6 Jenis Investasi yang Bisa Dicoba Saat PPKM Darurat

Investasi469 Dilihat

Pandemi Covid-19 sudah melanda dunia selama 1,5 tahun. Namun tampaknya wabah corona belum memperlihatkan tanda-tanda ingin pergi. Kondisi ini membuat pemerintah menetapkan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat. Merasa bingung di rumah saja? Anda mungkin bisa melirik sejumlah investasi yang bisa dicoba saat PPKM Darurat saat ini.

Seperti yang diketahui, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia sudah menembus 2,26 juta orang per Senin (5/7) pagi. Semenjak pekan terakhir di bulan Juni 2021, pertambahan harian kasus di Indonesia selalu menembus 20 ribu orang, yang dikhawatirkan negeri ini bakal mengikuti jejak India yakni ledakan Covid-19.

Tentu saja bisa ditebak, penambahan kasus Covid-19 yang disinyalir karena tingginya mobilitas masyarakat Tanah Air ini langsung membuat fasilitas kesehatan ambruk. Media setiap hari memberikan informasi orang-orang yang meregang nyawa karena kehabisan oksigen atau tidak memperoleh ruang perawatan inap yang layak.

Baca juga: Keuntungan Investasi Properti Bagi Pemula, Jenis dan Tipsnya

Tentu saja pandemi Covid-19 ini membuat siapapun pilu dan merasa stress. Belum lagi kebijakan untuk WFH (Work From Home) kembali harus ditetapkan. Dalam kondisi perekonomian yang serba sulit ini, bukan berarti Anda harus ikut bermuram durja. Ada beberapa jenis investasi yang bisa dicoba saat PPKM Darurat, supaya Anda harus tetap cuan demi bertahan hidup.

Potensi 6 Jenis Investasi yang Bisa Dicoba Saat PPKM Darurat

Presiden Jokowi resmi mengumumkan pemberlakuan PPKM Darurat di seluruh wilayah pulau Jawa-Bali hari Kamis (1/7) pekan lalu. Di mana PPKM Darurat ini resmi diterapkan pada 3 Juli – 20 Juli 2021. Penerapan PPKM Darurat ini merupakan kelanjutan dari kebijakan PPKM Mikro yang sudah dilakukan sejak Juni 2021.

Meskipun Indonesia sudah melakukan program vaksinasi, tampaknya wabah corona belum mau usai. Tiga provinsi tertinggi yang memperoleh penambahan kasus terbesar adalah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah, sehingga membuat banyak tenaga kesehatan (nakes) tumbang dan banyak orang meregang nyawa.

Di pulau Jawa dan Bali sendiri, setidaknya ada 44 kabupaten/kota dan enam provinsi yang masuk ke zona merah alias punya nilai asesmen empat, dilihat dari penambahan jumlah kasus Covid-19 dan perbandingan faskes (fasilitas kesehatan). Bisa ditebak, penetapan PPKM Darurat ini langsung mempengaruhi perekonomian dan kegiatan bermasyarakat.

Daripada cuma diam dan tidak melakukan kegiatan produktif, ada baiknya Anda mulai melirik sejumlah investasi yang bisa dicoba saat PPKM Darurat. Dengan begitu, Anda tetap bisa mengelola finansial secara tepat supaya kondisi keuangan di masa depan lebih baik. Apa saja? Berikut ulasannya:

1. Emas

emas
© The Economic Times

Membicarakan soal investasi yang bisa dicoba saat PPKM Darurat, tidak mungkin tanpa melibatkan emas. Yap, logam mulia yang satu ini bahkan sempat bikin heboh di tahun 2020 lalu, ketika mampu menembus nilai tertingginya yakni Rp1 juta per gram pada sekitar bulan Juli-Agustus tepat saat pemerintah menetapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Dengan kini ditetapkannya PPKM Darurat yang sebetulnya sama-sama seperti PSBB, apakah ada kemungkinan emas bakal melambung lagi?

Risono selaku Direktur Operasi dan Transformasi Bisnis PT Aneka Tambang Tbk (Antam), sempat mengungkapkan pendapatnya pada CNBC Indonesia di pekan ketiga Juni lalu. “Proyeksi harga emas masih sama seperti hari-hari biasanya. Namun kami melihat potensi investasi di sektor emas murni 24K terutama yang batangan masih cukup baik.”

Berdasarkan data resmi Antam, penjualan Antam didominasi transaksi domestik yang mencapai 81% dari total penjualan dengan nilai Rp7,45 triliun. Di mana dari rata itu, emas masihlah jadi primadona sebesar Rp6,59 triliun (72%) dan sisanya adalah feronikel sebesar Rp1,23 triliun (13%), biji nikel mencapai Rp950,01 miliar (10%), bauksit dan alumina senilai Rp365,81 miliar (4%).

Untuk harga logam mulia yang satu ini, Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam menyebutkan kalau harga emas 24K pada Senin (5/7) pagi mencapai Rp941 ribu per gram. Sedangkan harga jual kembalinya (buyback) tercatat Rp836 ribu per gram. Tak harus beli langsung satu gram, Anda kini bisa beli emas dengan harga terjangkau lewat produk Tabungan Emas seperti yang ditawarkan Pegadaian.

Kendati jika dibandingkan tahun lalu, harga emas kini memang tampak menurun, Anda tetap bisa mempertimbangkannya sebagai salah satu jenis inevstasi yang bisa dicoba saat PPKM Darurat. Apalagi menurut David Lennox dari Fat Prophets, harga emas diprediksi bisa mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di tahun 2021 ini, seiring dengan masih lemahnya Dolar AS.

Baca juga: Seputar Bursa, Pajak dan 8 Mata Uang Kripto Asli Indonesia

2. Reksadana

Reksadana
© CNBC Indonesia

Jenis investasi yang bisa dicoba saat PPKM Darurat berikutnya adalah reksadana. Bahkan RDPU (reksadana pasar uang) dan RDPT (reksadana pendapatan tetap) bisa jadi pertimbangan untuk aset safe haven (lindung nilai).

Menurut Rudiyanto selaku Direktur Panin Asset Management, RDPT adalah jenis reksadana sebagai instrumen investasi yang bisa dicoba saat PPKM Darurat. Kenapa begitu? Kepada Katadata, Rudiyanto menjelaskan jika sebagian besar dana investasi RDPT dialokasikan untuk efek utang dengan pendapatan tetap.

Kendati RDPT punya potensi volatilitas naik-turun terutama untuk obligasi korporasi yang masih berisiko gagal bayar, investor tetap akan memperoleh pendapatan bulanan. Apalagi sepanjang 2020, kinerja RDPT dan reksadana campuran dianggap lebih baik daripada reksadana saham kendati return masih kalah, tetap bisa dipertimbangkan untuk diversifikasi investasi reksadana.

Kalau Anda termasuk investor dengan profil konservatif dan ingin cari aman, Rudiyanto menyarankan untuk menempatkan dana sebesar 40% di RDPT, 30% pada RDPU, 20% di reksadana campuran dan sisanya sebesar 10% di reksadana saham, selama PPKM Darurat ini. Dengan begitu, Anda tetap bisa mengelola finansial tepat, memperoleh cuan dan merasa aman meski masih pandemi.

3. Surat Berharga Negara

Surat Berharga Negara
© Alinea

Menyambung penjelasan RDPT, maka obligasi sangat tepat dianggap sebagai instrumen investasi yang bisa dicoba saat PPKM Darurat. Apalagi kalau Anda memilih obligasi pemerintah alias SBN (Surat Berharga Negara). Dilaporkan pada perdagangan hari Kamis (1/7) pekan lalu, SBN ditutup menguat seiring dengan pengumuman penetapan PPKM Darurat.

Terlihat dari penurunan imbal hasil (yield) yang artinya para investor memburu SBN. Lantaran indikator yield ini berlawanan arah dengan harga, sehingga bisa disimpulkan kalau yield menurun, harga obligasinya menguat. Tak heran karena memang yield SBN acuan pemerintah dengan tenor 10 tahun berkode FR0087 turun sebesar 1,6 basis poin ke level 6,614%.

Tertarik untuk membeli SBR? Anda mungkin bisa mempertimbangkan memesan SBR010 yang sudah dijual oleh Kemenkeu (Kementerian Keuangan) pada 21 Juni – 15 Juli 2021. Dilaporkan hingga Jumat (2/7) pekan lalu, pemesanan SBR010 sudah menembus Rp3,72 triliun yang artinya, investor begitu tertarik berinvestasi di SBN, seperti dilansir Bareksa.

Anda yang adalah investor pemula, investasi pada SBN ini bisa dibilang layak dipilih karena sangat aman. Dengan nominal pemesanan minimal Rp1 juta dan maksimal Rp3 miliar, SBR010 adalah obligasi non-tradable untuk WNI (Warga Negara Indonesia). Punya jangka waktu dua tahun, periode pertama SBR010 ini menawarkan kupon 5,1% per tahun yang bisa naik sesuai suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate.

4. Deposito

Deposito
© iStock

Memiliki uang tunai dalam jumlah besar yang ditabung? Maka jangan pilih menabung pada umumnya. Anda bisa membuat uang tabungan itu ’bertambah’ lewat cara deposito. Menurut Aidil Akbar Madjid selaku Presiden Asosiasi Perencana Keuangan IARFC, deposito adalah investasi yang bisa dicoba saat PPKM Darurat, terutama kalau Anda tak mau banyak risiko.

Baca juga: 5 Jenis Investasi Properti Menjanjikan yang Bisa Dipilih

Hanya saja dalam dunia investasi, Anda harus tahu kalau minim risiko artinya keuntungan alias cuan yang diperoleh juga tidak akan tinggi. Bahkan dibandingkan instrumen sebelumnya seperti emas, reksadana dan SBN, deposito bisa dibilang punya cuan terendah. Di mana tingkat bunga deposito setahun saat ini rata-rata 5,5%, turun dari 6,7% per tahun pada 2020 silam.

Ivan Jaya selaku Chief of Retail & SME Business Commonwealth Bank kepada Lokadata pun berbicara mengenai deposito. Bahkan bisa saja tingkat bunga deposito makin menurun meskipun artinya makin stabil, sejalan dengan kebijakan suku bunga acuan BI yang juga berimbas ke likuiditas perbankan. Di mana suku bunga acuan BI saat ini ada di kisaran 3,5%.

Hanya saja kembali lagi karena PPKM Darurat memungkinkan Anda sulit keluar dari rumah, Anda mungkin bisa mempertimbangkan penawaran deposito online seperti yang dimiliki oleh bank-bank digital.

Dengan investasi deposito, Anda tak perlu cemas karena nilainya dijamin LPS (Lembaga Pnejamin Simpanan), bunga deposito yang lebih besar daripada bunga tabungan biasa sampai uang pokok yang tidak akan terpotong seperti tabungan pada umumnya.

5. P2P Lending

P2P Lending
© irfan.id

Sudah punya budget untuk liburan tapi terpaksa batal karena PPKM Darurat? Jangan cemas, karena Anda bisa membuat budget liburan itu bermanfaat dengan dialokasikan ke P2P (Peer-to-Peer) Lending. Bahkan bisa dibilang, P2P Lending adalah salah satu instrumen investasi yang bisa dicoba saat PPKM Darurat.

Sudah jadi rahasia umum kalau P2P Lending adalah bentuk investasi menjanjikan termasuk untuk para investor jangka pendek. Di mana proses pendaftaran yang mudah, sampai Anda bisa menyetorkan dana dengan jumlah relatif kecil, tapi tetap cuan. Tak heran kalau akhirnya OJK (Otoritas Jasa Keuangan) memuji kehadiran P2P Lending dalam industri keuangan Tanah Air.

Riswinandi selaku Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank OJK, kepada Kompas pun berpendapat kalau perusahaan-perusahaan Fintech (Financial Technology) membantu mereka yang tak bisa memperoleh akses kredit perbankan, seperti dilansir Kompas.

Hal ini yang membuat tren penggunaan P2P Lending makin positif terlihat dari total oustanding penyaluran pembiayaan sampai Mei 2021 meningkat sebesar 69,02$ % secara yoy (year-on-year) jadi Rp21,75 triliun.

6. Mata Uang Kripto

Mata Uang Kripto
© VOI

Dan inilah jenis terakhir untuk aset investasi yang bisa dicoba saat PPKM Darurat yakni mata uang kripto (cryptocurrency). Dipimpin oleh Bitcoin, mata uang virtual ini bahkan sempat bikin heboh pada bulan April-Mei 2021 kemarin. Untuk Bitcoin sendiri, nilai tukarnya pun menembus Rp900 juta per ’keping’ yang turut diikuti cryptocurrency lainnya.

Baca juga: Cara Membeli Crypto di Indodax, TokoCrypto, Rekeningku dan Binance

Kendati pada Senin (5/7) harga tukar Bitcoin (BTC) melorot hingga Rp498 jutaan, Anda mungkin bisa memanfaatkan pelemahan ini untuk berbelanja. Karena bukan tak mungkin dalam waktu satu tahun, harga BTC akan melambung lagi. Daripada nanti cuma bisa gigit jari saat cryptocurrency menggila, lebih baik beli saat ini di platform-platform exchange resmi.

Tentu melihat sejumlah investasi yang bisa dicoba saat PPKM Darurat di atas, terbukti bahwa pembatasan kegiatan ini tidak jadi halangan untuk memperoleh cuan. Anda bisa memilih salah satu di antaranya yang paling sesuai dengan profil investasi dan budget, lalu langsung alokasikan dana secara bijaksana supaya bisa melewati pandemi Covid-19 dengan positif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *