Belajar Saham, Kisah Sukses Lo Kheng Hong “Warren Buffett Indonesia”

Kisah Sukses498 Dilihat

Anda sedang mencari tokoh inspirasi yang sukses pada sektor investasi saham? Mari kita belajar saham dari kisah sukses Lo Kheng Hong “Warren Buffett Indonesia”. Dalam artikel ini kita akan mengenal tokoh pelaku saham sukses yang ada di Indonesia.

Siapa dia?

Simak tulisan ini sampai habis ya! Agar kita bisa terpacu dan bisa mengikuti langkahnya dalam sukses berinvestasi saham.

Beliau adalah Lo Kheng Hong orang yang sering menjuluki beliau dengan Warren Buffetnya Indonesia lewat prestasinya yang sukses berinvestasi saham dan mengantarkannya menjadi salah-satu milyader di tanah air.

Supaya kalian lebih mengenal Lo Kheng Hong dalam pembahasan kali ini kami akan membaginya dalam sub pembahasan berikut:

  1. Siapakah “Warren Buffet Indonesia”?
  2. Contoh Kesuksesan Lo Kheng Hong
  3. Kehidupan Investor yang Bebas Keuangan.

Lo Kheng Hong: Investor yang Bebas Finansial

Belajar Saham, Kisah Sukses Lo Kheng Hong
Belajar Saham, Kisah Sukses Lo Kheng Hong

“Warren Buffett Indonesia”, demikianlah julukan Lo Kheng Hong di bursa saham Indonesia. Julukan tersebut dia dapatkan karena keberhasilannya di bursa saham dengan mempelajari strategi investasi ala Warren Buffett.

Seperti Warren Buffett, Lo Kheng Hong sukses mencapai kebebasan keuangan (Financial Freedom) hanya dengan berinvestasi saham.

Lo Kheng Hong lebih memilih menjadi investor jangka panjang dibandingkan menjadi investor jangka pendek atau trader.

Lo Kheng Hong adalah seorang value investor sukses. Beliau masih aktif berinvestasi saham. Hingga pada tahun 2012 pun, ia diketahui memiliki aset saham senilai Rp2,5 triliun.

Kisahnya kini menjadi panutan bagi orang yang ingin berinvestasi di saham.

Latar Belakang Kehidupan

Lo Kheng Hong Lahir di Jakarta, dia adalah anak sulung dari 3 bersaudara di keluarga yang sederhana. Ayahnya berasal dari Pontianak yang merantau ke Jakarta.

Lo Kheng Hong dibesarkan di keluarga yang sederhana, bahkan kurang secara Ekonomi.

Pada tahun 1979, beliau melamar kerja di Bank, dan diterima sebagai pegawai tata usaha di PT. Overseas Express Bank (OEB). Dengan gajinya, dia membiayai uang kuliahnya sendiri.

Lo Kheng Hong tidak memiliki gaji yang besar, namun dengan hidup hemat dia dapat menyelesaikan kuliah. Gajinya selalu dihemat dan ditabung ke Deposito.

Pada tahun 1989, Lo Kheng Hong mulai berkenalan dengan saham dan pasar modal. Dia membeli saham pertamanya pada usia 30 tahun. Dibandingkan Warren Buffett, Lo Kheng Hong jelas kalah umur, karena Warren Buffett memulai saham sejak umur 11 tahun.

Modal investasinya saat itu masih terbatas karena gajinya kecil. Namun baginya, hal tersebut tidak menjadi masalah, karena dia bisa menghemat uangnya untuk ditabungkan di lembar saham.

Lo Kheng Hong pun pernah merugi saat membeli saham IPO (Initial Public Offering atau Penawaran Umum Perdana). Hal itu ternyata tidak menyurutkan minatnya untuk tetap berinvestasi di saham.

Dia tidak kapok dan justru tergerak untuk lebih rajin mempelajari investasi saham secara otodidak. Hingga saat ini Lo Kheng Hong telah mengoleksi buku Warren Buffett hingga 40 buku atau lebih.

Pada tahun 1990, Lo Kheng Hong pindah kerja. Dia diterima sebagai staf pemasaran di Bank Ekonomi. Dia pun mendapat kenaikan gaji.

Lo Kheng Hong tidak menjadi boros dengan kenaikan gajinya. Gaji yang diterimanya tetap diprioritaskan untuk membeli saham.

Akhirnya pada tahun 1996, dia memutuskan untuk berhenti untuk berfokus menjadi investor saham.

Dia berani melakukan ini karena mendapatkan keuntungan lumayan dari hasil berinvestasi saham, dan dia sudah memiliki cukup pengalaman selama 7 tahun di bursa saham.

Perencanaan Keuangan Ala Lo Kheng Hong

Lo Kheng Hong orang yang sangat hemat. Kesehariannya, dia hanya memakai mobil Mitsubishi Minicab 700cc, yang murah.

Prinsipnya dalam memilih mobil yaitu: ”Beli mobil cukup yang seharga sepeda motor, yang penting jalannya maju”.

Lo Kheng Hong pun mengakui bagaimana tidak nyamannya ia naik mobil tersebut, Namun begitu, Lo Kheng Hong sadar bahwa dia sedang menunda kenikmatan demi sesuatu yang besar pada masa depan.

Dengan berlatih menunda kenikmatan. Lama- kelamaan hal tersebut menjadi kebiasaan atau gaya hidup.

Hal yang dapat dipelajari disini adalah, salah satu langkah penting untuk meraih kesuksesan keuangan adalah dengan belajar menikmati menunda kenikmatan.

Contoh Kesuksesan Lo Kheng Hong

Lo Kheng Hong hampir mengalokasikan seluruh asetnya di pasar modal, dan hanya menyisakan sebesar 15% saja. Di antara banyak kisah sukses investasinya ada 2 saham yang tercatat memberinya keuntungan dalam jumlah yang fantastis, yaitu UNTR dan MBAI.

1. Saham PT United Tractor Tbk (UNTR)

Lo Kheng Hong membeli saham UNTR (PT. United Tractor Tbk.) pada 1998 dengan
seluruh modalnya, saat harganya Rp250 per saham. Jumlah yang dibelinya sebanyak 6 juta lembar saham.

Ia menjualnya sekitar enam hingga delapan tahun kemudian pada harga rata-rata sebesar Rp15.000, dan menikmati keuntungan 5.900%. Dia memperoleh sebesar Rp90 miliar dari penjualan saham tersebut.

Bagaimana Lo Kheng Hong menemukan UNTR? Apakah sekadar keberuntungan, atau hasil analisis yang cerdas? Lo Kheng Hong menjelaskan alasannya membeli UNTR.

Total aset UNTR pada akhir 1998 adalah Rp3,8 triliun dengan saham beredar sebanyak 138 juta. Pada harga pasar Rp250 per saham, total kapitalisasi pasar UNTR hanya sebesar Rp34,5 miliar saja.

Padahal selama 1998, pendapatan UNTR mencapai Rp3,6 triliun, dan laba usahanya adalah Rp1 triliun. Karena inilah saat kinerjanya membaik, harga saham UNTR pun meroket mengikuti fundamental perusahaannya.

2. Saham PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI)

Pada kesempatan lain Lo Kheng Hong juga membeli saham MBAI pada tahun 2005 saat harganya Rp250 per saham sebanyak 6,2 juta lembar saham.

Ia menjualnya sekitar tahun 2011 pada harga rata-rata sebesar Rp31.500, dan menikmati keuntungan 12.500%. Dia memperoleh keuntungan sebesar Rp195,8 miliar dari penjualan saham tersebut.

PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk, merupakan perusahaan ternak ayam terbesar kedua di Indonesia (sekarang sudah merger dengan Japfa Comfeed).

Jumlah saham MBAI yang beredar di 2006 mencapai 75 juta lembar. Jadi, nilai perusahaannya adalah Rp 250 dikali 75 juta lembar, yaitu Rp18,75 miliar. Padahal laba yang dihasilkan MBAI sebesar Rp106 miliar.

Tidak banyak investor yang mengetahui hal ini, sehingga tidak banyak yang beli, akibatnya harga MBAI terlalu murah. Hasilnya setelah Lo Kheng Hong menyimpannya selama 6 tahun, harganya naik menjadi Rp31.500 dan dijualnya di tahun 2011, dia memperoleh keuntungan sebesar 12.500%

Kehidupan Investor yang Bebas Finansial

konsepsi tentang uang, hindari boros

Setelah sukses berinvestasi saham, Lo Kheng Hong menikmati hidupnya setiap hari. Dia duduk di taman rumahnya dan melakukan 3 hal, RTI: Reading, Thinking, dan Investing.

Dalam menggambarkan hidupnya sekarang, Lo Kheng Hong menyebut dirinya sebagai orang yang bebas. Ada 5 hal yang tidak dipunyainya, namun dia tidak perlu iri karenanya. 5 hal itu adalah: Kantor, Pelanggan, Karyawan, Bos, dan Utang.

Dia pun berkelakar, bahwa seluruh jajaran manajemen bekerja, beserta karyawan- karyawannya, digaji per bulan, namun yang berhak mendapat keuntungannya adalah dirinya yang merupakan Sleeping Shareholder.

Kini Lo Kheng Hong terus berusaha membagikan ilmunya dalam rangka menumbuhkan kesadaran banyak orang untuk berinvestasi.

Dia seringkali berbagi dengan anak-anak, saudara, teman dan juga para mahasiswa dengan memberi kuliah umum di berbagai universitas, serta kepada para profesional di berbagai perusahaan publik tentang manfaat berinvestasi di bursa saham.

Ingin mempunyai kisah sukses seperti Lo Kheng Hong? Yuk segera berinvestasi saham dari sekarang! Yuk Nabung Saham.