15 Istilah Dalam Dunia Startup yang Paling Populer

Bisnis734 Dilihat

Perusahaan rintisan atau startup mulai berkembang di Indonesia. Pasca deklarasi perusahaan yang termasuk dalam kategori unicorn, banyak anak muda yang juga tergiur dan ikut terjun dalam dunia startup. Apakah Anda salah satunya?

Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya kita mengenal beberapa kosa kata atau istilah penting yang seringkali digunakan di startup. Hal ini mungkin akan membantu Anda mempelajari hal lainnya secara lebih mendalam. Jika Anda mulai terjun di dunia startup mungkin Anda akan menemui istilah-istilah seperti bootstramp, akselerator, inkubator, pivot dan masih banyak lagi. Hm.. kira-kira apa sih maksud dari istilah-istilah itu?

Baiklah, langsung saja kita bahas. Punya impian membangun startup? Yuk kenali beberapa istilah yang sering digunakan dalam dunia startup!

1. Lean Startup

lean startup
Sumber gambar : unsplash.com/ Proxyclick Visitor Management System

Lean startup adalah sebuah metode untuk membangun startup dalam waktu yang singkat baik dalam hal siklus pengembangan produk maupun menemukan model bisnis yang di anggap layak.

Metode ini di cetuskan oleh Eric Ries pada tahun 2011. Salah satu brand startup terkenal yang sukses menggunakan metode ini adalah Dropbox.

Lean startup biasanya menggunakan feedback dari customer dalam mengembangkan produk. Jadi biasanya perusahaan akan merilis contoh produk lalu meminta pendapat daripara pelanggan.

Dengan begitu perusahaan akan segera tahu apakah produk sesuai kebutuhan dan kepuasaan pelanggan ataukah tidak. Sehingga perusahaan juga bisa segera menilai apakah model bisnisnya masih layak di lanjutkan ataukah perlu di ubah.

2. Akselerator

Anda pasti sudah pernah mendengar tentang akseletor. Akselerator ini adalah sebuah perusahaan yang membantu startup-startup yang siap berkembang dan menumbuhkan bisnisnya.

Biasanya akselerator akan memberikan fasilitas dan pelatihan bagi startup selama beberapa bulan supaya ide perusahaan bisa tersampaikan kepada investor. Dengan begitu startup bisa mengembangkan bisnis dengan bantuan modal dari investor yang tertarik.

3. Inkubator

Inkubator ini mirip dengan akselerator. Namun jika akselerator fokus pada startup yang siap berkembang, inkubator memfasilitasi pengembangan untuk startup baru.

Biasanya masa inkubasi ini berlangsung selama 1-3 bulan dengan diberikan ruang kerja, pendanaan dan berbagai pelatihan dari mentor-mentor profesional. Berikut adalah beberapa program inkubator dan akselerator yang ada di Indonesia :

  • Indigo Incubator dari Telkom (Bandung Digital Valley atau Jogja Digital Valley
  • Kolaborasi (Bandung)
  • Start Surabaya (Surabaya)
  • Skystar Ventures dari Kompas Gramedia Group bersama dengan Universitas Multimedia Nusantara
  • Binus Startup Accelerator
  • Alpha Startup
  • Google Launchpad Accelerator
  • Plug And Play Indonesia

4. Co-Working Space

Co-working space adalah ruang perkantoran yang di sewa secara mandiri oleh pekerja lepas (freelance) ataupun startup.

Biasanya co-working space di sewa oleh startup untuk menghemat biaya sewa gedung karena bisa digunakan bersama dengan penyewa lainnya. Saat ini sudah banyak co-working- co-working space yang tersebar di berbagai sudut kota dan bisa di sewa harian, bulanan ataupun tahunan.

5. M&A (Merge & Acquisition)

Istilah dunia startup M&A (Merge & Acquisition)
Sumber gambar : unsplash.com/ Sebastian Herrmann

Merge adalah proses peleburan 2 startup menjadi satu secara operasional. Hal ini terjadi dikarenakan ada salah satu startup yang seluruh asetnya di beli oleh startup lainnya.

Sementara acquisition adalah pengambil alihan otoritas akibat pembelian saham atau aset perusahaan. Perusahaan tetap berjalan seperti biasanya namun atas otoritas dan kepemilikan yang berbeda. Contohnya Hojek yang sudah mengakuisisi Moka dan Bank Jago.

6. Bootstrapping

Istilah lainnya yang populer dalam dunia startup adalah bootstrapping. Bootstarp di sini beda dengan istilah yang digunakan dalam web design ya.

Bootstrap merupakan strategi membangun startup dengan modal sendiri, kadang juga di sebut usaha modal dengkul. Karena owner startup bootstrapping memulai usahanya dengan modal kecil, seadanya bahkan tanpa modal sama sekali.

Sumber pembiayaan pengembangan startup berasal dari sang owner, teman maupun keluarganya tanpa bantuan investor.

Bootstapping di lakukan bisa karena idealisme sang owner ataupun memang karena keadaan. Kelebihan strategi ini founder memang bisa dengan bebas mengatur kebijakan dan kontrol terhadap perusahaan tanpa campur tangan investor, bisa lebih fleksibel dan fokus pada produk.

Tapi selain kelebihan, tentu saja ada kekurangan yang perlu di perhatikan jika menggunakan strategi bootstrapping. Misalnya koneksi yang terbatas (hanya Anda dan co-founder), resiko kerugian di tanggung pribadi dan juga perkembangan yang lambat.

7. Venture Capitalist & Venture Capital

Nah sekarang kita bicara tentang pendanaan. Sebuah startup pasti membutuhkan dana untuk berkembang. Dalam hal ini ada yang namanya venture capitalist dan juga ventur kapital.

Ventur capital adalah perusahaan investasi yang bertugas mengumpukan dana dari para investor (baik perorangan atau institusi) yang berminat dalam pendanaan startup.

Sedangkan venture capitalist ini adalah orang yang memberikan dananya kepada ventur capital untuk di kelola bersama startup potensial. Dengan begitu venture capitalist nantinya berhak memiliki saham pada suatu startup tertentu sesuai kesepakatan.

8. Angel Investor

Masih bicara soal pendanaan, dalam dunia startup juga ada istilah angel investor. Kalau ini adalah tipe investor yang senang berinvestasi kepada startup secara perorangan menggunakan dananya sendiri.

Sama seperti investor pada umumnya, atas bantuan dananya ia berhak menjadi bagian dari pemilik saham perusahaan startup tersebut. Namun perlu di garis bawahi, kalau angel investor biasanya hanya akan berinvestasi kepada startup yang sudah mulai menunjukan kesuksesannya atau sudah kelihatan perkembangannya.

9. Seed Funding

Seed funding adalah istilah dimana suatu perusahaan startup mendapatkan pendanaan dari investor untuk pertama kalinya. Modal ini biasanya berkisar Rp. 500 juta sampai Rp 1,5 miliar.

Jadi bisa di bilang bahwa seed funding ini adalah awal sebuah startup yang nantinya bisajadi salah satu tolak ukur valuasi.

10. Valuasi

Valuasi merupakan nominal uang atau harga yang harus kita siapkan jika kita membeli sebuah perusahaan. Besaran valuasi di tentukan dari kesepakatan antara investor dan juga owner perusahaan.

Nilainya di ukur bukan hanya berdasarkan total pendanaan, tapi juga potensi bisnis yang dimiliki perusahaan. Misalnya potensi profitnya sangat tinggi, maka valuasinya pun juga bisa sangat tinggi.

Hal ini wajar karena jika di jual hanya berdasarkan modal yang di keluarkan tentu perusahaan yang merugi. Sudah mengeluarkan waktu dan energi sehingga perusahaan sangat berpotensi menghasilkan lebih dari modal, apalagi jika benar-benar sudah melewati modal awal.

11. Unicorn, Decacorn, Hectocorn

istilah dunia startup Unicorn, Decacorn, Hectocorn
Sumber gambar : unsplash.com/ All Bong

Selanjutnya kita bicara soal levelisasi startup. Mungkin Anda sudah pernah mendengar bahwa startup seperti Gojek, Traveloka, Tokopedia adalah unicorn pertama di Indonesia.

Saat ini bahkan sudah banyak startup yang disebut-sebut akan masuk dalam daftar unicorn selanjutnya dan unicorn lama siap masuk ke level decacorn. Tapi sebenarnya apa sih yang di maksud unicorn, decacorn atau hectocorn?

Nah, istilah unicorn ini merujuk pada startup dengan valuasi yang mencapai lebih dari USD 1 miliar. Karena sangat jarang startup yang bisa memiliki valuasi sebesar itu atau sama mustahilnya seperti unicorn.

Sementara decacorn lebih tinggi lagi stardartnya yakni startup yang punya valuasi lebih dari USD 10 miliar. Status decacorn bisa di raih oleh startup yang sebelumnya adalah unicorn.

Kalau hectocorn adalah startup yang sudah memiliki valuasi yang lebih tinggi lagi yakni diatas USD 100 miliar. memangnya ada? Ada dong! Perusahaan seperti Apple, Google, dan Microsoft contohnya.

12. Burn Rate

Tahukah Anda kalau startup biasanya punya mindset sebagai perusahaan yang belum jadi? Karena belum jadi, maka perusahaan akan mengeluarkan modal untuk mengebangkan produk dan menemukan model bisnis yang cocok. Jika belum menemukannya, maka modal ini akan terus di keluarkan hingga batas kemampuan perusahaan.

Burn rate adalah istilah dalam dunia startup untuk menyebut uang yang dihabiskan sebagai modal. Jadi tidak termasuk provitnya, hanya pengeluaran perusahaan saja. Biasanya perusahaan akan melihat berapa rata-rata burn rate setiap bulannya. Dengan begitu perusahaan startup akan tahu berapa pengeluaran untuk modal mereka pebulannya.

13. ROI

Istilah selanjutnya adalah ROI (Return Of Investment). ROI adalah kondisi dimana perusahaan sudah mampu menghasilkan keuntungan melebihi modal yang di investasikan.

Dengan kata lain biaya pengeluaran dan pendapatan pun sudah impas atau mencapai break event point (BEP). Hal ini tentu merupakan pertanda baik bagi sebuah startup.

Baca yuk, Tips membangun startUp

Sebab kebanyakan startup mati sebelum bisa mendapatkan profit. Namun startup yang memang berkualitas dan mampu bertahan, biasanya akan bisa menghasilkan ROI yang bagus sehingga mengundang lebih banyak investor.

14. Pivot

Sering mendengar istilah pivot? Pivot merupakan perubahan yang di lakukan oleh startup karena rencana bisnis awal tidak berjalan dengan baik apakah itu karena kurang di terima oleh pasar, masalah internal maupun dari sisi lainnya. Namun perubahan yang di lakukan ini tetap mengacu dan sesuai dengan tujuan berdirinya startup.

Beberapa bisnis startup yang berhasil melakukan pivot seperti Instagram, Youtube, Netflix dan juga Twitter. Pivot bisa di jalankan dengan berbagai cara sesuai permasalahan yang dihadapi perusahaan. Agar pivot bisa berhasil biasanya perusahaan :

  • Mulai memilih segmentasi pasar yang lebih tepat,
  • Membuat produk yang lebih baik dari pada kompetitor,
  • Melakukan reposition product,
  • Mengajak konsumen loyal untuk menggunakan produk baru yang dibuat dan juga,
  • Mengkomunikasikan proses pivot dengan baik kepada investor.

15. Exit Strategy

Sumber gambar : unsplash.com/ Andrew Teoh

Exit strategy sering di sebut-sebut dalam dunia startup. Sebenarnya exit disini ada 2 macam, yakni exit yang cenderung buruk dan exit yang baik.

Baca yuk, 10 Ide Bisnis StartUp Paling Potensial

Exit yang buruk beraryti perususahaan startup yang gagal akan ditutup. Namun exit yang baik adalah perusahaan melakukan merge atau akuisisi dengan perusahaan lainnya.

Penutup

Perusahaan startup (rintisan) memang berhasil menarik antusiasme banyak kalangan muda di Indonesia. Bagi Anda yang juga berminat bergelut di bidang ini, tentuntya perlu bersiap. Belum menemukan ide yang menarik atau modal, tidak masalah yang penting tidak behenti belajar dan mencoba.

Sebenarnya masih ada banyak istilah lainnya yang sering di pakai di dunia startup bahkan akan berkembang seiring berjalannya waktu. Kira-kira apa saja yang belum di sebutkan? Mungkin kita bisa membahasnya di kesempatan lain. Semoga penjelasan diatas bisa menambah wawasan Anda dalam bidang bisnis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *