7 Kesalahan Saat Membuat Resolusi Keuangan

Keuangan275 Dilihat

Tidak terasa hanya tinggal beberapa minggu lagi kita akan menyambut tahun baru 2023. Sudah siap membuat resolusi keuangan?

Tapi sebelum kita lanjutkan, bagaimana kabar resolusi tahun-tahun yang lalu? Apakah sudah berhasil di capai, ataukah Anda mulai lelah membuat resolusi keuangan karena selalu gagal?

Jangan dulu memutuskan untuk berhenti. Bukan niat membuat resolusi keuangannya kok yang salah.

Resolusi keuangan itu justru bisa menjadi kompas keuangan kita dalam 1 tahun kedepan. Kita jadi tidak mudah terombang-ambing oleh gaya hidup, apa kata orang, dan hal-hal lain yang bisa membuat keuangan kita boncos dan susah kaya.

Mungkin hal pertama yang harus kita lakukan adalah merubah sudut pandang. Dari pernyataan “saya gagal”, menjadi “apa yang salah dengan proses membuat dan mewujudkan resolusi keuangan saya?”

Karena ternyata ada 8 kesalahan yang seringkali dilakukan oleh orang-orang yang membuat resolusi keuangan tahun baru. Sehingga membuat mereka seringkali gagal mewujudkannya.

Coba cek, apakah ada yang Anda lakukan selama ini? Dan simak bagaimana solusi menghadapinya!

1. Resolusi Keuangannya Tidak Jelas

gambar : unsplash.com/ Mohammad Alizade

Hasil penelitian yang di lakukan oleh US News & World Report menunjukan bahwa 80% responden gagal mewujudkan resolusi tahun barunya dan bahkan berhenti di pertengahan februari. Wow!

Kira-kira kenapa ya?

Alasan pertama yang menjadi sebab kegagalan orang dalam mewujudkan resolusi keuangannya adalah karena resolusinya sendiri tidak jelas.

Resolusi keuangan tidak jelas biasanya terjadi karena kita cenderung terburu-buru dan kurang perencanaan. Jadi bagaimana solusinya?

Pakai Prinsip SMART

Siapa yang merasa selalu menggebu-gebu ketika membuat resolusi keuangan?

Hal ini sebenarnya bisa di wajari, karena resolusi berarti juga harapan. Namun, harapan tanpa adanya kejelasan bisa menjadi angan-angan saja. Oleh karena itu kita perlu prinsip SMART dalam membuat resolusi keuangan tahun baru agar peluang mewujudkan resolusi lebih besar.

Apa itu SMART?

SMART adalah kepanjangan dari Specific (spesifik), Measurable (bisa di ukur), Achievable (bisa di wujudkan), Relevant (sesuai dengan kebutuhan kita), dan Timely (ada jangka waktunya).

Supaya lebih jelas, coba perhatikan contoh resolusi yang tidak menggunakan dan yang menggunakan prinsip SMART berikut ini!

Tidak menggunakan SMART : “Saya ingin meningkatkan income di tahun 2023 sampai bisa beli mobil”

Menggunakan SMART :

  • Specifik (spesifik) : Saya ingin meningkatkan income minimal 25% di tahun 2023
  • Measurable (bisa di ukur) : Gaji saat ini Rp 4 juta menjadi Rp 5 juta
  • Achievable (bisa di wujudkan) : Saya akan meningkatkan income minimal 25% di tahun 2023 dengan bisnis franchise yang harganya under Rp 5 juta.
  • Relevant (sesuai dengan kebutuhan kita) : Perlu menambah dana darurat tapi gaji pas-pasan
  • Timely (ada jangka waktunya) : Bulan ke-1 mulai bisnis, bulan ke-3 balik modal, bulan ke-4 dapat income tambahan dari bisnis minimal Rp 500 ribu, bulan ke-5 income mulai naik jadi 1 juta, bulan ke-6 sampai 12 minimal bisa mempertahankan konsistensi income dari bisnis sebesar Rp 1 juta

2. Hanya Ikut-ikutan atau FOMO (Fear of Missing Out)

Kemajuan teknologi saat ini membawa banyak dampak positif. Namun ternyata teknologi juga bisa membuat kita jadi suka ikut-ikutan atau bahasa gaulnya FOMO.

FOMO yang di aplikasikan dalam resolusi keuangan khasnya adalah sikap yang menggebu-gebu. Membuat kita takut merasa tidak up to date atau ketinggalan jaman jika tidak ikut melakukannya.

Resolusi keuangan yang di dasarnya FOMO biasanya tidak realistis dan kita akan sulit konsisten. Sebab resolusi tidak berasal dari kebutuhan dan juga keinginan yang kuat dari dalam diri. Wajar, jika ditengah perjalanan kita akan cepat menyerah.

Jadi apa yang bisa kita lakukan jika kita punya kecenderungan FOMO dalam membuat resolusi keuangan?

Beri Waktu Untuk Berpikir

Tidak bisa kita pungkiri bahwa media sosial bisa menjadi sumber inspirasi. Ini adalah suattu hal yang baik. Tapi, kita harus bisa membedakan antara terinspirasi dan FOMO.

Inilah fungsinya untuk memberikan waktu pada diri setelah membuat resolusi keuangan tahun baru.

Setelah resolusi keuangan di buat, kita bisa berdialog dengan diri sendiri. Apakah benar ini yang di butuhkan, untuk apa resolusi keuangan ini dibuat?

Pastikan jawabannya bukan karena takut ketinggalan trend keuangan seperti orang-orang.

Baca juga, 6 Cara Kelola Keuangan dengan Personal Boundaries

3. Terlalu Banyak Berpikir Tapi Kurang Action

kesalahan resolusi keuangan Terlalu Banyak Berpikir Tapi Kurang Action.png
gambar : unsplash.com/ Muhmed Alaa El-Bank

Kesalahan ketiga kenapa resolusi keuangan tahun baru seringkali gagal adalah karena kita terlalu banyak berpikir tapi actionnya kurang.

Ini bisa jadi karena kita sendiri punya mental block atau self limiting belief. Misalnya ketika dapat hambatan, kita reflek mengatakan, “Aduh, saya tidak bisa”, “Saya pasti tidak mampu”, “Jika saya pilih A takut salah” dan sebagainya.

Pikiran-piran seperti ini akan menghambat kreativitas dan pada akhirnya membuat kita tidak bergerak kemana-mana. Dari luar, kita nampaknya seperti orang yang terlalu banyak berpikir, tetapi bisa jadi pikiran-pikiran negatiflah yang sebenarnya menghambat Anda untuk melakukan sesuatu.

Apa yang bisa kita lakukan jika kita terlalu banyak berpikir tapi kurang action?

Ubah Mindset

Pertama mindset dalam berpikir.

Perlu kita sadari bahwa berpikir itu baik. Tapi berpikir pasti akan menghasilkan sebuah konklusi. Jadi jika kita sadar kalau sudah trlalu lama berpikir tapi tidak ada konklusinya, lebih baik hentikan dulu. Ambil jarak sejenak sehingga Anda bisa berpikir lebih jernih.

Jika diperlukan, berdiskusilah dengan orang yang dirasa lebih tepat memberikan second opinion atau inspirasi.

Yang kedua mindset dalam beraksi.

Kepribadian perfektionis biasanya seringkali menghambat kita beraksi. Padahal tanpa aksi, kita akan semakin jauh dari impian. Mungkin Anda perlu menerapkan quote terkenal dari filosof Lao Tzu berikut ini.

“A journey of a thousand miles begins with a single step” (Sebuah pengalaman adri ribuan mil dimulai dengan satu langkah).

Baca juga, Ingin Bebas Finansial? Coba Praktikan Fire Movement!

4. Tidak Ada Teman dan Supporting Team

Kesalahan selanjutnya yang seringkali dilakukan dalam mewujudkan resolusi keuangan adalah tidak adanya teman atau suporting team.

Semuanya di pikirkan dan dilakukan sendirian. Lama-lama kita kehabisan energi, kewalahan sampai berpikir untuk menyerah.

Perlu kita sadari bahwa kita adalah makhluk sosial. Apalagi untuk mewujudkan impian yang besar, tentunya kita memerlukan teman dan supporting team. Kita perlu teman yang bisa di ajak berdiskusi dan bekerja sama.

Jadi mulai saat ini, pikirkan juga siapakah teman, orang-orang potensial yang bisa menemani kita dalam mewujudkan resolusi keuangan atau resolusi tahun baru Anda selcara keseluruhan.

Kadang jika diperlukan justru kita perlu memperluas circle pertemanan. Dan itu sah-sah saja. Kenapa tidak, jika hal tersebut bisa membawa lebih banyak dampak positif?

Saking pentingnya peran teman dan supporting team dalam resolusi keuangan, bahkan kita juga perlu membuat anggaran untuk memelihara hubungan bersama mereka loh!

Namun jangan salah artikan networking ya. Networking bukan berarti kita hanya ada maunya, tapi justru lakukan networking dengan tulus. Karena dari sana kita bisa menyaring circle relasi yang sehat.

Baca juga, 7 Cara Networking Dengan Orang Sukses, Mau Tahu?

5. Tidak Menikmati Proses

Tidak Menikmati Proses
gambar : unsplash.com/ joel lee

Tahukah Anda kalau kurang bahagia bisa berdampak negatif untuk resolusi keuangan tahun baru yang sudah kita buat?

Ini terjadi karena jika kita merasa kurang bahagia saat menjalankan prosesnya, kemampuan kita dalam menghalau godaan akan semakin menurun.

Kita tahu bahwa perjalanan untuk mewujudkan resolusi keuangan ini bukanlah hal yang mudah. Akan ada berbagai rintangan yang mungkin perlu kita hadapi.

Mulai dari godaan sale, peningkatan life style, atau tawaran-tawaran yang lebih menggiurkan daripada yang sedang Anda jalani.

Oleh karena itu, belajarlah untuk menikmati setiap proses yang di lakukan. Dengan begitu Anda bisa kembali fokus dan lebih mudah menghalau godaan.

6. Tidak Melakukan Tracking

Seperti yang sudah di sebutkan sebelumnya, memastikan kejelasan resolusi keuangan yang di buat hukumnya wajib. Begitupun dengan tracking atau pemantauan.

Setelah membuat resolusi keuangan dan menjalani rutnitas sehari-hari biasanya kita jadi lengah dengan resolusi yang kita buat.

Bulan pertama investasi Rp 2 juta, bulan kedua bolong, bulan ketiga invest Rp 2 juta lagi, bulan keempat bolong, ke lima bolong dan seterusnya sampai di bulan ke 12 kita baru sadar, barulah investasi lagi Rp 2 juta.

Karena berbagai kesibukan kita jadi lupa, oleh karena itu kita perlu melakukan pemantauan terhadap rencana yang sudah kita buat. Setidaknya sebulan sekali, apakah rencana berjalan lancar ataukah tidak.

Buatlah catatan khusus untuk merekam proses ini. Contoh paling sederhananya adalah biasakan untuk mencatat pengeluaran harian, rencana budgeting dan realisasinya.

Dengan begitu Anda lebih mudah untuk berevaluasi jika seandainya kenyataan tidak sesuai dengan rencana.

7. Tidak Berusaha Menjaga Komitmen

Tidak Berusaha Menjaga Komitmen
gambar : unsplash.com/ freestocks

Kesalahan ke tujuh yang sering membuat resolusi keuangan tahun baru gagal dicapai adalah karena kita tidak berusaha menjaga komitmen.

Komitmen adalah tindakan yang berasal dari keinginan dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Dan seperti yang kita tahu kalau motivasi dalam mencapai keinginan itu bisa turun bisa naik. Maka dari itu kita perlu berusaha menjaganya.

Misalnya Anda ingin meningkatkan investasi menjadi 30% setiap bulannya. Kemudian, Anda juga di hadapkan dengan godaan inflasi gaya hidup. Kira-kira apa saja yang bisa di lakukan untuk menjaga komitmen pada resolusi keuangan tahun baru yang sudah Anda buat?

Pertama, mungkin Anda bisa menghindari hutang konsumtif dengan tidak memakai paylater untuk berbelanja, membuat budgeting yang realistis, bergaul dengan teman-teman yang support dengan resolusi keuangan Anda dll.

Baca juga :

Penutup

Biasanya ini tahun baru memang menjadi momen yang tepat untuk membangkitkan kembali motivasi, khususnya dalam hal ini adalah soal keuangan.

Oleh karena itu resolusi keuangan tahun baru adalah salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk mengubah kondisi keuangan menjadi lebih baik. Tetapi sayangnya banyak orang gagal dalam mewujudkan resolusinya dan tidak memahami sebabnya.

Semoga setelah membaca artikel ini, Anda bisa membuat resolusi keuangan tahun baru yang lebih baik dan juga melakukan aksi yang lebih baik juga dalam mewujudkannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *