Apa Benar Investasi Minimal Trading Bitcoin Cukup Rp5 Ribu Saja?

Investasi445 Dilihat

Kondisi perekonomian dunia yang masih tidak menentu sejak dihantam pandemi Covid-19 memang membuat orang makin cerdas dalam hal keuangan. Salah satunya adalah mulai rajin berinvestasi. Tak hanya instrumen investasi konvensional, pertanyaan-pertanyaan mengenai berapa sih investasi minimal trading Bitcoin makin diminati.

Yap, Bitcoin seolah hadir sebagai primadona baru di dunia investasi karena nilainya yang sangat menggiurkan. Meskipun dalam sebulan ini anjlok drastis, Bitcoin tetap membuktikan dirinya sebagai yang paling digdaya di sektor cryptocurrency alias mata uang kripto. Bitcoin bahkan bisa dibilang sebagai magnet terkuat untuk melakukan investasi aset kripto.

Jika sebelumnya masyarakat mengenal investasi hanyalah emas, deposito, properti, saham, reksadana atau forex (foreign exchange), Bitcoin adalah aset investasi yang muncul berkat kecanggihan teknologi. Kendati tak bisa dipegang selayaknya emas atau mungkin saham, Bitcoin justru mampu memiliki nilai tukar super fantastis dan sangat besar.

Dilaporkan pada hari Selasa (18/5) pagi, Bitcoin (BTC) melemah 5.60% ke level US$43.002 (sekitar Rp616.8 juta) per kepingnya. Nilai Bitcoin ini bahkan jauh meninggalkan mata uang kripto lain seperti Ethereum (ETH) di level US$3.265 (sekitar Rp46,8 juta), atau Litecoin (LTC) di posisi US$278 (sekitar Rp3,9 juta), seperti dilansir Bitcoin.

Hanya saja dengan nilai tukarnya yang mencapai setengah miliar per keping, banyak orang memilih mundur sebelum mulai berinvestasi Bitcoin. Padahal sekadar informasi, investasi minimal trading Bitcoin bisa dilakukan dengan modal yang sangat ringan yakni kurang dari Rp10 ribu!

Ah, yang benar?

Tentu saja! Asalkan Anda memahami ulasan lengkapi kami berikut ini.

Baca juga: 10 Broker Crypto Terbaik Indonesia dan Luar Negeri

Yuk Kenalan dengan Bitcoin

visualisasi kepingan Bitcoin
© Gadgets 360

Nah, sebelum membahas besaran investasi minimal trading Bitcoin, ada baiknya Anda tahu terlebih dulu soal Bitcoin.

Sebagai mata uang kripto, Bitcoin memang bisa dibayangkan seperti uang tunai versi digital yang juga dapat digunakan sebagai alat pembayaran untuk pembelian produk barang atau jasa tertentu. Ditemukan oleh sebuah identitas bernama Satoshi Nakamoto pada tahun 2009, hingga saat ini tak ada yang tahu siapakah sosok atau kelompok di baliknya.

Karena merupakan cryptocurrency, Bitcoin jelas tak punya bentuk fisik. Dimana ’kepingan-kepingannya’ berupa file komputer dengan tingkat enkripsi super ketat dan canggih, yang disimpan di dompet digital alias wallet pada server komputer. Setiap transaksi Bitcoin tercatat dalam daftar publik berupa jaringan blockchain.

Blockchain ini bisa diakses dan secara online dan realtime di seluruh dunia, sehingga terjamin keasliannya. Karena itulah tak ada orang yang bisa membuat salinan Bitcoin, termasuk membatalkan transaksi yang sudah terjadi.

Lantas bagaimana caranya kita bisa memperoleh Bitcoin?

Ada tiga jalan yang dapat dipilih. Pertama membeli Bitcoin dengan uang tunai exchange, kedua menjual barang atau jasa yang bisa dibayar dengan Bitcoin, serta ketiga menambang (mining) Bitcoin dengan peralatan komputer canggih. Bak menambang emas, mining Bitcoin ini menggunakan program komputer super rumit dengan spesifikasi perangkat tingkat tinggi.

Kenapa Banyak Orang Tertarik dengan Bitcoin?

Semakin banyaknya orang yang mencari tahu besaran investasi minimal trading Bitcoin, memang didorong oleh popularitas mata uang kripto ini sendiri. Apalagi di Indonesia, Bitcoin sudah memperoleh izin untuk diperjualbelikan, meskipun masih dilarang sebagai alat pembayaran. Bahkan kegiatan mining Bitcoin di Tanah Air sudah berlangsung cukup lama.

Yerry Niko Borang selaku pemerhati keamanan siber sekaligus staf Engagement and Learning Specialist di Engage Media, menyebutkan kalau kegiatan mining Bitcoin di Indonesia sudah mulai muncul sejak 2011-2012. Hanya saja saat itu para penambang Bitcoin terlanjur menjual ’kepingan-kepingan’ cryptocurrency itu lantaran tergiur dengan harganya yang sudah menyentuh ratusan ribu Rupiah, seperti dilansir Kompas.

Jordan Simanjuntak selaku Business Development Manager Triv juga menjelaskan kalau Bitcoin merupakan investasi yang cocok bagi kalangan muda produktif, seperti milenial dan generasi Z. Dimana para investor pemula ini tergiur dengan imbal hasil besar dari Bitcoin yang bisa dilakukan dengan modal ringan, tanpa peduli risikonya sangat besar.

Namun kalau dicari alasan kenapa sih banyak orang tertaik berinvestasi dengan Bitcoin, sejumlah ulasan berikut ini mungkin bisa jadi pertimbangan Anda:

1. Penawaran – Permintaan Terkontrol

Inilah alasan pertama kenapa banyak orang tertarik dengan investasi Bitcoin. Yap, meskipun sangat diburu banyak orang, pasokan Bitcoin yang beredar di dunia ini sudah diatur hanya sejumlah 21 juta koin, sejak dikenalkan pada tahun 2009. Hingga tahun 2020, sudah ada 16,6 juta koin Bitcoin yang tersebar di blockchain.

Dengan jumlah itu, artinya tinggal tersisa empat sampai lima juta Bitcoin yang bisa ’ditambang’, dengan waktu sekitar seratus tahun.

Lhoh, kok lama sekali?

Menurut Yerry, infrastruktur dan modal yang dibutuhkan untuk menambang kepingan Bitcoin di komputer semakin sulit, rumit, berat dan mahal. Jika sebelumnya mining Bitcoin bisa dengan perangkat komputer yang bermodalkan GPU (Graphics Processing Unit) canggih atau setara spesifikasi PC gaming, kini tidak lagi.

Para miner (penambang) Bitcoin masa kini harus menggunakan mesin khusus bernama ASIC (Application-Specific Integrated Circuit) yang dibuat di China. Bisa saja dalam beberapa tahun lagi, mesin ASIC ini sudah tak bisa digunakan untuk mining, sehingga manusia harus membuat perangkat super canggih dengan modal besar untuk menambang kepingan terakhir Bitcoin.

Lantaran itulah, permintaan dan penawaran terhadap Bitcoin sangat terkendali.

Baca juga: 6 Investasi Cuan Besar Saat Ramadhan Untuk Milenial dan Gen Z

2. Tidak Diatur Pemerintah

Hal berikut yang membuat Bitcoin sangat diminati adalah aset kripto ini bersifat desentralisasi. Artinya, blockchain tidaklah terpusat selayaknya mata uang tunai konvensional seperti Rupiah, Dollar, Yen, Poundsterling, atau Euro yang diatur oleh bank sentral sebuah negara. Dengan begitu, nilai intrinsik Bitcoin meningkat.

Bitcoin seolah ’berdiri sendiri’ dengan nilai tukar yang tidak dapat diatur oleh pemerintah. Berbeda dengan mata uang tunai yang sangat didukung oleh pemerintah dan dipengaruhi kekuatan ekonomi negara penerbit yang membuat nilainya naik-turun sesuai kondisi.

3. Harga Cenderung Meningkat

Berkaitan dengan jumlah permintaan dan penawaran yang terkontrol, serta memiliki sifat jaringan yang desentralisasi, membuat harga Bitcoin cenderung meningkat. Siapa yang tidak suka berinvestasi di aset yang harganya meningkat? Tentu tidak ada!

Di awal kemunculannya, Bitcoin masihlah senilai ratusan ribu Rupiah. Cryptocurrency ini mulai ’merangkak’ ke level jutaan Rupiah pada tahun 2015 dan akhirnya mencapai puncak di Desember 2017 yang mencapai Rp266 juta. Sejak itu Bitcoin langsung naik-turun sampai anjlok ke level Rp46,3 juta setahun kemudian.

Bitcoin mulai menunjukan keperkasaannya sejak 2019 dan menggila saat pandemi Covid-19. Dimana puncak tertingginya terjadi pada 13 April 2021 di level Rp934 juta per keping! Sehingga artinya kalau Anda menyimpan dua keping Bitcoin saja sejak tahun 2011, maka Anda sempat mengantongi hampir dua miliar Rupiah di tahun 2021 ini!

4. Mudah Diperjual-Belikan

Kendati punya nilai tukar yang sangat fantastis, faktanya Bitcoin termasuk aset yang sangat mudah diperjual belikan. Sama seperti emas, Bitcoin punya pasar yang sangat likuid, tak seperti properti.

Dijelaskan oleh Oscar Darmawan selaku CEO Indodax, transaksi Bitcoin di bawah Rp100 miliar untuk market Indonesia bisa dibilang masih cepat diperjual belikan. Sehingga ketika Anda butuh uang tunai dalam waktu singkat dan mendadak, bisa langsung menjual kepingan Bitcoin yang dimiliki langsung ke platform exchange.

5. Bisa Diandalkan Saat Resesi

Alasan terakhir kenapa pertanyaan mengenai berapa sih nominal investasi minimal trading Bitcoin makin banyak dibahas, lantaran aset kripto ini disebut-sebut sangat bisa diandalkan saat resesi. Sekadar informasi, pandemi Covid-19 sejak tahun 2020 kemarin memang membuat banyak negara mengalami resesi ekonomi, termasuk Indonesia.

Resesi jelas membuat banyak produk keuangan terpuruk mulai dari saham sampai mata uang fiat. Meskipun emas termasuk sangat gemilang dan menembus Rp1 juta per gram, Bitcoin melambung jauh lebih besar. Stabil di angka ratusan juta Rupiah, Bitcoin terus menguat sejak Oktober 2020. Bahkan lebih jauh, resesi ekonomi global tahun 2008 juga mendorong popularitas Bitcoin.

Sifat Bitcoin yang terdesentralisasi, membuatnya bisa leluasa ’bergerak’ dibandingkan saham sekalipun. Hal inilah yang membuat banyak orang memilih Bitcoin sebagai aset alternatif saat melakukan diversifikasi investasi, supaya tidak ambruk lagi ketika resesi ekonomi menerjang. Bahkan masyarakat di negara yang mata uang lokalnya sangat buruk, kini ramai-ramai memilih Bitcoin.

Memang Berapa Sih Investasi Minimal Trading Bitcoin?

kepingan koin Bitcoin
© Financial Times

Nah, jika Anda sudah tahu seperti apa sih Bitcoin termasuk bagaimana cara mendapatkan dan alasan kenapa cryptocurrency ini sangat diburu, maka hal berikutnya adalah mengenai berapa sih besar investasi minimal trading Bitcoin.

Kalau melihat nilai tukarnya yang menembus ratusan juta Rupiah saat ini, apakah harus punya uang satu miliar untuk bisa berinvestasi di Bitcoin?

Salah besar!

Oscar kepada Detik menjelaskan kalau calon investor tak harus menggelontorkan dana ratusan juta Rupiah untuk memulai investasi Bitcoin. “Bitcoin ini adalah produk digital, sehingga bisa punya satuan sampai delapan desimal. Artinya, Bitcoin dapat dibeli mulai dari 0,00000001 keping.”

Sehingga jika nilai tukar Bitcoin saat ini menembus Rp600 jutaan per keping, maka kalau Anda membeli dalam satuan 0,00000001, modal investasi minimal trading Bitcoin yang dibutuhkan hanyalah Rp6.000-an saja.

Hmm, apakah tetap bisa memperoleh keuntungan yang sama?

Tenang saja. Karena ketika nilai Bitcoin terus meningkat dan anggap saja menguat sebesar 50%, maka investasi Anda dari Rp6.000 bisa jadi Rp9.000. Sangat menguntungkan, bukan? Hal inilah yang kadang tak diketahui banyak orang karena terlanjur berpikir bahwa besaran investasi minimal trading Bitcoin haruslah ratusan juta Rupiah.

Bahkan jika nilai Bitcoin anjlok lagi hingga Rp500 juta atau di bawah itu per keping, Anda tetap bisa membelinya dengan modal mulai dari Rp5.000 saja. Untuk itulah Anda harus memilih timing yang tepat ketika membeli Bitcoin dan melakukan penjualan saat harganya melambung gila-gilaan, demi cuan maksimal.

Baca juga: 8 Kesalahan Investasi Mata Uang Kripto yang Sering Dilakukan Pemula

Besaran Investasi Minimal Trading Bitcoin di Indonesia

Dengan jumlah investasi minimal trading Bitcoin sangatlah ringan yakni mulai dari Rp6.000-an (nilai tukar 18/5), membuat cryptocurrency yang satu ini memang sangat ’seksi’, terutama bagi generasi muda produktif yang masih memiliki penghasilan pas-pasan, tapi ingin berinvestasi. Hal ini jelas jadi pembuktian Bitcoin setelah sempat diremehkan di awal kemunculannya.

Padahal saat pertama kali hadir, banyak pengamat keuangan dan investasi yang pesimis. Menurut mereka, Bitcoin dan sejumlah cryptocurrency lainnya tidaklah berusia panjang. Ada banyak sekali media memberitakan kalau Bitcoin bakal mati, bahkan setiap tahun. Namun faktanya, Bitcoin justru melambung hingga 354% pada tahun 2020 saja, saat wabah corona menggila.

Kini dengan fakta kalau Bitcoin sudah diizinkan untuk diinvestasikan di Indonesia, semakin ramai bermunculan platform exchange Bitcoin. Tentunya agar nyaman dan tenang, pilih pedagang aset kripto yang sudah terdaftar di Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) Kemendag (Kementrian Perdagangan).

Supaya tidak salah pilih, berikut adalah 10 platform exchange alias tempat jual beli Bitcoin terpopuler dan terjamin keamanannya di Indonesia, yang bisa Anda pilih sesuai dengan modal yang dimiliki:

1. Tokocrypto

Tokocrypto

PT Crypto Indonesia Berkat mendirikan Tokocrypto pada akhir 2017, tapi mulai beroperasi di tahun 2018 sebagai perusahaan berbasis digital yang memperjual belikan aset kripto. Meskipun bukan yang terbesar, Tokocrypto memperoleh suntikan dana dari Binance, salah satu platform exchange kripto terbesar di dunia.

Ada banyak cryptocurrency yang ditawarkan termasuk Bitcoin, Ethereum, Swipe (SXP), Cardano (ADA), BNB hingga mata uang kripto mereka sendiri, Tokocrypto (TKO). Selain sudah terdaftar di Bappebti sebagai Calon Pedagang Fisik Aset Kripto sesuai Pengumuman 001/BAPPEBTI/CP-AK/11/2019, investasi minimal trading Bitcoin di Tokocrypto sangat terjangkau.

Dimana Anda bisa melakukan investasi dengan modal mulai Rp50 ribu, sehingga membuat exchange ini ramai dipilih investor. Anda bisa melakukan setoran deposit sebagai modal berdagang Bitcoin di Tokocrypto lewat transfer bank atau OVO, yang keduanya gratis biaya. Demi memberikan keamanan maksimal, Tokocrypto memakai teknologi Binance Cloud.

Sekadar informasi, Binance Cloud adalah teknologi keamanan yang sudah teruji. Jika sebuah exchange memperoleh dukungan Binance Cloud, artinya platform itu punya rating 9.35 lantaran dilengkapi tingkat keamanan berlapis.

2. Indodax

Indodax

Berdiri pada 15 Februari 2014, Indodax adalah platform marketplace cryptocurrency pertama di Indonesia. Tak heran kalau akhirnya Indodax memiliki jumlah anggota terbesar hingga menembus 3,5 juta orang. Demi mempermudah transaksi mata uang kripto, Indodax dapat diakses di versi aplikasi mobile dan website.

Di bawah naungan PT Indodax Nasional Indonesia, exchange ini menyediakan puluhan mata uang kripto termasuk yang terpopuler, Bitcoin. Lalu ada juga Ethereum, Ripple hingga Dogecoin (DOGE) yang dalam beberapa pekan terakhir tengah melambung. Menerima deposit dari semua bank lokal di Indonesia, investasi minimal trading Bitcoin di Indodax sebesar Rp500 ribu.

Resmi terdaftar di Bappebti sebagai Calon Pedagang Fisik Aset Kripto sesuai Pengumuman NOMOR 331/BAPPEBTI.4/PENG/04/202, Indodax menggratiskan biaya deposit transfer bank. Namun kalau Anda melakukan setoran deposit lewat e-wallet (OVO/GoPay/ShopeePay), setoran tunai hingga di jaringan ritel Alfamart, dikenai biaya.

Baca juga: 5 Cara Investasi Emas Agar Anda Makmur di Masa Depan

3. Rekeningku

Rekeningku

Terdaftar resmi di Bappebti sebagai Calon Pedagang Fisik Aset Kripto sesuai Pengumuman 006/BAPPEBTI/CP-AK/03/2020 30 Maret 2020, Rekeningku dimiliki perusahaan PT Rekeningku Dotcom Indonesia. Mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 2017, Rekeningku juga menyediakan puluhan cryptocurrency.

Selain Bitcoin, Anda bisa melakukan investasi di XRP, ETH, DOGE, ChainLink (LINK), Aave Token (AAVE), Bitcoin Cash (BCH), Compound (COMP), Bitcoin Gold (BTG), Litecoin (LTC), sampai yearn.finance (YFI). Tak perlu menyiapkan modal besar, investasi minimal di Rekeningku sama seperti Tokocrypto yakni mulai dari Rp50 ribu saja.

Untuk setoran deposit, Anda bisa melakukannya lewat transfer antar bank, transfer ke rekening VA (Virtual Account) yakni bank Mandiri dan Permata, serta menggunakan e-wallet (OVO, Dana dan LinkAja). Hanya saja untuk transfer bank, karena Rekeningku menggunakan bank BCA, maka nasabah BCA yang bisa melakukannya secara gratis.

4. Pintu

Pintu

Investasi minimal trading Bitcoin selanjutnya yang sangat terjangkau adalah Pintu. Dimiliki oleh perusahan PT Pintu Kemana Saja, Pintu sudah terdaftar resmi di Bappebti sebagai Calon Pedagang Fisik Aset Kripto lewat Pengumuman 006/BAPPEBTI/CP-AK/03/2020 30 Maret 2020. Anda hanya perlu menyediakan Rp50 ribu sebagai besaran minimal setoran di Pintu.

Bahkan di website resminya, Pintu menyebut kalau Anda bisa memiliki Bitcoin hanya dengan uang mulai dari Rp22 ribu saja. Lantaran gratis biaya deposit, Pintu kini menjadi salah satu platform exchange pilihan banyak calon investor saat ingin membeli Bitcoin. Selain Bitcoin, Pintu juga menyediakan ETH, BNB sampai AAVE. Sayang, Pintu masih belum memiliki pilihan DOGE.

Dengan biaya modal setoran awal yang sangat terjangkau, Pintu mengklaim kalau mereka sudah menggunakan teknologi curv.co. Sekadar informasi, curv.co ini merupakan teknologi jaminan keamanan cryptocurrency dengan proteksi tertinggi.

5. Upbit

Upbit

Dimiliki perusahaan PT Upbit Exchange Indonesia, Upbit juga sudah mengantongi izin resmi dari Bappebti. Dimana platform exchange ini resmi terdaftar sebagai Calon Pedagang Fisik Aset Kripto sesuai Pengumuman 002/BAPPEBTI/CP-AK/12/2019. Untuk investasi minimal trading Bitcoin di Upbit, Anda hanya perlu melakukan setoran mulai dari Rp5.000 saja.

Yap, bisa dibilang kalau Upbit merupakan platform exchange cryptocurrency yang menyediakan setoran modal terendah. Namun meskipun sangat terjangkau, platform asal Korea Selatan ini tetap berkualitas baik dari segi keamanan dan kenyamanan penggunaan baik di aplikasi smartphone, atau melalui versi website.

Ada sangat banyak aset kripto yang bisa Anda pilih di Upbit selain Bitcoin. Beberapa di antaranya seperti Ethereum, Bitcoin Cash, Ripple, Tether, Lightcoin hingga Neo. Pada awal Mei 2021, Upbit sempat membuat anggota mereka tersenyum lebar berkat rencana membagikan airdrop senilai total 2 BTC kepada 4.000 member Upbit Indonesia (masing-masing 0,005 BTC).

Baca juga: 10 Cryptocurrency Terbaik Untuk Investasi Masa Depan

6. Zipmex

Zipmex

Selain Upbit, Zipmex adalah platform exchange berikutnya yang menyediakan setoran deposit minimal sangat ringan yakni mulai dari Rp10 ribu saja. Bekerjasama dengan aplikasi investasi online Pluang, Zipmex milik PT Zipmex Exchange Indonesia ini sudah terdaftar resmi di Bappebti sebagai Calon Pedagang Fisik Aset Kripto sesuai Pengumuman 004/BAPPEBTI/CP-AK/02/2020.

Ada banyak sekali pilihan cryptocurrency yang disediakan oleh Zipmex selain Bitcoin, seperti ETH, Tether (USDT), USD Coin (USDC), LTC sampai Bitcoin Gold (GOLD). Bahkan Zipmex juga menyediakan aset kripto yang mereka ciptakan sendiri yakni ZMT. Sudah dikenalkan sejak 17 Desember 2020, ZMT berjalan di atas jaringan ERC-20 (Ethereum Blockchain).

Token digital native ini bisa menunjang berbagai produk dan layanan inovatif Zipmex, yang dapat digunakan oleh seluruh anggota aktif di platform Zipmex. Tak main-main, ZMT bahkan sudah memperoleh pendanaan Seri A senilai US$6 juta (sekitar Rp84,4 miliar) yang dipimpin oleh Jump Capital, pemodal ventura asal Amerika Serikat, seperti dilansir Gizmologi.

Seperti Bitcoin, ZMT juga diproduksi secara terbatas dimana jumlah maksimal pasokannya adalah 200 juta token. Zipmex menargetkan kalau distribusi ’koin-koin’ ZMT bisa menyentuh 30 juta token hingga akhir 2021 ini. Tak heran karena produk ini, Zipmex akhirnya menjadi salah satu platform exchange Bitcoin yang memang sangat diperhitungkan.

Tak mau kalah dengan Tokocrypto, Zipmex juga menjalin kerjasama dengan BitGo dalam hal keamanan. Bahkan Zipmex rela menggelontorkan dana hingga US$100 juta untuk kemitraan dengan BitGo demi menyediakan keamanan dompet digital alias wallet dengan polis asuransi.

7. Luno

Luno

Kalau Upbit berasal dari Korea Selatan, Luno merupakan exchange jual-beli, penyimpanan dan transfer asal kripto dari Inggris. Luno sendiri masuk ke Indonesia pada tahun 2014 dan berada di bawah naungan PT Luno Indonesia Ltd. Untuk operasionalnya di Tanah Air, Luno sudah mengantongi izin Bappebti sebagai Calon Pedagang Fisik Aset Kripto sesuai Pengumuman 007/BAPPEBTI/CP-AK/03/2020.

Sama seperti mayoritas platform dalam daftar, besaran investasi minimal trading Bitcoin di Luno bisa dimulai dari Rp50 ribu saja. Anda bisa menyetorkan deposit dengan transfer rekening bank atau lewat VA BNI. Tersedia di lebih dari 40 negara, jumlah pelanggan Luno menembus 7 juta orang dengan total transaksi yang sudah diproses sebesar US$21 miliar!

Demi mempermudah para investor Bitcoin, Luno menyediakan aplikasi khusus mobile dan sejumlah cryptocurrency untuk market Indonesia seperti Bitcoin, Ethereum, Ripple, Litecoin, USD Coin, Bitcoin Cash (BCH). Untuk melakukan deposit, Anda tak akan dikenai biaya sepeser pun sementara ketika hendak melakukan penarikan, dibebankan fee sebesar Rp15 ribu.

8. Koinku

Koinku

Dimiliki oleh PT Cipta Koin Digital, platform exchange Koinku juga resmi terdaftar di Bappebti sebagai Calon Pedagang Fisik Aset Kripto sesuai Pengumuman 009/BAPPEBTI/CP-AK/05/2020.

Ada banyak mata uang kripto yang disediakan Koinku dan dapat Anda pasangkan dengan Bitcoin seperti BCH, Bitcoin SV (BSV), EOS.IO (EOS), Ethereum Classic (ETC)., ETH, Monero (XMR), USDT, XRP dan TRON (TRX). Sama seperti exchange sebelumnya, setoran deposit minimal yang ditetapkan Koinku juga cukup terjangkau.

Baca juga: 20 Saham dengan Dividen Yield Terbesar di Indonesia

9. Bitocto

Bitocto

Mengisi posisi kesembilan sebagai platform exchange Bitcoin terbaik di Indonesia adalah Bitocto. Berada di bawah naungan PT Triniti investama Berkat, Bitocto sudah beroperasi sejak tahun 2018 dan telah mengantongi izin resmi dari Bappebti. Bitocto sendiri melayani pertukaran aset kripto serta memberikan banyak pilihan cryptocurrency lain yang sangat likuid.

Beberapa aset yang disediakan Bitocto seperti Bitcoin, Ethereum, BNB, XRP, Cardano, Dogeoin, Tether, Polkadot (DOT), BCH, Litecoin, Stellar (XLM), Shiba Inu (SHIB), HEX, Chainlink (LINK), ETC, THETA, EOS, TRX dan lain-lain. Dengan banyaknya aset kripto, investasi minimal trading Bitcoin di Bitocto sangatlah terjangkau yakni mulai dari Rp50 ribu dan gratis biaya setoran.

Hanya saja gratis biaya deposit ini cuma berlaku untuk jenis Rupiah manual, sementara jenis Rupiah instan tetap dikenai fee sebesar Rp3.000. Kenapa begitu? Karena jenis Rupiah instan unggul dalam proses perhitungan yang lebih cepat. Anda juga dikenai biaya penarikan dana sekitar Rp25-50 ribu.

10. Triv

Triv

Menutup daftar platform exchange cryptocurrency kali ini adalah Triv. Dimiliki oleh PT Tiga Inti Utama. Bukan tanpa alasan kenapa Triv masuk, karena platform marketplace mata uang kripto ini memang cukup aktif dalam hal inovasi. Sudah terdaftar resmi di Bappebti, Triv bahkan sudah mendukung e-wallet LinkAja yang kini makin digandrungi masyarakat.

Ada cukup beragam mata uang kripto yang ditawarkan oleh Triv selain Bitcoin yakni Ethereum,. Stellar, Ripple, EOS, Litecoin, Tether, Chainlink, BNB dan tentunya Dogecoin. Lantas berapa besar minimal deposit kepemilikan Bitcoin di Triv? Bisa dimulai dari Rp50 ribu saja (besaran deposit bisa berubah sesuai dengan ketentuan pihak exchange).

Tips Investasi Bitcoin Untuk Pemula

kepingan Ethereum dan Bitcoin
© Business Insider

Kendati investasi minimal trading Bitcoin bisa dibilang sangat terjangkau, tetap saja Anda tak bisa melakukan investasi secara sembrono. Apalagi kalau Anda termasuk pemula yang benar-benar baru memahami dunia cryptocurrency, ada beberapa hal yang wajib dipertimbangkan. Seperti apa? Simak ulasannya berikut ini:

  1. Kendati mata uang kripto sudah diberi izin di Indonesia, Anda tak bisa membeli Bitcoin secara sembrono. Supaya aman, pastikan kalau Anda memilih platform exchange yang terdaftar resmi dan diawasi oleh Bappebti. Dengan begitu artinya pihak platform mampu menjamin seluruh data pribadi dan nominal Bitcoin yang Anda simpan
  2. Supaya bisa menemukan platform exchange yang terpercaya, Anda yang masih pemula tak ada salahnya untuk melakukan konsultasi dengan investor Bitcoin yang lebih serius. Atau tidak langsung berkunjung ke website resmi Bappebti dan memperoleh informasi soal exchange berkualitas. Hingga Januari 2021, ada 13 exchange cryptocurrency resmi
  3. Tak kenal maka tak sayang. Pepatah ini juga sangat berlaku jika Anda hendak membeli mata uang kripto. Agar tak bingung, ada baiknya Anda mengenal satu-persatu mata uang kripto. Dengan tahu jenis aset kripto yang dimau, Anda bisa menyesuaikan dengan exchange yang bakal dipilih
  4. Meskipun Bitcoin merupakan mata uang kriptoo paling populer, saat ini satu-persatu bermunculan cryptocurrency yang langsung viral seperti Dogecoin. Hanya saja Anda harus tahu bahwa popularitas tidaklah selalu berbanding lurus dengan besarnya nilai tukar. Dogecoin misalnya, sangat populer dan meningkat, kini justru makin melemah dan terlupakan
  5. Supaya makin kenal dengan aset kripto yang dipilih seperti Bitcoin misalnya, Anda bisa melakukan sejumlah analisa fundamental. Lewat analisa fundamental ini, Anda bisa memperoleh nilai instrinsik dari Bitcoin secara lebih real lewat perhitungan faktor internal dan eksternal. Hal ini dilakukan agar tak muncul overvalued dan undervalued
  6. Jika analisa fundamental sudah dilakukan, Anda bisa mempelajari analisa teknikal sebelum memutuskan berinvestasi Bitcoin. Untuk apa? Agar Anda bisa memprediksi seperti apa pergerakan harga Bitcoin nantinya. Ada sejumlah indikator yang wajib dipahami, salah satunya adalah grafik candlestick yang harus dipelajari baik investor atau trader sekalipun
  7. Lantaran dalam membahas besaran investasi minimal trading Bitcoin sebelumnya Anda tahu kalau ada banyak platform exchange berkualitas, Anda bisa melakukan pertimbangan lain saat memilih lewat kelengkapan fitur trading yang ditawarkan. Setiap exchange jelas punya kelebihan dan kekurangan, tapi agar Anda nyaman, pilih yang punya fitur trading variatif
  8. Memang benar bahwa platform exchange yang terdaftar di Bappebti sudah pasti berizin resmi, supaya Anda merasa makin nyaman dan aman, pastikan exchange itu membekali diri dengan teknologi keamanan transaksi terbaik. Meskipun transaksi Bitcoin tak bisa disalin, tapi pembobolan bisa saja terjadi saat peretas masuk ke akun Anda
  9. Kendati aset kripto seperti Bitcoin sangatlah likuid dan investasi minimal trading Bitcoin cukup terjangkau, mata uang digital ini tak mudah ditaklukan. Tingginya volatilitas dan risiko yang ada, membuat Anda harus punya perencanaan yang tepat agar mampu meraup cuan besar dari Bitcoin
  10. Dan pertimbangan terakhir sebelum akhirnya memutuskan berinvestasi dalam Bitcoin adalah mempertimbangkan besaran biaya layanan dan spread dari masing-masing exchange. Selain setoran deposit awal yang berbeda, setiap exchange punya aturan tersendiri soal biaya layanan serta spread. Agar untung, pilih yang paling logis dan terjangkau

Baca juga: Begini Cara Investasi Jual Beli Bitcoin Kripto (Aman, Murah) Buat Pemula

Tentunya jika Anda sudah menerapkan sejumlah tips di atas, bukan tak mungkin Anda dapat meraih untung maksimal lewat Bitcoin. Mau jadi trader atau investor jangka panjang, selalu ingat golden rule dalam investasi yakni beli saat harga murah dan jual saat harga tinggi.

Kesimpulan

Bagaimana? Sangat seru sekali bukan membahas soal Bitcoin? Terbukti bahwa besaran investasi minimal trading Bitcoin sangatlah terjangkau. Anda bisa memilih yang mulai dari Rp5.000, Rp50 ribu atau bahkan Rp500 ribu sesuai dengan kemampuan finansial. Asalkan dilakukan secara tekun, disiplin dan paham berita ekonomi, Anda bisa untung besar lewat Bitcoin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *