Berhutang Untuk Kebutuhan Lebaran? Perhatikan Dulu 5 Hal Ini!

Keuangan441 Dilihat

Berhutang Untuk kebutuhan Lebaran? Apakah Anda kenal dengan seseorang yang sering berhutang setiap menjelang lebaran? Atau malah justru, Anda sendiri yang suka mengambil pinjaman online untuk modal lebaran? Hmm… jika ya coba simak 5 hal di bawah ini sebelum melakukan pinjaman supaya setelah lebaran keuangan Anda tetap aman!

Lebaran tahun ini memang akan sedikit berbeda dengan 1-2 tahun sebelumnya. Tahun ini kita sudah bisa kumpul untuk berbuka puasa bersama, bahkan mudik ke kampung halaman dengan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Jika dipikir-pikir, hal ini memiliki sisi positif maupun negatifnya.

Positifnya, kita bisa melepas rindu dan merasakan kembali hangatnya suasana kekeluargaan di hari raya. Tapi tentu saja hal ini akan berpengaruh pada pengeluaran kita.

Bukan hanya budget untuk pulang kampung, tapi juga baju baru, kendaraan baru sajian hari raya hingga perabotan rumah baru juga menjadi checklist yang tidak terlupakan untuk menyambut hari lebaran. Tak heran, biasanya lebaran identik dengan pengeluaran yang membengkak.

Oleh karena itu, untuk menyiapkan modal lebaran, sebagian orang memutuskan untuk berhutang. Apalagi saat ini paylater ataupun pinjaman online bisa di dapatkan dengan mudah. Namun jangan lupa, bahwa hutang tetaplah hutang yang nantinya harus Anda bayar.

Bolehkah Berhutang Untuk Modal Lebaran?

Sebenarnya, berhutang untuk modal lebaran adalah sesuatu yang sebaiknya dihindari menurut para financial planner. Sebab, modal lebaran merupakan jenis hutang konsumtif dimana kita hanya ‘mengeluarkan’ dan tidak ada potensi timbal balik seperti halnya modal usaha. Artinya, pasca mudik nanti, kita akan dihadapkan dengan kewajiban untuk melunasi hutang.

Lalu bagaimana, apakah tidak usah beli baju, tidak usah membuat hidangan khas lebaran, tidak usah membeli perabotan baru atau pulang kampung?

Bagi banyak masyarakat Indonesia, hal tersebut pasti tidak mudah. Bahkan ada juga yang beranggapan, ada atau tidak ada budget yang penting harus pulang kampung. Nah, sebenarnya tidak apa-apa berhutang untuk modal lebaran, tapi pastikan Anda memperhatikan 8 poin di bawah ini!

1. Menyiapkan Kebutuhan Lebaran dengan Membuat Skala Prioritas

Berhutang Untuk Kebutuhan Lebaran
Gambar : unsplash.com/ J Kelly Brito

Sebelum berhutang untuk modal lebaran, pastikan Anda membuat skala prioritas terlebih dahulu. Hal ini sangat penting supaya dalam menggunakan uang untuk keperluan hari raya nanti keuangan tidak amblas. Anda bisa memulai dengan membuat list semua hal yang dirasa perlu di beli untuk lebaran beserta rinciannya. Misalnya saja :

NoItemHarga
1Baju baru ibu, ayah, adeRp 1 juta
2THR untuk nenek, kakek dan saudaraRp 1,5 juta
3ZakatRp 500 ribu
4Hidangan lebaran
(kue, camilan, lontong kari, buah)
Rp 500 ribu
5Ongkos pulang kampung
(pakai mobil pribadi)
Rp 700 ribu
6Uang daruratRp 1 juta
7Permak rumah
(cat rumah, TV baru, kursi baru, tanaman hias)
Rp 5 juta
8Ke klinik kecantikan untuk perawatan kulit (ibu)Rp 1 juta
TOTALRp 11,2 juta

Sudah membuat list? Sekarang, langkah selanjutnya adalah mengadu setiap poin yang ada. Anda harus memilih salah satu. Misalnya saja kita mulai dengan poin nomor 1, yaitu baju ibu, ayah dan ade jika di bandingkan dengan THR untuk nenek dan saudara-saudara Anda akan memilih yang mana?

Ternyata poin 2 lebih penting, maka poin 1 dan 2 bertukar ranking. Sekarang, poin 2 naik menjadi ranking 1. Lalu selanjutnya adu lagi poin 1 dengan poin 3 dan lakukanlah hal yang sama sampai Anda menemukan deretan prioritas yang sebenarnya.

2. Pisahkan Mana yang Keinginan dan Kebutuhan Lebaran

Untuk menguji skala prioritas yang sudah kita buat sebelumnya, cobalah untuk menghayati mana hal-hal yang merupakan kebutuhan dan keinginan semata. Tanyakan kepada diri sendiri, apakah hal-hal yang sudah Anda list adalah kebutuhan ataukah hanya keinginan saja?

Bagaimana cara mengidentifikasinya?

Anda bisa mempertanyakan apakah urgensinya. Apa alasan Anda membeli barang tersebut, apa fungsinya untuk kehidupan Anda dan apa efeknya jika Anda tidak membeli?

Jika Alasannya karena barang tersebut lucu, warnanya matching dengan rumah, harganya murah atau justru tidak bisa menjawabnya dengan berdalih “enggak apa-apa”, itu tandanya Anda sedang membeli berdasarkan keinginan saja.

Nah supaya lebih jelas, Anda bisa memperhatikan perbedaan antara keinginan dan kebutuhan dari berbagai aspek dibawah ini!

Aspek yang di BandingkanKebutuhanKeinginan
SifatnyaObjektif (Mengikat/ harus)Subjektif (Tidak mengikat)
Dampak yang di harapkanManfaatKepuasaan
Tolak ukurFungsiSelera

Coba terapkan konsep diatas kepada checlist lebaran yang sudah di urutkan sebelumnya. Tandai saja dengan warna yang berbeda untuk membedakan mana yang kebutuhan dan keinginan. Lalu, jika kita sudah tahu, apa yang harus di lakukan? Apakah jika hal tersebut merupakan keinginan, maka harsu langsung di eliminasi?

Jawabannya, tidak juga. Anda hanya perlu menghitung kemampuan Anda dalam memenuhi daftar keperluan lebaran. Caranya, ikuti poin selanjutnya.

3. Siapkan Budget Lebaran di Satu Rekening dan Patuhi

Anda sudah punya data, manakah hal-hal prioritas yang perlu di penuhi untuk persiapan lebaran. Sekarang waktunya berhitung modal lebaran dengan lebih realistis. Apakah uangnya ada?

Bagi Anda yang berprofesi sebagai karyawan, biasanya Anda akan mendapatkan bonus atau THR dari kantor. Usahakan untuk tidak memakai bonus atau THR Anda sampai habis tak bersisa untuk modal lebaran saja. Jangan lupa sisihkan untuk berinvestasi.

Untuk meminimalisir kebocoran rekening atas nama modal lebaran, sebaiknya pisahkan dana lebaran di satu rekening. Dimana nantinya semua kebutuhan lebaran Anda akan di ambil dari rekening itu saja. Patuhi aturan yang sudah Anda buat, jangan mencoba mencomot dana investasi karena keinginan semata.

Yang jadi pertanyaan, bagaimana jika dana yang dimiliki tidak cukup atau malah kita tidak dapat THR atau bonus apapun? Kalau begitu, sepertinya berhutang adalah jalan termudah ya?

Tunggu dulu, jangan terburu-buru.

4. Gadaikan Aset yang Dimiliki

Dibanding meminjam dari pinjaman online, lebih baik pinjam dari aset sendiri jika memang kebutuhan lebaran tersebut cukup mendesak. Kenapa?

Karena setidaknya jika nanti Anda tidak mampu membayar kembali aset yang Anda gadaikan, Anda tidak perlu was-was untuk membayar hutang konsumtif. Selain itu, pinjaman online biasanya memiliki bunga yang sangat tinggi. Jadi kenapa tidak menggadaikan aset yang Anda miliki terlebih dahulu?

Jika harga aset ternyata sedang turun terlampau rendah sehingga tidak memungkinkan untuk di jual? Harus bagaimana?

Baiklah, jika sudah ada di titik ini, berhutang mungkin bisa menjadi solusi lainnya. Tapi tetap ada syaratnya! Apa itu?

5. Berhutang Sesuai Kebutuhan

Berhutang Untuk Kebutuhan Lebaran
Gambar : unsplash.com/ Mark OFlynn

Limit pinjaman online Anda mungkin lebih bisa lebih dari Rp 5 juta, namun tetaplah berhutang sesuai kebutuhan. Jika Anda membutuhkan dana talang Rp 1 juta, usahakan untuk tetap melakukan pinjaman Rp1 juta saja. Jangan memaksimalkan limit yang dimiliki hanya karena “sayang, punya limit tinggi tapi tidak terpakai”, atau mengatasnamakan “untuk tambahan modal lebaran (padahal tidak jelas peruntukannya)”.

Jangan pernah!

Sebab godaan untuk menggunakannya dan membeli hal-hal yang di inginkan pasti sangat besar. Uang yang Anda pinjam bisa di pastikan akan habis entah kemana. Padahal hutang adalah hutang. Setelah lebaran berakhir, Anda tetap harus melunasi beban hutang sesuai dengan jumlah pinjaman.

Baca juga, Ini Lho, 7 Tips Memilih Pinjaman Online yang Benar

6. Pikirkan Cara dan Rencana Melunasi Hutang

Nah, tips selanjutnya yang harus dilakukan jika Anda memutuskan untuk mengambil pinjaman adalah memikirkan bagaimana cara melunasinya.

Biasanya pihak yang meminjamkan, entah itu bank atau paylater menawarkan tenor 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan hingga 1 tahun. Semakin lama, maka bunganya akan semakin besar. Jika memungkinkan, ambilah tenor yang paling sebentar. Namun Anda juga perlu mengukur kemampuan Anda dalam membayar, jangan sampai kebutuhan primer malah jadi tidak terpenuhi dengan baik.

Sebenarnya ada satu ide yang mungkin jarang orang pikirkan saat pulang kampung. Selama ini banyak orang yang berpikir kalau pulang kampung artinya hanya mengeluarkan uang.

Tapi sebenarnya kita bisa memanfaatkan moment ini untuk mempromosikan bisnis yang kita miliki. Coba hayati, apakah produk yang dibutuhkan masyarakat di kampung Anda?

Jika memungkinkan, Anda bisa sambil mempromosikan layanan atau produk. Hasilnya, bisa Anda gunakan untuk membayar pinjaman.

7. Pastikan Hutang Tidak Lebih dari 20% Pemasukan

Supaya keuangan Anda tetap sehat pasca lebaran, pastikan hutang yang Anda ambil tidak melebihi 20% dari pemasukan. Oleh karena itu, ketika melakukan pinjaman, hitung pula hutang-hutang Anda sebelumnnya.

Misalnya saja, Anda punya cicilan kendaraan yang harus di bayar sebesar Rp 500 ribu/ bulan selama 1 tahun. Lalu cicilan laptop Rp 1 juta/ bulan. Total cicilan Anda menjadi Rp 1,5 juta/ bulan.

Sementara itu, pemasukan Anda adalah Rp 10 juta/ bulan. Maka cicilan maksimum Anda tidak boleh melebihi Rp 2 juta. Jadi ambilah tenor yang tidak melebihi batas maksimal hutang Anda yakni sebesar Rp 500 ribu saja./ bulan.

Tapi jika bulan depan Anda mendapatkan bonus, Anda bisa mengalokasikannya langsung untuk membayar hutang tersebut. Semakin cepat hutang dilunasi maka akan semakin baik.

8. Lunasi Hutang Sesuai Rencana

modal lebaran Lunasi Hutang Sesuai Rencana
Gambar : unsplash.com/ rupixen.com

Terakhir, take action!

Setelah tahu bagaimana cara melunasi hutang yang diambil untuk modal lebaran kini saatnya membayar sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Jangan menunda-nunda dalam membayar hutang hannya karena terlihat kecil.

Sebab nantinya jumlah cicilan yang kecil tersebut akan menggunung karena bunga dan denda keterlambatan pembayaran. Jadi jika Anda menjadwalkan setiap tanggal 1 adalah tanggal membayar hutang yang digunakan untuk modal lebaran, maka langsung bayar di awal bulan.

Intinya, jangan sampai kita menyepelekan hutang sekecil apapun ya. Apalagi sebenarnya hutang konsumtif seperti modal lebaran ini tidak terlalu disarankan.

Baca juga, Perhatikan Ini yah Sebelum Belanja Dengan Paylater

Penutup

Apakah tidak boleh membeli baju baru sampai dengan perabot baru? Boleh-boleh saja kok. Namun bijaklah dalam berhutang. Jangan sampai karena memaksakan untuk punya modal lebaran sesuai keinginan, tapi akhirnya malah justru terlilit hutang.

Oleh karena itu supaya keuangan kita tetap sehat pasca mudik nanti, tidak ada salahnya untuk mencoba menerapkan beberapa tips diatas. Jadi walaupun seandaikan Anda terpaksa berhutang, Anda tetap bisa tenang karena tahu akan bisa melunasi tanpa mengorbankan kebutuhan yang lebih penting dan mengacaukan arus kas keuangan keluarga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *