Apa Itu Gelembung Ekonomi, Bagaimana Menghindarinya?

Keuangan306 Dilihat

Istilah gelembung ekonomi atau sering juga disebut sebagai gelembung spekulatif atau gelembung keuangan. Hal ini merupakan salah satu hal yang harus diwaspadai khususnya ketika Anda berinvestasi.

Menentukan instrumen investasi memang bukanlah suatu hal mudah. Tentunya semua orang berharap bahwa instrumen investasi yang dipilih bisa mengalami peningkatan harga sehingga memberikan keuntungan di masa depan.

Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan agar Anda tidak salah dalam memilih instrumen investasi. Salah satu hal yang cukup penting dan patut diwaspadai adalah fenomena gelembung ekonomi.

Sebab fenomena ini bisa membuat nilai dari instrumen investasi yang Anda pilih jatuh sangat dalam. Sehingga bukannya mendapatkan keuntungan, Anda justru akan mengalami kerugian dalam jumlah besar.

Memahami Tentang Istilah Gelembung Ekonomi

Mengenal Istilah Gelembung Ekonomi yang Perlu Diwaspadai
Mengenal Istilah Gelembung Ekonomi yang Perlu Diwaspadai

Fenomena gelembung ekonomi sudah terjadi di banyak negara dan memiliki sejarah yang cukup panjang. Terjadinya fenomena ini membuat banyak orang mengalami kerugian dalam jumlah yang sangat besar.

Istilah gelembung ekonomi sendiri mengacu pada kondisi meningkatnya harga aset hingga menjadi tidak realistis. Selanjutnya harga aset tersebut mengalami penurunan tajam dalam waktu yang sangat cepat.

Sehingga orang-orang yang telah membeli aset di harga tinggi, mengalami kerugian akibat penurunan harga tersebut. Fenomena ini bisa terjadi pada berbagai aset seperti saham, properti dan jenis aset lainnya.

Penamaan fenomena ini mengambil dari realitas gelembung yang mudah naik ke atas. Namun dalam titik tertentu, gelembung tersebut akan pecah dalam waktu yang sangat cepat.

Hal ini menggambarkan bagaimana harga dari sebuah aset bisa melambung tinggi hingga menjadi tidak realistis. Hingga pada akhirnya nilai aset tersebut pecah dan harganya turun menjadi sangat rendah.

Istilah gelembung ekonomi sudah dikenal oleh para ahli ekonomi sebagai suatu hal yang harus diwaspadai. Sebab terjadinya fenomena ini akan memberikan pengaruh terhadap kondisi ekonomi secara makro.

Sudah banyak contoh krisis ekonomi yang disebabkan oleh fenomena gelembung ekonomi. Salah satunya seperti housing bubble yang terjadi pada tahun 2005 – 2008 di Amerika Serikat.

Pada tahun tersebut, harga rumah di Amerika Serikat mengalami peningkatan yang sangat tinggi. Hingga akhirnya pada tahun 2008, gelembung tersebut pecah dan menyebabkan krisis ekonomi.

Hingga akhirnya pemerintah Amerika harus melakukan bail out atau memberikan dana talangan untuk membantu beberapa perusahaan tetap beroperasi. Tanpa adanya dana talangan tersebut, akan terjadi PHK besar-besaran.

Memahami Beberapa Penyebab Gelembung Ekonomi

Memahami Beberapa Penyebab Gelembung Ekonomi
Memahami Beberapa Penyebab Gelembung Ekonomi

Secara umum Anda telah memahami istilah gelembung ekonomi. Bahkan fenomena ini mengacu pada pergerakan harga suatu aset yang meningkat lalu dalam suatu titik akan pecah.

Para ahli ekonomi masih belum mengetahui penyebab pasti dari terjadinya fenomena ini. Namun ada beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab dari fenomena ini yaitu sebagai berikut.

Likuiditas Berlebihan dalam Sistem Keuangan

Hal pertama yang mungkin menjadi penyebab dari gelembung ekonomi adalah likuiditas moneter berlebihan dalam sistem keuangan. Sederhananya, kemudahan dalam mendapatkan pinjaman bisa menjadi penyebab dari gelembung ekonomi.

Sekali lagi ingat bahwa istilah gelembung ekonomi mengacu pada kondisi peningkatan harga aset hingga menjadi tidak realistis. Kemudahan mendapatkan pinjaman merupakan salah satu penyebab dari hal tersebut.

Dengan mudahnya mendapatkan pinjaman, akan membuat pembelian terhadap suatu aset mengalami peningkatan. Sesuai dengan hukum permintaan-penawaran, semakin banyak permintaan akan membuat harga aset menjadi meningkat.

Pada satu titik tertentu, harga aset tersebut menjadi tidak bisa terjangkau sehingga tidak bisa dijual. Akibatnya, para pemilik aset akan melakukan penjualan dengan harga rendah.

Hal ini dilakukan agar mereka tetap masih mendapatkan pemasukan meski harus mengalami kerugian. Sebab d sisi lain, mereka masih memiliki tanggungan utang yang sangat berpotensi gagal bayar.

Perilaku Spekulatif Investor

Salah satu kemungkinan dari penyebab fenomena gelembung ekonomi adalah perilaku spekulatif investor. Sebab mengacu istilah gelembung ekonomi, bahwa sebenarnya kenaikan harga aset merupakan hal yang diharapkan.

Semakin tinggi potensi kenaikan harga sebuah aset, maka akan semakin menarik. Sebab aset tersebut diprediksi mampu memberikan keuntungan dalam jumlah yang sangat besar di masa mendatang.

Oleh sebab itu, sebuah aset yang dinilai akan memiliki harga tinggi di masa depan pasti sangat diminati. Sehingga semakin banyak investor yang berinvestasi pada aset tersebut dan membuat harganya meningkat.

Namun kenaikan harga tersebut jika tidak diiringi dengan kenaikan nilai intrinsik aset maka akan berdampak buruk. Sebab pada akhirnya, masyarakat akan sadar bahwa harga aset tersebut terlalu mahal.

Sehingga permintaan terhadap aset tersebut akan menurun yang juga akan menurunkan harganya. Maka investor yang sudah membeli aset di posisi harga mahal akan mengalami kerugian.

The Greater Fool Theory

Salah satu teori yang dinilai menjadi penyebab dari terjadinya gelembung ekonomi adalah the greater fool theory. Teori ini sejalan dengan istilah gelembung ekonomi yang menggambarkan kenaikan nilai aset secara signifikan.

Secara umum, teori ini menyebutkan bahwa kenaikan harga terjadi ketika seseorang bisa menjual suatu aset yang overprice kepada orang “bodoh”. Selanjutnya orang “bodoh” tersebut akan menjualnya kembali pada “lebih bodoh”.

Hal ini akan terus berlanjut hingga harga dari suatu aset menjadi sangat tinggi. Hingga akhirnya orang terakhir tidak bisa lagi menemukan yang “lebih bodoh” untuk membeli aset tersebut.

Sehingga gelembung akan pecah dan membuat harga aset yang tadinya sangat tinggi menjadi jatuh sangat rendah. Sehingga orang yang “lebih bodoh” terakhir akan menerima kerugian dalam jumlah besar.

Ekstrapolasi

Ekstrapolasi adalah perilaku menyamakan antara data historis di masa lalu dengan masa depan. Hal ini bisa menjadi penyebab fenomena gelembung ekonomi mengingat istilah gelembung ekonomi berhubungan erat dengan peningkatan harga.

Memang salah satu cara untuk memprediksi nilai suatu aset adalah melihat data historis. Namun data historis bukanlah satu-satunya data sebab masih ada aspek lain yang juga perlu diperhitungkan.

Perilaku ekstrapolasi tidak mempertimbangkan hal ini. Mereka hanya melihat bahwa nilai suatu aset di masa lalu bisa naik menjadi sangat tinggi yang mungkin hal ini juga terjadi di masa depan.

Pada suatu titik tertentu, para investor akan sadar bahwa aset tersebut tidak bisa memberikan keuntungan seperti di masa lalu. Sehingga terjadilah pecah gelembung ditandai dengan penurunan harga aset.

Minimnya Literasi Finansial Masyarakat

Tidak bisa diungkiri bahwa saat ini banyak orang yang mulai sadar mengenai pentingnya investasi. Sayangnya kesadaran terhadap investasi tidak diiringi dengan literasi finansial yang baik.

Padahal salah satu kemungkinan dari penyebab gelembung ekonomi adalah minimnya literasi masyarakat mengenai dunia finansial. Bahkan masih banyak orang yang belum mengetahui istilah gelembung ekonomi.

Minimnya literasi atau pengetahuan ini tentu akan mempengaruhi keputusan masyarakat dalam berinvestasi. Salah satunya adalah dalam menentukan instrumen yang tepat dan bisa memberikan keuntungan di masa depan.

Yuk Cari tahu Apa Itu Binary Option dan Alasan Menghindarinya

Masyarakat yang minim terhadap literasi finansial cenderung mengambil keputusan secara ikut-ikutan dan tanpa pertimbangan matang. Akibatnya mereka lebih mudah terjebak pada fenomena gelembung ekonomi sehingga mendapatkan kerugian di masa depan.

Tips untuk Menghindari Fenomena Ini

Tips untuk Menghindari Fenomena Ini
Tips untuk Menghindari Fenomena Ini

Setelah memahami istilah gelembung ekonomi beserta penyebabnya, tentu Anda perlu menghindari fenomena ini. Sebab kerugian yang bisa diterima akibat fenomena gelembung ekonomi bisa sangat besar.

Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk terhindar dari fenomena ini. Berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan agar tidak terjebak dalam gelembung ekonomi.

Lakukan Analisis Fundamental

Salah satu teknik di dalam investasi adalah analisis fundamental. Teknik ini dilakukan dengan memilih instrumen investasi yang memiliki nilai fundamental baik. Tentunya nilai fundamental tersebut harus sejalan dengan harga aset.

Teknik analisis fundamental biasanya dilakukan dalam pemilihan saham. Cara ini dilakukan dengan melihat kinerja perusahaan dan melakukan penilaian apakah harga saham sesuai dengan kinerja tersebut.

Namun teknik analisis fundamental bukan hanya bisa Anda terapkan pada saham. Berbagai aset lain juga memiliki nilai fundamental atau nilai intrinsik yang menjadi dasar atas harga aset tersebut.

Mengingat istilah gelembung ekonomi merupakan peningkatan nilai harga menjadi tidak realistis, maka tidak masalah selama memang peningkatan harga dapat diwajari. Artinya bahwa peningkatan harga tersebut terjadi karena nilai instrinsiknya meningkat.

Jangan Ikut-ikutan

Salah satu persoalan dari investor khususnya di Indonesia adalah takut mengambil keputusan. Sehingga banyak investor yang lebih senang untuk mengikuti langkah atau keputusan dari investor lain.

Hal inilah yang membuat grup signaling sangat laris di Indonesia karena membuat investor tidak perlu berpikir. Keputusan membeli atau menjual sebuah aset cukup mengikuti sinyal yang diberikan di dalam grup.

Padahal keputusan yang hanya mengikuti perkataan orang lain sangat rentan berdampak buruk. Sebab keputusan tersebut bisa saja salah dan memang dilakukan untuk meningkatkan harga suatu aset tertentu.

Yuk baca Perbedaan Konsep Pinjaman Syariah dan Konvensional

Orang-orang yang tidak mengenal istilah gelembung ekonomi sering dimanfaatkan untuk hal seperti ini. Ketika gelembung sudah pecah, maka tentu yang merasakan kerugian adalah diri Anda sendiri.

Tingkatkan Literasi Finansial

Meningkatkan literasi finansial merupakan keharusan untuk menghindari fenomena gelembung ekonomi. Selain mendalami tentang dunia investasi, Anda juga perlu mempelajari hal lain seperti pengelolaan keuangan dan ekonomi makro.

Sebab pada dasarnya, kegiatan ekonomi di seluruh dunia saling terhubung. Contohnya kondisi ekonomi di Amerika Serikat bisa memberikan dampak pada kondisi ekonomi negara lain termasuk Indonesia.

Selain itu sangat penting bagi Anda untuk mempelajari sejarah ekonomi yang terjadi di dunia. Sehingga Anda bisa mengambil pelajaran dari sejarah dan menggunakannya sebagai pertimbangan di masa kini.

Apalagi istilah gelembung ekonomi sendiri bukanlah hal baru. Sudah banyak sejarah dari berbagai negara di dunia yang bisa Anda jadikan pelajaran untuk bisa menghindari fenomena ini.

Hindari Keinginan Berlebih (Greedy)

Salah satu persoalan yang harus dihindari oleh para investor adalah serakah. Sebab serakah akan membuat Anda menginginkan keuntungan sebesar-besarnya hingga mengabaikan berbagai aspek yang harus dipertimbangkan.

Apalagi saat ini ada banyak instrumen investasi yang memberikan janji terlalu manis namun berakhir kerugian. Keinginan berlebih atau serakah akan mendorong Anda untuk terjebak pada instrumen investasi seperti itu.

Biasanya ketika perasaan serakah muncul, maka seseorang akan lupa dengan istilah gelembung ekonomi. Ketika melihat suatu aset yang mengalami peningkatan harga cepat, mereka ikut membelinya tanpa pikir panjang.

Akibatnya ketika gelembung pecah, mereka terjebak karena sudah membeli di harga tinggi. Bahkan lebih parahnya lagi mereka tidak bisa menjual aset tersebut sehingga kehilangan seluruh modal investasi.

Salah satu hal yang harus diwaspadai oleh para investor adalah gelembung ekonomi. Apalagi mengingat istilah gelembung ekonomi yang membuat orang-orang mengalami kerugian dalam jumlah sangat besar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *