oleh pasien. Kondisi ini tentu berbeda dengan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, karena seluruh biaya ditanggung oleh Kemenkes (Kementerian Kesehatan) sepenuhnya. Semakin memusingkan jika ternyata seluruh anggota keluarga harus menjalani isoman.

Anggap saja, Anda sang Kepala Keluarga terdeteksi positif, termasuk istri dan dua orang anak, sudah pasti biaya yang dikeluarkan semakin besar. Tentu dibutuhkan kemampuan mengatur kondisi keuangan saat isolasi mandiri secara tepat, agar pangan bergizi tetap didapat sekaligus obat dan aneka multivitamin agar cepat sembuh.

Baca juga: Manfaat dan Ide Menabung Jangka Pendek Tahun 2021

Pemerintah Gratiskan Obat-Vitamin Pasien Isoman

obat - vitamin isoman gratis
© Freepik

Sebelum Anda tahu seperti apa sih cara mengatur keuangan saat isolasi mandiri, sekadar informasi terlebih dulu, bahwa sebetulnya pemerintah dalam hal ini Kemenkes, memberikan program obat dan vitamin gratis untuk kebutuhan isoman. Program gratis ini sudah mulai diluncurkan di Jakarta sebagai episentrum wabah corona di Tanah Air sejak 7 Juli 2021.

Yap, layanan konsultasi dan pengiriman obat memang bisa diperoleh secara cuma-cuma untuk pasien Covid-19 yang menjalani isoman, hanya saja masih berlaku di wilayah Jabodetabek saja. Itupun tidak semua obat yang diberikan gratis karena cuma dua jenis paket yang ditanggung oleh Kemenkes. Apa saja? Berikut rinciannya:

  • PAKET A – OTG (Orang Tanpa Gejala): Multivitamin C, D, E dan Zinc sebanyak 10 butir (sehari sekali)
  • PAKET B – Gejala Ringan: Multivitamin C, D, E dan Zinc sebanyak 10 butir (sehari sekali), Azithromisin 500mg sebanyak 5 butir (sehari sekali), Oseltamivir 75mg sebanyak 14 butir (dua kali sehari) dan Paracetamol tablet 500mg sebanyak 10 butir (dikonsumsi saat demam)

Untuk memperoleh paket obat dan vitamin secara gratis, pasien isoman harus menunjukkan bukti tes PCR di laboratorium resmi yang bekerjasama dengan Kemenkes. Kendati masih di wilayah Jabodetabek, mengingat banyaknya pasien isoman hampir di seluruh Tanah Air terutama pulau Jawa-Bali, harapan agar program ini makin diperluas pun semakin tinggi.

Sementara untuk pasien Covid-19 di luar Jabodetabek dan bisa saja mengalami masalah lebih buruk, tentu harus membeli sendiri obat dan vitamin yang sudah diresepkan oleh dokter. Seperti yang disinggung sebelumnya, biaya bakal membengkak ketika satu keluarga dinyatakan positif dan harus isoman bersama-sama di rumah.

Memang pihak RT/RW setempat akan selalu memberikan bantuan sembako, hanya saja tetap ada beberapa kebutuhan wajib yang tetap harus ditanggung setiap pasien. Nah, daripada menanti bantuan, ada baiknya Anda mulai memahami bagaimana cara mengelola keuangan saat isolasi mandiri. Sehingga ketika isoman selesai, finansial Anda tidak terlalu ambruk.

Biaya-Biaya yang Harus Dikeluarkan Saat Isoman

rincian biaya saat isoman
© Free Vector

Agar dapat mengatur keuangan saat isolasi mandiri yang benar, ada baiknya Anda tahu terlebih dulu sejumlah biaya yang wajib dikeluarkan ketika isoman.

Konsultan Keuangan ZAP Finance pernah merilis perkiraan rincian pengeluaran saat isoman di Instagram resmi mereka. Ilustrasi yang digunakan adalah keluarga kecil di Tangerang dengan anggota Ayah, Ibu dan dua anak.

Baca juga: 7+ Rahasia Keuangan Bagi yang Punya Banyak Hutang

Berikut rincian biaya ala ZAP Finance:

PENGELUARANBIAYA
Swab Antigen
untuk dua orang (suami dan istri @ Rp175 ribu)
350.000
Pemeriksaan di Dokter Umum
dan Spesialis Paru
termasuk Swab PCR, Test Lab dan Rontgen Paru
2.700.000
Swab PCR Drive Thru (16 jam) di hari pertama
dan hari ke-14 untuk empat orang
(suami, istri dan dua anak @Rp869 ribu)
6.952.000
Vitamin untuk dua orang anak1.007.500
Vitamin untuk dua orang dewasa1.687.500
Alat-alat protokol kesehatan
(masker, disinfektan, hand sanitizer, sabun)
700.000
Kebutuhan makan dan minum
satu keluarga selama 14 hari
2.000.000
Buah-buahan selama 14 hari200.000
Persiapan tabung oksigen
lengkap dengan isinya
813.000
Oximeter200.000
TOTAL16.610.000

Tentu saja rincian pengeluaran saat isoman di atas berbeda-beda di setiap kota dan tidak sama di setiap keluarga.

Ada yang harus isoman sendirian di Jakarta, isoman dengan keluarga besar di Pamekasan dan mungkin isoman dengan pasangan di Balikpapan. Hanya saja melihat masa isoman yang cukup lama yakni 14 hari, sudah pasti biaya yang dikeluarkan tidaklah kecil.

Tips Ampuh Kelola Keuangan Saat Isolasi Mandiri

tips atur keuangan isoman
© Pusat Jantung Nasional

Karena berasal dari virus, penyebaran Covid-19 memang luar biasa cepat, lebih lagi kini sudah ada varian baru yang sangat berbahaya yakni Delta. Bisa saja seseorang mendadak mengalami gejala corona seperti pilek, batuk, sakit tenggorokan dan sekujur badan yang linu-linu. Sakit yang berkepanjangan ini kemudian dilakukan tes swab antigen dengan hasil positif.

Nah, untuk Anda yang kini tengah menjadi pasien Covid-19 dan harus melakukan isoman bersama seluruh anggota keluarga atau sendirian, berikut adalah sederet tips atur keuangan saat isolasi mandiri yang bisa coba diterapkan:

1. Berburu Layanan Gratis dan Diskon

Hal pertama yang bisa dilakukan supaya keuangan saat isolasi mandiri tidak boros adalah berburu layanan gratisan.

Merasa biaya tes swab PCR terlalu mahal? Anda bisa melakukannya di Puskesmas yang gratis dan tanpa biaya. Namun pahami dulu ketentuannya, supaya bisa mengakses swab PCR gratis. Begitu pula kalau Anda isoman di Jabodetabek, bisa mengajukan obat gratis.

Tak hanya obat gratis, pemerintah Jabodetabek juga menyediakan layanan telemedicine gratis bersama Halodoc, Alodokter, YesDok, klikdokter, SehatQ, Good Doctor, klinikgo, Medis Sehat, Milvik, prosehat dan getwell.

Lantas bagaimana jika kita isoman dan berdomisili di luar Jabodetabek?

Cobalah untuk mencari penyedia layanan swab Antigen atau PCR yang punya harga lebih terjangkau, termasuk opsi pembelian obat dengan memanfaatkan diskon dari platform e-commerce. Jika Anda harus isoman dengan banyak orang di dalam satu rumah, program diskon dan gratisan ini bisa sangat mengurangi pengeluaran secara efisien.

Baca juga: 7+ Tips Atur Keuangan Tetap Sehat Saat PPKM Darurat

2. Gunakan Dana Darurat

Inilah cara terampuh supaya keuangan saat isolasi mandiri tidak terlalu jebol. Yap, gunakan dana darurat yang selama ini sudah dikumpulkan.

Anggap saja Anda adalah seorang suami sekaligus Ayah dua orang anak yang merupakan tulang punggung keluarga. Jika mempunyai gaji Rp5 juta per bulan dengan pengeluaran Rp3 juta per bulan, maka minimal dana darurat adalah Rp20 juta.

Dengan dana darurat itu, kebutuhan isoman sekeluarga selama dua pekan tentu bisa diatasi tanpa cemas. Nanti ketika sudah sehat kembali dan bisa bekerja, Anda wajib mengumpulkan dana darurat dengan ketentuan 6-12 kali  pengeluaran bulanan. Ingat, dana darurat adalah hal wajib bagi siapapun yang sudah bekerja, terutama mereka yang telah berkeluarga.

3. Pakai Asuransi Kesehatan Covid-19

Meskipun disebutkan biaya perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit sepenuhnya ditanggung Kemenkes, dan ada kebutuhan obat-vitamin pasien isoman yang diberikan secara gratis, tetap saja Anda harus punya perlindungan finansial lain. Salah satunya adalah dengan membeli polis asuransi kesehatan Covid-19.

Jika Anda sudah mendaftarkan diri dan seluruh anggota keluarga dalam polis asuransi kesehatan Covid-19, tentu akan sangat berguna saat terjangkit. Bisa saja Anda mengajukan klaim untuk swab PCR sampai layanan dokter dan pengobatan gratis. Dengan begitu kondisi finansial tetap aman selama isoman.

Kendati memang besar tagihan asuransi untuk asuransi kesehatan khusus wabah corona lebih tinggi daripada asuransi kesehatan pada umumnya, tentu lebih baik ’sedia payung sebelum hujan’, bukan?

Untuk itulah bagi Anda yang kini masih tinggal di area yang relatif aman dari Covid-19, bisa mencoba mempertimbangkan beli polis asuransi kesehatan Covid-19 untuk keluarga.

4. Catat Pengeluaran

Supaya tetap bisa mengontrol arus keuangan saat isolasi mandiri, Anda bisa tetap mencatatnya. Apalagi kalau Anda isoman dan masih bisa beraktivitas normal di rumah saja karena sudah memperoleh vaksin, jangan lupa untuk mencatat seluruh pengeluaran yang sudah dilakukan selama tahapan isoman ini.

Memang untuk apa sih mencatat pengeluaran?

Supaya Anda tahu apa yang memang dibutuhkan dan tidak.

Ada banyak orang yang melakukan panic buying ketika harus isoman seperti membeli berbagai produk makanan dan minuman yang punya klaim melawan wabah corona, padahal tidak.

Daripada membeli produk-produk seperti itu, ada baiknya kalau Anda mengalokasikan pengeluaran pada bahan makanan yang bergizi tinggi seperti daging sapi, daging ayam, telur dan ikan.

Begitu pula kalau Anda termasuk yang suka berburu multivitamin berharga mahal, ada baiknya jika Anda membeli buah-buahan saja.

Misalkan saja buah jambu biji atau pepaya untuk sumber vitamin C, kiwi dan mangga yang kaya vitamin E, semangka dan jeruk bali yang banyak vitamin A, hingga rajin berjemur demi memperoleh asupan vitamin D dari sinar matahari.

5. Bijaksana Pakai Kartu Kredit

Isoman dan belum gajian? Kalau memang Anda memiliki kartu kredit alias CC (credit card), tentu bisa menggunakannya demi membeli kebutuhan untuk isoman.

Hanya saja berbelanja secara bijaksana dengan CC, jangan sampai tagihan CC membengkak karena Anda tidak mengontrol pengeluaran, dan justru malah bikin pusing setelah isoman usai.

Baca juga: 7 Keunggulan Kartu Kredit Syariah yang Bisa Anda Pertimbangkan

6. Perbarui Aset dan Utang

Tips berikutnya supaya keuangan saat isolasi mandiri tidak runyam adalah memperbarui aset dan utang. Setelah Anda mengetahui biaya yang harus dikeluarkan waktu isoman, jangan lupa catat utang alias tagihan yang wajib dibayar.

Jika memungkinkan, lakukan restrukturisasi kredit atau konsolidasi kepada pihak pemberi kredit, karena Anda harus menjalani isoman.

Jangan lupa juga catat aset yang dimiliki, sebagai persiapan kalau memang terpaksa menjual, demi memenuhi kebutuhan biaya waktu isoman. Lakukan tahapan ini dengan bijaksana dan pahami betul kemampuan finansial diri.

7. Manfaatkan Pinjol

Sama seperti CC, dalam kondisi terdesak dan tidak mempunyai dana darurat, Anda bisa memanfaatkan pinjaman online alias pinjol. Namun tetap, jangan meminjam uang lebih dari kemampuan membayar tagihan.

Begitu pula harap berhati-hati dalam memilih perusahaan Fintech (Financial Technology) penyedia pinjol. Pastikan Fintech sudah terdaftar OJK (Otoritas Jasa Keuangan) supaya seluruh data pribadi, tetap terjamin keamanannya.

Kesimpulan

Meskipun memang program vaksinasi sudah berjalan di Indonesia sejak tahun 2021 ini, faktanya vaksin memang tidak membuat kebal 100%.

Orang yang sudah divaksin entah dengan Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna hingga Pfizer sekalipun, masih berpeluang terkena Covid-19 kendati memang gejala dan tingkat keparahannya sangat rendah lantaran sudah divaksin.

Daripada hanya termakan isu hoax seperti Covid-19 merupakan konspirasi asing atau vaksin yang bisa mematikan, ada baiknya Anda tetap menjaga protokol kesehatan. Jangan sampai pikiran stres dan selalu olahraga. Jika memang harus isoman, lakukan pengelolaan keuangan saat isolasi mandiri secara tepat, supaya tubuh dan pikiran tenang hingga sehat kembali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *