Bisnis Startup sedang Krisis, Ini Caranya Bertahan!

Bisnis562 Dilihat

Setiap entrepeneur pastinya ingin membangun bisnis yang sukses. Namun kenyataannya, membangun bisnis khususnya startup itu tidak selalu mulus. Saking ketatnya persaingan di bidang ini, ada sebuah riset yang menunjukan kalau sebagian besar bisnis startup gagal di tahun-tahun awalnya.

Apalagi pada situasi pandemik seperti tahun 2020 lalu. Startup yang tidak siap terutama secara keuangan banyak berguguran. Padahal urusan keuangan ini bisa menghujam langsung ke jantung startup yang di dirikan.

Maka dari itu, ketika sedang di ambang kegagalan tentunya kita perlu tahu apa yang perlu di lakukan dan tidak di lakukan agak situasi tidak semakin memburuk. Jadi startup enthusiast, siapkah untuk menghadapi krisis yang menghantam bisnis? Inilah beberapa tips yang bisa di lakukan!

Kenapa 90% Bisnis Startup Gagal?

kenapa bisnis startup gagal
Sumber gambar : pixabay.com/ stevepb

Sebelum berbicara lebih dalam tentang bagaimana caranya bertahan, ada baiknya kita membicarakan tentang kegagalan startup terlebih dahulu. Adakah yang bisa kita pelajari dari peristiwa lalu?

Kegagalan memang bukan untuk 100% di hindari, namun untuk di pelajari. Dengan begitu sumber daya kita lebih efisien. Tidak terjebak dalam kesalahan yang sama dan bisa lebih fokus mengembangkan kekurangan bisnis kita di sisi yang lainnya.

Jadi, penting bagi para founder startup penting sekali untuk memahami potensi-potensinya sebelum hal terburuk terjadi. Nah, berikut ini beberapa sebab yang seringkali di temukan kenapa banyak bisnis startup gagal.

Perencanaannya Tidak Jelas

Nah ini basic sekali tapi seringkali tidak disadari oleh founder. Ide yang briliant, selalu di gembar-gemborkan menjadi aspek utama kesuksesan startup. Hal itu memang ada benarnya, tapi bukan satu-satunya.

Nyatanya, banyak bisnis startup akhirnya gulung tikar dalam waktu yang cukup singkat karena ternyata perencanaannya tidak jelas. Jadi, ide yang bagus tidaklah cukup untuk mempertahankan dan mengembangkan startup. Tapi butuh rencana kongkret, misalnya saja dalam hal target pasar dan keuangan.

Bad Manajemen

Sebab lainnya yang banyak menyebabkan kegagalan bisnis startup adalah persoalan internal. Siapa lagi kalau bukan manajemen perusahaan itu sendiri. Persoalan yang seringkali terjadi adalah tim lemah dalam hal strategi sehingga membuat produk padahal kurang diminati pembeli.

Lalu dalam hal eksekusi/ implementasi, tim yang lemah biasanya juga kurang kompeten saat dilapangan. Selain itu, komunikasi yang buruk juga menjadi salah satu akar permasalahan. Ini biasanya membuat delegasi pekerjaan tidak berjalan dengan baik.

Adalagi yang sangat penting dalam manajemen, yakni persoalan keuangan. Banyak sekali startup yang gagal karena kurang bijak dalam menggunakan uangnya. Mereka kehabisan dana, walaupun berkali-kali mendapat kesempatan untuk menghasilkan uang tapi valuasinya menjadi lebih rendah.

Dalam memilih karyawan misalnya, lebih memilih orang yang dikenal ketimbang yang lebih kompeten. Alasannya adalah ingin mempekerjakan orang yang lebih dipercaya. Padahal seringkali keputusan ini menjadi keliru. Karena bisnis yang di jalankan oleh orang yang tidak kompeten hanya akan meruntuhkan bisnis Anda tanpa perlu mencuri sesuatu dari Anda.

Lemah Dalam Marketing

Marketing di sini bukan hanya sekedar strategi pelaksanaannya tapi juga mencakup pemahaman akan pasar. Sebab meskipun ide dan strateginya sudah keren tapi tidak paham apa yang di butuhkan pasar, maka inipun akan menjadi soal.

Misalnya saja perusahaan kita merilis produk dengan ide yang sangat futuristik dan out of the box. Tapi disisi lain masyarakat juga tidak percaya dan kurang minat dengan ide tersebut karena dianggap terlalu muluk.

Kembali ke strategi, jangan lupa kalau di masa awal perusahaan juga butuh pendapatan. Kebanyakan startup gagal karena menganggap kalau strategi “bakar-bakar uang” dalam marketing adalah suatu keharusan, tanpa memikirkan strategi monetisasi agar perusahaan tetap mendapatkan pemasukan.

Ada lagi permasalahan marketing yang akhirnya menjurus pada keuangan yang semakin buruk, yakni mempekerjakan terlalu banyak staff marketing dan sales. Padahal kenyataannya di masa awal, perusahaan tidak terlalu membutuhkannya karena sedang fokus mengembangkan produk dan juga memperhalus model bisnis. Oleh karena itu tidak perlu mempekerjakan staf marketing dan sales terlalu banyak.

Baca juga, Perbedaan Branding dan Marketing yang Sering Salah Difahami

Cara Menghadapi Bisnis Startup yang Sedang Krisis Keuangan

Bisnis Startup sedang Krisis
Sumber gambar : unsplash.com/ Startaê Team

Sekarang Anda sudah tahu tentang beberapa poin yang sering menjadi kegagalan startup. Membangun startup memang perlu perjuangan. Dalam masa kritis, banyak hal terpikirkan supaya kondisi tidak semakin memburuk. Namun persoalan keuangan biasanya menjadi poin yang seringkali muncul dalam pikiran.

Saat perusahaan sudah tidak punya lagi dana untuk menjalankan aktifitasnya maka inilah yang di sebut dengan bisnis yang sedang mengalami krisis keuangan. Jika kondisi ini terjadi, Anda bisa melakukan beberapa hal di bawah ini!

1. Identifikasi dan Tentukan Sumber Masalahnya

Untuk mengatasi masalah tentunya kita perlu paham betul di mana letak masalahnya. Kita perlu kenapa kita bisa berada dalam kondisi keuangan yang sedang di alami. Dalam proses mencari akar masalah, hindari perdebatan yang mengarah pada saling menyalahkan satu sama lain.

Sebab sebagai seorang profesional, kita dituntut untuk bertanggung jawab dan fokus pada solusi yang bisa di lakukan. Menilai situasi dan mengambil tindakan yang tepat. Saling menyalahkan hanya membuang-buang energi saja tanpa menyelesaikan masalah.

2. Perhatikan dan Perbaiki Orientasi Bisnis

Jika belum menemukan sebabnya, coba perhatikan kembali orientasi bisnis Anda. Apakah bisnis startup yang sedang di jalani sudah cukup seimbang?

Sebab banyak startup yang hanya terfokus pada pengembangan produk saja atau justru fokus pada kompetitornya. Hal ini bisa menyebabkan keuangan tidak terkelola secara efektif dan efisien. Betul memang, dimasa awal perusahaan sedang banyak pengembangkan produk dan juga menyesuaikan model bisnis. Namun perlu di ingat, agar perusahaan bisa bertahan cashflow perusahaan juga diusahakan harus tetap sehat.

3. Membuat Rencana Perbaikan yang Realistis

Dalam bisnis konvensional pasti kita butuh rencana, begitu juga startup. Rencana ini tidak perlu sempurna, tergantung ukuran dan juga tahapan bisnisnya. Jadi, meskipun masih tergolong masa awal kita tetap perlu sadar apa yang kita tuju dan tentunya memilih yang rencana perbaikan yang realistis.

Bahkan jika startup yang kita jalankan ini perlu di arahkan untuk memahami asumsi-asumsi dasar tentang pembuatan produk misalnya. Itu tidak masalah, yang penting perencanaan di buat sekongkrit dan serealistis mungkin agar tahu indikator dan bisa di jadikan pijakan untuk menindak lanjuti.

Misalnya membuat rencana produk bisnis yang bisa menghasilkan uang lebih cepat supaya bisa menambah pemasukan untuk mengatasi hutang saat ini. Atau bisa juga mengambil pinjaman dengan bunga yang lebih rendah, bahkan menjual perusahaan Anda untuk menutup biaya pinjaman.

Baca juga, 5 Hal yang Wajib Diperhatikan Dalam Menyusun Rencana Bisnis Bagi Pemula

4. Bertindak dengan Tegas dan Tetap Berhati-hati

Dalam kondisi krisi, waktu adalah segalanya. Kita perlu cepat mengambil tindakan sebelum semuanya berkembang menjadi lebih buruk. Kita punya sedikit waktu untuk menyelamatkan perusahaan yang kita bangun. Tapi walaupun demikian, kita juga wajib berhati-hati mengambil langkah, disinilah kecakapan seorang CEO di uji.

Jika Anda membutuhkan investor untuk memberikan pendanaan maka cepatlah hubungi mereka. Jangan menundanya. Jika Anda harus mengurangi karyawan, maka segera komunikasikan secara baik-baik mengapa tindakan ini perlu Anda lakukan. Ini juga berlaku jika Anda akhirnya memang harus menjual perusahaan untuk menutupi pinjaman.

5. Tidak Menyerah dan Terus Bekerja Keras

Memang betul kalau saat ini bisnis Anda di ambang kehancuran, hutang karena pengeluaran selama bisnis di jalankan pun tidak bisa terhindarkan. Anda pun berhak merasa stres dan frustasi. Ambilah waktu sejenak untuk merasakan dan menghadapi perasaan tersebut.

Jika sudah cukup, kembalilah menjadi profesional. Tunjukan kepada investor bahwa Anda tidak putus asa dan tetap ingin mengusahakan keberlanjutan perusahaan. Jangan menerima tawaran-tawaran terburuk dan teruslah mengarahkan diri supaya mendapat negosisasi yang lebih baik.

6. Pikirkan Soal Integrasi Bisnis atau Beralih Dulu ke Bisnis Lainnya

CEO sebenarnya wajib mengetahui berapa dana yang dimiliki perusahaan, baik untuk operasional ataupun pengembangan produk. CEO juga wajib paham bagaimana uang akan di kelola sehingga bisa menghasilkan aliran dana yang positif.

Nah, banyak investor yang menganggap kalau ide yang di tawarkan dalam sebuah startup terlalu sempit cakupannya. Sebenarnya justru jika terlalu cepat memperluas ide bisnis, maka hal ini juga bisa membunuh bisnis itu sendiri. Lebih baik, perkuat ide bisnis Anda dan coba pikirkan tentang integrasi bisnis yang lebih baik.

Anda juga bisa memulai ide bisnis baru yang profitnya bisa di gunakan untuk menyelamatkan bisnis lama. Bagaimana menurut Anda?

Ciri-ciri Startup yang Sukses

Ciri-ciri Startup yang Sukses
Sumber gambar : pixabay.com/ StartupStockPhotos

Sebelum diakhiri, ada sedikit tambahan untuk bisa menambah wawasan di saat krisis terjadi tentang ciri-ciri startup yang sukses. Dengan mengetahui apa saja cirinya, mungkin bisa menjadi pertimbangan membangun bisnis startup Anda selanjutnya. Apa saja itu?

  • Memulai dengan cakupaan pasar yang kecil. Kategori pasar tepat adalah kunci.
  • Fokus dalam menyelesaikan proyek secara berkualitas. Menyadari kapasitas tim dan tidak terbuai mengambil proyek banyak.
  • Memprioritaskan user experience yang baik. Selain menyediakan produk yang bermanfaat, produk juga mudah digunakan.
  • Memiliki budaya perusahaan yang positif. Termasuk dalam menghadapi hambatan komunikasi.
  • Memilih tim yang kompeten dan menghargai proses yang di lakukan. Misalnya dengan memberikan reward, training ataupun motivasi sehingga tim enjadi lebih produktif.
  • Orietasi kepada tujuan yang kuat tanpa melupakan proses. Setiap program memiliki indikator dan di evaluasi secara berkala.
  • Konsisten terhadap visi dan tidak mudah menyerah dalam mengatasi rintangan.
  • Memiliki saluran customer service yang baik. Hal ini tidak bisa di sepelekan, karena startup sukses nyatanya memiliki banyak pelanggan yang kembali memilih produk mereka.

Baca juga, 7 Pola Pikir/ Mindset CEO Sukses yang Membuat Bisnis Berkembang Pesat

Kesimpulan

Disisi lain faktanya memang tidak ada yang bisa benar-benar menghindari kegagalan. Bahkan kegagalan itu sepertinya memang bukan untuk di hindari sepenuhnya melainkan untuk di pelajari dan melahirkan kemajuan bahkan lompatan besar. Di dunia ini ada beribu jalan untuk gagal, tapi juga ada ribuan jalan untuk bangkit.

Jika startup memang sulit di selamatkan sebaiknya tetaplah menjalin hubungan baik dengan mantan pegawai, mitra dan investor. Karena ini bukanlah akhir dari segalanya, justru siapa tahu menjadi awal kebangkitan dan lonjakan bisnis setelah Anda siap kembali. Tapi kita semua pastinya berharap bisa menghadapi krisis keuangan yang tengah terjadi dengan baik.

Semoga beberapa tips di atas membantu Anda melewati masa krisis. Jangan putus asa dan pelajari apapun dari kondisi yang sudah terjadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *