Istilah ARA dan ARB Dalam Dunia Saham

Investasi410 Dilihat

Salah satu hal yang wajib dipahami oleh investor adalah istilah ARA dan ARB. Sebab kedua istilah ini akan sering Anda temui ketika berinvestasi di dalam instrumen saham.

Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa saham merupakan salah satu instrumen investasi paling menguntungkan. Dengan berinvestasi di saham, nilai kekayaan Anda bisa meningkat lebih besar daripada nilai inflasi.

Meski begitu, saham juga merupakan salah satu instrumen investasi yang penuh risiko. Jika keliru dalam memilih saham yang dibeli, maka nilai kekayaan Anda justru bisa menurun.

Oleh sebab itu sangat penting untuk memahami dunia saham secara detail sebelum berinvestasi di dalamnya. Salah satu hal yang sangat penting adalah memahami istilah-istilah di dalam dunia saham.

Pengertian

Memahami Istilah ARA dan ARB di dalam Dunia Saham
Memahami Istilah ARA dan ARB di dalam Dunia Saham/Unsplash

Ada begitu banyak istilah yang harus Anda pahami di dalam dunia saham. Dua istilah yang sangat penting untuk dipahami adalah ARA dan ARB. Sebab kedua istilah sangat berguna dalam berinvestasi.

Sayangnya masih banyak pelaku investasi saham yang belum mengetahui apa itu ARA ataupun ARB. Berikut ini adalah pengertian dari istilah ARA dan ARB yang perlu Anda ketahui.

ARA

ARA merupakan sebuah singkatan dari mekanisme auto rejection atas. Mekanisme ini diberlakukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menjaga stabilitas pergerakan nilai dari suatu saham.

Penerapan mekanisme ini dilakukan melalui Jakarta Automated Trading System (JATS) NEXT-G. Sehingga penerapan ARA terjadi secara otomatis dan sudah melalui ketentuan yang berlaku di dalam sistem.

ARA terjadi ketika nilai dari suatu saham mengalami peningkatan secara signifikan. Pada titik tertentu, sistem akan menolak pembelian saham yang dilakukan oleh investor secara otomatis.

Karena itulah fenomena ini disebut sebagai auto rejection atau penolakan otomatis. Dengan adanya mekanisme ARA, sebuah saham tidak bisa dibeli di atas nilai harga tertentu.

Karena itulah sangat penting untuk memahami istilah ARA dan ARB, agar Anda tidak keliru dalam memberikan penawaran harga sebuah efek. Sebab jika penawaran terlalu tinggi, maka akan terjadi ARA.

Penetapan batas atas untuk sebuah efek dilakukan dalam bentuk persentase. BEI menjadikan harga saham acuan sebagai indikator dalam penentuan batas atas yang memicu terjadinya ARA.

Untuk saham dengan harga acuan Rp50 – Rp200, ARA terjadi ketika ada peningkatan nilai lebih dari 35%. Untuk saham Rp200 – Rp5.000, ARA terjadi ketika ada peningkatan sebesar 25%.

Sementara untuk saham dengan harga acuan Rp5.000, ARA akan terjadi ketika ada peningkatan sebesar 20%. Karena itu sangat penting untuk memperhatikan harga acuan saham untuk menentukan nilai ARA.

Contoh jika harga saham X pada penutupan hari kemarin adalah Rp4.000. Maka nilai ARA dari saham X adalah 25%. Artinya kenaikan maksimal saham X pada hari ini adalah Rp1.000.

Ketika nilai saham X sudah mencapai harga Rp5.000, maka sistem akan menolak penawaran dengan harga lebih tinggi. Sehingga harga saham X pada hari ini tidak bisa lebih dari Rp5.000.

ARB

Istilah ARA dan ARB pada dasarnya mengacu pada batas nilai harga dari suatu saham. Anda telah memahami bahwa ARA merupakan batas nilai harga saham ketika terjadi peningkatan.

Sebaliknya, ARB atau auto rejection bawah merupakan batas nilai harga suat saham saat terjadi penurunan harga. Dengan kata lain, ARB menentukan nilai minimum dari penurunan harga saham.

Sama seperti ARA, mekanisme ARB juga dilakukan melalui Jakarta Automated Trading System (JATS) NEXT-G. Sehingga nilai penolakan penawaran pada nilai terendah juga akan terjadi secara otomatis.

Dengan adanya ARB, maka nilai dari suatu saham tidak akan turun terlalu signifikan. Karena itu mengetahui istilah ARA dan ARB, bisa menjadi acuan Anda dalam menilai suatu saham.

Sama seperti nilai ARA, nilai ARB juga ditetapkan berdasarkan persentase. Biasanya nilai ARB ditetapkan sekitar 20% – 35% dari nilai harga acuan yang dimiliki sebuah saham.

Namun nilai ini bisa berubah tergantung pada kondisi perekonomian secara makro. Pada Maret 2020, BEI menurunkan nilai ARB menjadi hanya 10%. Selanjutnya nilai ini kembali diubah menjadi 7%.

Perubahan nilai ARB yang dilakukan oleh BEI dilakukan karena adanya pandemi Covid-19. Sebab fenomena pandemi Covid-19 memberikan pengaruh sangat luar biasa terhadap bursa efek di Indonesia.

Hampir seluruh jenis saham mengalami ARB. Bahkan bukan hanya saham lapis dua atau lapis tiga, namun saham yang termasuk indeks LQ-45 juga mengalami kejadian serupa.

Baca yuk, 10 Saham Blue Chip Terbaik

Perhitungan ARB sendiri juga cukup mudah. Contoh jika pada penutupan hari kemarin saham X memiliki harga Rp2.000. Maka jika batas ARB adalah 7%, saham X tidak akan bisa dibeli dengan penawaran lebih rendah dari Rp1.860.

Manfaat Mekanisme ARA dan ARB

Manfaat
Manfaat Mekanisme ARA dan ARB/Unsplash

Berlakunya mekanisme ARA dan ARB tentu bukanlah tanpa alasan. Secara umum, mekanisme ini memiliki tujuan agar pergerakan nilai suatu saham di dalam satu hari tidak terlalu ekstrem.

Namun secara spesifik, memahami istilah ARA dan ARB bagi seorang investor sangatlah penting. Berikut adalah manfaat dari ARA dan ARB serta penggunaannya ketika melakukan investasi.

Manfaat ARA bagi Pembeli Saham

Pada dasarnya investasi saham dilakukan dengan membeli saham tersebut. Keuntungan dari investasi saham bisa didapatkan dari dua sumber yaitu pembagian dividen oleh perusahaan dan juga nilai penjualan saham (capital gain).

Capital gain didapatkan ketika membeli harga saham ketika murah lalu menjualnya saat mahal. Mekanisme ARA diberlakukan untuk menjamin para investor bisa membeli saham di harga yang relatif normal.

Sebab jika harga suatu saham dalam satu hari mengalami peningkatan terlampau tinggi, dikhawatirkan tidak akan terjadi peningkatan pada hari selanjutnya. Sehingga investor yang membeli pada harga tinggi akan mengalami kerugian.

Sebab pada hari-hari setelahnya saham tidak mengalami peningkatan atau bahkan justru terjadi penurunan harga. Tentunya hal ini akan membuat investor mengalami kerugian akibat penurunan harga saham.

Manfaat ARB bagi Perusahaan

Seperti kami sebutkan sebelumnya bahwa istilah ARA dan ARB menunjukkan batas maksimum dan minimum dari harga sebuah saham. Tentunya mekanisme ini juga akan berpengaruh terhadap perusahaan dan penjual saham.

Dengan adanya ARB, harga dari suatu saham tidak akan jatuh terlalu ekstrem. Harga dari saham ini tentu akan berpengaruh terhadap kondisi perusahaan ataupun para pemegang saham.

Jika nilai saham terlalu rendah, maka perusahaan dan pemegang saham akan mengalami kerugian. Bisa Anda bayangkan jika dalam satu hari nilai sebuah saham turun hingga lebih dari 50%.

Tentunya kerugian yang diterima oleh perusahaan dan pemegang saham sangatlah besar. Namun kerugian ini bisa ditahan atau diminimalkan dengan berlakunya mekanisme ARB sebagai batas minimum harga saham.

Sebagai Bahan Analisis

Berinvestasi di dalam saham harus dilakukan dengan penuh pertimbangan dan perhitungan. Memahami istilah ARA dan ARB akan membantu Anda dalam melakukan analisis dari sebuah saham.

Sebab sebuah saham yang mencapai titik ARA ataupun ARB merupakan indikasi terhadap kondisi saham tersebut. Hal ini bisa menjadi pertimbangan untuk membeli, menjual atau meninggalkan saham tersebut.

Banyak investor berpengalaman yang menjadikan saham ARA maupun ARB sebagai bagian dari strategi investasi mereka. Namun tentunya hal ini dilakukan dengan pertimbangan yang matang dan tidak sembarangan.

Tentunya fenomena ARA dan ARB hanyalah salah satu dari bahan analisis sebuah saham. Anda harus mengelaborasi perhitungan nilai ARA dan ARB dengan berbagai indikator lainnya.

Tips Sebelum Membeli Saham yang Terkena ARA maupun ARB

Tips
Tips Sebelum Membeli Saham yang Terkena ARA maupun ARB/Unsplash

Setelah memahami istilah ARA dan ARB, mungkin Anda menjadi tertarik pada saham yang terkena mekanisme ini. Khususnya pada saham yang mengalami ARA karena menunjukkan indikator peningkatan harga di masa depan.

Namun seperti telah kami sebutkan sebelumnya bahwa kondisi ARA dan ARB hanyalah sebagian hal dari yang harus Anda perhatikan. Berikut adalah beberapa tips yang harus diperhatikan sebelum Anda melakukan pembelian.

Jangan Lupakan Analisis Fundamental

Analisis fundamental merupakan hal yang sangat penting di dalam dunia saham. Sebab perusahaan yang memiliki fundamental bagus cenderung akan mengalami peningkatan valuasi di masa mendatang.

Oleh sebab itu sebelum membeli saham yang terkena ARA atau ARB, perhatikan terlebih dahulu fundamental perusahaan tersebut. Lakukan penilaian apakah nilai saham yang ditawarkan merupakan “nilai wajar”.

Apalagi mengingat istilah ARA dan ARB, hanyalah acuan pada pergerakan nilai saham di bursa. Sehingga mekanisme ini belum tentu menggambarkan valuasi sebenarnya dari saham tersebut.

Contohnya jika saham X mengalami peningkatan hingga terjadi ARA dalam dua hari berturut-turut. Jangan terburu-buru untuk melakukan pembelian saham X dengan harapan terjadi ARA pada hari ketiga.

Pastikan jika memang peningkatan harga saham tersebut sesuai dengan fundamental perusahaan. Sehingga ketika Anda ikut membeli saham X pada hari ketiga, akan terjadi peningkatan harga kembali.

Perhatikan Market Cap

Market cap adalah kapitalisasi pasar yang menunjukkan seberapa besar dana untuk membeli keseluruhan saham perusahaan. Biasanya semakin besar market cap sebuah saham menunjukkan fundamental perusahaan baik.

Market cap juga sangat penting untuk diperhatikan selain istilah ARA dan ARB. Sebab semakin besar kapitalisasi pasar sebuah saham, menunjukkan semakin banyak dana dan orang yang terlibat di dalamnya.

Artinya bahwa saham tersebut sangat diminati oleh para investor. Sehingga ketika terjadi ARA, biasanya karena memang valuasi terhadap saham tersebut sangat tinggi sehingga akan meningkat dalam beberapa waktu ke depan.

Saham-saham dengan market cap besar biasanya merupakan saham blue chip atau first liner. Sebab memang saham blue chip atau first liner sudah terkenal di kalangan investor.

Perhatikan Isu Terkait

Istilah ARA dan ARB memang merujuk pada pergerakan nilai saham di dalam bursa. Namun pergerakan nilai saham ini dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk isu-isu terkait.

Ketika ada saham yang mengalami ARA atau ARB, maka Anda perlu memperhatikan isu terkait. Ketahuilah hal apa yang membuat saham tersebut bisa menyentuh titik ARA ataupun ARB.

Hal ini akan menjadi pertimbangan yang cukup penting dalam pengambilan keputusan investasi. Dengan begitu Anda tidak akan keliru mengambil keputusan yang justru memberikan kerugian dalam jumlah besar.

Berinvestasi di dalam dunia saham memang harus dilakukan dengan penuh pertimbangan dan perhitungan matang. Sebab saham diketahui sebagai instrumen investasi yang memiliki risiko cukup besar.

Ada banyak hal yang sebaiknya Anda pelajari terlebih dahulu agar lebih tepat ketika mengambil keputusan saat berinvestasi. Seperti salah satunya adalah memahami istilah ARA dan ARB serta cara memanfaatkannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *