Kisah Kaesang Pangarep Dapat Return Saham 2.300 Persen

Berita272 Dilihat

Dalam diskusi virtual saham, diceritakanlah kisah Kaesang Pangarep dapat return saham 2.300 persen.

Putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi pembicara bersama Kevin dalam diskusi bertajuk “Potensi Mendulang Cuan ala Kaesang dan Kevin Bersama Saham Rakyat,” Sabtu 26 November 2022.

Dalam kisahnya, Kaesang bercerita tentang investasinya pada saham bank digital yang melakukan penawaran perdana pada Februari 2021.

Dalam penelusuran tim kami, hanya ada 1 bank digital yang membuka initial public offering (IPO) pada Februari 2021, yaitu PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk yang sudah berganti nama menjadi PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK).

Kaesang mengaku, portofolio investasi pada bank digital ini membuahkan return hingga 2.300 persen. Dia mengatakan hanya menahannya selama 1 bulan dan kemudian dijual kembali.

“Lumayan hasilnya buat jajan,” kata Kaesang.

Namun ada juga beberapa portofolio yang oleh Kaesang ditahan hingga bertahun-tahun.

Tergantung pada kondisi fundamental, kinerja keuangan, prospek perusahaan serta sektor bisnisnya.

Semua itu menjadi beberapa pertimbangan utama Kaesang dalam memilih emiten saham.

Setelah Kaesang memahami seluk beluk kondisi perusahan, baru Kaesang berani untuk membeli sejumlah saham yang kemudian disimpan selama beberapa waktu.

Kaesang juga mengaku tidak terlalu suka melakukan trading saham dalam jangka pendek. Dia hanya menyimpan saham hingga mencatatkan return yang memuaskan.

Dalam satu emiten, biasanya Kesang melakukan investasi selama 2 – 3 tahun, kemudian melepas semuanya.

Kemudian mencari emiten baru dengan harga yang lebih rendah.

Saat ini Kaesang menyimpan beberapa portofolio saham, yaitu emiten dari sektor pertambangan, hiburan, entertainment dan lainnya.

Profil Bank Digital Aladin Syariah

Meski Kaesang tidka menyebut nama bank digital yang dia maksud, namun Februari 2021 cukup menjadi petunjuk bagi tim untuk menelusuri lebih lanjut.

Menurut catatan BEI, hanya ada 1 bank digital yang IPO dalam bulan Februari 2021, yaitu PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk.

Perusahaan tersebut kini telah berganti nama menjadi PT Bank Aladin Syariah Tbk  dengan kode emiten BANK. Dalam IPO bulan Februari 2021, tercatat harga saham Rp100 per lembar.

Setelah IPO, pemegang saham mayoritas dari BANK merupakan kongsi dari keluarga pemilik pabrik rokok di Jawa Tengah.

Yaitu NTI Global dan Anthony Pradiptya Gandi sebanyak 60,55 persen.

Kemudian juga ada kepemilikan saham dari putra bos Sinarmas Gandi Sulistiyanto yang kini jadi Dubes RI di Korsel sebanyak 1,55 persen. Sedangkan sisanya dimiliki oleh publik sebesar 37,9 persen.

Kaesang juga memiliki hubungan bisnis yang cukup luas dengan Anthony Pradiptya Gandi. Sejumlah usaha kuliner Kaesang berada dalam payung kongsi GK Hebat bersama Anthony.

Dalam catatan Minggu 27 November 2022, prosentase kepemilikan BANK sudah sepenuhnya berubah.

Kini mayoritas pemegang saham adalah investor global yaitu PT Aladin Global Ventures (57,86 persen), dan sisanya dimiliki oleh masyarakat (42,14 persen).

Harga Saham Melonjak Pasca IPO

Hampir selama satu tahun, harga emiten BANK selalu meningkat dari titik pertama IPO.

Dalam 1 bulan harga saham BANK mencapai Rp 2.050 per lembar dari sebelumnya hanya Rp 100 per lembar.

Berarti keuntungan yang diraup setelah 1 bulan adalah 1.900 persen jika mengacu harga IPO.

Kemudian pada 12 Maret 2021, harga emiten kembali melonjak dengan harga Rp 2.470 per lembar.

Ini yang membuat Kaesang mendapat return 2.300 persen dalam 1 bulan.

Baca juga: Fakta-Fakta Suramnya Ekosistem Kripto Global di Tahun 2022

Bahkan pada 15 Maret, emiten BANK ditutup pada level Rp2.650 per lembar. Atau mengalami kenaikan sebesar 2.550 persen.

Emiten BANK sempat di suspen oleh BEI pada April 2021, namun suspense tidak menghentikan laju kenaikan emiten yang sempat menyentuh Rp3.980 pada 10 Agustus 2021.

Suspensi berakhir setelah Aladin Global Ventures mengakuisisi dan mengubah nama perusahaan menjadi Bank Aladin Syariah.

Setelah proses akuisisi, harganya meluncur drastis dan hingga kini konsisten pada angka Rp1.500 per lembar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *