8 Cara Supaya Gaya Hidup Sejalan Dengan Gaji

Keuangan404 Dilihat

Gajian itu kok rasanya mirip seperti seperti iklan ya. Numpang lewat saja. Jangan-jangan ini karena gaya hidup kita tidak sesuai dengan gaji yang saat ini di dapatkan!

Jika demikian yang terjadi, Anda wajib waspada loh! Dari pada menyesal di akhir nanti?

Tapi ketika memikirkannya, pernah tidak sih apakah sikap kehati-hatian ini bisa menurunkan kebahagiaan Anda? Nanti kalau terlalu irit tidak happy dong?!

Hm.. jawabannya bisa ya, dan bisa juga tidak jika kita tahu caranya supaya gaya hidup sesuai dengan gaji. Penasaran? Yuk kita bahas satu tipsnya!

1. Kenali Euphoria Gajian

Kenali Euphoria Gajian
Sumber gambar : unsplash.com/ CardMapr

Baru saja gaji masuk ke rekening. Langsung terbayang barang-barang yang ingin di beli. Cek wishlist yang ada di marketplace dan siap-siap checkout. Tapi euforia gajian biasanya tidak bertahan lama karean kita harus mengalah pada realita.

Bayar listrik, air, kos-kosan, biaya makan, transportasi, cicilan dan bayar yang lainnya. Ya seperti orang kebanyakan, kita harus mengalokasikan gaji untuk kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Ini belum termasuk biaya-biaya yang kita perlu penuhi atas dasar keinginan, ngopi, ngafe, shopping, nge-game, updgrade gadget dan masih banyak lagi. Sampai-sampai terkadang kita khilaf karena keinginan kita mengalahkan kebutuhan. Akibatnya apa?

Sebelum tanggal gajian berikutnya, saldo rekening rasanya sudah sepi. Angka di dalamnya hanya tinggal beberapa digit saja. Setelah itu, panik deh!

Karena tanggal gajian selanjutnya masih jauh. Mau tidak mau akhirnya kita harus bertahan dengan cara apapun, termasuk mengambil hutang. Misalnya pinjaman yang paling mudah saat ini seperti PayLater.

Pada gajian selanjutnya, kita akan menikmati lebih sedikit dari jumlah gaji karena harus di potong untuk membayar hutang plus bunganya. Akhirnya terpaksa berhutang lagi, begitu terus menerus. Kondisi seperti ini tidak jarang membuat pusing kepala. Gajian masih jauh tapi malah punya hutang.

Hayo, siapa yang mengalami ini semua?

Nah untuk memutus pola yang seperti ini di butuhkan kesadaran diri ketika terjadi lagi. Sadari bahwa euphoria ini biasa terjadi di awal bulan/ tanggal gajian. Dorongan ini memang nyata, tapi bukan berarti Anda harus memenuhi semuanya. Sehingga dengan begitu Anda bisa lebih sadar untuk mengendalikan uang gajian.

2. Merencanakan Keinginan

Orang bilang jangan banyak maunya biar hidup tidak di kejar-kejar hutang. Sebenarnya keinginan bukanlah sesuatu yang harus di salahkan. Tapi bisa jadi hal ini benar terjadi jika kita tidak bisa mengelola keinginan.

Mengingkan gaya hidup tertentu sah-sah saja. Misalnya ingin tinggal di apartemen karena lebih suka lingkungan yang lebih individualis, atau ingin tinggal di pedesaan karena lebih suka menjauh dari keramaian namun dengan fasilitas yang memadai juga itu hak Anda.

Di banding membungkam semua keinginan yang ada, lebih baik merencanakan keinginan Anda saja!

Anda bisa memulai dengan menyadari income yang Anda miliki saat ini dan memilih gaya hidup yang realistis untuk Anda. Misalnya saja, Anda punya kebiasaan untuk ngopi di coffee shop tapi di sisi lain Anda juga punya impian membeli rumah sendiri dan tidak menyewa lagi suatu hari nanti. Atau Anda Anda sangat sibuk sehingga ingin sekali mempekerjakan asisten untuk membantu Anda.

Nah, Anda mungkin bisa mengatur frekuensi ngopi di coffee shop dalam sebulan. Sisanya cari alternatif ngopi yang lebih ramah di kantong. Surplus dana yang ada, bisa

Baca yuk, 15 Tanda Perencanaan Keuangan Anda Sudah Benar

3. Be Positive!

Memang, di awal mungkin kita akan merasa kesulitan dan berat melakukan perubahan pada cara kita menggunakan uang gajian. Tapi yang perlu benar-benar kita ingat adalah apa yang kita lakukan sekarang akan sebanding ketika kita bisa mencapai tujuan finansial yang kita idamkan.

Kesadaran ini akan membuat kita jauh lebih ringan saat menjalani prosesnya, dibanding fokus pada perasaan negatifnya saja. Semua hal pasti ada konsewkensi dan resikonya. Tinggal pilih saja mana resiko yang paling bisa Anda tanggung dan jalani konsekwensinya.

Nah, apakah Anda bisa menanggung kesulitan keuangan dimasa depan nanti? Jawabannya, hanya Anda yang bisa menjawabnya sendiri. Jadi tetap berpikiran positif dengan mengingat ‘imbalan’ yang bisa di dapatkan nanti sangat penting jika Anda ingin berusaha supaya gaya hidup yang di pilih sesuai dengan kemampuan. So, be positive!

4. Atur Pos Keuangan Saat Gajian Datang

Penting sekali untuk membuat list pos keuangan di awal bulan atau saat terima gaji. Kita sudah tahu, kalau menggunakan gaji tanpa pengaturan bisa membuat kita melakukan pemborosan yang tidak terkendali. Maka dari itu, jika Anda sudah belajar tentang apa saja pos keuangan yang di perlukan sebaiknya segera di praktikan saat menjelang gajian.

Setidaknya ada 5 pos keuangan yang pada umumnya di butuhkan, yakni pos untuk :

  • Belanja rutin sebesar 50-60%
  • Bayar cicilan (jika ada) sebesar 30% (maksimal)
  • Investasi dan tabungan sebesar 10% (minimal)
  • Life style sebesar 10% (maksimal)
  • Sosial sebesar 2,5% (minimal)

Sudahkah Anda membuatnya?

Jika belum, coba praktikan mulai terima gaji di bulan depan. List ini akan menjadi pegangan kita dalam membelanjakan uang gaji dalam sebulan. Dengan begitu, Anda juga tetap bisa menjalani life style. Tujuan finansial pun bisa tercapai secara realistis suatu saat nanti.

5. Ubah Cara Menabung

Ubah Cara Menabung
Sumber gambar : unsplash.com/ Andre Taissin

Jika Anda kesulitan dalam menyisihkan uang jadi, lebih baik Anda mempertimbangkan untuk merubah cara menabung Anda.

Bisa jadi pengeluaran yang tidak terkendali terjadi lantaran kita tidak cocok dengan cara menabung yang kita pilih. Misalnya saja, selama ini Anda terbiasa mendahulukan kebutuhan dan keinginan terlebih dahulu. Lalu ‘menyimpan’ dana tabungan di akhir-akhir, jika ada sisa.

Mulai sekarang, coba sisihkan dana untuk menabung di awal, yakni saat terima gaji dan menyimpannya di rekening terpisah. Nah, media penyimpanan ini juga sangat penting sekali. Demi keberhasilan mencapai tujuan, sebaiknya simpan dana investasi atau tabungan di tempat yang berbeda dengan rekening untuk kebutuhan sehari-hari.

Jadi untuk masalah tabungan singkatnya : sisihkan ya, bukan sisakan.

Baca yuk, 11 Cara Menabung Terbaik Bagi Anda yang Terbiasa Boros

6. Sadari Tanda-Tanda Impulsive Buying

Tidak jarang saat kita sedang menyisihkan gaji untuk tabungan kita tergoda oleh berbagai diskon dan ingin membeli sesuatu yang tidak benar-benar kita butuhkan.

Inilah yang disebut dengan impulsive buying atau pola perilaku pembelian yang impulsif. Impulsif buying memang seringkali membuat orang khilaf dan membeli sesuatu sesuka hatinya. Tapi yang namanya khilaf itu hanya terjadi sesekali saja, jika seringkali terjadi apa namanya?

Itu namanya kebiasaan.

Kita perlu peka dengan tanda-tandanya jika tidak ingin merasa menyesal setelah membeli sesuatu yang ternyata hanya sekedar nafsu. Biasanya impulsive buying itu :

  • Dorongan ingin membeli terasa menggebu-gebu
  • Tidak ada rencana untuk membeli sebelumnya
  • Terjadi dikarenakan ada suatu event menarik, misalnya black friday, diskon kemerdekaan dll
  • Yang terpikirkan adalah bagaimana cara memilikinya, bukan apa fungsinya
  • Pikiran mencoba merasionalisasi pembelian tanpa melihat kebutuhan lain dan kapasitas diri dlaam membeli

7. Menabung dengan Tujuan

Tips selanjutnya supaya gaya hidup yang di jalani bisa sesuai dengan gaji Anda adalah dengan memiliki tujuan dalam menabung.

Masih banyak orang yang belum begitu aware tentang pentingnya tujuan dalam menabung. Menabung rasanya hanya sekedar menyisihkan uang gaji saja, selesai sampai disitu. Akhirnya ketika ada launching gadget terbaru, brand favorit mengeluarkan varian fashion yang menarik, ada trend investasi tertentu padahal belum jelas dan lain sebagainya, kita dengan mudahnya membongkar kembali tabungan yang ada.

Setelah itu, tabungan raib kembali lagi ke titik nol bahkan bisa saja berhutang.

Maka dari itu, milikilah tujuan untuk menabung. Alokasi dana penting yang wajib Anda miliki seperti dana darurat minimal 6 bulan pengeluaran rutin. Apakah saat ini Anda sudah memilikinya? Jika belum, dana darurat bisa menjadi tujuan utama Anda dalam menabung.

Atau jika Anda memiliki rencana menikah beberapa tahun yang akan datang. Anda bisa menjadikannya tujuan menabung. Namun dalam membuat tujuan, tetap harus di lakukan dengan kongkrit. Seperti halnya dana darurat. Kita tahu berapa nominal yang harus terkumpul.

Dengan memiliki tujuan menabung, kita juga bisa terhindar dari impulsive buying loh! Karena ketika godaan itu datang, kita tinggal mengingat tujuan keuangan kita sehingga otak kita bisa membandingkan mana yang lebih penting. Tujuan Anda atau sekedar emmuaskan hasrat untuk ber-shopping ria.

Setiap kali ingin melakukan impulsive buying, Anda bisa melihat ulang apa saja daftar tujuan keuangan Anda. Apakah Anda sudah dekat dengan tujuan, ataukah justru sebaliknya?

Jika Anda tahu bahwa masih banyak hal yang perlu di capai, dengan sendirinya godaan untuk berbelanja secara impulsif memudar. Sebab hal tersebut tidak sebanding dengan tujuan keuangan yang ingin di capai.

8. Bersenang-senanglah Tanpa Kuatir Kantong Bolong

Sumber gambar : unsplash.com/ Antonino Visalli

Meskipun melakukan perubahan dalam menggunakan alokasi gajian, bukan berarti kita tidak bisa bersenang-senang.

Masih ingat dengan alokasi dana 10% yang kita sisihkan untuk life style pada pos keuangan bulanan?

Artinya 10% dari gaji kita bisa digunakan untuk bersenang-senang. Entah itu digunakan setiap bulannya atau di kumpulkan terlebih dahulu untuk melakukan aktifitas menyenangkan yang kita inginkan. Misalnya liburan ke luar kota atau traveling.

Supaya lebih mudah lagi, kita bisa memisahkan pos life style dengan dana yang lainnya. Pemisahan tempat untuk menyimpan dana life style ini tidak harus berbentuk rekening bank. Anda bisa memanfaatkan e-wallet gratis admin yang bisa di ambil kapanpun secara gratis pula.

Jadi setiap Anda ingin bersenang-senang, misalnya ingin belanja online, jajan enak di resto ternama dan lainnya selalu gunakan dana yang ada di dalam e-wallet ini ya. Sehingga gaji bisa terlola dengan aman, tapi tetap bisa bersenang-senang dengan nyaman.

Penutup

Semoga artikel diatas membantu Anda mengatur gaya hidup yang sesuai dengan gaji. Jangan sampai kita jatuh ke lubang yang sama ya, mengulang kesalahan yang sudah pernah kita lakukan sebelumnya dan menyesal ketika hutang sudah menggunung.

Lebih baik, mulai sekarang kita mengukur dan menimbang kembali bagaimana cara kita mengelola gaji. Supaya gaya hidup kita sesuai dengan kemampuan yang kita miliki saat ini. Ingin hidup tenang tanpa di kejar hutang? Yuk perbaiki pengelolaan gaji kita mulai dari sekarang!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *