ORI Obligasi Ritel Indonesia (Cara Investasi Aman, Bunga Kupon Tinggi)

Investasi470 Dilihat

Ketika sedang mencari instrumen keuangan untuk investasi, Anda mungkin akan menemui ORI (Obligasi Ritel Indonesia). ORI (Obligasi Ritel Indonesia) sebuah cara investasi aman, bunga kupon tinggi.

ORI merupakan salah satu jenis instrumen investasi di pasar modal berupa Surat Berharga Negara (SBN). Banyak orang menggunakan ORI untuk investasi skala menengah ataupun jangka panjang.

Karena selain returnnya yang lebih tinggi dan bisa di terima tiap bulan, daya tarik investasi ORI yang lain adalah pajak kuponnya yang tergolong lebih rendah dari pada pajak deposito.

Pergerakan ORI juga cenderung tidak terlalu fluktuatif dan juga aman. Nah, apakah Anda juga tertarik investasi ORI? Jika ya, yuk kita bahas secara rinci mengenai instrumen investasi yang satu ini!

Mengenal ORI

Bagi Anda yang belum begitu familiar dengan ORI ataupun makna obligasi itu sendiri mungkin masih bertanya-tanya, apa sih ORI itu sebenarnya? Siapa yang menerbitkannya? Berapa minimal investasinya, dsb. Baiklah, sekarang kita akan membahasnya.

ORI (Obligasi Ritel Indonesia) adalah salah satu alternatif pembiayaan APBN yang di lakukan Pemerintah Indonesia dengan cara mengeluarkan SBN (Surat Berharga Negara).

Jadi singkatnya, surat bergharga itu adalah hutang. Karena seperti yang kita tahu, Pemerintah sebenarnya sudah lama menggunakan hutang sebagai salah satu cara untuk membiayai APBN.

Nah, selain dari IMF atau lembaga lainnya pemerintah juga mengambil hutang kepada masyarakatnya. Inilah yang di sebut sebagai obligasi.

Obligasi ini merupakan surat yang menunjukan sebuah pihak berhutang pada pihak lainnya dengan kesepakatan bahwa pokok hutang akan di bayar beserta bunganya dalam jangka waktu tertentu.

Penting untuk Anda ketahui, bahwa ORI ini adalah investasi SBN yang dilakukan dalam mata uang Rupiah. Tapi sebenarnya pemerintah juga mengeluarkan SBN lain jika Anda ingin berinvestasi dengan menggunakan mata uang asing, yakni Obligasi Negara Valas.

Sumber Keuntungan Investasi ORI

Pertanyaan selanjutnya yang mungkin di pertanyakan oleh Anda yang tertarik dengan ORI adalah seputar keuntungan.

Tentu saja tujuan utama dalam berinvetasi juga berbicara tentang keuntungan. Lalu dari mana kita bisa mendapatkan keuntungan investasi ORI?

Anda bisa mendapatkan potensi keuntungan dari berinvestasi ORI melalui 2 jalur. Pertama adalah lewat kupon bunga dan yang kedua adalah melalui capital gain. Apakah itu?

1. Kupon Bunga dan Tenor ORI

Anda bisa mendapatkan keuntungan investasi ORI, salah satunya dari kupon bunga yang di bayarkan tiap bulannya dengan bunga tetap.

Karena jumlah kupon bunga ini tidak terpengaruh fluktuasi pasar alias jumlahnya tetap dan di bagikan secara rutin.

ORI mulai di terbitkan sejak tahun 2006 hingga 2020. Jadi sudah ada banyak seri ORI yang di terbitkan pemerintah, dan setiap kali menerbitkan ORI (Obligasi Ritel Indonesia) pastinya pemerintah akan mencantumkan berapa persen bunga dari kuponnya.

Baca juga : Sukuk Wakaf, Instrumen Investasi Sosial Dari Pemerintah Indonesia

Besaran bunga tersebut biasanya berbeda-beda pada tiap seri ORI yang telah di terbitkan. Begitu juga tenornya, tapi rata-ratanya sekitar 3-5 tahun.

Jika di runtut, inilah seri ORI, tenor dan jumlah bunga pertahunnya :

Seri ObligasiBunga/Tahun (%)Tenor
ORI00112,05%3 Tahun
ORI0029,28%3 Tahun
ORI0039,40%4 Tahun
ORI0049,50%4 Tahun
ORI00511,45%5 Tahun
ORI0069,35%3 Tahun
ORI0077,95%3 Tahun
ORI0087,30%3 Tahun
ORI0096,25%3 Tahun
ORI0108,50%3 Tahun
ORI0118,50%3 Tahun
ORI0129,00%3 Tahun
ORI0136,60%3 Tahun
ORI0145,85%3 Tahun
ORI0158,25%3 Tahun
ORI0166,80%3 Tahun
ORI0176,40%3 Tahun
ORI0185,70%3 Tahun

Perlu di ingat, bahwa bunga pada kupon ini akan di potong Pph final 15%. Tapi ini lebih rendah dari pada pajak deposito yang bisa sampai 20%.

Jadi untuk memastikan apakah bunga yang di peroleh sudah di atas rata-rata inflasi, maka Anda perlu menghitung terlebih dahulu besaran bunga kupon ORI dikurangi Pph final tadi dan membandingkannya dengan inflasi.

2. Capital Gain

Potensi keuntungan yang kedua dari ORI adalah lewat kenaikan harga di pasar modal (BEI). Inilah yang membedakan ORI dan deposito.

ORI memang memiliki batasan tenor pencairan seperti halnya deposito. Tapi deposito tidka bisa di jual di pasar modal sedangkan ORI tetap bisa Anda jual sebelum masa tenornya berakhir di BEI.

Pencairan ORI sebelum masa tenor berakhir lewat BEI, bisa lebih tinggi dari harga awal pembelian atau sebaliknya.

Jika lebih tinggi maka Anda akan mendapatkan keuntungan (capital gain) tapi jika harganya lebih rendah maka Anda akan merugi (capital loss).

Jadi sebelum Anda memutuskan menjual ORI di pasar sekunder, baiknya memperhatikan terlebih dahulu harganya.

Jumlah Minimum dan Tenor Obligasi ORI

Berapa jumlah minimum yang perlu kita siapkan jika ingin investasi ORI?

Jika melihat berdasarkan tujuan di terbitkannya, minimum pembelian ORI (Obligasi Ritel Indoneisa) tidak boleh terlalu mahal agar bisa di jangkau oleh pasar ritel yakni masyarakat umum. Jadi biasanya minimum investasi ORI bisa di mulai dari Rp. 1 juta sampai dengan Rp. 5 juta.

Selanjutnya Anda harus membeli dengan angka kelipatannya. Angka ini juga sama dengan rata-rata minimum deposito di bank.

Jadi dengan angka minimum tersebut di harapkan masyarakat mampu menjangkaunya tanpa kesulitan yang berarti.

Resiko Investasi ORI

Banyak orang menyebutkan bahwa ORI merupakan investasi tanpa resiko gagal bayar. Hal ini memang ada benarnya, karena UU Surat Utang Negara telah menjamin pembayaran ORI sampai jatuh tempo yang mana dana sudah di anggarkan dalam APBN.

Baca juga : Apa Itu Valuta Asing? Pengertian Pasar, Kurs dan Trading Valas

Tapi sebenarnya tidak ada investasi yang tanpa resiko sama sekali. Sekalipun investasi yang tingkat keamanannya tinggi seperti ORI, tetap saja resiko tersebut tetap ada di antaranya :

1. Resiko Capital Loss, yakni jika harga ORI di pasar sekunder edang turun lalu kita menjualnya sebelum jatuh tempo. Jika yang terjadi demikian, maka kita akan mengalami kerugian (Capital Loss). Namun hal ini bisa di hindari jika kita sebagai pemilik ORI tidak menjualnya di pasar sekunder dan menunggu jatuh tempo dengan menndapatkan 100% pelunasan pokoknya.

2. Resiko Likuiditas bisa di katakan sebagai potensi kesulitan penjualan yang bisa di alami oleh investor ketika sedang membutuhkan pencariran dana dengan menjual ORI di pasar sekunder. Tapi sebenarnya selain di jual, ORI juga bisa di jadikan jaminan pinjaman di bank ataupun lembaga keuangan lain, dan jaminan transaski efek.

Cara Investasi ORI

Sampai disini, apakah Anda masih tertarik untuk berinvestasi menggunakan ORI?

Kita pastinya ingin investasi secara aman dan mendapatkan kupon bunga yang sesuai harapan. Bagaimana caranya?

1. Tentukan Tujuan dan Skala Investasi

Sebelum membeli ORI, ada baiknya jika Anda memastikan dulu tujuan investasi dan skala investasi Apakah jangka pendek, menengah ataukah jangka panjang.

Jika investasi yang Anda lakukan di peruntukan untuk tujuan keuangan di atas 5 tahun (jangka panjang), lebih baik pilih instrumen investasi yang returnnya lebih tinggi walaupun resikonya juga tinggi seperti saham.

Tapi jika tujuan investasinya jangka menengah yang mana Anda mengharapkan return yang stabil maka ORI bisa menjadi salah satu alternatif pilihan.

Nah hal ini juga berlaku juga jika tujuan invetsasi Anda adalah jangka pendek. Maka ORI kurang bisa di rekomendasikan. Misalnya saja Anda punya tujuan keuangan dalam 1 tahun.

Ini artinya ORI harus di jual sebelum habis masa tenornya. Jika hal ini terjadi, Anda perlu siap dengan resiko harus menjual ORI di pasar sekunder sekalipun harganya lebih rendah. Tentu saja, ini meningkatkan potensi kerugian bukan?

2. Usahakan Mengikuti Tenor Sampai Selesai

Masih berhubungan dengan poin pertama, yakni tentang tenor. Jika Anda membeli ORI, usahakanlah memegangnya sampai habis tenor. Paling tidak ORI ini cocok untuk tujuan keuangan yang ingin di raih 3-5 tahun kedepan.

Baca juga : Pengalaman Investasi Reksadana di Aplikasi Ajaib : Review Pemula

Sehingga sekali lagi, sebelum membeli ORI, coba pastikan kembali tujuan keuangan yang ingin di capai dengan pembelian ORI tersebut. Jika jangka waktunya terlalu pendek atau panjang maka ORI bisa jadi kurang cocok untuk Anda.

3. Pilih Bank & Agen Penjual ORI Resmi

Sudah menentukan tujuan dan jangka waktu investasi? Siap membeli ORI Anda? Kalau iya, maka Anda bisa membeli ORI secara online atau pun offline dengan mudah lewat :

  • Bank. Saat ini sudah banyak sekali bank yang menyediakan akses pembelian ORI lewat fasilitas mobile bankingnya. Jika Anda menjadi nasabah salah satu bank, coba cek mobile banking Anda. Biasanya ada menu khusus untuk investasi obligasi yang mana salah satunya adalah ORI.
  • Fintech Reksadana. Selain melayani transaksi reksadana, fintech ini juga menyediakan transaksi pembelian ORI. Misalnya saja Bibit, Tanam Duit dll.
  • Perusahaan Sekuritas. Anda juga bisa membeli ORI di perusahaan-perusahaan sekuritas seperti MOST
  • Perusahaan P2P seperti Investree.

4. Perhatikan Persyaratan Pembelian ORI

Umumnya syarat untuk bisa membeli ORI hanyalah KTP, memiliki SID (Single Investor Identification), rekening tabungan pendanaan dan juga rekening tabungan efek.

Jika Anda belum memiliki SID dan rekening efek, Anda harus mencari tahu lewat agen penjual yang Anda pilih. Secara umum, untuk membeli ORI Anda perlu melakukan :

  • Registrasi. Anda bisa melakukan registrasi sebelum jadwal penerbitan ORI melalui fasilitas yang dis ediakan agen penjual. Ikuti saja petunjuk resgitrasinya
  • Lakukan pemesanan ORI. Setelah Anda terdaftar lewat agen penjual obligasi resmi, maka Anda sudah bisa melakukan pemesanan ORI. Tentunya pemesanan di lakukan sesuai dengan batas masa pemesanannya.
  • Bayar ORI yang telah di pesan. Jika pemesanan ORI sudah terverifikasi oleh sistem maka Anda akan di berikan kode pembayaran lewat email ataupun sms. Anda bisa membayar sesuai jumlah yang tertera melalui berbagai sistem pembayaran seperti ATM, mobile banking dll

5. Cari tahu Jadwal Penerbitan ORI

Untuk Anda yang berminat membeli ORI, maka Anda perlu mencatat jadwal penerbitan SBN ORI dari pemerintah. Karena biasanya ORI memiliki masa batasan pemesanannya tersendiri.

Baca juga : Inilah 5 Investasi Terbaik Saat Bunga Acuan BI Turun

Jadi kalau melebihi waktu yang di tentukan maka tidak bisa mememsan seri ORI tertentu yang telah di terbitkan. Anda bisa memantau jadwalnya lewat situs Kemenkeu ataupun fasilitas yang di sediakan oleh agen penjual ORI seperti yang telah di jelaskan sebelumnya.

Penutup

Nah, itulah ulasan mengenai ORI (Obligasi Ritel Indonesia) yang memang di peruntukan agar masyarakat luas bisa mengaksesnya. Anda tertarik membeli ORI? Pastikan melakukan registrasi dan mencatat jadwal penerbitannya ya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *