Cara Bangun Passive Income Ala Felicia Putri Tjiasaka

Keuangan469 Dilihat

Ada yang pernah bertanya, “apa ada cara dapat uang tanpa kerja?”. Sepertinya banyak sekali dari kita yang ingin bisa fokus mengerjakan passionnya tanpa terbebani biaya sehari-hari. Anda juga sama? Ketika googling dengan pertanyaan ini, Anda mungkin akan menemukan kata Passive Income.

Untuk yang belum benar-benar memahami apa itu passive income, sebaiknya cari tahu dulu supaya tidak salah paham.

Baca yang ini, Apa itu Passive Income, Dari Mana Sumbernya dan Kapan Mulai Membangunnya

Kali ini kita akan membicarakan soal passive income, lagi. Tapi ada yang berbeda, karena cara menghasilkan passive income yang akan akan kita bahas adalah tips yang datang dari pengusaha muda, content creator dan juga investor perempuan di Indonesia. Siapakah dia?

Jika Anda suka mencari tahu konten seputar keuangan dan investasi di Youtube, Anda mungkin pernah mendengar nama Felicia Putri Tjiasaka. Selain jago main saham, perempuan asal Pontianak ini juga ternyata CFO ternakuang.com yang merupakan sebuah digital platform di bidang edutech.

Nah bagaimana sih cara membangun passive income ala Felicia Putri? Yuk kita bahas satu persatu!

1. Menghitung Pengeluaran Bulanan

Menghitung Pengeluaran Bulanan
Sumber gambar : unsplash.com/ Towfiqu barbhuiya

Ada yang masih bingung harus mulai dari mana untuk membangun passive income? Jawabannya mulai dari menghitung pengeluaran bulanan kita sendiri.

Menurut Feli, untuk membangun passive income cara awalnya mirip dengan menghitung dana pensiun. Tapi karena tujuan kita adalah untuk bisa membiayai kehidupan sehari-hari dengan penghasilan pasif, maka kita perlu menghitung dulu berapa pengeluaran kita per-bulannya. Sekarang, siapkan alat tulis dan juga kalkulator Anda!

Supaya lebih realistis, kita mungkin bisa menargetkan jumlah passive incomenya minimal bisa menutupi pengeluaran pokok saja. Biaya-biaya yang tidak terlalu wajib seperti untuk update gadget terbaru, liburan ke luar negeri, belanja baju branded dan sederet keinginan lainnya jangan dulu di masukan ke dalam perhitungan.

Sisakan saja beberapa yang benar-benar wajib (tidak bisa hidup kalau tidak di bayarkan). Misalnya biaya :

  • Makan
  • Tempat tinggal (jika ngekost)
  • Self care (sabun, shampoo, pasta gigi dll)
  • Listrik dan Air
  • Bensin/ Transportasi (dan maintanance kendaraan)
  • BPJS

Ini semua di totalkan. Kira-kira berapa jumlah yang Anda dapatkan? Pasti lebih kecil dari biasanya kan? Nah itulah target pertama penghasilan dari passive income Anda.

Sebagai gambaran, misalnya pokok pengeluaran Anda adalah Rp 5 juta perbulan. Lalu kalikan selama satu tahun :

Rp 5.000.000 x 12 bulan = Rp 60.000.000

Tentunya, biaya pokok masinng-masing dari kita bisa jadi berbeda. Simpan angka yang Anda dapatkan, karena ini akan menjadi patokan langkah berikutnya!

2. Hitunglah Aset dan Investasi

Selanjutnya kita perlu menghitung berapa sih jumlah uang yang kita butuhkan dan dimana produk investasi yang returnnya bisa menghasilkan Rp 60 juta per-tahun.

Misalnya saja kita mau menaruh uang di deposito yang return bersih setelah pajaknya adalah 5%. Ternyata kita harus punya Rp 1,2 miliar untuk menghasilkan bunga deposito sebesar Rp 60 juta per-tahun. Nah, bunga dari deposito inilah yang akan membiayai kehidupan Anda sehari-hari (pokoknya saja). Sehingga Anda tetap bisa hidup ‘tanpa perlu bekerja’.

Bagaimana dengan Anda? Berapa dana yang Anda butuhkan setelah menghitungnya? Caranya ternyata sederhana, hanya perlu sadar berapa pengeluaran pokok berbulannya. Kalau Anda juga belum punya kebiasaan sehat dalam keuangan, coba baca juga artikel di bawah ini!

Baca, 8 Cara Supaya Gaya Hidup Sejalan Dengan Gaji

Begini formula untuk mencari tahu berapa dana yang harus di kumpulkan untuk membangun passive income :

Pengeluaran Per-bulan x 12 bulan / % return investasi

Tapi tunggu, sebenarnya ini saja tidak cukup! Yuk baca poin ketiga!

3. Hitung Juga Inflasi

Cara menghasilkan passive income Hitung Juga Inflasi
Sumber gambar : unsplash.com/ Sarah Kurfe

Sayangnya dunia ini terus berubah. Begitu juga dengan mata uang kita yang pasti akan mengalami inflasi (penurunan nilai mata uang). Anda bisa merefleksikan, daya pembelian menggunakan uang Rp 100.000 pada tahun 2000-an dan pada hari ini pasti berbeda bukan?

Ini karena adanya inflasi. Jika kita check di BPS, rata-rata tingkat inflasi 5 tahun terakhir adalah sebesar 4% per-tahunnya. Nah hubungannya dengan formula di atas, kita harus memasukan angka inflasi ini juga ke dalamnya. Sehingga formulanya menjadi seperti ini :

Pengeluaran perbulan x 12 bulan / (% return invest- % inflasi)

Baiklah, kalau kita masukan asumsi kebutuhan pengeluaran pokok kita sebesar Rp 5 juta dengan menggunakan rumus di atas menjadi maka dana yang kita butuhkan menjadi Rp 6 miliar.

Wow, bertambah besar ya!

Sebagian dari kita mungkin menghela nafas, “sampai kapan bisa mengumpulkan dana sebanyak itu biar dapat passive income?” Usia seumur hidup saja sepertinya tidak akan cukup untuk bisa mengumpulkannya.

4. Pilih Instrumen Investasi yang Returnnya diatas Deposito

Feli sendiri tidak menyarankan untuk memilih deposito sebagai instrumen untuk mendapatkan passive income. Bagi sebagian dari kita yang masih berusia 20-30 tahunan nilai ini pasti sangat berat sekali. Kecuali kita memang berasal dari orang yang kaya yang punya aset besar.

Oleh karena itu kita perlu lebih creative dalam menempatkan dana untuk membangun passive income ini. Supaya bisa mendapat return yang lebih tinggi dan tidak perlu menghasilkan dulu aset sebanyak itu untuk mendapatkan passive income.

MIsalnya saja Anda bisa memilih :

  • Reksadana pendapatan tetap yang returnnya sekitar 8% pertahunnya
  • P2P lending yang returnnya sekitar 12-13% per-tahun
  • Atau mungkin membuka bisnis franchise yang sudah cukup kuat dalam menghasilkan return

Bagaimana dengan saham? Saat ini banyak sekali orang-orang yang rajin beli saham. Salah satu tujuannya karena ingin dapat passive income katanya.

Menurut Feli, justru menempatkan dana untuk mendapatkan passive income lewat saham itu kurang tepat. Karena saham termasuk instrumen investasi beresiko tinggi. Sedangkan untuk mendapatkan passive income perlu memilih instrumen yang lebih rendah resikonya.

5. Mencari Sumber-sumber Pemasukan Untuk Membangun Passive Income

Mencari Sumber-sumber Pemasukan
Sumber gambar : unsplash.com/ Igal Ness

Setelah menghitung dengan formula di atas, mungkin masing-masing dari kita akan mendapatkan angka yang fantastis. Pertanyaannya, dari mana kita bisa dana sebesar itu?

Menurut Feli, ada 2 cara untuk bisa menghasilkan income :

Yang pertama, secara vertikal atau bertambah kedalam. Maksudnya bagaimana?

Income secara vertikal adalah income yang berasal dari pekerjaan utama kita saat ini. Bagaimana caranya agar kita bisa menambah ilmu dan meningkatkan skill. Supaya kita bisa mendapatkan promosi dan kenaikan gaji.

Misalnya kita bekerja di bank dengan gaji Rp 5.000.000 per bulan. Coba cari tahu bagaimana caranya agar kita bisa upgrade gaji ke angka Rp 8 juta atau Rp 10 juta per-bulan. Secara umum, pastinya kita harus upgrade juga skillnya. Nah, kita bisa ambil pelatihan-pelatihan untuk menambah ilmu dan kapasitas skill kita.

Kabar baiknya, jenis income ini biasanya bisa kita dapatkan tanpa ada batasan. Gaji Rp 5 juta kita bisa naik berapapun yang kita mau. Tapi sayangnya, proses menambah income dengan cara ini cukup panjang. Jadi butuh kesabaran, energi dan waktu yang di curahkan.

Selain menambah income secara vertikal, kita juga bisa menambah income secara horizontal loh atau bertambah kesamping!

Inilah yang di sebut dengan side hustle (pekerjaan sampingan).

Sebagai contoh, ada seorang profesional yang kerja di bank dengan gaji Rp 5.000.000 per bulannya. Kemudian dia mencoba menambah penghasilan di waktu luangnya dengan membuka pre-order kue ketika weekend yang bisa menghasilkan Rp 3 juta/ bulan. Nah, coba Anda cari tahu apa saja yang orang-orang butuhkan sekarang kemudian cocokan dengan kemampuan yang Anda miliki.

Selain itu, di jaman seperti saat ini penting sekali untuk memiliki digital asset. Dengan begitu Anda bisa menjangkau pelanggan yang lebih banyak. Anda bisa membuka toko online di berbagai platform yang tersedia saat ini.

Jenis income secara horizontal ini memang cepat untuk mendapatkan aset, tapi terbatas. Karena sekali lagi, berbicara tenaga dan waktu yang kita miliki.

Bonus : Ide Untuk Mengumpulkan Aset

Sebelum di akhiri, PR kita yang paling besar biasanya adalah bagaimana cara mengumpulkan aset agar bisa menghasilkan passive income. Nah berikut ini adalah beberapa ide yang bisa Anda lakukan!

Menjadi Content Creator

Saat ini membuat konten bisa menambah penghasilan Anda. Anda bisa mulai membuat konten berdasarkan keahlian yang Anda tekuni. Misalnya saja Anda bekerja di dunia perbankan, maka Anda bisa membuat konten di Youtube, blog, medsos atau e-book dan memonetisasi konten buatan Anda dengan berbagai cara.

Cara ini sebenarnya bisa merupakan cara mendapatkan sumber income vertikal loh! Banyak juga orang-orang yang sekarang fokus menjadi fulltime content creator juga. Sebab ada banyak cara untuk mengembangkan platform dan menghasilkan dari sana.

Freelancing

Apapun pekerjaan utama Anda, coba pikirkan apa masih memungkinkan untuk mengambil pekerjaan freelancer di luar jam kantor?

Jika ya, maka fee dari freelancing ini bisa menambah penghasilan Anda. Apalagi jika Anda memilih jenis pekerjaan freelance yang masih sesuai dengan pekerjaan utama Anda. Hal ini bisa juga menjadi portofolio Anda yang bisa menambah nilai dalam karir profesional.

Membangun Bisnis

Ide yang ketiga untuk meningkatkan income adalah dengan berbisnis. Banyak sekali anak-anak muda yang sukses dari berbisnis. Baik itu bisnis barang ataupun jasa. Tinggal sesuaikan saja kadarnya, apakah bisnis adalah bagian dari cara vertikal ataukah horizontal Anda?

Baca juga, 26 Contoh Usaha Sampingan Menambah Penghasilan Tahun 2021

Penutup

Passive income sejatinya bukanlah cara ‘instant’ seperti pesugihan yang membuat kita bisa kaya tanpa berusaha. Untuk memiliki sejumlah dana yang terus mengalir nantinya tanpa harus bekerja 9 to 5, tentu memerlukan kerja keras dan juga strategi.

Mulai dari mengetahui berapa pengeluaran pokok bulanan kita, menghitung dana yang di perlukan untuk 1 tahun, memilih instrumen investasi yang tepat sampai dengan meningkatkan income.

Memang tidak ada yang instant, tapi memiliki passive income juga bukanlah hal yang tidak mungkin. Jadi, di tahun berapa nihAnda menargetkan punya passive income?

Nah Anda tidak bingung lagi harus mulai dari mana dan lebih semangat membangun passive income Anda. Semoga tips ala Felicia Putri di atas bermanfaat. Selamat mempraktikannya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *